KABUPATEN DONGGALA
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Orientasi
Kabupaten
Donggala adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi
Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten sekaligus pusat administrasi
terletak di kecamatan Banawa.
Kabupaten ini mempunyai luas sebesar 5.275,69 km² dan berpenduduk sebanyak
304.110 jiwa pada tahun 2020. Donggala adalah kabupaten terluas ke-7,
terpadat ke-4, dan memiliki populasi
terbanyak ke-4 di Sulawesi Tengah. Kabupaten Donggala terdiri
dari 16 kecamatan dan
166 desa/kelurahan.
Donggala mengelilingi wilayah Kota Palu, dan berbatasan dengan Parigi Moutong di bagian timur, Tolitoli di bagian utara dan timur laut, Sigi di bagian selatan, dan Sulawesi Barat di bagian barat dan barat daya.
Literatur
Menurut literatur Perancis kata Donggala disebut dengan kata “Dunggally.” Pemuatan kata “Dunggally” tersebut dapat dilihat dalam peta tua Pulau Sulawesi yang dibuat pada tahun 1805 yang dibuat oleh David Woodard. Namun, peta pulau Sulawesi sebelum 1805 tidak menggunakan kata "Dunggally" melainkan kata “Durate” yang dimuat dalam peta yang dibuat oleh Lodocus Hondius pada tahun 1611. Sedangkan penyebutan Donggala menurut masyarakat setempat bersumber dari nama pohon Donggala yang tumbuh di wilayah ini. Dalam literatur Cina, wilayah Donggala disebut dengan nama “Tun Chia La". Penyebutan yang berbeda-beda ini hanya berbeda secara penulisan sedangkan maknanya tetap sama.
Sejarah
Pra-Kemerdekaan
Catatan tertua tentang Donggala ditemukan dalam sumber-sumber Tiongkok sebelum abad ke-15 yang ditulis oleh J. V. Mills dan disunting Marcell Bonet di buku Chinese Navigation (1965). Sejak tahun 1430, wilayah kota Donggala telah dikenal sebagai pelabuhan untuk memperdagangkan hasil bumi seperti kopra, damar, dan kemiri, juga ternak sapi. Di rentang waktu yang panjang itu, Donggala adalah suatu kesatuan sebagai wilayah Kerajaan Banawa, yang bersamaan dengan masuknya kekuatan kolonial seperti kongsi dagang milik kerajaan Belanda, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).
Pada tahun 1667, VOC melalui Traktat Banawa selanjutnya mengikat Donggala untuk kali pertama dalam perjanjian penyerahan emas. Oleh Belanda, Donggala dijadikan titik tengah di Selat Makassar untuk mengamankan jalur perdagangan laut di wilayah tersebut yang menghubungkan Makassar dan Manado. Pada tahun 1888, Belanda melalui Plakat Panjang (Lange Verklaring) – sebelumnya Korte Verklaring (Perjanjian Pendek) menetapkan Donggala sebagai jalur eksklusif perusahaan kapal dagangnya, KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij). Jalur penting itu diberi nama Jalur 14.
Sejak Traktat Banawa 1667, Donggala telah menjadi penting tidak hanya untuk Belanda (VOC) tapi juga bagi perebutan kuasa tiga kerajaan: Ternate, Gowa (Makassar), dan Bugis (Bone). Kepentingan di bawah pengaruh koloni Belanda itu kemudian berkaitan dengan penentuan Donggala sebagai wilayah penunjang Karesidenan Celebes en Onderhoorigheden di Makassar dan Karesidenan Midden Celebes di Manado. Jalur darat antara Donggala ke Makassar yang lebih baik dibanding Donggala ke Manado di masa Gubernur Jenderal Hindia Belanda Baron van der Capellen itu melahirkan sarkasme: "lebih cepat ke Eropa dari Manado, daripada dari Manado ke Sulawesi Tengah (Donggala)".
1930-1936)
Perdagangan di Donggala menjadi lebih intensif hingga memasuki abad ke-20. Intensitas perdagangan antar kota dan kegiatan ekspor-impor melalui Donggala menjadikan pelabuhan di kota itu ramai. Booming Kopra (1920-1939) menjadi kata kunci dalam catatan sejarah selanjutnya, lalu Jepang datang menggantikan Belanda, dan selanjutnya fase pergolakan-pergolakan politik nasional pasca kemerdekaan.
Sebelum ditaklukkan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1904 wilayah Kabupaten Donggala adalah wilayah Pemerintah raja-raja yang berdiri sendiri-sendiri yaitu Kerajaan Palu, Kerajaan Sigi Dolo, Kerajaan Kulawi, Kerajaan Biromaru, Kerajaan Banawa, Kerajaan Tawaili, dan Kerajaan Moutong.
Dalam perkembangan selanjutnya daerah ini yang merupakan bagian dari wilayah Sulawesi Tengah dijadikan afdeling Donggala yang meliputi:
1. Onderafdeling Palu terdiri dari: Landschap Kulawi di Kulawi, Landschap Sigi Dolo di Biromaru, Landschap Palu di Palu
2. Onderafdeling Parigi terdiri dari: Landschap Parigi di Parigi, Landschap Moutong di Moutong
3. Onderafdeling Donggala terdiri dari: Landschap Banawa di Donggala, Landschap Tawaili di Tawaili
Setelah Kemerdekaan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1952, bahwa mulai tanggal 12 Agustus 1952, daerah Sulawesi Tengah terbagi menjadi 2 kabupaten yaitu Kabupaten Donggala, yang wilayahnya meliputi bekas Onderafdeling Palu, Donggala, Parigi dan Tolitoli; serta Kabupaten Poso yang wilayahnya meliputi bekas Onderafdeling Poso, Bungku/Mori dan Luwuk. Tanggal 12 Agustus ditetapkan sebagai tanggal kelahiran Kabupaten Donggala yang diperingati setiap tahun, dengan Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1952, juga disertai dengan pembentukan lembaga pemerintahan daerah serta badan-badan perlengkapan lainnya yaitu pembentukan DPRDS yang didasarkan Undang-Undang NIT No. 44 tahun 1950 dan pembentukan dinas-dinas yang terdiri dari Pertanian, Kehutanan, Perikanan Darat, Kehewanan, Pengajaran, Pekerjaan Umum, dan Kesenian.
Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang No. 29 tahun 1953 tentang pembentukan daerah tingkat II di Sulawesi Tengah, sekaligus merupakan pemekaran pertama saat sebagian wilayah daerah Kabupaten Donggala dibagi menjadi Kabupaten Donggala dan Kabupaten Tolitoli. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 1999, ibu kota Kabupaten Donggala resmi dipindahkan dari Kota Palu, dikembalikan ke Kota Donggala sendiri yang berjarak 34 km dari Kota Palu.
Peristiwa
Pada tanggal 28 September 2018 pukul 18.02 WITA, gempa bumi berkekuatan 7,4 Mw mengguncang daerah Donggala, Palu dan sekitarnya.
Pemerintahan
Kecamatan
Kabupaten Donggala terdiri dari 16 Kecamatan, 9 Kelurahan dan 158 Desa dengan luas wilayah 4.275,08 km² dan jumlah penduduk sebesar 293.470 jiwa dengan sebaran penduduk 68 jiwa/km².
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Donggala, adalah sebagai berikut:
Kode |
Kecamatan |
Jumlah |
Jumlah Desa |
Status |
Daftar |
72.03.12 |
13 |
Desa |
|||
72.03.31 |
8 |
Desa |
|||
72.03.08 |
9 |
5 |
Desa |
||
Kelurahan |
|||||
72.03.18 |
19 |
Desa |
|||
72.03.27 |
8 |
Desa |
|||
72.03.06 |
13 |
Desa |
|||
72.03.09 |
7 |
Desa |
|||
72.03.21 |
9 |
Desa |
|||
72.03.04 |
14 |
Desa |
|||
72.03.10 |
13 |
Desa |
|||
72.03.25 |
6 |
Desa |
|||
72.03.24 |
6 |
Desa |
|||
72.03.11 |
13 |
Desa |
|||
72.03.14 |
9 |
Desa |
|||
72.03.30 |
5 |
Desa |
|||
72.03.19 |
10 |
Desa |
|||
TOTAL |
9 |
158 |
Pemekaran Daerah
Pada tahun 2002, terjadi pemekaran di Kabupaten Donggala, sesuai UU No. 10 tahun 2002 tentang pembentukan Kabupaten Parigi Moutong. Dalam perkembangan selanjutnya tahun 2008 melalui UU No. 27 Tahun 2008 kembali terjadi pemekaran kabupaten di Kabupaten Donggala, yaitu Kabupaten Sigi.
Pariwisata
Objek Wisata
2. Kampung Wisata Labuan Bajo
4. Pusentasi (Pusat Laut), Towale
5. Pantai Kaluku, Limboro
6. Pantai Taipa
7. Pantai Sivalenta, Sirenja
8. Pantai Parimpi Indah, Sirenja
9. Pantai Enu
10. Pantai Bambarano
11. Pantai Harapan, Salubomba
12. Pantai Lembasada, Lembasada
13. Pantai Surumana, Desa Surumana
14. Pantai Tosale, Desa Tosale
15. Pantai Batusuya, Desa Batusuya
16. Pantai Parimpi Desa Lende
17. Pantai Salur Sabang, Desa Sioyong
18. Pantai Salumbone, Desa Salumbone
19. Danau Lino, Desa Lino
20. Danau Talaga, Desa Talaga
21. Danau Dampelas
22. Danau Rano, Desa Rano
23. Desa Dombu
24. Hutan Mangrove Gonenggati, Kabonga Besar
25. Anjungan Gonenggati, Kabonga Kecil, Banawa
26. Pantai Kabonga
28. Wisata Seni Budaya Pembuatan Sarung Donggala, Desa Salubomba, Limboro, Watusampu, Kola-Kola, Ganti,Kabonga Kecil, Loli,Wani[23]
29. Air Terjun Loli Tasiburi, Desa Loli Tasiburi
30. Air Terjun Powelua, Desa Powelua
31. Air Terjun Walandanu, Malei, Balaesang
32. Air Terjun Bou, Desa Bou
33. Air Terjun Nopubomba, Desa Nopubomba
34. Air Terjun Bale, Desa Bale Tanantovea
35. Tangga Bidadari, Desa Kajelata, Banawa Selatan
36. Air Panas Sibado, Desa Sibado, Sirenja
37. Air Panas Marana,Desa Marana, Sindue
38. Air Panas Tambu, Desa Tambu
39. Air Terjun Ogoamas, Sojol Utara
40. Pulau Pasoso, Balaesang Balaesang
41. Pulau Maputi, Desa Pangalasiang
42. Pulau Taring, Desa Lenju
43. Pantai Labuana, Desa LendeNtovea, Sirenja
44. Pantai Majang, Desa Long, Damsol
45. Pantai Seget dan Lende Tovea, Sojol Utara
46. Pantai Taring, Desa Lenju, Sojol Utara
----- ooooo oOo ooooo -----
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar