Selasa, 05 April 2016

Kisah Nabi Zakaria, a.s.



Kisah Nabi Zakaria, a.s.

Asal-Usul Nabi Zakaria, a.s.

Zakariya (Arab: زكريا, Ibrani זְכַרְיָה Zakharia, Perjanjian Baru: Zechariah/ Zacharias) (sekitar 100 - 20 SM) adalah salah seorang nabi yang disebut di dalam Al Kitab dan Qur'an. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 2 SM dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Namanya disebutkan sebanyak 8 kali di dalam Al-Quran. Ia memiliki 1 orang anak dan wafat di Syam. Zakaria bin Dan bin Muslim dari keturunan Rahbaam bin Sulaiman. Zakaria bersaudara kandung dengan Imran, ia menikah dengan seorang wanita bernama Elisabeth. Dalam situs web lain dikatakan bahwa nama istrinya adalah al-Yashbi' masih keturunan dengan Harun
 
Riwayat Nabi Zakaria, a.s.
 
Nabi Zakariya adalah keturunan Nabi Sulaiman. Ia diutus pada kaum Bani Israil. Sudah sejak lama Nabi Zakariya mendambakan seorang anak. Namun keinginannya belum juga terpenuhi walau ia sudah tua. Suatu hari datanglah janda Imron menyerahkan bayi perempuannya (Maryam) pada Nabi Zakariya untuk diasuh dan dibesarkan sesuai dengan nazarnya. Nabi Zakariya dan para imam Baitul Maqdis terkejut akan hal itu, sebab janda Imron sudah tua dan rasanya tidak mungkin memperoleh anak. Namun setelah mendapat penjelasan dari janda Imron bahwa kehamilannya ialah kehendak Allah SWT, mereka pun mengerti.
 
Setelah itu timbul persoalan, siapakah yang berhak mengurus Maryam. Untuk pemecahannya, mereka mengundi dengan melemparkan pena ke air. Barangsiapa yang penanya mengapung, dialah yang berhak mengurus Maryam. Ternyata pena Nabi Zakariya-lah yang mengapung sehingga dia berhak menjadi ayah asuh Maryam. Semua kebutuhan Maryam ditanggung Nabi Zakariya. Namun kemudian rasa sayang Nabi Zakariya pada Maryam berubah menjadi rasa takjub. Suatu hari saat menengok Maryam, dia melihat ada buah-buahan di dekat Maryam, Ada juga buah-buahan yang bukan musimnya. Maryam menjelaskan bahwa semua itu berasal dari Allah.
 
Nabi Zakariya takjub dan tergetar. Ia ingin mendapat kemuliaan dari Allah SWT. Maka ia bermunajat kepada-Nya, memohon dikaruniai anak. Allah SWT berfirman melalui malaikat Jibril bahwa Nabi Zakariya akan dikaruniai anak bernama Yahya, dengan tanda tak bisa bicara selama 3 hari 3 malam. Setelah itu istrinya mengandung dan melahirkan anak lelaki dan diberi nama Yahya. Seperti ayahnya, Yahya juga seorang nabi. Pada suatu ketika Nabi Yahya terbunuh karena perintah Raja Herodus. Kaum Bani Israil berharap pada Nabi Zakariya, hal itu menyebabkan Raja Herodus marah dan memerintahkan untuk membunuh Nabi Zakariya. Nabi Zakariya sendiri langsung pergi dari kejaran prajurit Herodus.
 
Mendambakan Anak
 
Nabi Zakaria, yaitu ayah Nabi Yahya sadar banyak anggota keluarganya dari Bani Israil merupakan orang yang tidak beradab dan gemar bermaksiat karena kedangkalan iman mereka. Ia khawatir bila tiba ajal dan tidak mempunyai keturunan yang dapat memimpin kaumnya, sehingga mereka akan semakin merajalela dan sangat mungkin mengadakan perubahan-perubahan di dalam kitab suci Taurat dan menyalahgunakan hukum agama. Kecemasan itu mengusik pikiran Zakaria, dan ia sedih karena belum juga mempunyai keturunan walau telah berusia 90 tahun. Ia agak terhibur ketika mengasuh Maryam yang dianggap sebagai anak kandungnya sendiri. Akan tetapi rasa sedihnya dan keinginanya untuk memperoleh keturunan timbul kembali ketika ia menyaksikan mukjizat hidangan makanan di mihrab Maryam. Ia berfikir di dalam hatinya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Allah yang telah memberi rezeki kepada Maryam dalam keadaan seorang diri dan tidak berdaya. Allah pasti berkuasa memberinya keturunan bila dengan kehendak-Nya walaupun usianya sudah lanjut dan rambutnya sudah penuh uban.
 
Berdo’a kepada Allah swt.
 
Zakaria sangat menginginkan seorang anak untuk melanjutkan tugas dakwahnya. Namun hingga berusia 90 tahun, ia dan istrinya, Isya, belum juga dikaruniai seorang anak yang diharapkan. Hasrat untuk memiliki anak semakin kuat, ketika saudara perempuan Isya, Hannah, yang merupakan istri Imran, melahirkan anak perempuan bernama Maryam.
 
Pada suatu malam yang telah larut, Zakaria duduk di mihrabnya mengheningkan cipta kepada Allah, swt. dan bermunajat serta berdoa dengan khusyuk dan yakin. Dengan suara yang lemah lembut dia berdoa: "Ya Tuhanku, berikanlah aku seorang putera yang akan mewarisiku dan mewarisi sebahagian dari keluarga Ya'qub, yang akan meneruskan pimpinan dan tuntunanku kepada Bani Isra'il. Aku cemas sepeninggalku nanti anggota-anggota keluargaku akan rusak kembali aqidah dan imannya bila aku tinggalkan tanpa seorang pemimpin yang akan menggantikanku. Ya Tuhanku, tulangku telah menjadi lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, sedang isteriku adalah seorang perempuan mandul. Namun kekuasaanmu tidak terbatas, dan aku berdoa Engkau berkenan mengkaruniakan seorang anak yang shaleh dan Engkau ridhoi padaku.

Setiap hari Zakaria tekun beribadah dan berdoa agar Allah Swt. memberinya seorang anak yang kemudian dinamai Yahya. Zakaria berdoa kepada Allah dengan suara yang lembut. seperti yang dikisahkan dalam Al Qur'an surat Maryam, yang artinya:

4. Zakaria berkata, Hai Tuhanku, sesungguhnya telah lemah tulangku dan telah penuh uban di kepalaku, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau ya Tuhanku.

5. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawali (pewaris) di belakangku padahal isteriku mandul, maka berilah aku keturunan seorang pewaris (anak-anak laki- laki) dari sisi-Mu.

6. Yang akan mewarisiku dan mewarisi keluarga Yaqub dan jadikanlah dia, ya Tuhanku seorang yang diridhai.

7. (Allah berfirman), Hai Zakaria, sesungguhnya Kami menggembirakan engkau dengan seorang anak namanya Yahya. Belum pernah Kami memberikan nama seperti itu sebelumnya.

Allah Swt. mengabulkan doa Zakaria. Namun ia masih bertanya, bagaimana ia bisa mempunyai seorang anak, sedangkan ia sudah tua dan istrinya mandul. Zakaria kemudian memohon agar Allah memberi suatu tanda.

8. Berkata (Zakaria), Hai Tuhanku, bagaimana aku bisa memperoleh seorang anak, sedang isteriku mandul dan sungguh aku sudah mencapai usia yang sangat tua.

9. Allah berfirman, Demikianlah. Tuhanmu berfirman, Hal itu mudah bagi-Ku sungguh Aku telah menciptakanmu dahulu, sedang engkau belum jadi sesuatu.
Tanda kelahiran Yahya

10. Zakaria berkata, Hai Tuhanku, adakanlah bagiku suatu tanda. Allah berfirman, Tanda untukmu ialah bahwa engkau tidak berbicara kepada manusia tiga malam, sedang engkau dalam keadaan sehat.

Kelahiran Yahya juga tercantum dalam Al Qur'an surat Ali Imran berikut ini :
Sebelum kelahiran Yahya, Zakaria sudah diberitahu mengenai putranya yang akan membenarkan firman Allah Swt. mengenai kedatangan Nabi Isa. Di kemudian hari Yahya membenarkan risalah yang dibawa nabi Isa.

Allah swt. mengabulkan do’a Nabi Zakaria, a.s.
Kemudian Allah menjawab doa Zakaria dan berfirman: “Wahai Zakaria, kami sampaikan kabar gembira padamu, kamu akan mendapatkan seorang anak laki-laki bernama Yahya yang shaleh dan membenarkan kitab-kitab Allah, menjadi pemimpin yang dianut, menahan diri dari nafsu dan godaan syaitan, dan kelak akan menjadi seorang Nabi.” Kemudian Zakaria berkata: “Ya Allah, bagaimana aku dapat memperoleh keturunan sedang istriku seorang yang mandul dan akupun sudah lanjut usia.” Allah berfirman: “Hal demikian itu adalah mudah bagi-Ku. Tidakkah telah Ku-ciptakan kamu, sedangkan waktu itu kamu tidak ada sama sekali.” Hal ini tercantum dalam Qur'an Surat Ali Imran yang berbunyi :

38. Di sinilah Zakaria berdo'a kepada Tuhannya, katanya: "Wahai Tuhanku! Aku mohon Karunia-Mu, berilah aku seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar do'a "

39. Kemudian Malaikat memanggil Zakaria, ketika ia sedang berdiri Shalat dimihrab itu. Katanya: "Sungguh Allah menyampaikan berita gembira kepadamu dengan dikarunia-Nya kamu dengan seorang anak yang bernama Yahya, yang akan mengakui kerasulan Isa yang dilahirkan dengan kalimat-Cipta" maksud dari Kalimat Cipta pada ayat 39 ialah: Nabi Isa yang dilahirkan dengan firman-Nya: "Kun! Jadilah!" Tanpa bapak. Sedangkan Orang Suci adalah orang yang dapat menahan hawa nafsu yang menjurus kepada kejahatan.

40. Kata Zakaria: "Wahai Tuhanku! bagaimana aku akan memperoleh anak. Sedang aku sudah tua begini, lagi pula isteriku mandul?" Firman-Nya: "Begitulah Allah berbuat menurut kehendak-Nya."

41. Kata Zakaria: "Wahai Tuhanku! Aku Mohon diberi tandanya! Allah berfirman: "Tandanya Ialah engkau tidak akan dapat bercakap-cakap dengan manusia lain selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Karena itu hendaklah engkau banyak-banyak memuja Tuhanmu dan bertasbihlah pagi dan petang!"

Zakaria dan istrinya dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Yahya. Nama tersebut merupakan pemberian langsung dari Allah Swt. dan sebelumnya Allah Swt. belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan Yahya (Al Qur'an surat Maryam:7). Kelak anak Zakaria inilah yang akan membenarkan firman Allah tentang kedatangan Nabi Isa alaihissalam.

Akhir hidup Nabi Zakaria 'alaihissalam
 
Banyak yang mengisahkan kematian nabi Zakaria yang tragis, yakni mati dengan digergaji, cerita tersebut adalah karangan orang-orang di luar Islam, mana mungkin seorang nabi berakhir seperti itu. Cara kematian tersebut adalah sesuatu yang mustahil, karena Zakaria adalah seorang Nabi yang dijaga dan dilindungi Allah swt dan berita tersebut adalah berasal dari israiliyat dan sebagaimana kebiasaan orang-orang Israil adalah ingin merendahkan dan mengecilkan para nabi Allah swt.

Namun demikian yang pasti bahwa didalam kisah-kisah para Nabi dengan segala keunikan dan kesabaran mereka semua termasuk kisah Nabi Zakaria di dalam memikul beban kenabian sebagai pelita umat-umatnya ada banyak pelajaran yang bisa diambil oleh manusia, sebagaimana firman Allah swt :

Atinya : “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf : 111)

Diantara hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari mereka adalah kesabaran mereka dalam mengemban amanah risalah dan da’wah, kesabaran terhadap perlakuan buruk kaumnya ketika mendengar da’wah mereka, kesabaran untuk tidak tergoda oleh berbagai tarikan-tarikan dunia yang dapat menyimpangkan mereka dari jalan risalah dan da’wah serta sifat-sifat mulia lainnya yang ada didalam diri orang-orang mulia itu. Tentunya Allah swt juga senantiasa memberikan pertolongan dan bantuan-Nya kepada mereka semua ketika mendapatkan kesulitan didalam menyampaikan risalah-risalah-Nya yang hal itu sudah menjadi janji-Nya kepada mereka sebagaimana firman-Nya :

Artinya : “Sesungguhnya kami menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).” (QS. Ghofir : 51 – 52)

Bagaimana Allah menolong para Rasul dan Nabi-Nya serta orang-orang yang bersamanya? tentunya Allah swt lebih mengetahui hal ini, karena ditangan-Nya lah segala kebaikan dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Sementara manusia hanya dituntut untuk bisa mengambil pelajaran dari kisah-kisah kepahlawanan mereka dan menghiasi kehidupannya dengan itu semua.

Bacaan ini disalin Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...