Selasa, 05 April 2016

Kisah Nabi Yahya, a.s.




Asal-Usul Nabi Yahya, a.s.


Yahya bin Zakariyya (bahasa Arab:يحيى ) (sekitar 1 SM - 31 SM) adalah Nabi Islam yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Diyakini bahwa Yahya hidup selama 30 tahun.. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 28 M dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Namanya disebutkan sebanyak 4 kali di dalam Al-Quran dan wafat di DamaskusSyiria.


Riwayat Nabi Yahya, a.s.

Nabi Yahya tidak banyak diuraikan dalam Qur'an. Hanya dijelaskan ia dikaruniai hikmah dan ilmu semasa kanak-kanak. Ia hormat pada orang tuanya, dan tidak sombong ataupun durhaka. Ia pintar dan tajam pemikirannya. Ia beribadah siang malam sehingga tubuhnya kurus kering, wajahnya pucat, dan matanya cekung.

Di kalangan bani Israil, dia dikenal sebagai ahli agama dan hafal Taurat. Ia berani mengambil keputusan, tidak takut dihina orang, dan tidak menghiraukan ancaman penguasa dalam usahanya menegakkan kebenaran. Ia menganjurkan orang bertobat, dan sebagai tanda, ia memandikan orang yang bertobat di sungai Jordan, yang sebenarnya adalah mandi besar, dan disebut pembaptisan dalam ajaran Kristen.

Beliau membantu ayahnya dalam berdakwah dengan mengingatkan kaumnya dan para pemimpin Bani Israil yang melanggar hukum Taurat. Ia sangat berani menegakkan kebenaran dan menerapkan hukum agama dengan tegas. Ia juga selalu menganjurkan agar kaumnya yang berdosa segera bertaubat. Pertaubatan ini ditandai dengan dipermandikan atau dibaptiskan di sungai Yordan. Karena itu, Yahya dijuluki al-Ma'madan (Pembaptis). Hingga sekarang, upacara pembaptisan ini masih dilakukan oleh umat Kristiani.
Sebelum kelahiran Yahya, 
Nabi Zakaria sudah diberitahu tentang putranya yang akan membenarkan Firman Allah SWT mengenai kedatangan Nabi Isa AS : “Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya) : “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh”. (QS. Ali Imran :39). Di kemudian hari Nabi Yahya yang membaptis Nabi Isa AS dan membenarkan risalah atau syariat yang dibawanya. Namun Nabi Yahya tidak sempat ikut membela risalah itu karena tewas dibunuh oleh Raja Herodus.

Yahya Menentang Herodes

Nabi Yahya AS hidup pada saat Yerussalem berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi (4 SM - 39 M) dengan Herodus sebagai penguasa setempat. Suatu ketika Raja Herodus berencana menikahi anak tirinya, Herodia. Tapi Yahya mengetahui rencana itu. Maka ia segera mengeluarkan fatwa larangan, karena menurut hukum Taurat, anak tiri haram dinikahi. Tapi Herodia tidak ingin pernikahannya gagal. Maka ia meminta Raja Herodus membunuh Yahya. Raja Herodus segera menangkap Yahya dan memasukkannya ke penjara. Akhirnya Yahya dibunuh oleh Raja Herodus untuk memenuhi permintaan kekasihnya itu.


Pada masa itu, Herodes seorang penguasa Palestina merencanakan akan menikah dengan kemenakannya sendiri yaitu Hirodia. Hirodia sendiri merasa senang jika diperistri oleh seorang raja. Yahya melarang pernikahan ini karena bertentangan dengan syariat kitab Taurat dan Zabur. Seluruh istana pun gempar, mereka setuju dengan pendapat Yahya. Sehingga membuat raja menjadi malu dan murka, kemudian ia dan Hirodia berusaha mencari jalan untuk membungkam mulut Yahya dengan cara apapun. Dikisahkan bahwa Yahya belum pernah menikahi seorang wanita, karena dia sudah terbunuh di usia muda dan dianggap sebagai nabi yang telah mati syahid. Ia mati syahid karena telah dipenggal oleh sang raja atas keinginan keponakannya tersebut.

Di dalam Al-Quran Nabi Yahya AS tidak banyak diceritakan, hanya dijelaskan beliau dikaruniai hikmah dan ilmu semasa kecil. Beliau hormat pada orang tuanya, dan tidak sombong atau pun durhaka. Beliau pintar dan tajam pemikirannya, beribadah siang malam. Di kalangan bani Israil, beliau dikenal sebagai ahli agama dan hafal Taurat.

Nabi Yahya, a.s. dalam Qur'an

Menurut Qur'an, Yahya atau Yohanes (dalam Kristen) adalah anak Zakariya, dan kelahirannya dikabarkan oleh Malaikat Jibril. ([Qur'an Surat Maryam/19:7]

7. Hai Zakaria, Sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan Dia.

Yahya diberi hikmah semenjak masih kanak-kanak (Qur’an Surat Maryam/19:12)


12. Hai Yahya, ambillah [899] Al kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. dan Kami berikan kepadanya hikmah [900] selagi ia masih kanak-kanak,

[899] Maksudnya: pelajarilah Taurat itu, amalkan isinya, dan sampaikan kepada umatmu.

[900] Maksudnya: kenabian. atau pemahaman Taurat dan pendalaman agama.

Dia mematuhi orang tuanya dan bukan orang sombong lagi durhaka ([Qur'an Surat Maryam/19:13]).

13. dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). dan ia adalah seorang yang bertakwa,

Yahya dipuji di dalam Quran dan Allah memberkahi hari ketika dia dilahirkan. ([Qur'an Surat Maryam/19:15]).

15. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.

Yahya disebut sebagai orang yang benar, mulia. ([Qur'an Surat Al-An’am/6:85],
85. dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. semuanya Termasuk orang-orang yang shaleh.

Ia diutus untuk menyampaikan firman Allah (Qur;an Surat Ali Imran/3:39).
39. kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat[193] (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi Termasuk keturunan orang-orang saleh".
[193] Maksudnya: membenarkan kedatangan seorang Nabi yang diciptakan dengan kalimat kun (jadilah) tanpa bapak Yaitu Nabi Isa a.s.

Kisah Nabi Yahya AS Saat berdialog dengan Iblis

Pada suatu hari, datanglah iblis menghadap Nabi Yahya as dan dia berkata :
Ø Iblis : "Wahai Nabi Yahya, aku ingin memberimu nasehat".
Ø Nabi Yahya AS : "Kamu berdusta. Kamu jangan menasehati aku, tetapi beritahukan kepadaku tentang anak cucu Nabi Adam AS”.
Ø Iblis : "Anak cucu Adam itu menurut asal ada tiga golongan, yaitu:

(1) Golongan yang paling keras terhadap golongan kami, Bila saya menemukan kesempatan untuk menggoda- nya, maka kesempatan itu tidak bisa saya manfaatkan sehingga kami tidak memperoleh apa-apa dari mereka.
(2) Golongan yang kami kuasai, Mereka ini ditangan kami tidak ubahnya seperti bola di tangan para anak-anak kami yang kapan saja bisa dimainkan. Kami puas atas mereka.
(3) Golongan orang-orang seperti Anda, Mereka ini oleh Allah SWT dilindungi sehingga saya tidak dapat menembus mereka.

Ø Nabi Yahya as : "Kalau begitu, apakah kamu mampu menggoda saya ?"
Ø Iblis : "Tidak, tapi hanya sekali saja saya mampu menggoda anda. Yaitu ketika anda menghadapi makanan, lalu anda memakan makanan itu sekenyang-kenyangnya sampai anda tertidur pada waktu itu juga. Saat itu anda tidak melakukan shalat malam seperti pada malam-malam sebelumnya”.

Karena Iblis tidak mampu menggoda Nabi Yahya AS, maka iblis pun pergi untuk kembali nanti. Iblis berfikir, mungkin di kesempatan lain bisa menggoda Nabi Yahya AS. Iblis mendatangi Nabi Yahya AS lagi, dan kali ini Iblis tengah memperlihatkan dirinya dengan beberapa barang yang tergantung.

Dan terjadilah dialog lagi dengan mereka.

Ø Nabi Yahya AS : "Apakah barang-barang yang tergantung itu, wahai Iblis laknatullah ?"
Ø Iblis : "Ini adalah beberapa syahwat yang saya dapat dari anak Adam”.
Ø Nabi Yahya AS : "Apakah aku juga ada (syahwat) ?"
Ø Iblis : "Kadang-kadang Anda kebanyakan makan (maksudnya sekali itu saja hingga Beliau tertidur), lalu Anda berat untuk menjalankan shalat dan dzikir kepada Allah SWT."
Ø Nabi Yahya AS : "Apakah ada yang lain?"
Ø Iblis : "Tidak ada. Wallahi tidak ada." (Ini menunjukkan bahwa para Nabi dan Rasul itu benar-benar dilindungi oleh Allah SWT dari perbuatan dosa).
Ø Nabi Yahya AS : "Ketahuilah wahai Iblis, sesungguhnya Allah SWT tidak akan memenuhkan perut saya dari berbagai makanan."
Ø Iblis : "Saya rasa demikian. Saya pun juga begitu, saya tidak akan memberi nasehat kepada anak cucu Adam".Bacaan ini disalin Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...