PROVINSI BANTEN
BER-IBU KOTA DI KOTA SERANG
Orientasi
Banten (aksara Sunda: ᮘᮔ᮪ᮒᮨᮔ᮪, Pegon: بنتٓن) adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini beribu kota di Kota Serang. Provinsi ini merupakan provinsi yang paling barat di Pulau Jawa. Provinsi ini sebelumnya pernah menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat, tetapi provinsi ini menjadi wilayah pemekaran sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Suku aslinya adalah suku Sunda Banten yang berada di wilayah Kabupaten Serang bagian selatan, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, serta sebagian besar Kabupaten Tangerang, dan komunitas masyarakat adat yakni suku Badui yang mendiami wilayah Gunung Kendeng dan Leuwidamar di Kabupaten Lebak.
Geografi
Wilayah Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" Lintang Selatan dan 105º1'11"-106º7'12" Bujur Timur, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000 luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km². Provinsi Banten terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 155 kecamatan, 313 kelurahan, dan 1.238 desa.
Banten memiliki wilayah laut yang menjadi salah satu jalur laut strategis yaitu Selat Sunda. Dengan menggunakan kapal-kapal berukuran besar, Selat Sunda menjadi jalur penghubung antara Australia dan Selandia Baru dengan kawasan Asia Tenggara, khususnya Thailand, Malaysia, dan Singapura. Selain itu, wilayah laut Banten adalah jalur penghubung antara Jawa dan Sumatra.
Banten secara geografis dan pemerintahan berperan sebagai zona penyangga bagi Jakarta. Peran ini utamanya berfungsi di wilayah Tangerang Raya yang meliputi Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak industri. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura.
Batas wilayah
Utara |
|
Timur |
|
Selatan |
|
Barat |
Selat Sunda dan Lampung |
Topografi
Kondisi topografi Banten adalah sebagai berikut:
1. Wilayah datar (kemiringan 0-2 %) seluas 574.090 hektare
2. Wilayah bergelombang (kemiringan 2-15%) seluas 186.320 hektare
3. Wilayah curam (kemiringan 15-40%) seluas 118.470,50 hektare
4. Kondisi penggunaan lahan yang perlu dicermati adalah menurunnya wilayah hutan dari 233.629,77 hektare pada tahun 2004 menjadi 213.629,77 hektare.
Sejarah
Sejarah Banten
Banten atau dahulu dikenal dengan nama Bantam pada masa lalu merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka dan makmur. Banten pada abad ke-5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara adalah Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, yang ditemukan di Kampung Lebak di tepi Ci Danghiyang, Kecamatan Munjul, Pandeglang, Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947, dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian Raja Purnawarman.
Setelah runtuhnya Kerajaan Tarumanagara (menurut beberapa sejarawan ini akibat serangan Kerajaan Sriwijaya), kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Ci Sarayu dan Ci Pamali dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda. Seperti dinyatakan oleh Tome Pires, penjelajah Portugis pada tahun 1513, Bantam menjadi salah satu pelabuhan penting dari Kerajaan Sunda. Menurut sumber Portugis tersebut, Bantam adalah salah satu pelabuhan kerajaan itu selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Kalapa, dan Cimanuk.
Diawali dengan penguasaan Kota Pelabuhan Banten yang dilanjutkan dengan merebut Banten Girang dari Pucuk Umun pada tahun 1527, Maulana Hasanuddin mendirikan Kesultanan Banten di wilayah bekas Banten Girang. Pada tahun 1579, Maulana Yusuf, penerus Maulana Hasanuddin, menghancurkan Pakuan Pajajaran, ibu kota atau pakuan (berasal dari kata pakuwuan) Kerajaan Sunda. Dengan demikian pemerintahan di Jawa Barat dilanjutkan oleh Kesultanan Banten.
Hal itu ditandai dengan dirampasnya Palangka Sriman Sriwacana, tempat duduk kala seorang raja
dinobatkan, dari Pakuan Pajajaran ke Surasowan di Banten oleh pasukan Maulana
Yusuf. Batu berukuran 200 x 160 x 20 cm itu terpaksa diboyong ke Banten
karena tradisi politik waktu itu mengharuskan demikian. Pertama, dengan
dirampasnya Palangka tersebut, di Pakuan tidak mungkin lagi dinobatkan raja
baru. Kedua, dengan memiliki Palangka itu, Maulana Yusuf mengklaim sebagai
penerus kekuasaan Kerajaan Sunda yang sah karena buyut perempuannya adalah
putri Sri
Baduga Maharaja
sementara di sisi lain para Kandaga Lante dari Kerajaan Pajajaran secara resmi
menyerahkan seluruh atribut dan perangkat kerajaan beserta abdi kepada Kerajaan Sumedang Larang untuk meneruskan kelanjutan Kerajaan Sunda atau Pajajaran yang
merupakan trah Siliwangi.
Dengan dihancurkannya Pajajaran maka Banten mewarisi
wilayah Lampung dari Kerajaan Sunda. Hal ini dijelaskan dalam buku The
Sultanate of Banten tulisan Claude Guillot pada halaman 19 sebagai berikut:
"From the beginning it was obviously Hasanuddin's intention to revive the
fortunes of the ancient kingdom of Pajajaran for his own benefit. One of his
earliest decisions was to travel to southern Sumatra, which in all likelihood
already belonged to Pajajaran, and from which came bulk of the pepper sold in
the Sundanese region."
Ketika sudah menjadi pusat Kesultanan Banten, sebagaimana dilaporkan oleh J. de Barros, Bantam merupakan pelabuhan besar di Asia Tenggara, sejajar dengan Malaka dan Makassar. Kota Bantam terletak di pertengahan pesisir sebuah teluk, yang lebarnya sampai tiga mil. Kota itu panjangnya 850 depa. Di tepi laut kota itu panjangnya 400 depa; masuk ke dalam ia lebih panjang. Melalui tengah-tengah kota ada sebuah sungai yang jernih, di mana kapal jenis jung dan gale dapat berlayar masuk. Sepanjang pinggiran kota ada sebuah anak sungai, di sungai yang tidak seberapa lebar itu hanya perahu-perahu kecil saja yang dapat berlayar masuk. Pada sebuah pinggiran kota itu ada sebuah benteng yang dindingnya terbuat dari bata, dan lebarnya tujuh telapak tangan.
Bangunan-bangunan pertahanannya terbuat dari kayu, terdiri dari dua tingkat dan dipersenjatai dengan senjata yang baik. Di tengah kota terdapat alun-alun yang digunakan untuk kepentingan kegiatan ketentaraan, dan kesenian rakyat, dan sebagai pasar di pagi hari. Istana raja terletak di bagian selatan alun-alun. Disampingnya terdapat bangunan datar yang ditinggikan dan beratap, disebut Srimanganti, yang digunakan sebagai tempat raja bertatap muka dengan rakyatnya. Di sebelah barat alun-alun didirikan sebuah masjid agung.
Pada awal abad ke-17 Masehi, Bantam merupakan salah satu pusat perniagaan penting dalam jalur perniagaan internasional di Asia. Tata administrasi modern pemerintahan dan kepelabuhan sangat menunjang bagi tumbuhnya perekonomian masyarakat. Daerah kekuasaannya mencakup juga wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Lampung. Ketika orang Belanda tiba di Bantam untuk pertama kalinya, orang Portugis telah lama masuk ke Bantam.
Kemudian orang Inggris mendirikan loji di Bantam
dan disusul oleh orang Belanda. Selain itu, orang-orang Prancis, dan Denmark
pun pernah datang di Bantam. Dalam persaingan antara pedagang Eropa ini,
Belanda muncul sebagai pemenang. Orang Portugis melarikan diri dari Bantam
(1601), setelah armada mereka dihancurkan oleh armada Belanda di perairan
Bantam. Orang Inggris pun tersingkirkan dari Batavia (1619) dan Bantam (1684)
akibat tindakan orang Belanda.
Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan sistem desentralisasi, dan dekonsentrasi yang lebih luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom provinsi. Provincie West Java adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Hindia Belanda yang diresmikan dengan surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326, 1928 No. 27 jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Banten menjadi salah satu keresidenan yaitu Bantam Regentschappen dalam Provincie West Java di samping Batavia (Jakarta), Buitenzorg (Bogor), Preanger (Priangan), dan Cheribon (Cirebon).
Pemerintahan
Daftar Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten
Secara Administratif, Provinsi Banten terdiri dari 4 Kabupaten dan 4 Kota. Berikut ini adalah daftar 4 Kabupaten dan 4 Kota di Provinsi Banten beserta Ibukota dan luas wilayahnya.
No. |
Kabupaten / Kota |
Ibu kota |
Luas Wilayah |
1 |
Kabupaten Lebak |
Rangkasbitung |
3.426,56 km2 |
2 |
Kabupaten Pandeglang |
Pandeglang |
2.746,89 km2 |
3 |
Kabupaten Serang |
Ciruas |
1.734,28 km2 |
4 |
Kabupaten Tangerang |
Tigaraksa |
1.011,86 km2 |
5 |
Kota Cilegon |
Cilegon |
175,5 km2 |
6 |
Kota Serang |
Serang |
266,71 km2 |
7 |
Kota Tangerang |
Tangerang |
153,93 km2 |
8 |
Kota Tangerang Selatan |
Tangerang Selatan |
147,19 km2 |
Daftar gubernur
Saat ini, provinsi Banten dipimpin oleh gubernur, yang posisinya sebagai penjabat gubernur, yakni Al Muktabar. Ia menggantikan posisi gubernur Wahidin Halim, yang telah menyelesaikan masa tugas jabatan bersama wakil gubernur Andika Hazrumy, untuk periode tahun 2017-2022. Al Muktabar sebelumnya menjabat sebagai sekretaris daerah provinsi Banten, kemudian diangkat menjadi penjabat gubernur pada 12 Mei 2022 hingga 12 Mei 2023, dan ditetapkan kembali pada posisi tersebut sejak 12 Mei 2023 hingga sekarang.
Perwakilan Daerah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Banten
DPRD Banten beranggotakan 85 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Banten terdiri dari 1 Ketua dan 4 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Banten yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 2 September 2019 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Banten di Gedung DPRD Provinsi Banten. Komposisi anggota DPRD Banten periode 2019-2024 terdiri dari 12 partai politik dimana Partai Gerindra adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu 16 kursi. Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Banten dalam dua periode terakhir.
Partai Politik |
Jumlah Kursi dalam Periode |
||
2014-2019 |
2019-2024 |
||
7 |
7 |
||
10 |
16 |
||
15 |
13 |
||
15 |
11 |
||
5 |
4 |
||
(baru) 1 |
|||
8 |
11 |
||
8 |
5 |
||
(baru) 1 |
|||
3 |
6 |
||
6 |
1 |
||
8 |
9 |
||
Jumlah Anggota |
85 |
85 |
|
Jumlah Partai |
10 |
12 |
Demografi
Suku Bangsa
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010 dengan jumlah penduduk 10.601.515 jiwa, suku bangsa di provinsi Banten sangat beragam, dengan suku asli setempat yakni suku Banten, termasuk di dalamnya kelompok kecil Sunda Badui, sebanyak 4.321.991 jiwa (40,77%). Suku bangsa terbesar lainnya dari pulau Jawa adalah orang Sunda Priangan sebanyak 2.402.236 jiwa (22,66%), kemudian suku Jawa sebanyak 1.657.470 jiwa (15,64%), dan Betawi sebanyak 1.365.614 (12,88%).
Suku Badui Dalam merupakan suku asli Sunda Banten yang masih menjaga tradisi antimodernisasi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya. Suku Badui-Rawayan tinggal di kawasan Cagar Budaya Pegunungan Kendeng seluas 5.101,85 hektare di daerah Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Perkampungan masyarakat Badui umumnya terletak di daerah aliran Sungai Ciujung didalam kawasan Pegunungan Kendeng. Daerah ini dikenal sebagai wilayah tanah titipan dari nenek moyang.
Rampak Bedug, tradisi orang Banten dalam menyambut bulan Ramadhan.
Suku lainnya dari luar suku asli pulau Jawa, yang terbesar adalah Tionghoa sebanyak 183.689 jiwa (1,73%), kemudian Batak sebanyak 139.259 jiwa (1,31%), Minangkabau sebanyak 95.845 jiwa (0,91%), dan Melayu sebanyak 87.443 jiwa (0,82%). Suku asal Lampung 69.885 jiwa (0,66%), asal Sumatra Selatan 66.803 jiwa (0,63%), Cirebon 41.645 jiwa (0,39%) dan suku lainnya 1,60%.
No |
Suku |
Jumlah 2010 |
% |
1 |
4.321.991 |
40,77% |
|
2 |
2.402.236 |
22,66% |
|
3 |
1.657.470 |
15,64% |
|
4 |
1.365.614 |
12,88% |
|
5 |
183.689 |
1,73% |
|
6 |
139.259 |
1,31% |
|
7 |
95.845 |
0,91% |
|
8 |
87.443 |
0,83% |
|
9 |
Asal Lampung |
69.885 |
0,66% |
10 |
Asal Sumatra Selatan |
66.803 |
0,63% |
11 |
41.645 |
0,39% |
|
12 |
Lainnya |
169.635 |
1,60% |
Banten |
10.601.515 |
100% |
Bahasa
Bahasa utama di Banten merupakan bahasa Sunda Banten yang merupakan bahasa asli penduduk disana. Penduduk asli yang hidup di Provinsi Banten, terutama di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang bagian selatan, dan Kabupaten Tangerang bagian selatan berbicara menggunakan suatu dialek bahasa Sunda yang disebut sebagai bahasa Sunda Banten yang masih mempertahankan banyak kosakata dari bahasa Sunda Kuno. Dialek tersebut tidak memiliki tingkatan bahasa seperti halnya dialek bahasa Sunda yang dituturkan di wilayah Priangan (bagian selatan Provinsi Jawa Barat).
Sedangkan di wilayah Kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang bagian utara, dan Kabupaten Serang bagian utara selalu berkomunikasi menggunakan Bahasa Jawa Serang (atau masyarakat setempat menyingkatnya dengan sebutan Jaseng) yang digunakan oleh suku Jawa Serang. Selain itu, di kabupaten Tangerang, kota Tangerang serta kota Tangerang Selatan, Bahasa Betawi juga digunakan oleh pendatang beretnis Betawi. Di samping bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Tionghoa, bahasa Betawi dan bahasa Indonesia juga digunakan terutama oleh pendatang dari bagian lain Indonesia.
Tradisional
Golok adalah senjata tradisional asli Banten dan juga sama seperti senjata tradisional Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Potensi, dan kekhasan budaya masyarakat Banten, antara lain seni bela diri yang berasal dari budaya Sunda Banten yaitu Pencak silat, Debus, Rudad, Umbruk, Tari Saman, Tari Topeng, Tari Cokek, Dog-dog, Palingtung, dan Lojor. Di samping itu juga terdapat peninggalan warisan leluhur antara lain Masjid Agung Banten Lama, Makam Keramat Panjang, dan masih banyak peninggalan lainnya.
Rumah adat
Rumah adatnya adalah rumah panggung yang beratapkan daun atap dan lantainya dibuat dari pelupuh yaitu bambu yang dibelah-belah. Sedangkan dindingnya terbuat dari bilik (gedek). Untuk penyangga rumah panggung adalah batu yang sudah dibuat sedemikian rupa berbentuk balok yang ujungnya makin mengecil seperti batu yang digunakan untuk alas menumbuk beras. Rumah adat ini masih banyak ditemukan di daerah yang dihuni oleh orang Kanekes atau disebut juga orang Badui.
Pendidikan
Angka melek huruf di provinsi Banten pada tahun 2020 sebanyak 97,88%, sementara pada tahun 2021 sebanyak 97,78%, turun sebanyak 0,10% dibanding tahun 2020.
Data Badan Pusat Statistik untuk tahun ajaran 2022/2023, jumlah Sekolah Dasar yang ada di provinsi banten sebanyak 4.634 sekolah, dengan rincian sekolah negeri sebanyak 3.895 dan sekolah swasta sebanyak 739. Kemudian untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama terdapat 1.326 sekolah pada tahun 2017. Selanjutnya untuk tingkat Sekolah Menengah Atas, sebanyak 575 sekolah, dengan rincian sekolah negeri sebanyak 161 sekolah, dan sekolah swasta lebih banyak, yakni 414. Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 747 sekolah, dengan rincian 91 sekolah negeri dan 656 sekolah swasta.
Sementara untuk tingkat perguruan tinggi, jumlah yang ada di provinsi Baten di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, sebanyak 115 perguruan tinggi, 2 perguruan tinggi negeri, dan selebihnya 113 perguruan tinggi swasta.
Beberapa perguruan tinggi yang ada di Banten ialah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang, Politeknik Keuangan Negara STAN, Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Universitas Pelita Harapan, Universitas Multimedia Nusantara, Universitas Bina Nusantara, Universitas Pamulang, Universitas Buddhi Dharma, dan lainnya.
SD |
SMP |
SMA |
SMK |
|||
Jumlah satuan |
4.634 |
1.326 |
575 |
747 |
115 |
|
Data sekolah di Banten |
Transportasi
Provinsi Banten yang berada di wilayah ujung barat Pulau Jawa memiliki posisi yang sangat strategis, dan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar baik skala lokal, regional, nasional, bahkan skala internasional. Memfasilitasi terhadap pergerakan barang, dan penumpang yang dari, dan ke pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah, maupun lokal yang ada di Provinsi Banten menjadi sangat penting dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi di wilayah Provinsi Banten.
Provinsi Banten dibagi menjadi tiga Wilayah Kerja Pembangunan yang mempunyai ikon atau ciri khas prasarana perhubungan di Provinsi Banten karena aktivitasnya yang lebih menonjol dibandingkan dengan prasarana perhubungan lainnya.
Wilayah Kerja I, yaitu Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang. Di dalamnya terdapat Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan gerbang masuknya barang, dan penumpang melalui transportasi udara ke Indonesia.
Wilayah Kerja II, yaitu Kota Cilegon, Kota Serang, dan Kabupaten Serang. Di dalamnya terdapat pelabuhan penyeberangan Merak yang menjadi gerbang masuknya barang, dan penumpang dari Pulau Sumatra ke Pulau Jawa.
Wilayah Kerja III, yaitu Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang. Di dalamnya terdapat Stasiun Kereta Api Rangkasbitung yang merupakan gerbang masuk barang, dan penumpang terutama dari Merak, dan ke Jakarta atau sebaliknya.
Secara umum, sektor perhubungan dapat dikategorikan ke dalam tiga bagian yaitu perhubungan darat, perhubungan laut, dan perhubungan udara. Ketiga bagian tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun perekonomian di Provinsi Banten.
Transportasi darat
Jalan
Hingga tahun 2006, kondisi jalan nasional sepanjang 249,246 km berada dalam kondisi baik, 214,314 km dalam kondisi sedang, dan sepanjang 26,840 dalam kondisi rusak. Kondisi jalan provinsi hingga akhir tahun 2006 dengan total panjang jalan sebesar 889,01 km berada dalam kondisi baik sebesar 203,670 km, kondisi sedang 380,020 km, dan kondisi rusak sebesar 305,320 km.
Ruas jalan nasional di wilayah Provinsi Banten pada saat ini mempunyai volume lalu-lintas rata-rata sebesar 0,7 yang berarti kelancaran arus lalu-lintas terganggu karena adanya aktivitas perdagangan/pasar, pabrik/industri, pusat-pusat perbelanjaan di sepanjang jalan serta kapasitas jalan yang terbatas karena lebar badan jalan rata-rata 7 meter pada ruas jalan nasional di Banten Utara (Merak-Tangerang) dan ruas Batas Jawa Barat-Pondok Cabe-Ciputat-Batas Jakarta.
Kinerja pelayanan jalan pada ruas jalan provinsi pada umumnya cukup baik dengan rasio volume lalu-lintas per kapasitas rata-rata sebesar 0,4. Kemacetan lalu-lintas pada umumnya bersifat lokal yang terjadi pada pusat-pusat kegiatan masyarakat dan industri.
Terminal Bus
Sebagai simpul transportasi, terminal bus berfungsi sebagai tempat untuk menaikkan, dan menurunkan penumpang serta perpindahan antarmoda transportasi merupakan unsur penting dalam pelayanan pergerakan penumpang, dan barang. Terdapat 7 (tujuh) terminal di Provinsi Banten, yaitu Terminal Pakupatan Serang, Terminal Poris Plawad Tangerang, Terminal Pondok Cabe Tangerang Selatan, Terminal Ciledug Tangerang, Terminal Labuan, Terminal Mandala Lebak, Terminal Kadu Banen Pandeglang, Terminal Seruni Cilegon dan Terminal Merak.
Angkutan umum
Untuk melayani pergerakan penumpang, dan barang dalam wilayah Provinsi Banten, terdapat angkutan umum Angkutan Antarkota Dalam Provinsi (AKDP) pada saat ini masih dilayani dengan kendaraan ukuran kecil, dan dalam penyelenggaraannya masih dirasakan belum terpadu secara maksimal. Terdapat 63 trayek dengan jumlah kendaraan sebanyak 3.788 yang melayani AKDP lintas Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang. Sedangkan untuk AKDP lintas Serang, Cilegon, Pandeglang, dan Lebak dilayani dengan 66 trayek dengan jumlah kendaraan sebanyak 1.436.
Untuk menjangkau kawasan-kawasan yang masih belum tersedia angkutan umum, terdapat beberapa angkutan mobil penumpang umum (MPU) yang dikenal mobil PS oleh masyarakat Banten & angkutan perintis yang melayani jalur di pelosok wilayah Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang dengan jarak sepanjang lebih dari 106 km. Angkutan perintis ini dilayani oleh bus DAMRI berukuran sedang.
Kereta api
Sampai dengan tahun 2005, dari total jalur rel
kereta api sepanjang 305,9 kilometer, hanya 48% merupakan jalur rel yang masih
beroperasi dengan rata–rata jumlah pergerakan kereta penumpang sekitar 22
kereta/hari dan kereta barang sebanyak 16 kereta/hari. Semakin menurunnya
pelayanan sarana tersebut berimplikasi terhadap kecenderungan semakin
menurunnya pula pada jumlah angkutan penumpang, dan barang.
Jaringan kereta api di wilayah Provinsi Banten sepanjang 305,90 km yang sebagian merupakan jalur tunggal yang terdiri dari lintas operasi Merak-Tanah Abang, Tangerang-Duri, Krenceng-Cigading sepanjang 141,6 km, lintas tidak operasi (jalur mati) Rangkasbitung-Labuan, Saketi-Bayah, dan Cigading-Anyer Kidul sepanjang 164,3 km. Saat ini jalur kereta mulai dari Maja–Citeras–Rangkasbitung yang sudah menjadi bagian dari Kereta Rel Listrik.
Transportasi laut
Pelabuhan Merak merupakan pelabuhan penyebrangan di Indonesia sebagai pintu gerbang pulau Jawa bagian barat yang rutenya menghubungkan pulau Jawa dengan pulau Sumatra. Banten terdapat 5 (lima) pelabuhan yang terdiri dari 2 (dua) pelabuhan yang diusahakan yaitu Pelabuhan Ciwandan dan Pelabuhan Bojonegara serta 3 (tiga) pelabuhan yang tidak diusahakan yang terdiri dari Pelabuhan Karangantu, Pelabuhan Labuan, dan Pelabuhan Bojonegara.
Transportasi udara
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta secara nasional merupakan bandar udara (bandara) utama di Indonesia sebagai pintu gerbang masuknya barang, dan penumpang dari dalam maupun luar negeri. Di samping itu terdapat juga bandara lainnya seperti Bandar Udara Pondok Cabe di Tangerang Selatan, Bandar Udara Budiarto di Curug, Kabupaten Tangerang dan Lapangan Udara (Lanud) Gorda di Cikande, Kabupaten Serang.
Bandara Pondok Cabe merupakan bandara untuk kegiatan general aviation, Bandara Budiarto merupakan bandara yang digunakan untuk pelatihan kegiatan penerbangan. Sementara Lanud Gorda digunakan sebagai bandara militer yang saat ini sudah tidak aktif lagi dan sebagian tanah wilayah Lanud Gorda telah dibangun SMK Negeri 1 Cikande.
Pariwisata
Masjid Agung Banten
Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon merupakan salah satu taman nasional, dan lokasi konservasi alam yang penting di Indonesia, dan dunia. Selain keindahan hutan tropis dataran rendah, badak bercula satu merupakan primadona daya tarik dari lokasi ini.
Taman nasional ini terletak di semenanjung paling barat Pulau Jawa, ditambah dengan beberapa pulau kecil seperti halnya Pulau Peucang, Pulau Handeuleum, dan Pulau Panaitan. Titik tertinggi adalah Gunung Honje. Ciri khas taman nasional ini adalah perannya sebagai habitat alami berbagai jenis hewan yang dilindungi, seperti badak jawa, rusa, kijang, banteng, berbagai jenis primata, babi hutan, kucing hutan, kukang, dan aneka jenis burung.
Kawasan ini dapat dicapai melalui Labuan atau melalui jalan laut dengan perahu menuju salah satu pulau yang ada. Ujung Kulon telah dilengkapi dengan berbagai sarana jaringan telekomunikasi, listrik, dan air bersih.
Sarana pariwisata seperti penginapan, pusat informasi, pemandu wisata, dan sarana transportasi juga telah tersedia. UNESCO telah menyatakan bahwa area Ujung Kulon merupakan situs cagar alam warisan dunia.
Gunung Karang
Sejak tahun 2012, Gunung Karang telah menjadi daya tarik wisatawan yang khususnya mereka pecinta alam, karena kondisi hutan Gunung Karang yang masih alami, dan juga suburnya tanaman anggrek di kawasan hutan hujan gunung ini. Sebenarnya Gunung Karang merupakan lokasi wisata ziarah, tetapi karena keindahan alamnya, gunung setinggi 1778 mdpl ini juga menarik bagi para pecinta alam untuk menaklukan puncak yang sering disebut dengan puncak sumur tujuh.
Jalur pendakian Gunung Karang terbagi menjadi dua:
1. Jalur Kaduengang yang sangat populer bagi para pendaki karena waktu tempuh menuju puncak lebih pendek sekitar 4–5 jam dengan trek yang terus menanjak hingga kemiringan 75 derajat.
2. Jalur Ciekek yang tidak terlalu populer bagi para pendaki, walaupun kondisi trek di jalur ini terbilang cukup landai namun untuk menuju puncak membutuhkan waktu yang lama sekitar 7–8 jam perjalanan.
Pulau Dua/Pulau Burung
Daya tarik utama kawasan ini adalah keindahan alam laut berupa gugus karang, berbagai jenis ikan laut, dan tentu saja berbagai jenis burung. Luas kawasan ini sekitar 30 hektare. Setiap tahun antara bulan April, dan Agustus, pulau ini dikunjungi oleh beribu-ribu burung dari 60 jenis yang berasal dari berbagai negara. Sekitar empat puluh ribu burung-burung tersebut terbang dari Benua Australia, Asia, dan Afrika.
Pulau Dua bisa dicapai dengan perahu tradisional atau perahu motor; atau dengan berjalan kaki dalam waktu 15 s.d. 30 menit melalui daerah pertambakan di Desa Sawah Luhur, Kasemen. Memang, akibat sedimentasi selama puluhan tahun, pulau ini telah menyatu dengan daratan Jawa.
Pulau Umang
Pulau Umang memiliki luas sekitar 5 Ha, dan terletak di kawasan objek wisata Pantai Pandeglang, berdekatan dengan kawasan wisata Tanjung Lesung. Kawasan wisata ini dikelola oleh sebuah perusahaan swasta yang menyediakan berbagai fasilitas rekreasi dan hiburan yang menarik. Di pulau ini, terdapat resor yang ditata dengan sentuhan artistik alami, dilengkapi dengan ruang pertemuan, kafe, spa, pusat bisnis, sunset lounge, klub pantai, kolam renang, dan sebagainya. Selain itu, tersedia fasilitas olahraga, dan rekreasi air, jogging track, cross country, lapangan tenis, tempat karaoke, dan lain-lain. Kita dapat menuju ke pulau ini dengan relatif mudah. Perusahaan pengelola kawasan ini menyediakan penyewaan mobil dari Jakarta menuju pulau ini atau dapat juga dicapai dari kawasan Ujung Kulon.
Gunung Krakatau
Gunung Krakatau yang sebenarnya termasuk wilayah Provinsi Lampung ini terletak di perairan Selat Sunda, merupakan salah satu gunung berapi yang paling terkenal di dunia, karena letusannya yang dahsyat pada tahun 1883. Suara letusan terdengar sampai ke kawasan Benua Australia, bahkan awan panasnya menyelimuti beberapa kawasan Eropa selama seminggu. Ledakan dahsyat Gunung Krakatau kemudian membentuk anak gunung yang kini dikenal sebagai Anak Krakatau yang muncul ke permukaan pada tahun 1928 yang hingga kini masih tetap aktif. Meski berada di Selat Sunda serta wilayah Lampung, kawasan wisata alam ini lebih mudah dicapai dari Pantai Anyer-Carita, dan izin mendarat di Pulau Gunung Api Anak Krakatau juga bisa diperoleh di kawasan ini, dibutuhkan waktu sekitar satu jam menggunakan perahu motor cepat untuk mencapainya. Lokasi wisata ini menawarkan wisata alam seperti misalnya berkemah, berjalan kaki, memancing, dan pemandangan alam laut yang indah.
Rawadano
Rawadano atau nama lain Cagar Alam Rawa Danau terletak di Kabupaten Serang, berjarak 101 km dari Jakarta. Kawasan ini merupakan kawasan yang didominasi rawa-rawa, juga terdapat sebuah danau. Luas kawasan ini sekitar 2.500 hektare yang ditumbuhi oleh berbagai jenis pohon. Pulau ini menjadi tempat bersarang bagi aneka jenis binatang reptil, seperti ular dan buaya. Tidak kurang dari 250 jenis burung bermukim di kawasan ini. Kita dapat mencapai lokasi ini melalui tiga jalur, yaitu; Jakarta-Cilegon-Anyer-Rawaadano, Jakarta-Serang-Padarincang-Rawadano, dan Jakarta-Serang-Anyer-Cinangka-Padarincang-Rawadano.
Tanjung Lesung
Pantai Tanjung Lesung terletak di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Posisinya terletak di sebelah barat kabupaten Pandeglang dan mempunyai luas sekitar 150 Hektare. Kawasan ini diajukan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sejak tahun 2012 dan KEK Tanjung Lesung sudah resmi beroperasi sejak 23 Februari 2015. Pengembangan KEK Tanjung Lesung difokuskan untuk kegiatan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Desa Wisata Sawarna
Desa Wisata Sawarna adalah kawasan wisata yang mencakup beberapa destinasi lain seperti Pantai Tanjung Layar, Pantai Ciantir, Pantai Legon Pari, Pantai Karang Taraje, Pantai Gua Langir, Gua Lalay Sawarna, dan Pantai Pulo Manuk.
Desa Wisata Suku Badui
Keamanan
Wilayah Provinsi Banten termasuk wilayah sebagian Kodam Jayakarta (khususnya Kodim 0506/Tangerang) dan sebagian Kodam III/Siliwangi (khususnya Komando Resort Militer 064 Maulana Yusuf) dan termasuk wilayah hukum Kepolisian Daerah Banten dan sebagian Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (khususnya Polres Metro Tangerang Kota, Polres Bandara Soekarno-Hatta, Polres Tangerang Selatan).
Di Provinsi Banten juga terdapat Badan Narkotika Nasional Provinsi Banten dibawah BNN, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banten dibawah Pemerintah Provinsi Banten, Kantor Imigrasi (Kantor Imigrasi Tangerang, Kantor Imigrasi Serang, Kantor Imigrasi Cilegon) di bawah Kantor Wilayah Kemenkumham Banten, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Banten (meliputi KPPBC Tipe Madya Pabean Merak, KPPBC Tipe Madya Pabean A Tangerang).
Di Provinsi Banten juga terdapat Pangkalan TNI AL Banten (Lanal Banten), Pangkalan Utama III Jakarta yang memiliki wilayah Selat Sunda. Pangkalan Maritim Bakamla / Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai terdekat berada di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Pangkalan Udara Militer (Lanud) TNI AU terdekat berada di Lanuma Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Akan tetapi terdapat Pangkalan Udara Pondok Cabe yang terletak di Pamulang, Kota Tangerang Selatan yang dimiliki PT Pertamina yang difungsikan menjadi Bandar Udara Sipil sekaligus Pangkalan Udara Militer yang difungsikan oleh Skadron 21/Sena Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) yang sekaligus menjadi Markas Komando Direktorat Polisi Udara Baharkam Polri. Selain itu terdapat Lanud Gorda, Kabupaten Serang yang saat ini sudah difungsikan menjadi kawasan Militer TNI AU. Satuan Radar 211 milik Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I bertempat di Tanjungkait, Kabupaten Tangerang. Selain itu terdapat Markas Komando Pasukan Khusus Grup 1/Para Komando yang bermarkas di Kota Serang.
Lain-lain
Stasiun televisi
Stasiun televisi lokal yang berada di Banten antara lain adalah Carlita TV, TV3 Tangerang, Banten TV, GPR TV dan CTV Banten.
Kawasan Strategis IPTEK
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bertempat di Serpong, Tangerang Selatan. Kawasan IPTEK ini didirikan tahun 1976 oleh Menristek Prof Sumitro dan dilanjutkan oleh Menristek B.J. Habibie. Kawasan ini menjadi lokasi pusat penelitian bagi beberapa lembaga seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Satu dari tiga reaktor nuklir yang dimiliki Indonesia terletak di kawasan ini (yang lainnya berada di Bandung dan Yogyakarta).
Olahraga
Stadion Internasional Banten
Stadion Internasional Banten atau lebih dikenal dengan Banten International Stadium (BIS) merupakan sebuah stadion multi-fungsi pertama yang berstandar Internasional di Provinsi Banten. Stadion ini berdiri di atas lahan seluas 60 hektare di Kawasan Banten Sport Center, Desa Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Pembangunan BIS di targetkan akan rampung pada pertengahan Maret 2022.
Lippo Village International Circuit
Sirkuit jalan raya pertama berstandar internasional di Indonesia yang terletak di Karawaci Tangerang ini akan menjadi persinggahan balapan internasional sampai 20 tahun ke depan. Sirkuit sepanjang 3,2 kilometer ini akan menjadi arena balap A1 Grand Prix dan Formula 1, serta merupakan sirkuit kedua di Indonesia setelah Sirkuit Sentul yang pernah dipakai pada event. Tetapi pada kenyataannya sirkuit ini tidak pernah sama sekali digunakan untuk balapan sampai akhirnya dibongkar kembali dan ada beberapa bagian yang digunakan untuk kegiatan Universitas Pelita Harapan.
-oooooooooooo oOo oooooooooooo-
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar