KABUPATEN BUOL
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Orientasi
Kabupaten Buol adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Buol. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.043,57 km² dan berpenduduk sebanyak 145,254 jiwa (2020), dengan kepadatan penduduk sebanyak 36,49 jiwa/km².
Sejarah Asal Usul Kabupaten Buol Sulawesi Tengah
Muhammad Imron Selasa, 08 Januari 2019
Kabupaten Buol adalah salah satu kabupatendi provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Buol. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.507 km² dan berpenduduk sebanyak 132.786 jiwa.
Sejarah Buol mulai dikenal secara teratur sejak jaman pemerintahan NDUBU I dengan permaisurinya bernama SAKILATO ( sekitar 1380 M ) dan selanjutnya digantikan oleh Anogu Rlipu sebagai Madika yang kemudian memindahkan Pusat pemerintahan dari Guamonial ke Lamolan.
Setelah Anogu Rlipu meninggal dunia dan Dae Bole belum kembali maka Bokidu memutuskan BATARALANGIT menjadi Madika (Raja) dengan gelar Madika Moputi atau Sultan Eato dan diperkirakan Madika Moputi adalah Raja Buol yang pertama memeluk Agama Islam dengan nama Muhammad Tahir Wazairuladhim Abdurahman dan meninggal pada tahun 1003 H atau 1594 M.
Pengganti Madika Moputi adalah putra Dai Bole yaitu Pombang Rlipu yang diberi gelar Prins Yakut Kuntu Amas Raja Besar oleh Portugis. Setelah masa pemerintahan Pombang Rlipu yang terkenal adalah Sultan Pondu yang banyak melakukan perlawanan pada Portugis yang pada akhirnya tertangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1770.
Sesudah Sultan Pondu, yang memerintah adalah Dinasti Mokoapat, yaitu:
– Sultan Undain
– Datumimo (1804 – 1810)
– Mokoapat (1810 – 1818)
– Ndubu II
– Takuloe
– Datumula (1839 – 1843)
– Elam Siradjudin (1843 – 1857)
– Modeiyo (wakil 1857 – 1858)
– Lahadung (1858 – 1864)
Dilanjutkan oleh Dinasti
Turumbu/Turungku yaitu:
– Turumbu / Turungku (1864 – 1890)
– Haji Patra Turungku (1890 – 1899)
– Datu Alam Turungku (1899 – 1914)
– Haji Akhmad Turungku (1914 – 1947)
– Mohammad Aminullah Turungku (1947 – 1997)
– Mahmud Aminullah Turungku (1997 – sekarang).
Kabupaten Buol dibentuk berdasarkan Undang-undang RI Nomor 51 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Morowali dan Banggai Kepulauan. Sebelumnya, pada pembentukan Negara Indonesia Timur (NIT), Buol merupakan Daerah Swapraja yang tergabung dalam Daerah Gorontalo.
Selanjutnya melalui Undang-undang RI Nomor 29 tahun 1959 gabungan swapraja Tolitoli dan Swaparaja Buol menjadi Kabupaten Buol Tolitoli. Sejak tanggal 16 Februari 1966 melalui keputusan DPR-GR Propinsi Sulawesi Tengah Nomor: 1/DPR-GR/1966 tentang Pemekaran Sembilan Kabupaten Dalam wilayah propinsi Sulawesi Tengah, Buol diusulkan sebagai Daerah Tingkat II / Kabupaten, keinginan ini baru terealisir pada pada tahun 1999 atau 33 tahun kemudian dengan diresmikannya Pembentukan Kabupaten Buol tanggal 12 Oktober 1999, Ir. Abdul Karim Mbouw ditunjuk sebagai Pejabat Bupati melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 131.52-1146 tanggal 8 Oktober 1999.
Oleh karena sakit beliau meninggal dunia pada tanggal 10 Februari 2000, maka Menteri Dalam Negeri berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor: 131.52-081 mempercayakan Drs. A. Karim Hanggi sebagai Pejabat Bupati Buol yang Ke II.
Geografi
Secara geografis, Kabupaten Buol terletak pada 0°35' - 1°20' Lintang Utara dan 120°00' - 122°09' Bujur Timur. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.507 km², memanjang dari barat ke timur di bagian utara Pulau Sulawesi. Topografi wilayahnya terdiri dari pantai, dataran rendah, perbukitan hingga bergunung-gunung dengan ketinggian mencapai 2.400 meter di atas permukaan air laut terutama bagian selatan.
Batas wilayah
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Utara |
|
Timur |
|
Selatan |
|
Barat |
Penggunaan lahan
1. Sawah 9.432,9 Ha
2. Perkebunan 49.093,33 Ha
3. Ladang tadah hujan 23.691,1 Ha
4. Hutan rakyat 72.886,9
5. Ladang untuk bangunan lain 213,9 Ha
Pemerintahan
Kecamatan
Kabupaten Buol terdiri dari 11 kecamatan, 7 kelurahan dan 108 desa. Pada tahun 2017, luas wilayahnya mencapai 4.043,57 km² dan jumlah penduduk sebesar 132.786 jiwa dengan sebaran penduduk 33 jiwa/km².
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Buol, adalah sebagai berikut:
Kode |
Kecamatan |
Jumlah |
Jumlah Desa |
Daftar |
72.05.06 |
7 |
- |
||
72.05.03 |
15 |
|||
72.05.08 |
14 |
|||
72.05.04 |
10 |
|||
72.05.09 |
11 |
|||
72.05.10 |
7 |
|||
72.05.02 |
7 |
|||
72.05.01 |
16 |
|||
72.05.05 |
12 |
|||
72.05.11 |
7 |
|||
72.05.07 |
9 |
|||
TOTAL |
7 |
108 |
Demografi
Jumlah penduduk Pada Tahun 2008 mencapai 117.028 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 25.011, kepadatan rata-rata 3,73 jiwa per km2 dan laju pertumbuhan 2,35%. Penduduk menurut jenis kelamin adalah laki-laki 56.780 jiwa sedangkan perempuan 52.673 jiwa.
Jumlah penduduk miskin sebanyak 33,72% atau sebanyak 36.909 jiwa (8.115 rumah tangga) dari total 25.011 Kepala Keluarga.
Transportasi
Transportasi Darat
Prasarana jalan di Kabupaten Buol sampai dengan tahun 2004 baru mencapai 492.745 km dengan rincian sebagai berikut:
1. Jalan negara sepanjang 188.295 km; kondisi baik 99.65 km; kondisi rusak berat 88.654 km.
2. Jalan provinsi sepanjang 47.455 km; kondisi baik 14.15 km; kondisi rusak berat 32.74 km.
3. Jalan kabupaten sepanjang 256.995 km; kondisi baik 131.845 km; kondisi rusak berat 125.15 km.
Transportasi Udara
Transportasi udara di Kabupaten Buol baru dapat disinggahi oleh pesawat dengan kapasitas penumpang 12 orang dengan penerbangan seminggu sekali di Bandar Udara Buol. Transportasi udara terdekat ada dua pilihan, yaitu 390 km ke arah timur terdapat Bandara Jalaluddin Gorontalo dengan penerbangan 3 kali sehari ke Jakarta dan 570 km ke arah barat terdapat Bandara Mutiara Palu. Umumnya masyarakat Buol memilih ke Jalaluddin yang lebih dekat dengan kondisi jalan yang sangat bagus.
Transportasi Laut
Kapasitas daya tampung pelabuhan di Kabupaten Buol khususnya pelabuhan Lokodidi belum dapat disinggahi oleh kapal-kapal Pelni.Pelabuhan yang disinggahi kapal Pelni terdekat adalah Tolitoli 154 km di sebelah barat Kota Buol. Sedangkan pelabuhan samudera untuk keperluan ekspor terletak 330 km ke arah timur, yakni Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo.
Telekomunikasi
Jangkauan jaringan telepon saat ini di Kabupaten Buol masih sangat terbatas, hanya terdapat pada wilayah perkantoran.
Fasilitas
Jaringan Listrik di Kabupaten Buol sejak bulan Juni tahun 2010 telah beroperasi 24 jam.
Ekonomi
1. Sawah 9.432,9 Ha
2. Ladang tadah hujan 23.691,1 Ha
4. Luas areal perkebunan kelapa 12.480 Ha
5. Luas areal perkebunan cengkih 1.918 Ha
6. Luas areal perkebunan kopi 619 Ha
7. Luas areal tanaman kapuk, lada dan pala 38 Ha
8. Luas areal perkebunan kakao 8.154 Ha
9. Luas areal perkebunan jambu mente 1.347 Ha
10. Luas areal perkebunan kelapa sawit 26.500 Ha
Kawasan
1. Hutan suaka alam dan kawasan pelestarian alam 9.802 Ha
2. Hutan lindung 63.602 ha
3. Hutan produksi terbatas 100.341 ha
4. Hutan produksi tetap 60.413 ha
5. Hutan yang dapat di konversi 24.070 ha
6. Areal Penggunaan Lain (APL) 158.614 ha
Potensi lahan untuk budidaya perikanan darat Kabupaten Buol menunjukkan belum dimanfaatkannya sumber daya yang tersedia secara optimal. Kendala yang dihadapi berkaitan dengan kepemilikan sarana produksi terbatas. Sedangkan rendahnya produktivitas berkaitan dengan keterampilan yang dimiliki petani tambak/kolam dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Potensi kolam 2.270,3 Ha. Yang terolah 17,3 Ha dengan hasil produksi 15,98 ton per tahun.
2. Potensi tambak 3.136,0 Ha. Yang terolah 97,0 Ha dengan hasil produksi 32,82 ton per tahun.
Kelautan
Perairan laut di wilayah Kabupaten Buol pada dasarnya adalah Laut Sulawesi yang mencapai sekitar 40.320 km² yang terbentang disepanjang garis pantai yang mempunyai panjang sekitar ± 234.634 km wilayah perairan tersebut memiliki potensi untuk berkembangnya berbagai jenis ikan seperti tuna, cakalang/tongkol, karapu, napoleon serta berbagai jenis ikan lainnya.
Pertambangan dan Energi
Beberapa potensi tambang yang terdapat di perut bumi Kabupaten Buol dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Batu bara terdapat di Desa Lamadong I kecamatan momunu pada formasi melosa berselang seling dengan lempung dan batu pasir halus sampai kasar.
2. Emas: Potensi ini terletak di lokasi masyarakat melalui pertambangan rakyat terdapat dibeberapa tempat antara lain Desa Lintidu di Kecamatan Paleleh; Desa Bulagidun, Labuton dan Matinan di Kecamatan Bunobogu.
3. Pasir kuarsa dan kaolin: Bermanfaat untuk industri keramik, gelas abrasif, bahan timbunan, industri kimia, industri cat, isolasi dan industri semen, tersebar di sembilan Kecamatan.
4. Gypsum, Lempung dan tanah liat terdapat di hampir seluruh Kecamatan.
5. Kerikil dan batu terdapat di seluruh sungai dalam jumlah yang besar.
6. Biji besi tersebar di sembilan Kecamatan.
7. Pasir terdapat dihampir semua pesisir pantai dan sungai dalam jumlah yang besar.
8. Batu kapur terdapat di Kecamatan Biau dan Bokat.
9. Kaolin tersebar di Sembilan Kecamatan.
10. Bahan tambang lainnya, seperti minyak bumi masih perlu dilakukan penelitian secara intensif.
11. Pariwisata
12. Objek wisata alam
13. Air terjun di Desa Body dan Desa Kokobuka
14. Permandian air panas di Desa Pinamula, Kecamatan Momunu
15. Objek wisata tirta/bahari
16. Batu susun di Kecamatan Biau, Desa Lakea II.
17. Pantai pasir putih di beberapa kecamatan, yaitu Pulau Busak, Pulau Boki dan Pulau Raja
----- ooooo oOo ooooo -----
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar