PROVINSI SULAWESI UTARA
BER-IBU KOTA DI KOTA MANADO
Orientasi
Sulawesi Utara (disingkat Sulut) adalah salah satu provinsi yang terletak di ujung utara Pulau Sulawesi, Indonesia, dengan ibu kota terletak di kota Manado. Sulawesi Utara atau Sulut berbatasan dengan Laut Maluku dan Samudra Pasifik di sebelah timur, Laut Maluku dan Teluk Tomini di sebelah selatan, Laut Sulawesi dan Provinsi Gorontalo di sebelah barat, dan Provinsi Davao Occidental di sebelah utara. Penduduk Sulawesi Utara pada tahun 2022 berjumlah 2.666.821 jiwa, dan luas wilayahnya adalah 13.892,47 km2.
Sulawesi Utara memiliki kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 287 pulau dengan 59 di antaranya berpenghuni. Wilayah administratif Sulawesi Utara terbagi menjadi 4 kota dan 11 kabupaten dengan 1.664 desa/kelurahan. Sulawesi Utara terbagi menjadi dua zona yaitu zona selatan yang berupa dataran rendah dan dataran tinggi serta zona utara yang meliputi kepulauan. Zona ekonomi eksklusif Sulawesi Utara mencapai 190.000 km2 dengan pesisir pantai sepanjang 2.395,99 km dan luas hutan mencapai 701. 885 hektare. Wilayah Sulawesi Utara juga memiliki banyak gunung berapi, dikarenakan letaknya yang berada di tepian Lempeng Sunda.
Sejarah
Prasejarah
Benda Purbakala temuan Arkeologi Masa Prasejarah
Kuburan Waruga.
Temuan benda purbakala di Sulawesi Utara di antaranya gua-gua purba di Talaud, Minahasa, Bolaang Mongondow. Kubur batu Waruga yang bertebaran di Minahasa. Pada saat terjadi pengesekan (zaman glacial) di muka bumi pada masa Plestosin, pernah terjadi migrasi fauna dari daratan Asia ke Selatan melalui Filipina dan Sulawesi Utara.
Oleh sebab itu di Filipina dan di Sulawesi Utara terdapat peninggalan fosil-fosil binatang purba seperti gajah purba (stegodon) dan fosil hewan lainnya. Di Desa Pintareng di Tabukan Selatan di Pulau Sangihe, telah ditemukan adanya fosil-fosil gading dan geraham gajah purba tersebut. Menurut para ahli dari Museum Geologi Bandung dan dari Pusat penelitian Arkeologi Nasional Jakarta, fosil-fosil tersebut dinyatakan sebagai bagian dari fosil Stegodon yang pernah hidup di Kepulauan Nusantara pada masa Plestosin sekitar 2 juta tahun lalu.
Gajah purba ini selain di Pintareng telah ditemukan fosil-fosilnya di Sangiran, di Kabupaten Sragen Jawa Tengah, di Lembah Cabenge di Sulawesi Selatan dan di Lembah Besoa di Sulawesi Tengah. Stegodon di dunia diperkirakan pernah hidup sejaman dengan binatang purba lainnya. Di Indonesia stegodon hidup dengan binatang-binatang purba lainnya seperti Rinocheros (badak purba) serta kerbau purba dan lain sebagainya. Dengan temuan fosil gajah purba di Pintareng, Tabukan Selatan Sangihe tersebut, maka sebenarnya pada masa lalu gajah pernah hidup di Pulau Sulawesi dan terutama di Sulawesi Utara.
ditemukannya sisa-sisa budaya yang mengenal pemakaian alat-alat batu muda (neolitik) yang berupa beliung batu persegi di Liang Tuo Mane’e di Kabupaten Talaud dan di daerah lain di Sulawesi Utara. Disamping itu ditemukan pula sisa-sisa budaya masa logam tua (paleometalik) yang mengenal penggunaan tempayan kubur seperti yang ditemukan di Liang Buiduane di Talaud dan di Bukit Kerang Passo di Minahasa, serta peninggalan budaya megalitik (kebudayaan yang mengenal penggunaan batu-batu besar) tersebar di wilayah kepulauan Sulawesi dan kepulauan Maluku Utara (Bellwood, 1978).
Sehubungan dengan hal itu wilayah ini menurut para pakar diperkirakan menjadi daerah kunci yang dapat memberi jawaban atas permasalahan daerah asal (home land) dari suku bangsa yang berbahasa Austronesia yang pada masa kemudian mendiami daerah-daerah antara Madagaskar di bagian barat sampai dengan Easter Island di kepulauan Pasifik di bagian timur, serta Formosa Island di bagian Utara (Solheim, 1966; Shuttler, 1975, Bellwood, 2001).
Budaya yang dibawa oleh suku bangsa penutur bahasa Austronesia meninggalkan warisan-warisan budaya yang terdiri dari alat-alat batu neolitik beliung persegi, benda-benda yang terbuat dari batu-batu besar (megalitik) dan penguburan dengan menggunakan tempayan tanah liat. Warisan budaya semacam itu banyak ditemukan peninggalannya di Sulawesi Utara. Alat-alat batu neolitik telah ditemukan di gua-gua di daerah Talaud, di Guaan Bolaang Mongondow dan daerah Oluhuta yang sebelum pemekaran wilayah daerah itu termasuk ke dalam wilayah Sulawesi Utara.
Demikian juga benda-benda megalitik banyak ditemukan di Sulawesi Utara dalam bentuk kubur batu waruga, batu bergores Watu Pinawetengan, menhir ‘watu tumotowa’, kubur tebing batu Toraut dan lesung batu, yang umumnya ditemukan di Tanah Minahasa dan Bolaang Mongondow. Sedangkan kubur tempayan tanah liat ditemukan di beberapa daerah seperti di Bukit Kerang Passo di Kecamatan Kakas Minahasa, di Liang Buiduane Salibabu, di Tara-tara, Kombi, dan di beberapa daerah lainnya.
Sejarah Peradaban di Sulawesi Utara
Sejarah peradaban manusia di daerah ini cukup panjang dan menarik. Daerah ini pada zaman es melanda dunia pada masa plestosin jutaan tahun yang lalu, merupakan bagian daratan yang menghubungkan Pulau Sulawesi dengan daratan Filipina bahkan daratan Asia. Setelah zaman es berakhir, Sulawesi Utara menjadi daratan yang membentuk jazirah Pulau Sulawesi dan kepulauan di bagian utaranya.
Selain daratan yang sebagian besar merupakan dataran tinggi, Sulawesi Utara juga terdiri dari pulau-pulau yang jumlahnya cukup banyak, lebih dari 150 pulau. Daerah ini mempunyai karakter alam yang khas yaitu dataran tinggi lebih luas dari dataran rendahnya, memiliki banyak gunung berapi dan sebagian besar masih aktif termasuk gunung api bawah laut, memiliki banyak gugusan karang yang membentuk pulau-pulau, selain itu kerak bumi daerah ini berdekatan bahkan sebagian berada tepat di daerah terjadinya proses subduksi (perbenturan) lempeng-lempeng (plates) tektonik antara lempeng Pasifik-Filipina-Australia dengan lempeng Sangihe dan Halmahera. Bahkan terletak dekat dengan pertemuan lempeng-lempeng dunia seperti lempeng Pasifik, Eurasia, dan Australia.
Posisi di daerah subduksi inilah yang menyebabkan kemunculan gunung-gunung berapi dan sering terjadinya berbagai gempa bumi di daerah ini sejak zaman dahulu kala. Gunung-gunung berapi Sulawesi, Halmahera, dan Sangihe, adalah merupakan hasil zona subduksi lempengan Sangihe dan Halmahera.
Sebagian besar lempengan Maluku telah tertindih (tersubduksi) oleh zona subduksi Halmahera di bagian Timur dan oleh zona subduksi Sangihe di bagian Barat. Gunung-gunung berapi di Sulawesi, Sangihe, dan Halmahera diberi pasokan magma yang dibangkitkan di mantle asthenospherik yang termodifikasi oleh fluida yang dihasilkan dari lempengan Maluku yang tertindih. Dalam beberapa juta tahun semua lempengan Laut Maluku akan tersubduksi dan lempengan Sangihe serta Halmahera yang sudah saling menindih pada ujung-ujung lempengannya akan bertabrakan hebat (Salindeho, Winsulangi dan Pitres Sombowadile, 2008: hal. 12, 144-149).
Fenomena alam yang telah digambarkan tersebut, di satu sisi telah menyebabkan berbagai bencana seperti bencana gempa bumi atau letusan gunung api yang mendatangkan kesulitan bagi masyarakat. Akan tetapi di sisi lain telah memberi warisan yang berupa keindahan alam dan kekayaan alam yang menguntungkan bagi masyarakat. Warisan yang menguntungkan itu antara lain keindahan alam pegunungan maupun bahari termasuk keindahan terumbu karang bahkan juga hasil rempah-rempah yang sudah terkenal di dunia sejak ratusan tahun lalu, adalah merupakan warisan yang menguntungkan masyarakat. Demikian juga warisan alam yang berupa logam bernilai ekonomis tinggi seperti emas, perak, timbal, seng, dan tembaga. Semua itu telah terekam di dalam dokumen-dokumen sejarah alam daerah ini.
Dari uraian tersebut diperoleh gambaran bahwa Sulawesi Utara berdasarkan alamnya, terkenal ke seluruh dunia dengan kekhasan dan kekayaan alamnya yang indah dan subur, dengan adanya taman-taman laut seperti Bunaken maupun adanya tambang-tambang emas, serta tanaman cengkih-pala dan perkebunan kelapa yang sangat luas, demikian juga dengan fauna langkanya seperti Anoa, Maleo, Tarsius, dan lain sebagainya.
Berdasarkan penelitian arkeologi diketahui bahwa tanda-tanda kehidupan manusia di Sulawesi Utara sudah berlangsung sejak 30.000 tahun yang lalu seperti yang ditemukan buktinya di Gua Liang Sarru di Pulau Salibabu. Bukti yang lain menunjukkan adanya kehidupan sekitar 6.000 tahun lalu di Situs Bukit Kerang Passo di Kecamatan Kakas dan 4.000 tahun yang lalu sampai awal Masehi di Gua Liang Tuo Mane’e di Arangkaa di Pulau Karakelang. Kemudian muncul kebudayaan megalitik berupa kubur batu ‘waruga’, menhir ‘watutumotowa’, lumpang batu dan lain-lain sejak 2.400 tahun yang lalu sampai abad 20 Masehi di Bumi Minahasa.
Selain itu Sulawesi Utara pada masa lalu merupakan wilayah penghasil rempah-rempah, beras, dan emas yang potensial yang menjadi ajang pertarungan kepentingan hegemoni ekonomi antara bangsa Portugis, Spanyol, Belanda dan Kerajaan-kerajaan di sekitar daerah ini, yang akhirnya bermuara pada pertarungan politik dan militer (Meilink-Roelofsz, 1962: 93-100). Pada masa lalu daerah ini juga menjadi rute perdagangan antara barat dan timur serta penyebaran agama Kristen, Islam maupun kepercayaan atau agama yang dibawa oleh pedagang-pedagang Cina. Sulawesi Utara juga berperan dalam perjuangan-perjuangan kemerdekaan dengan munculnya pahlawan-pahlawan asli dari daerah ini.
Wilayah Indonesia Timur termasuk daratan Sulawesi Utara dan kepulauan Sangihe, Sitaro, dan Talaud, sejak dahulu adalah merupakan wilayah yang strategis di kawasan Pasifik, karena merupakan jembatan penghubung antara kawasan Asia dengan Kepulauan Pasifik (Bellwood, 1996; Veth 1996). Pada masa lalu wilayah ini menjadi bagian dari rute perjalanan migrasi fauna dan manusia beserta kebudayaannya. Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa di dalam migrasi fauna prasejarah pernah melewati dan singgah di wilayah ini adalah ditandai dengan adanya fosil gading gajah purba (stegodon) yang ditemukan di Pintareng, di Kabupaten Kepulauan Sangihe di Sulawesi Utara (Husni, 1996/1997, 1999), dan geraham binatang purba di lembah Napu di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah, serta fosil-fosil binatang purba lainnya di Cabenge di Sulawesi Selatan (Santoso, 2001, 2002, 2003).
Masa ditemukannya Tulisan
Daerah Sulawesi Utara masuk dalam sejarah catatan sejak tahun 1365 demikian menurut tulisan David DS Lumoindong, di dapat dari penemuan berita mengenai Talaud dan Minahasa. Tetapi kalau dilihat sejak adanya tulisan maka bukti penulisan di Watu Pinawetengan yang diperkirakan tahun 670 Masehi menurut Riedel. Sedangkan simbol-simbol gambar, sudah ditemukan pada Kuburan Batu Kamar dengan perkiraan usia 3.000-3.500 lalu.
Kolonialisme
Bangsa Portugis adalah bangsa barat yang pertama kali datang di Sulawesi Utara, kapal Portugis berlabuh di Pulau Manado di masa Kerajaan Manado tahun 1521. Kapal Spanyol berlabuh di Pulau Talaud dan Siau, terus ke Ternate. Portugis membangun benteng di Amurang. Spanyol membangun Benteng di Manado, sejak itu Minahasa mulai dikuasai Spanyol.
Perlawanan melawan penjajahan Spanyol memuncak tahun 1660-1664. Kapal Belanda mendarat di Kota Manado pada tahun 1660 dalam membantu perjuangan Konfederasi Minahasa melawan Spanyol. Perserikatan negara-negara republik anggota Konfederasi Minahasa mengadakan Perjanjian Dagang dengan VOC. Perjanjian kerja sama dagang ini kemudian menjadikan VOC memonopoli perdagangan, yang lama kelamaan mulai memaksakan kehendaknya, akhirnya menimbulkan perlawanan tahun 1700-an di Ratahan yang memuncak pada Perang Minahasa-Belanda tahun 1809-1811 di Tondano.
Benda Temuan ArkeologI Masa Sejarah
Di antaranya Benteng-benteng Portugis seperti di Amurang, Kema, Batu Waruga di Sawangan, Tomohon, Tondano, Tompaso kemudian tugu-tugu batu di semua desa disebut Batu Tumotowa.
Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan Indonesia, Indonesia terbagi menjadi 8 Provinsi, dan Sulawesi termasuk salah satu provinsi tersebut. Gubernur pertama Sulawesi adalah Dr. Sam Ratulangi, yang juga dikenal sebagai pahlawan nasional.
Tahun 1948 di Sulawesi dibentuk Negara Indonesia Timur, yang kemudian menjadi salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Negara Indonesia Timur dibubarkan, dan bergabung ke dalam Republik Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor UU 13 Tahun 1964, dibentuk Provinsi Sulawesi Utara. Tanggal 23 September 1964 ditetapkan sebagai hari jadi provinsi.
Geografi
Provinsi Sulawesi Utara
Sulawesi Utara terletak di semenanjung paling utara di Pulau Sulawesi. Lokasinya berada di perbatasan bagian utara Indonesia. Sulawesi Utara terletak pada titik koordinat 0°LU – 3°LU dan 123°BT – 126°BT serta merupakan salah satu daerah yang terletak di sebelah utara garis khatulistiwa.
Topografi
Sulawesi Utara terdapat 41 buah gunung dengan ketinggian berkisar antara 1.112–1.995 dpl. Kondisi geologi sebagian besar adalah wilayah vulkanik muda, sejumlah besar erupsi serta bentuk kerucut gunung berapi aktif yang padam menghiasi Minahasa bagian tengah, daerah Bolaang Mongondow, dan Kepulauan Sangihe. Material-material yang dihasilkan letusannya berbentuk padat serta lain-lain bahan vulkanik lepas. Semua vulkanik ini berbentuk pegunungan (otogenisa) menghasilkan morfologi yang berbukit-bukit dan bergunung-gunung dengan perbedaan relief topografik yang cukup besar.
Sulawesi Utara terdapat 5 wilayah yang di kelilingi oleh gunung api aktif yaitu:
Kabupaten Bolang Mongondow
1. Gunung Ambang dengan ketinggian 1.689 dpl
2. Kabupaten Minahasa Tenggara dengan
3. Gunung Soputan dengan ketinggian 1.783 dpl
4. Kota Tomohon
5. Gunung Lokon dengan ketinggian 1.579,6 dpl
6. Gunung Mahawu dengan ketinggian 1.331,0 m yang merupakan hulu dari 12 sungai besar dengan 7 danau.
7. Kepulauan Sangihe yakni
8. Karangetang dengan ketinggian 1.320,0 dpl
9. Ruang dengan ketinggian 714,0 dpl
10. Banuawuhu
11. Submarin
12. Gunung Awu.
13. Kota Bitung dengan
14. Gunung Tangkoko dengan ketinggian 1.149,0 dpl
Relief
Secara fisiografis, wilayah Provinsi Sulawesi Utara dapat dikelompokkan dalam dua zona: zona selatan dan zona utara. Dataran rendah, dan dataran tinggi pada bagian selatan (dari Bolaang hingga Minahasa Utara) memiliki tanah yang cukup subur. Pada bagian utara (dari Pulau Miangas, Sangihe, hingga Pulau Siau) kepulauan.
Terbentang rangkaian pegunungan berapi: Di Minahasa Tenggara terdapat Gunung Soputan. Di Kota Tomohon terdapat Gunung Lokon, di Pulau Siau tedapat Gunung Karangetang. Sedangkan di Minahasa Utara terdapat gunung tertinggi yaitu Gunung Klabat di Kota Airmadidi gunung tersebut sudah lama tidak aktif, di puncaknya terdapat danau.
Hidrografi
Tiga sungai terpenting di Sulawesi Utara adalah Sungai Tondano, Sungai Poigar, dan Sungai Ranoyapo. Sungai Tondano memiiki hulu di Danau Tondano di daerah Minahasa, dan mengalir melalui tengah Kota Manado. Sungai Ranoyapo memiiki hulu di Pegunungan Wulur Mahatus di daerah Minahasa Selatan, dan mengalir melalui sebagian daerah di Minahasa Selatan bermuara di Kota Amurang.
Luas Wilayah
Luas wilayah Provinsi Sulawesi Utara adalah 15.069 km² dengan persentase 0,72% terhadap luas Indonesia yang terdiri dari 11 (sebelas) Kabupaten dan 4 (empat) Kota.
Iklim
Iklim daerah Sulawesi Utara termasuk tropis yang dipengaruhi oleh angin monsun. Pada bulan-bulan November sampai dengan April bertiup angin barat yang membawa hujan di pantai utara, sedangkan dalam Bulan Mei sampai Oktober terjadi perubahan angin selatan yang kering.
Curah Hujan
Curah hujan tidak merata dengan angka tahunan berkisar antara 2.000-3.000 mm, dan jumlah hari hujan antara 90-139 hari. Daerah yang paling banyak menerima curah hujan adalah daerah Minahasa.
Suhu Udara
Dewan Perwakilan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Utara
DPRD Sulawesi Utara beranggotakan 45 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Sulawesi Utara terdiri dari 1 Ketua dan 3 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Sulawesi Utara yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 9 September 2019 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Manado, Robinso Tarigan, di Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Utara.
Komposisi anggota DPRD Sulawesi Utara periode 2019-2024 terdiri dari 9 partai politik di mana PDI Perjuangan adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu 18 kursi, kemudian disusul oleh Partai NasDem yang meraih 9 kursi dan Partai Golkar yang meraih 7 kursi. Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Sulawesi Utara dalam dua periode terakhir.
Partai Politik |
Jumlah Kursi dalam Periode |
|
2014-2019 |
2019-2024 |
|
0 |
1 |
|
6 |
2 |
|
13 |
18 |
|
9 |
7 |
|
2 |
9 |
|
2 |
1 |
|
1 |
0 |
|
3 |
2 |
|
1 |
0 |
|
6 |
4 |
|
2 |
0 |
|
(baru) 1 |
||
Jumlah Anggota |
45 |
45 |
Jumlah Partai |
10 |
9 |
Dewan Perwakilan
Sulawesi Utara mengirim 6 wakil ke DPR RI, dan empat wakil ke DPD. Empat wakil Provinsi Sulawesi Utara di DPD untuk periode 2014-2019 dan periode 2019-2024 adalah Dr. Maya G. Rumantir; Dr. Aryanthi Baramuli; Fabian Sarundajang; Benny Rhamdani; Cherish Harriette; Djafar Alkatiri; Stefanus B.A.N. Liow; 6 wakil di DPR RI untuk periode 2014-2019 adalah Olly Dondokambey; E.E. Mangindaan SE ; Vanda Sarundajang; Aditya Anugrah Moha; Yasti Soepredjo Mokoagow; Wenny Warouw;
Kantor Konsulat General
Kantor Konsulat General negara Filipina berkedudukan di kota Manado Diarsipkan 2022-10-15 di Wayback Machine.
Ibu kota Provinsi Sulawesi Utara adalah Kota Manado.
Daftar kabupaten dan kota di Sulawesi Utara
No |
Kode Wilayah |
Kabupaten/Kota |
Ibu Kota Kabupaten |
Luas Wilayah (km2) |
Luas Wilayah (%) |
1 |
71.01 |
Kabupaten Bolaang Mongondow |
Lolak |
2.871,65 |
20,67% |
2 |
71.11 |
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan |
Bolaang Uki |
1.615,86 |
11,63% |
3 |
71.10 |
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur |
Tutuyan |
910,18 |
6,55% |
4 |
71.08 |
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara |
Boroko |
1.680,00 |
12,09% |
5 |
71.03 |
Kabupaten Kepulauan Sangihe |
Tahuna |
461,11 |
3,32% |
6 |
71.04 |
Kabupaten Kepulauan Talaud |
Melonguane |
1.240,40 |
8,93% |
7 |
71.02 |
Kabupaten Minahasa |
Tondano |
1.114,87 |
8,02% |
8 |
71.05 |
Kabupaten Minahasa Selatan |
Amurang |
1.409,97 |
10,15% |
9 |
71.07 |
Kabupaten Minahasa Tenggara |
Ratahan |
710,83 |
5,12% |
10 |
71.06 |
Kabupaten Minahasa Utara |
Airmadidi |
918,49 |
6,61% |
11 |
71.09 |
Kabupaten Siau Tagulandang Biaro |
Ondong Siau |
275,86 |
1,99% |
12 |
71.72 |
Kota Bitung |
– |
302,89 |
2,18% |
13 |
71.74 |
Kota Kotamobagu |
– |
108,89 |
0,78% |
14 |
71.71 |
Kota Manado |
– |
157,27 |
1,13% |
15 |
71.73 |
Kota Tomohon |
– |
114,20 |
0,82% |
Provinsi Sulawesi Utara |
13.892,47 |
100,00% |
Demografi
Pada tahun 2010, jumlah penduduk Sulawesi Utara sebanyak 2.270.596 jiwa. Jumlah tersebut diketahui melalui sensus penduduk. Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Utara sebesar 1,28 persen/tahun. Hampir 45% penduduk tinggal di perkotaan, dan sisanya sebesar 55% tinggal di pedesaan. Angka partisipasi sekolah untuk tingkat sekolah dasar lumayan tinggi sebesar 96,10% sehingga penduduk yang tidak menikmati bangku sekolah dasar hanya kurang dari 5%.Bahasa
Bahasa resmi instansi pemerintahan di Sulawesi Utara adalah bahasa Indonesia. Hingga 2019, Badan Bahasa mencatat ada 10 bahasa daerah, di Sulawesi Utara[24] walaupun sebenarnya ada lebih dari 10 bahasa yang dituturkan di Sulawesi Utara karena satu rumpun etnis di Sulawesi Utara ada berbagai sub-etnis dengan bahasanya masing-masing. Bahasa daerah yang ada di Sulawesi Utara antara lain:
10. Bahasa Bantik
11. Bahasa Sangihe
12. Bahasa Talaud
Suku bangsa
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, dari 2.263.463 jiwa penduduk yang terdaftar, mayoritas penduduk Sulawesi Utara adalah suku Minahasa yakni 1.019.314 jiwa (45,04%). Selain Minahasa, penduduk asli Sulawesi Utara lainnya termasuk suku Bolaang Mongondow, Sangir, Talaud, Siau, Bajau dan Bantik, sebanyak 879.579 jiwa (38,86%).
Suku Bajau mendiami beberapa desa pinggir pantai Sulawesi Utara di bagian utara Kabupaten Minahasa Utara. Suku Bantik, konon adalah keturunan pengungsian dari Talaud, tersebar di Bolaang, dan Minahasa bagian Barat. Suku Wawontehu tinggal di sebagian wilayah Bunaken, kota Manado. Namun demikian, etnisitas di Sulawesi Utara termasuk heterogen, ditambah suku lain daerah provinsi lainnya di Indonesia. Suku Minahasa dan Bolaang Mongondow menyebar hampir di seluruh wilayah Sulawesi Utara daratan. Suku Sangir, Suku Talaud, Suku Siau mendiami di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud, dan Pulau Lembeh, terutama di daerah pesisir utara, timur dan barat daratan Sulawesi utara.
Selain penduduk asli, Sulawesi Utara juga merupakan tempat tinggal bagi para pendatang. Suku Gorontalo sebanyak 187.163 jiwa (8,27%) dan Jawa sebanyak 70.934 jiwa (3,13%), suku terbanyak diluar suku asli Sulawesi Utara. Suku asal Maluku 24.942 jiwa (1,10%), Bugis 22.021 jiwa (0,97%), Bali 14.347 jiwa (0,63%), Makassar 10.247 jiwa (0,45%), Tionghoa 8.532 jiwa (0,38%), Batak 4.502 jiwa (0,20%), asal Papua 2.546 jiwa (0,11%) dan suku lainnya 0,86%. Orang Bali, Jawa, umumnya tinggal di daerah transmigrasi.
Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010, berikut ini jumlah penduduk Sulawesi Utara berdasarkan suku bangsa:
Penduduk Sulawesi Utara Berdasarkan Suku Bangsa (Sensus 2010) |
|||
No |
Suku |
Jumlah 2010 |
% |
1 |
1.019.314 |
45,04% |
|
2 |
Asal Sulawesi lainnya* |
879.579 |
38,86% |
3 |
187.163 |
8,27% |
|
4 |
70.934 |
3,13% |
|
5 |
Asal Maluku |
24.942 |
1,10% |
6 |
22.021 |
0,97% |
|
7 |
14.347 |
0,64% |
|
8 |
10.247 |
0,45% |
|
9 |
8.532 |
0,38% |
|
10 |
4.502 |
0,20% |
|
11 |
Warga Asing |
3.606 |
0,16% |
12 |
2.904 |
0,13% |
|
13 |
Asal Papua |
2.546 |
0,11% |
14 |
Asal NTT |
2.334 |
0,10% |
15 |
Suku lainnya |
10.492 |
0,46% |
Sulawesi Utara |
2.263.463 |
100% |
Catatan: Dalam Sensus Penduduk Indonesia 2010, suku Sulawesi lainnya termasuk semua suku-suku yang berasal dari pulau Sulawesi, secara khusus yang ada di Sulawesi Utara selain dari suku Minahasa, seperti suku Bolaang Mongondow, Sangir, Talaud, Siau, Bajau dan Bantik. Sementara, suku asal Kalimantan lainnya termasuk suku-suku yang berasal dari pulau Kalimantan selain dari Dayak, dan Banjar.
Perekonomian
Sumber daya alam
1. Gas alam
2. Emas
3. Hutan
4. Kayu
5. Kopi
6. Ikan
8. Kelapa
9. Cengkih
10. Durian
Perbankan
Sulawesi Utara terdapat kantor Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara yang berkedudukan di Manado. Tugas Bank Indonesia yang terdiri dari bidang moneter, sistem pembayaran, dan perbankan. Di daerah-daerah tugas Bank Indonesia lebih dominan di bidang sistem pembayaran dan perbankan.
Di bidang sistem pembayaran menyelenggarakan sistem kliring dan BI-RTGS dan di bidang perbankan mengawasi dan membina bank-bank agar beroperasi dengan sehat dan menguntungkan.
Selain itu Sulawesi Utara memiliki Bank Pembangunan nya sendiri yaitu Bank BSG yang awalnya dikenal dengan nama Bank SulutGo (Bank Sulawesi Utara dan Gorontalo) yang mana Bank ini milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Pemerintah Provinsi Gorontalo dan tercatat sebagai BUMD masing masing daerah
Industri
Sulawesi Utara memiliki sejumlah industri besar di antaranya :
1. PT Bimoli: Pabrik Minyak Kelapa di Bitung
2. Kilang Gas Alam di Tomohon
Pertambangan
Emas di Tatelu Minahasa Utara, Tompaso Baru Minahasa Selatan dan Belang Minahasa Tenggara; Lapango Mas di Sangihe
Emas di Likupang Toka tindung proyek mining Minahasa utara
Pariwisata
1. Kuburan Borgo
2. Gereja Sion Tomohon
3. Gereja GMIM Sentrum Manado
4. Gereja GMIM Sentrum Langowan
5. Gereja Hati Tersuci Maria Katedral Manado
6. Gereja Katolik Pineleng
9. Museum Sulawesi Utara
10. Camp James Remboken
11. Taman Purbakala Waruga Sawangan
12. Taman Purbakala Waruga Tonsea Lama
13. Taman Purbakala Waruga Tomohon
14. Taman Purbakala Waruga Tompaso
15. Kuburan Kerkhoff Kuburan Belanda
16. Danau Tondano
17. Danau Linouw di Tomohon
18. Gunung Mahawu Di Rurukan Tomohon
19. Perpustakaan Babe Palar Lambertus Nicodemus Palar di Rurukan Tomohon
20. Puncak Temboan Rurukan Satu Tomohon
21. Danau Bulilin
22. Danau Moat
23. Gunung Klabat
25. Air Terjun Laun Dano di Minahasa
26. Pantai Bentenan
28. Guha Purba di Siau
29. Guha Purba di Talaud
30. Guha Purba di Minahasa
31. Guha Purba di Bolaang Mongondow
32. Benteng Portugis di Amurang
33. Benteng Portugis di Kema
34. Batu prasasti Pinabetengan di Tompaso Minahasa
35. Bukit kasih
36. Arung Jeram Sungai Nimanga
Pendidikan
Sulawesi Utara juga memiliki sejumlah perguruan tinggi yaitu:
Perguruan Tinggi di bawah Kementerian/Lembaga/Instansi Negara
1. Ikatan Dinas
2. Institut Pemerintahan Dalam Negeri–Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
3. Sekolah Calon Bintara Secaba–Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
4. Sekolah Polisi Negara Karombasan–Kepolisian Negara Republik Indonesia
5. Non Ikatan Dinas
6. Institut Agama Kristen Negeri Manado Kementerian Agama Republik Indonesia
7. Politeknik Kesehatan Manado Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
8. Politeknik Pelayaran Sulawesi Utara–Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
9. Institut Agama Islam Negeri Manado Kementerian Agama Republik Indonesia
10. Perguruan Tinggi Negeri
13. Universitas Terbuka (UPBJJ Manado)
15. Politeknik Negeri Nusa Utara
16. Perguruan Tinggi Swasta
17. Universitas Katolik De La Salle
18. Universitas Kristen Indonesia Tomohon
20. Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
21. Universitas Nusantara Manado
22. Universitas Teknologi Sulawesi Utara
Seni dan Budaya
Sulawesi Utara merupakan kawasan yang sangat kaya dengan seni budaya Indonesia lainnya. Sulawesi Utara mempunyai aneka seni budaya yang khas seperti tari-tarian, dan budaya lainnya seperti:
Maengket (Tradisi Tarian Minahasa)
1. Kabasaran (Atau disebut juga Tarian Cakalele adalah tarian perang Suku Minahasa)
2. Masamper (sebuah tradisi di wilayah Sangihe Talaud)
3. Hari Pengucapan Syukur (atau Pesta Syukuran dalam tradisi Kristen Minahasa yang juga terdapat di dalam Kebudayaan Amerika Serikat dan Kanada)
Sastra
1. Asaren tuah Puhuna
3. Hikayat Danau Tondano
4. Legenda Pingkan Matindas
5. Legenda Toar Lumimuut
6. Legenda Mamanua
Senjata tradisional
Sabel adalah senjata tradisional suku Minahasa, bentuknya menyerupai huruf Daun Kelapa. Sabel termasuk dalam kategori Pedang. Selain Peda, bangsa Sulawesi Utara juga memiliki beberapa senjata khas lainnya, seperti Perisai, Pedang bara Sangihe.
Rumah Tradisional
Rumah tradisional suku Sulawesi Utara dinamakan Wale. Rumah adat ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Sulawesi Utara yaitu serambi depan, serambi tengah dan serambi belakang. Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumah dapur.
Tarian
1. Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki setidaknya 14 suku bangsa, memiliki kekayaan tari-tarian yang sangat banyak dan juga sangat mengagumkan. Beberapa tarian yang terkenal di tingkat nasional dan bahkan dunia merupakan tarian yang berasal dari Sulawesi Utara, seperti Tari Poco-poco .
2. Tarian Suku Sangihe
4. Tari Gunde
5. Tarian Suku Minahasa
7. Tarian Suku Minahasa
8. Cakalele
Makanan Khas
Sulawesi Utara mempunyai aneka jenis makanan yang khas. Antara lain Tinutuan atau Midal (bubur Manado), Nasi jaha, Pangi yang lezat, Gulai Ikan Fufu dan Dodol serta Dodol Salak yang langka. Di samping itu Dodol Amurang asal kabupaten Minahasa Selatan yang terkenal, yang dibuat dengan aneka rasa. Di daerah Minahasa terdapat makanan khas yang jarang ditemui di daerah lainnya di Indonesia, seperti rintek wuuk (biasa disebut RW) atau daging anjing, daging ular, daging babi dan paniki (daging kelelawar). Makanan khas lainnya seperti woku blanga. Sementara kuliner khas Sulawesi Utara yang juga sangat terkenal bahkan hingga ke mancanegara adalah Bagea.
Tokoh
Pahlawan Nasional
Bangsa Sulawesi Utara merupakan bangsa yang gigih dalam mempertahankan kemerdekaannya. Kegigihan perang Sulawesi Utara, dapat dilihat dan dibuktikan oleh sejumlah pahlawan (baik pria maupun wanita), serta bukti-bukti lainnya (perwira Belanda tewas dalam perang Sulawesi utara, serta kuburan Belanda dan Kubur Borgo Portugis/Spanyol yang mencatat sebagai kuburan Belanda, Portugis, Spanyol di luar Negeri Belanda, Portugis dan Spanyol).
Pahlawan Perempuan :
2. Johana masdani
3. Pahlawan Pria
6. Ukung Wangko Lontoh Pemimpin Perjuangan Perang Minahasa-Belanda
12. John Lie
Tokoh asal Sulawesi Utara
Lihat pula Suku di Sulawesi Utara untuk tokoh-tokoh yang bukan berasal dari provinsi Sulawesi Utara namun berketurunan Sulawesi Utara.
2. Marie Thomas
3. Benny Mamoto
-oooooooooo oOo oooooooooo-
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar