KABUPATEN SAROLANGUN
PROVINSI JAMBI
Orientasi
Sarolangun adalah kabupaten di provinsi Jambi, Indonesia. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari kabupaten Sarolangun Bangko, kemudian resmi berdiri pada tanggal 12 Oktober 1999 yang berdasarkan pada UU RI nomor 54 tahun 1999. Kabupaten Sarolangun beribu kota di kecamatan Sarolangun dengan luas wilayah 6.174 km² dan populasi 279.532 jiwa (2020).
Sebelumnya, kabupaten Sarolangun dan kabupaten Merangin tergabung
dalam Kabupaten Sarolangun-Bangko,
selanjutnya diperkuat dengan keputusan DPRD Provinsi Jambi Nomor 2/DPRD/99
tanggal 9 Juli 1999 tentang pemekaran Kabupaten di Provinsi Jambi
Sejarah Asal Usul Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi
Ditulis oleh Muhammad Imron Sabtu, 29 September 2018
Kabupaten Sarolangun adalah salah satu kabupaten di provinsi Jambi, Indonesia. Luas wilayahnya 6.174 km² dengan populasi 246.245 jiwa (Sensus Penduduk 2010). Kabupaten ini beribukota di Sarolangun. Sarolangun resmi berdiri pada tanggal 10 Oktober 1999 yang berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 1999 tentang pembentukan kabupaten Sarolangun, kabupaten Tebo, kabupaten Muaro Jambi, dan kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Awal Mula Kabupaten Sarolangun
Pada zaman dulu, sebelum agama Islam masuk kedaerah Jambi, ada sebuah dusun yang terletak dipinggir sungai Batang Asai, dusun ini disebut Ujung Tanjung karena pusat di Ujung Tanjung Tembesi. Kepala Dusunnya dipimpin oleh seorang Rio yang bergelar Datuk Bagindo Tuo, kala itu tidak sembarang orang bisa jadi kepala Dusun atau Rio. Hanya orang yang berilmu tinggi dan sakti saja lah yang bisa menjadi kepala Dusun dan representasi rakyatnya.
Karena Ujung Tanjung menjadi pusat Pemerintahan Segala Batin (Negeri) didirikanlah sebuah tempat musyawarha yang dinamakan Balai Panjang . Sampai sekarang ungkapan Balai Panjang ini disebut dalam kata-kata adat di Kabupaten Sarolangun yang berbunyi"Ujung Tanjung Saribulan, Bakuto Pinang Balarik, Idak Pasih Bategak Rumah, Pasih Bategak Balai Panjang, Disitu Tempat Kusut Basalesai, Silang Tempat Bapatut".
Bulan berganti tahun, tahun berganti abad, dari zaman Hindu masuk Islam, daerah Jambi diperintah oleh seorang Raja Jambi yaitu Sultan Thaha. Dimasa Pemerintahan Sultan Thaha inilah nama Dusun Ujung Tanjung yang disebut Ujung Tanjung Saribulan . Pasalnya kompilasi rombongan Kerajaan Melayu Jambi yang dipimpin oleh Sultan Thaha dengan membawa rombongan armada perahu kajang lakonya menelusuri sungai batanghari ke dan masuk ke sungai untuk menemukan daerah dan rakyatnya, dan sampailah ke dusun Ujung Tanjung.
Rombongan
diakses oleh rakyat layaknya kenyamanan seorang raja. Sultan Thaha menjadi tamu
Datuk Rio Bagindo Tuo lengkap dengan pengawal hulubalang tangguh yang datang
dari dusun - dusun sekitarnya seperti: Bathin VIII, Bathin VI, Bathin
Pengambang, dan lain-lain.
Sistem Pemerintahan didusun Ujung Tanjung Saribulan yang terdiri dari sistem pintu gerbang, Karena Ujung Tanjung menjadi pusat Pemerintahan Segala Pemandian. Bagi para tamu dari luar daerah tidak mungkin langsung ke Ujung Tanjung Saribulan tetapi harus melalui dan melapor Datuk Rio Depati Singo Dilogo kepala Pemerintahan di desa Lidung. Desa Lidung ini terpasang kira - kira 5 km kehilir sungai tembesi. Sudah ada izin dari Rio Lidung ini, barulah tamu yang datang ke Rio Datuk Bagindo Tuo di Ujung Tanjung Saribulan.
Pada masa ini lah Dusun Ujung Tanjung berubah menjadi SAROLANGUN , dongengnya kira - kira begini:
Suatu saat ada dua orang tamu dari daerah Musi Rawas berasal dari Dusun Suro. Kedua orang ini ingin bertemu dan menghadap Rio Datuk Bagindo Tuo di Ujung Jabung tersebut. Mereka ingin bertemu untuk silaturahmi dan ingin menuntut ilmu kesaktian dengan Datuk Rio.
Sebelum mereka ke Ujung Tanjung Saribulan sudah menjadi keharusan harus melapor terlebih dahulu kepada Rio Dusun Lidung. Transportasi atau hubungan antar dusun yang berisi terutama melalui sungai, sementara hubungan sangat sulit karena belum ada jalan seperti saat ini, yang ada semak belukar bahkan masih hutan belantara.
Saat kedua orang suro ini menuju Dusun Lidung haripun sudah dua malam. Terpaksalah kedua orang itu istirahat dan bermalam ditengah hutan ini yang bernama hutan Senaning. Sore hari itu yang disebut orang kedua orang ini bertemu dengan dua orang penduduk Dusun Lidung yang mau pulang dari mencari rotan. Sanak datang dari mana dan tujuan kemana, sapa orang Lidung kepada orang kedua suro ini.
Geografis
Salah satu sudut Ibukota Kabupaten Sarolangun
Secara geografis, Kabupaten Sarolangun terletak antara 01°53’39’’ sampai 02°46’02’’ Lintang Selatan dan antara 102°03´39’’ sampai 103°13´17’’ Bujur Timur dan merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 10 sampai dengan 1000 meter dari permukaan laut (dpl).
Batas Wilayah
Pembagian wilayah dan batas Kabupaten Sarolangun adalah sebagai berikut:
Utara |
|
Timur |
|
Selatan |
|
Barat |
Luas Wilayah
Luas wilayah administratif Kabupaten Sarolangun meliputi 6.174 km², terdiri dari dataran rendah 5.248 km² (85%) dan dataran tinggi 926 km² (15%). Secara administratif pada awal berdirinya kabupaten Sarolangun terdiri atas 6 kecamatan, 4 kelurahan dan 109 desa. sampai dengan tahun 2020 Kabupaten Sarolangun terdiri dari 11 kecamatan, 9 kelurahan, dan 149 desa dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 246.245 jiwa dengan kepadatan penduduk 40 jiwa/km², rata-rata pertumbuhan penduduk pertahun mencapai 3,32 persen.[6] Dan jumlah penduduk Sarolangun tahun 2020 berjumlah 279.532 jiwa dengan kepadatan 45 jiwa/km².
Pemerintahan
Kecamatan
Kabupaten Sarolangun memiliki 11 kecamatan, 9 kelurahan, dan 149 desa (dari total 141 kecamatan, 163 kelurahan dan 1.399 desa di seluruh Jambi). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 313.373 jiwa dengan luas wilayahnya 6.184,00 km² dan sebaran penduduk 51 jiwa/km².
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Sarolangun, adalah sebagai berikut:
Kode |
Kecamatan |
Jumlah |
Jumlah |
Status |
Daftar |
15.03.01 |
23 |
Desa |
|||
15.03.02 |
16 |
Desa |
|||
15.03.03 |
6 |
10 |
Desa |
||
Kelurahan |
|||||
15.03.04 |
1 |
13 |
Desa |
||
Kelurahan |
|||||
15.03.05 |
14 |
Desa |
|||
15.03.06 |
28 |
Desa |
|||
15.03.07 |
9 |
Desa |
|||
15.03.08 |
1 |
14 |
Desa |
||
Kelurahan |
|||||
15.03.09 |
1 |
12 |
Desa |
||
Kelurahan |
|||||
15.03.10 |
10 |
Desa |
|||
TOTAL |
9 |
149 |
Demografi
Suku Bangsa
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk Indonesia tahun 2000, sebagian besar penduduk Kabupaten Sarolangun berasal dari suku asal Jambi. Yang terdiri dari suku Batin dan suku Penghulu, sementara suku lainnya, banyak berasal dari suku Jawa, dan sebagian dari Sunda, Melayu, Minangkabau, Batak, dan suku lainnya. Berikut adalah banyaknya penduduk Kabupaten Sarolangun berdasarkan suku bangsa pada tahun 2000:
No |
Suku |
Jumlah |
% |
1 |
106.159 |
59,61% |
|
2 |
46.882 |
26,32% |
|
3 |
8.330 |
4,68% |
|
4 |
6.088 |
3,42% |
|
5 |
3.482 |
1,96% |
|
6 |
3.194 |
1,79% |
|
7 |
Suku lainnya |
3.962 |
2,22% |
Kabupaten Sarolangun |
178.097 |
100% |
Ekonomi
Sarolangun merupakan kabupaten yang dilalui oleh jalur Jalan Lintas Sumatra. Karena letaknya yang strategis tersebut, maka kabupaten ini menjadi suatu tempat yang bisa diperhitungkan untuk membuka lahan usaha. Perekonomian kabupaten yang memiliki semboyan "sepucuk adat srumpun pseko" ini sabagian besar berasal pertanian dan sumber daya alam yang berupa minyak bumi, batu bara, dan emas.
Kesehatan
1. RSUD Prof Dr HM Chatib Quzwain
2. RS Langit Golden Medika
Pariwisata
Tempat Wisata
1. Wisata Alam Batang Asai
2. Taman Nasional Bukit Duabelas
3. Jembatan Beatrix
4. Bukit Tempurung
5. Taman Tepian Cik Minah
6. Pemandian Alam Batuputih Kalianyep Singkut
-oooooooooo oOo oooooooooo-
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar