Kamis, 16 Mei 2024

KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA

 

 

KABUPATEN MINAHASA

PROVINSI SULAWESI UTARA

Orientasi

Kabupaten Minahasa adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kota Tondano, dengan luas wilayah kabupaten 1.025,85 km². Pada 25 Februari 2003 kabupaten Minahasa dimekarkan menjadi Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kota Tomohon berdasarkan UU No.10/2003. Pada tanggal 18 Desember 2003 Kabupaten Minahasa dimekarkan lagi menjadi Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Utara berdasarkan UU No. 33/2003.

Geografi

Batas wilayah

Berikut merupakan batas wilayah Kabupaten Minahasa:

Utara

Kota Manado

Timur

Kabupaten Minahasa Utara dan Laut Maluku

Selatan

Kabupaten Minahasa Tenggara

Barat

Laut Sulawesi dan Kabupaten Minahasa Selatan

Kota Tomohon secara keseluruhan berada di dalam batas wilayah Kabupaten Minahasa.

Sejarah

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Minahasa Nomor 8 Tahun 1983, tanggal 5 November 1428 ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Minahasa. Tanggal ini bersifat simbolis karena hari dan bulan dari tanggal tersebut diambil dari hari dan bulan dari tanggal kelahiran tokoh Minahasa Sam Ratulangi. Sedangkan tahun 1428 melambangkan perkiraan tahun terjadinya pertemuan antara suku-suku Minahasa dalam perlawanan mereka terhadap Kerajaan Bolaang Mongondow. Karena bersifat perkiraan, angka-angka 1, 4, 2, dan 8 diambil dari dua peristiwa yaitu Peristiwa Merah Putih yang terjadi di Manado pada tanggal 14 Februari 1946 dan Kongres Pemuda Kedua yang menghasilkan Sumpah Pemuda yang diselenggarakan pada tahun 1928. Angka 14 diambil dari hari Peristiwa Merah Putih, sedangkan angka 28 diambil dari tahun diselenggarakannya Kongres Pemuda Kedua.

Daerah Minahasa itu sendiri ditetapkan sebagai wilayah administratif dengan disertakan nama kabupaten berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965. Dengan undang-undang ini, wilayah-wilayah administratif Provinsi Sulawesi Utara yang dulunya bernama "Daerah Tingkat II" diganti dengan nama "Kabupaten" sehingga Daerah Tingkat II Minahasa menjadi Kabupaten Minahasa. Namun keberadaan daerah yang meliputi Kabupaten Minahasa saat ini sebagai sebuah wilayah administratif bisa dilihat jauh sebelum dikeluarkannya undang-undang tersebut dan sebelum terbentuknya negara Republik Indonesia.

Perjanjian dengan VOC

Penetapan hari jadi Kabupaten Minahasa berdasarkan bersatunya suku-suku Minahasa untuk melawan tekanan dari luar daerah. Tanggal lain yang juga menunjukkan terjadinya persatuan antara suku-suku Minahasa (atau mereka yang telah bersatu) adalah pada abad ke-17 di mana beberapa suku-suku Minahasa bergabung untuk menyepakati sebuah perjanjian persahabatan dengan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC atau Perusahaan Hindia Timur Belanda) dengan maksud yang sama untuk memerangi serangan dari daerah Bolaang. Perjanjian ini diadakan dengan gubernur VOC yang berkedudukan di Maluku yaitu Robertus Padtbrugge pada tanggal 10 Januari 1679 pada saat Padtbrugge berkunjung ke Minahasa. Terdapat 23 kepala walak (atau daerah tempat tinggal bersama) yang menyetujui perjanjian tersebut. Para kepala walak berasal dari Aris, Bantik, Kakas, Kakaskasen, Klabat, Klabat Atas, Langowan, Pasan (yang juga mewakili Pinosokan dan Ratahan), Remboken, Rumoong, Sarongsong, Tombariri, Tombasian, Tomohon, Tompaso, Tondano, Tonkimbut Atas, Tonkimbut Bawah, Tonsawang, dan Tonsea.

Pendudukan Belanda

Penetapan daerah Kabupaten Minahasa saat ini sebagai wilayah administratif yang resmi terjadi pada zaman pendudukan Hindia Belanda di Indonesia yang menggantikan VOC. Wilayah Keresidenan Manado pada waktu itu mencakup seluruh kabupaten-kabupaten dan kota-kota di Minahasa Raya saat ini yaitu Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan,

 Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung, Kota Manado, dan Kota Tomohon. Pada tahun 1856, walak-walak di daerah Minahasa diorganisasikan menjadi 26 distrik (tingkat wilayah administratif di antara kabupaten dan kecamatan). Pada akhir abad ke-19, jumlah distrik kemudian turun menjadi 18 yaitu Bantik, Kakaskasen, Kakas-Remboken, Kawangkoan, Langowan, Manado, Maumbi, Pasan Ratahan-Pinosakan, Rumoong, Sonder, Tombariri, Tombasian, Tomohon-Sarongsong, Tompaso, Tondano-Touliang, Tondano-Toulimambot, Tonsawang, dan Tonsea.

Kemudian pada tahun 1908, jumlah turun menjadi 16 di mana Distrik Kakaskasen dihapuskan dan Distrik Rumoong dan Tombasian dijadikan satu. Jumlah distrik kemudian turun lagi menjadi tujuh pada tahun 1920, di mana distrik-distrik adalah Amurang, Kawangkoan, Manado, Ratahan, Tomohon, Tonsea, dan Toulour. Pada tahun 1927, Manado dan Tomohon digabungkan sehingga tinggal enam distrik: Amurang, Kawangkoan, Manado, Ratahan, Tonsea, dan Toulour.

Susunan distrik-distrik seperti ini berlangsung sampai kedatangan dan pendudukan Jepang. Di bawah ke enam distrik-distrik ini ditetapkan wilayah administratif yang bernama onderdistrict (atau distrik bawahan) yang setingkat dengan kecamatan. Terdapat 16 distrik bawahan yaitu Airmadidi, Amurang, Eris, Kakas, Kauditan, Kawangkoan, Langowan, Manado Selatan, Manado Utara, Ratahan, Tatelu, Tenga, Tombariri, Tombatu, Tomohon, Tompaso, Tondano, dan Tumpaan.

Untuk wilayah administratif di atas distrik, daerah Minahasa dalam Keresidenan Manado termasuk dalam Afdeling Manado yang dibentuk pada tahun 1911. Afdeling ini dibagi menjadi tiga onderafdeling yaitu Amurang, Manado, dan Tondano. Sebelum pembentukan Afdeling Manado, terdapat lima onderafdeling yang mencakup daerah Minahasa yaitu Amurang, Belang, Kema, Manado, dan Tondano. Pada tahun 1926, wilayah-wilayah onderafdeling dihapus.

Pendudukan Jepang

Dalam tahun-tahun pendudukan Jepang, organisasi wilayah administratif tidak berubah banyak. Pada tahun 1942, jumlah distrik bertambah satu di mana Distrik Toulour dibagi menjadi Langowan dan Tondano. Pada tahun yang sama, Distrik Manado dibagi menjadi Manado dan Tomohon. Pada tahun 1943, perpisahan kota Manado dan daerah Minahasa lainnya mulai terlihat di mana daerah Minahasa dijadikan satu tanpa wilayah kota Manado dan diberi nama Minahasa-ken.

Negara Republik Indonesia

Setelah kemerdekaan Indonesia, daerah Minahasa pada awalnya termasuk ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi tepatnya dalam sebuah keresidenan yang berkedudukan di Manado. Daerah Minahasa kemudian sempat termasuk dalam bagian wilayah Negara Indonesia Timur sebagai salah satu dari 13 wilayah administratifnya. Pada tahun 1953, Manado ditetapkan sebagai Kota Besar dengan status Daerah Tingkat II (di mana provinsi adalah Daerah Tingkat I) dan dipisahkan dengan Minahasa. Ibukota wilayah Minahasa kemudian diganti dari Manado ke Tondano pada tahun 1959.

Pada tahun 1960, Provinsi Sulawesi dibagi menjadi Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1960. Nama kedua provinsi ini berubah berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1960, di mana Provinsi Sulawesi Utara berubah menjadi Provinsi Sulawesi Utara-Tengah. Daerah Minahasa sebagai Daerah Tingkat II termasuk dalam provinsi ini. Kemudian pada tahun 1964, Provinsi Sulawesi Utara-Tengah dibagi menjadi Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964. Daerah Tingkat II Minahasa dimasukkan ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi Utara.

Penggunaan nama kabupaten ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965, di mana Daerah Tingkat II Minahasa diubah menjadi Kabupaten Minahasa. Kemudian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 mengubah lagi nama Kabupaten Minahasa menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II Minahasa. Daftar kecamatan di bawah Kabupaten Daerah Tingkat II Minahasa adalah Airmadidi, Belang, Bitung, Dimembe, Eris, Kakas, Kauditan, Kawangkoan, Kombi, Likupang, Modoinding, Motoling, Pineleng, Ratahan, Remboken, Sonder, Tareran, Tenga, Tombariri, Tombasian, Tombatu, Tomohon, Tompaso, Tompaso Baru, Tondano, Tumpaan, dan Wori.

Pada tahun-tahun berikut, Kabupaten Minahasa mengalami beberapa perubahan dengan pembentukan wilayah-wilayah administatif baru dari wilayah Kabupaten Minahasa. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1975, Kota Administratif Bitung diresmikan sebagai wilayah terpisah dari Kabupaten Minahasa. Pada 25 Februari 2003, Kabupaten Minahasa dimekarkan menjadi Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, dan Kota Tomohon berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2003. Kemudian pada tanggal 18 Desember 2003, Kabupaten Minahasa dimekarkan lagi menjadi Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Utara berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2005.

Pemerintahan

Kecamatan

Kabupaten Minahasa memiliki 25 kecamatan, 43 kelurahan dan 227 desa (dari total 171 kecamatan, 332 kelurahan dan 1.507 desa di seluruh Sulawesi Utara). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 336.015 jiwa dengan luas wilayahnya 1.114,87 km² dan sebaran penduduk 301 jiwa/km².

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Minahasa, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri

Kecamatan

Jumlah
Kelurahan

Jumlah
Desa

Status

Daftar
Desa/Kelurahan

71.02.03

Eris


8

Desa

Eris

Maumbi

Ranomerut

Tandengan

Tandengan Satu

Telap

Toliang Oki

Watumea

71.02.06

Kakas


13

Desa

Kaweng

Kayuwatu

Mahembang

Makalelon

Pahaleten

Paslaten

Rinondor

Sendangan

Talikuran

Toulimembet

Tounelet

Tumpaan

Wineru

71.02.20

Kakas Barat


10

Desa

Bukittinggi

Kalawiran

Panasen

Passo

Simbel

Totolan

Touliang

Tountimomor

Wailang

Wasian

71.02.12

Kawangkoan

6

4

Desa

Kanonang Tiga

Tondegesan

Tondegesan Satu

Tondegesan Dua

Kelurahan

Kinali

Kinali Satu

Sendangan

Sendangan Selatan

Sendangan Utara

Uner Satu

71.02.22

Kawangkoan Barat


10

Desa

Kanonang Satu

Kanonang Dua

Kanonang Empat

Kanonang Lima

Kayuuwi

Kayuuwi Satu

Ranolambot

Tombasian Atas

Tombasian Atas Satu

Tombasian Bawah

71.02.21

Kawangkoan Utara

4

6

Desa

Kiawa Dua

Kiawa Dua Barat

Kiawa Dua Timur

Kiawa Satu

Kiawa Satu Barat

Kiawa Satu Utara

Kelurahan

Talikuran

Talikuran Barat

Talikuran Utara

Uner

71.02.04

Kombi


13

Desa

Kalawiran

Kayu Besi

Kinaleosan

Kolongan

Kolongan Satu

Kombi

Lalumpe

Makalisung

Ranowangko Dua

Rerer

Rerer Satu

Sawangan

Tulap

71.02.10

Langowan Barat


16

Desa

Ampreng

Kopiwangker

Koyawas

Lowian

Noongan

Noongan Dua

Noongan Tiga

Paslaten

Raringis

Raranon

Raranon Selatan

Raranon Utara

Tounelet

Tumaratas

Tumaratas Dua

Walewangko

71.02.17

Langowan Selatan


10

Desa

Atep

Atep Satu

Kaayuran Atas

Kaayuran Bawah

Kawatak

Manembo

Palamba

Rumbia

Temboan

Winebetan

71.02.09

Langowan Timur


8

Desa

Amongena I

Amongena II

Amongena III

Karondoran

Sumarayar

Teep

Waleure

Wolaang

71.02.19

Langowan Utara


8

Desa

Karumenga

Taraitak

Taraitak Satu

Tempang I

Tempang II

Tempang III

Toraget

Walantakan

71.02.05

Lembean Timur


11

Desa

Atep Oki

Kaleosan

Kapataran

Kapataran I

Karor

Kayuroya

Parentek

Seretan

Seretan Timu

Watulaney

Watulaney Amian

71.02.23

Mandolang


12

Desa

Agotey

Kalasey Dua

Kalasey Satu

Koha

Koha Barat

Koha Selatan

Koha Timur

Tateli

Tateli I

Tateli II

Tateli III

Tateli Weru

71.02.13

Pineleng


14

Desa

Kali

Kali Selatan

Lotta

Pineleng Dua

Pineleng Dua Indah

Pineleng Satu

Pineleng Satu Timur

Sea

Sea I

Sea II

Sea Mitra

Sea Tumpengan

Warembungan

Winangun Atas

71.02.08

Remboken


11

Desa

Kaima

Kasuratan

Leleko

Parepei

Paslaten

Pulutan

Sendangan

Sinuian

Talikuran

Tampusu

Timu

71.02.11

Sonder


19

Desa

Kauneran

Kauneran I

Kolongan Atas

Kolongan Atas I

Kolongan Atas II

Leilem

Leilem I

Leilem II

Rambunan

Rambunan Amian

Sawangan

Sendangan

Sendangan I

Talikuran

Talikuran I

Timbukar

Tincep

Tounelet

Tounelet I

71.02.15

Tombariri


10

Desa

Borgo

Kumu

Mokupa

Pinasungkulan

Poopoh

Ranowangko

Sarani Matani

Senduk

Tambala

Teling

71.02.24

Tombariri Timur


10

Desa

Lemoh

Lemoh Barat

Lemoh Timur

Lemoh Uner

Lolah

Lolah Dua

Lolah Satu

Lolah Tiga

Ranotongkor

Ranotongkor Timur

71.02.14

Tombulu


11

Desa

Kamangta

Kembes Dua

Kembes Satu

Koka

Rumengkor

Rumengkor I

Rumengkor II

Sawangan

Suluan

Tikela

Tombuluan

71.02.07

Tompaso


10

Desa

Kamanga

Kamanga Satu

Liba

Sendangan II

Talikuran

Tember

Tempok

Tempok Selatan

Tolok

Tolok Satu

71.02.25

Tompaso Barat


10

Desa

Pinabetengan

Pinabetengan Selatan

Pinabetengan Utara

Pinaesaan

Tompaso Dua

Tompaso Dua Utara

Tonsewer

Tonsewer Selatan

Touure

Touure Dua

71.02.01

Tondano Barat

9

-

Kelurahan

Masarang

Rerewokan

Rinegetan

Roong

Tounkuramber

Tuutu

Watulambot

Wawalintouan

Wewelen

71.02.18

Tondano Selatan

8

-

Kelurahan

Koya

Maesa Unima

Peleloan

Tataaran I

Tataaran II

Tataaran Patar

Tounsaru

Urongo

71.02.02

Tondano Timur

11

-

Kelurahan

Katinggolan

Kendis

Kiniar

Liningaan

Luaan

Makalonsouw

Papakelan

Ranowangko

Taler

Toulour

Wengkol

71.02.16

Tondano Utara

5

3

Desa

Kembuan

Kembuan Satu

Tonsea Lama

Kelurahan

Kampung Jawa

Marawas

Sasaran

Sumalangka

Wulauan


TOTAL

43

227



Pendidikan

Kabupaten Minahasa memiliki satu Universitas Negeri, yaitu Universitas Negeri Manado (UNIMA), Kampus Biru Tounsaru Tondano Selatan dan satu Sekolah Tinggi Swasta, yaitu Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng. Kecuali di Kota Tondano di mana terdapat 8 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), di beberapa kota dan kecamatan terdapat rata-rata dua hingga tiga SLTA saja. juga SLA (Sekolah Lanjutan Advent) yang sangat terkenal dengan Hari Sabat di dalam kitab suci yang satu-satunya sekolah Lanjutan Advent.

Seni dan Olah Raga

Seniman terkenal seperti JE. Tatengkeng, M.R. Dajoh, Yessy Wenas, Maya Rumantir, Chintya Maramis dan Angel Karamoy. Dalam bidang seni diadakannya kontes putra putri Se-Minahasa Waraney dan Wulan Minahasa. Klub Sepak Bola daerah ini bernama Persmin atau PERSMIN MINAHASA. Para pemain sepak bola yang terkenal asal Minahasa seperti Ronny Pangemanan dan Yopie Lumoindong (Tondano) di PSM Makassar dan sebagainya.

Daftar Tokoh Minahasa

Daftar tokoh Minahasa ini memuat nama tokoh-tokoh dari suku Minahasa dan yang secara genetis berdarah Minahasa (sering disebut juga sebagai orang Manado), baik yang lahir di Sulawesi Utara maupun di tempat lainnya.

Perangkat pemantau ini bisa digunakan untuk melihat perubahan terbaru dari artikel-artikel yang terkait dengan halaman ini. Jika pembaca melihat artikel tokoh di Wikipedia bahasa Indonesia yang semestinya masuk ke dalam daftar ini, silakan sunting halaman ini dan masukkan nama tokoh tersebut berikut keterangan dan pranalanya.

Agamawan

Islam

1.    Yahya Waloni, pendakwah

Katolik

1. Petrus Canisius Mandagi, Uskup Amboina

2.    Petrus Turang, Uskup Agung Kupang

3.    Benedictus Estephanus Rolly Untu, Uskup Manado

4.    Joseph Theodorus Suwatan, Uskup Emiritus Manado

5.    Theodorus Lumanauw, Uskup Agung Makassar

Protestan

1.    Gilbert Lumoindong, pendeta, gembala GBI GLOW

2.    Jack Jacob Sompotan, penginjil

3.    Albertus Zacharias Roentoerambi Wenas, pendeta, ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM)

Ahli dan akademisi

Ahli ekonomi

Safir Senduk, ekonom

Ahli hukum

1.    Otto Cornelis (O.C.) Kaligis, pengacara

2.    Gayus Lumbuun, hakim agung, guru besar ilmu hukum dan mantan politisi

3.    Ani Abbas Manopo, sarjana hukum wanita pertama di Indonesia, dekan fakultas hukum Universitas Sumatra Utara

Ahli kesehatan

1.    Marie Thomas, dokter wanita pertama di Indonesia, spesialis pertama di Indonesia dalam bidang obstetri dan ginekologi

2.    Rumondor Cornelis Lefrand (R.C.L.) Senduk, pelopor berdirinya Palang Merah Indonesia

3.    Willem Alexander Frederik Joseph Tumbelaka, guru besar ilmu kedokteran Universitas Indonesia

4.    Anna Adeline Warouw, dokter wanita kedua di Indonesia

 

Ahli pendidikan

1.    Lexie M. Giroth, dekan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)

2.  Desi Albert Mamahit, rektor Universitas Pertahanan Indonesia (UNHAN), kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) pertama

3.    Lucky Sondakh, rektor Universitas Sam Ratulangi

4.    Henry Alex Rudolf Tilaar, ahli pendidikan

5.    Max Arie Wotulo, ahli matematika

Ahli sejarah dan antropologi

1.    Adrian Bernard Lapian, sejarawan

2.    E.K.M. Masinambouw, ahli peneliti utama LIPI

3.    Ahli sosial dan politik

4.    Rocky Gerung, pengamat politik

Ahli teknologi

Sonita Lontoh, kepala Global Marketing and Corporate Strategy, Trilliant Inc.

Aparat keamanan negara

Militer

1.        Albert Inkiriwang, Adhi Makayasa 1972

2.        Donald Kasenda, Waasops Kasau

3.        Rudolf Kasenda, kepala staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL)

4.        Evert Julius Ven Kandou, pembantu letnan dua KKO, tokoh yang mengangkat jenazah pahlawan revolusi korban G30S/PKI di lubang buaya

5.   Alex Evert Kawilarang, panglima Tentara Territorium III/Siliwangi (TT III/Siliwangi), tokoh Perjuangan Semesta (Permesta)

6.        Jorry Soleman Koloay, komandan Pangkalan Udara Sam Ratulangi

7.        Arie Jeffry Kumaat, kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin)

8.        Adolf Gustaaf Lembong, komandan Brigade XVI

9.        Dirk Poltje Lengkey, Dirdik Kodiklat TNI

10.    Johny Lumintang, panglima Komando Strategis Angkatan Darat (pangkostrad), duta besar Indonesia untuk Filipina

11.    Desi Albert Mamahit, kepala badan keamanan laut

12.    Wanti Waraney Franky Mamahit, panglima Divisi Infanteri 3/Kostrad

13.    Herman Bernhard Leopold Mantiri, kepala staf umum Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)

14.    Elias Daniel (Daan) Mogot, direktur Akademi Militer Tangerang, pahlawan nasional Indonesia

15.    Aldrin Petrus Mongan, Komandan Lanud El Tari

16.    Robert Wolter Mongisidi, pahlawan nasional Indonesia

17.    Hesly Paat, wakil inspektur jenderal TNI

18.    Engelbert Willem Antonius (E.W.A.) Pangalila, Pendiri Sekolah Perang Khusus KKO

19.    Izak Pangemanan, Kepala Staf Kodam II/Sriwijaya

20.    Lodewijk Freidrich Paulus, komandan jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ke- 24

21.    Ivan Ronald Pelealu, Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Strategi Lemhannas RI

22.    Lodewyk Pusung, panglima Komando Daerah Militer I/ Bukit Barisan

23.    Prince Meyer Putong, Pa Sahli TK. III Bid. Komsos Panglima TNI

24.    Tony Anton Rompis, panglima Komando Daerah Militer VIII/Trikora (Kodam VIII/Trikora)

25.    Ferdinand Roring, Dirum Kodiklat TNI

26.    Arthur Edward Singal Karauwan Solang, Komandan Denjaka

27.    Daniel Julius Somba, gubernur militer Sulawesi Utara dan Tengah, tokoh Permesta

28.    Bernard Kent Sondakh, kepala staf TNI-AL

29.    Herman Nicolas Ventje Sumual, tokoh Serangan Umum 1 Maret, tokoh Permesta

30.    George Elnadus Supit, asisten operasi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD)

31.    Julexi Tambayong, Kabalitbang Kemhan

32.    David Yohan Tamboto, Komandan Lanud Sultan Hasanuddin

33.    Pierre Andries Tendean, pahlawan revolusi Indonesia

34.    Rano Maxim Adolf Tilaar, Komandan Korem 052/ Wijayakrama

35.    Alfret Denny Djoike Tuejeh, panglima Komando Daerah Militer XIII/Merdeka (Kodam XIII/Merdeka)

36.    Thomas Albert Umboh, Mantan Danpusterad

37.    Jacob Frederick (Joop) Warouw, komandan TT VII/Indonesia Timur

38.    Kepolisian

39.    Petrus Reinhard Golose, direktur Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), kepala Kepolisian Daerah Bali (kapolda Bali)

40.    Dicky Daantje Atotoy, kapolda Kalimantan Timur, kapolda Sulawesi Utara

41.    Robby Kaligis, kepala Korps Brigade Mobil Kepolisian Negara Republik Indonesia (Korps Brimob Polri)

42.    Roycke Harry Langie, Wakapolda Bali

43.    Royke Lumowa, kepala Korps Lalu Lintas (kakorlantas Polri)

44.    Jeanne Mandagi, wanita pertama yang menjadi jenderal polisi di Indonesia, kepala divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Polri (kadiv Humas Mabes Polri), koordinator ahli Badan Narkotika Nasional (BNN)

45.    Benny Mamoto, Deputi Pemberantasan Narkotika BNN, dan politisi

46.    Victor Gustaf Manoppo, kepala Direktorat Jendral Pengelolaan Ruang Laut , wakapolda NTT

47.    Iverson Manossoh, Koorspripim Polda Metro Jaya

48.    Albertus Julius Benny Mokalu, kapolda Bali

49.    Teddy Minahasa Putra, kapolda Banten, kapolda Lampung, kapolda Sumatera Barat

50.    Ronny Franky Sompie, kepala divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Polri (kadiv Humas Mabes Polri), direktur jenderal Imigrasi

51.    Carlo Brix Tewu, dirtipidum Bareskrim Polri, kapolda Sulawesi Utara

52.    Sylvanus Yulian Wenas, kapolda Kalimantan Timur

Pejuang dan aktivis

Pejuang

1.    Arie Frederik Lasut, kepala Pertambangan dan Geologi, pahlawan nasional Indonesia

2.    Maria Walanda Maramis, pahlawan nasional Indonesia

3.    Johanna Tumbuan Masdani, pejuang kemerdekaan

4.    Gerungan Saul Samuel Jozias (Sam) Ratulangi, pejuang kemerdekaan, Pahlawan Nasional

5.    Jack Jacob Sompotan, pejuang kemerdekaan

6.    Apelles Jozias Supit, pejuang kemerdekaan Indonesia

7.    Servius Dumais Wuisan, tokoh pergerakan peristiwa heroik Merah Putih 14 Februari 1946

Aktivis

1.    Herman Lantang, aktivis reformasi, pecinta alam

2.    Jerry Sumampouw, aktivis, pengamat politik, koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI)

 

Pelaku ekonomi

1.    Peter Frans Gontha, pengusaha, duta besar Indonesia untuk Polandia

2.    John Sadrak Karamoy, pengusaha, tokoh industri tambang minyak dan gas

3.    Alexander Edwin Kawilarang , pengusaha, politisi

4.    Reyn Altin Johannes (R.A.J.) Lumenta, direktur utama Garuda Indonesia

5.    Peter Sondakh, pengusaha

6.    Royke Tumilaar, Direktur Utama Bank Mandiri, Direktur Utama Bank Negara Indonesia

7.    Tony Wenas, tokoh bisnis, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia

Pelaku politik

Anggota parlemen dan politisi lainnya

1.    Roy B.B. Janis, anggota DPR-RI

2.    Hillary Brigitta Lasut, anggota DPR-RI

3.    Angelina Sondakh, anggota DPR-RI, artis

4.    Ahmadi Noor Supit, anggota DPR-RI

5.    Duta besar dan diplomat lainnya

6.    Lambertus Nicodemus Palar, pejuang kemerdekaan, pahlawan nasional Indonesia

7.    August Parengkuan, jurnalis, duta besar Indonesia untuk Italia

Kepala daerah dan wakil

1.        Olly Dondokambey, gubernur Sulawesi Utara

2.        Verna Gladies Merry Inkiriwang, bupati Poso

3.        Steven Octavianus Estefanus Kandouw, wakil gubernur Sulawesi Utara

4.        Lucky Harry Korah, penjabat gubernur Sulawesi Utara

5.        William Johanes Lalamentik, gubernur Nusa Tenggara Timur

6.        Bernard Wilhelm Lapian, gubernur Sulawesi Utara, pahlawan nasional Indonesia

7.        Willy Ghayus Alexander Lasut, gubernur Sulawesi Utara

8.        Godbless Sofcar Vicky Lumentut, wali kota Manado

9.        Harley Alfredo Benfica Mangindaan, wakil wali kota Manado

10.    John Manuel Manoppo, wali kota Salatiga

11.    Gustaf Hendrik Mantik, gubernur Sulawesi Utara

12.    Henk Ngantung, gubernur Jakarta, seniman

13.    Vonnie Anneke Panambunan, bupati Minahasa Utara

14.    Christiany Eugenia Paruntu, bupati Minahasa Selatan

15.    Cornelis John (C.J.) Rantung, gubernur Sulawesi Utara

16.    Bernhard Eduard Rondonuwu, bupati Maybrat

17.    Eddy Rumpoko, wali kota Batu

18.    Sinyo Harry Sarundajang, gubernur Sulawesi Utara

19.    Sompie Singal, bupati Minahasa Utara

20.    Adolf Jouke Sondakh, gubernur Sulawesi Utara

21.    Frits Johannes Tumbelaka, gubernur Sulawesi Utara dan Tengah (Sulutteng)

22.    Augustine Magdalena Waworuntu, wali kota Manado

23.    Jos Buce Wenas, bupati Jayawijaya

24.    Hein Victor Worang, wali kota Manado, gubernur Sulawesi Utara

25.    Menteri dan pejabat tinggi

26.    Freddy Jaques (F.J.) Inkiriwang, menteri Perindustrian

27.    Elvianus Katoppo, menteri Pendidikan dan Agama Negara Indonesia Timur

28.    Frits Laoh, menteri Perhubungan

29.    Herling Laoh, menteri Pekerjaan Umum, menteri Perhubungan

30.    Thomas Lembong, menteri Perdagangan

31.    Gustaaf Adolf (G.A.) Maengkom, menteri Kehakiman

32.    Evert Ernest (E.E.) Mangindaan, gubernur Sulawesi Utara, menteri Perhubungan, wakil ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat

33.  Alexander Andries (A.A.) Maramis, menteri Keuangan, pejuang kemerdekaan, pahlawan nasional Indonesia

34.    Arnold Mononutu, menteri Penerangan

35.    Wilhelm Johannis Rumambi, menteri Indonesia, rektor Universitas Hasanuddin

36.    Theo Leo Sambuaga, menteri Perumahan Rakyat dan Permukiman

37.    Prabowo Subianto, menteri pertahanan

38.    Theo Toemion, kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Seniman

Musisi

1.    Jopie Item, musisi

2.    Stevie Item, musisi

3.    Petrus Kaseke, pelestari alat musik kolintang

4.    Julia Angelia Lepar, musisi

5.    Cendi Luntungan, pemain drum

6.    Nick Mamahit, musisi jazz

7.    Dani Mamesah, penulis lagu, pemain drum Drakhma

8.    Gideon Tengker, gitaris, musisi

Pelawak

1.    Paul Polii, pelawak

2.    Mongol Stres (Roni Immanuel), pelawak tunggal

Pembawa acara

1.    Donna Agnesia Wayong, presenter TV

2.    Dave Hendrik Pangemanan, pembawa acara

3.    Chikita Ravenska Mamesah, presenter, penyiar radio, mantan anggota JKT48

4.    Indy Barends, pembawa acara

5.    Ruben Onsu, pembawa acara

6.    Erwin Parengkuan, presenter, pembicara publik

7.    Becky Tumewu, MC, presenter, penyanyi, penyiar radio

8.    Jeffry Waworuntu, pembawa acara, model, pemeran

Pemeran dan model

1.        Christina Colondam, pemeran, penyanyi

2.        Vicky Monica Dengah, pemeran

3.        Rina Diana, pemeran

4.        Venly Arauna (Dondokambey), pemeran

5.        Shandy Aulia (Dopong), pemeran

6.        Liesbet Dotulong (Maria Menado), pemeran Malaysia

7.        Tasya Djerly Emor, pemeran

8.        Felicya Angelista (Ekel), pemeran

9.        Julie Estelle, model, bintang iklan, pemeran

10.    Davina Veronica Gontha, pemeran, model

11.    Christy Jusung, pemeran

12.    Joanna Alexandra (Kairupan), pemeran

13.    Indah Kalalo, pemeran, model

14.    Velove Vexia Kaligis, pemeran

15.    Kevin Kambey, Pemeran

16.    Agastya Kandou, pemeran, pembawa acara

17.    Lydia Kandou, pemeran

18.    Nana Mirdad (Kandou), pemeran

19.    Naysila Mirdad (Kandou), pemeran

20.    Angel Karamoy, pemeran

21.    Davina Karamoy, pemeran

22.    Kezia Karamoy, pemeran, model, presenter

23.    Safira Kaunang, pemeran, model

24.    Amanda Manopo, pemeran

25.    Reiner Manopo, pemeran

26.    Ranty Maria (Karisoh), pemeran

27.    Tessa Kaunang, pemeran, presenter, model

28.    Rudy Kawilarang, pemeran, pembawa acara

29.    Vera Lasut, pemeran

30.    Mario Lawalata (polii), pemeran

31.    Marcellino Lefrandt, pemeran

32.    Cathy Lengkong, pemeran

33.    Natassa Lengkong, pemeran

34.    Chandra Liow, pemeran, personalia YouTube

35.    Christian Loho, aktor

36.    Adelia Lontoh, pemeran

37.    Ananda Faturrahman (Lontoh), pemeran

38.    Hayria Lontoh, model, pemeran

39.    Samuel Rizal (Luntungan), pemeran, pemain basket

40.    Cornelia Agatha (Maramis), Pemeran

41.    Cynthia Maramis, pemeran, penyanyi

42.    Rima Melati (Marjolien Tambajong), pemeran

43.    Oline Mendeng, pemeran

44.    Jessica Mila, model, pemeran

45.    Reza Nangin, pemeran

46.    Ervan Naro, pemeran

47.    Sandy Nayoan, pemeran

48.    Christoffer Nelwan, pemeran

49.    Stevani Nepa, pemeran

50.    Jordi Onsu, pemeran, presenter

51.    Joshua Otay, pemeran

52.    Yoelitta Palar, pemeran

53.    Joshua Pandelaki, pemeran, sutradara

54.    Randy Pangalila, pemeran, model

55.    Giulio Parengkuan, pemeran, model

56.    Ferly Putra Pelengkahu, pemeran, model, DJ

57.    Natasha Ratulangi, pemeran, model

58.    Kesha Ratuliu, pemeran

59.    Mona Ratuliu, pemeran, presenter

60.    Ben Joshua Rompies, pemeran

61.    Vincent Ryan Rompies, pemeran, komedian, presenter, musisi

62.    Calista Arum Dewi Rumengan, pemeran

63.    Paula Rumokoy, pemeran

64.    Cathy Sharon, pemeran

65.    Tatiana Sivek, pemeran

66.    Nagita Slavina Tengker, pemeran

67.    Harini Sondakh, pemeran, presenter

68.    Kevin Sumakul, pemeran

69.    Normadiah (Edith Sumampouw), pemeran Malaysia

70.    Vivi Sumanti, pemeran, model

71.    Baby Gracia Putri Monica Supit, pemeran

72.    Anna Tairas, pemeran

73.    Mikha Tambayong, pemeran, model, penyanyi

74.    Kevin Bzezovski Taroreh, pemeran

75.    Sendy Taroreh, pemeran

76.    Evan Sanders (Stevanus Alexander Tenda), pemeran, penyanyi

77.    Stefanie Hariadi Theresia (Gontha), pemeran, model

78.    Lionil Hendrik Ticoalu, pemeran

79.    Maria Oentoe Tinangon, pemeran

80.    Boy Tirayoh, pemeran

81.    Tracy Trinita, model

82.    Rissanda Putri Tuarissa, pemeran, anggota JKT48

83.    Gilbert Marciano Tulaar, pemeran, model, DJ

84.    Marissa Jeffryna Tulaar, pemeran

85.    Aline Adita Tumbuan, model, presenter

86.    Frans Tumbuan, pemeran

87.    Sandy Tumiwa, pemeran

88.    Ramon Yusuf Tungka, pemeran

89.    Roweina Umboh, pemeran

90.    Stefan William (Umboh), pemeran

91.    Christy Saura Noela Unu, pemeran

92.    Fero Walandouw, pemeran, model

93.    Emma Waroka, pemeran

94.    Febby Rastanty (Worang), pemeran

95.    Rudy Wowor, pemeran

Penyanyi

1.        Titi Dwijayati, penyanyi, pemeran, penulis lagu

2.        Rizky Patrick Egeten, penyanyi, pemenang Idola Cilik Musim Pertama

3.        Audy Item, penyanyi

4.        Aliya Sachi Jusung, penyanyi

5.    Anneth Delliecia, penyanyi, grandfinalist The Voice Kids Indonesia (musim kedua) dan pemenang Indonesian Idol Junior (musim ketiga)

6.        Cindai Gloria Lagio Karinda, penyanyi

7.        Ermy Kullit, penyanyi jazz

8.        Alicia Chanzia Ayu Kumaseh, anggota JKT48

9.        Ari Lasso, penyanyi

10.    Jessica Veranda Tanumihardja Lontoh, anggota JKT48

11.    Alycia Ferryana Mamahit, penyanyi

12.    Pinkan Mambo, penyanyi

13.    Dougy Mandagi, musisi Australia The Temper Trap

14.    Prinsa Shafira Mandagie, penyanyi

15.    Once Mekel, penyanyi

16.    Hermann Josis Mokalu, penyanyi

17.    Dea Mongkar, penyanyi

18.    Sania Julia Montolalu, anggota JKT48

19.    Connie Constantia Pinontoan, penyanyi

20.    Pance Pondaag, penyanyi, pencipta lagu

21.    Rio Febrian, penyanyi

22.    Jason Ranti, penyanyi

23.    Karen Claudia Rantung, penyanyi, lulusan Rising Star Indonesia (musim ketiga) dan Indonesian Idol (musim 11)

24.    Maya Rumantir, penyanyi, pemeran, politikus

25.    Norma Sanger, penyanyi seriosa

26.    Danita Vinarosa Sigarlaki, penyanyi

27.    Dearly Dave Sompie, penyanyi, runner-up Indonesian Idol 3

28.    Nola Tilaar, penyanyi

29.    Amanina Afiqah Ibrahim (Walintukan), anggota JKT48

30.    Gabriela Margareth Warouw, anggota JKT48

31.    Karmila Warouw, penyanyi

32.    Arin Wolayan, penyanyi

33.    Roy Jeconiah Isoka Wurangian, vokalis rock

34.    Nicole Zefanya, penyanyi dan penulis lagu

Puteri kecantikan

1.    Kristania Virginia Besouw, Miss Indonesia 2006

2.    Gresya Amanda Maaliwuga, runner-up II Puteri Indonesia Pariwisata, model

3.    Novia Indriani Mamuaja, runner-up III Puteri Indonesia 2012-2013, model

4.    Jolene Marie (Rotinsulu), runner-up 1 Puteri Indonesia 2019

5.    Angelina Sondakh, Puteri Indonesia 2001

6.    Audrey Vanessa Susilo, Miss Indonesia 2022

7.    Sarah Tumiwa, pemenang Indonesia's Next Top Model (Musim 2)

8.    Kezia Roslin Cikita Warouw, Puteri Indonesia 2016

Sastrawan

1.    Marianne Katoppo, sastrawan dan teolog

2.    Remy Sylado Tambayong, sastrawan

Seniman visual

1.    Emiria Soenassa, seniman

2.    Natasha Tontey, seniman

Perfilman

1.    Frank Rorimpandey, sutradara, penulis skenario, produser film

2.    Iri Supit, penata artistik film, desainer mode

3.    Wim Umboh, sutradara

Wartawan

1.    Virgie Baker Baroring, wartawan

2.    Aristides Elvianus Albert Katoppo, wartawan, editor-in-chief Sinar Harapan dan Suara Pembaruan

3.    Josi Katoppo, wartawan, juru foto

4.    Alex Mendur, wartawan, juru foto, pendiri Indonesia Press Photo Service (IPPHOS)

5.    Frans Mendur, wartawan, juru foto, pendiri Indonesia Press Photo Service (IPPHOS)

6.    Oscar Motuloh, juru foto, kurator Galeri Foto Jurnalistik Antara

7.    F.D.J. Pangemanann, jurnalis, novelis

8.    H.G. Rorimpandey, wartawan, pendiri harian Sinar Harapan

Pembaca acara berita TV

1.    Adolf Posumah, pembaca berita TV

2.    Sella Wangkar, pembaca berita TV

Tokoh olahraga

Atlet bulu tangkis

1.        Winny Oktavina Kandow

2.        Flandy Limpele

3.        Liliyana Natsir

4.        Deyana Gresye Susanti Lomban

5.        Setyana Daniella Florensia Mapasa

6.        Greysia Polii

7.        Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan

8.        Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay

9.        Lili Tampi

10.    Rosiana Tendean

11.    Atlet sepak bola

12.    Mees Hilgers

13.    Mahadirga Lasut

14.    Aldaier Makatindu

15.    Geri Mandagi

16.    Michael Orah

17.    Gianluca Pandeynuwu

18.    Ronny Pasla

19.    Jendri Pitoy

20.    Ferry Rotinsulu

21.    Eksel Runtukahu

22.    Leo Soputan

23.    Joice Sorongan

24.    Ezra Walian

25.    Francis Wewengkang

Atlet pelari

1.    Fernando Lumain, sprinter Indonesia

Atlet tenis

1. Christopher Rungkat

2.    Donald Walian Walalangi

Atlet tinju

1.    Arenaldo Moniaga, petinju

2.    Ferry Moniaga, petinju

3.    Akasa Rambing, petinju

4.    Adrianus Taroreh, petinju

Atlet Basket

1.        Fictor Roring

2.        Youbel Sondakh

3.        Daniel Wenas

4.        Mario Wuysang

5.        Atlet voli

6.        Aprilio Manganang

7.        Pelatih olahraga

8.        Boy Bolang, promotor tinju

9.        Benny Dollo, pelatih sepak bola

10.    Ernest Alberth Mangindaan, pelatih sepak bola

11.    Sutan Rambing, petinju, pelatih tinju

12.    Fictor Roring, pemain, pelatih basket

Tokoh organisasi olahraga

Inge Inkiriwang Jambak, pembalap sepeda, sekretaris jenderal Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI)

Temuzin Rambing, promotor tinju

Tokoh lainnya

1.    Xaverius Dotulong

2.    Adriana Paula Adeline (Non) Kawilarang, pelopor dunia mode Indonesia, pendiri butik dan salon kecantikan pertama di Indonesia

3.    Cliff Muntu, korban kekerasan di IPDN

4.    Arnold Poernomo, chef, juri MasterChef Indonesia

5.    Valda Rompas, finalis MasterChef 2015, penghibur, bagian dari MNC Talent Academy

6.    Juna Rorimpandey, chef, juri MasterChef Indonesia

7.    Yurike Sanger, istri Presiden Soekarno

8.    Dora Marie Sigar, istri Soemitro Djojohadikusumo, ibu dari Prabowo Subianto

9.    Vindex Tengker, chef, juri MasterChef Indonesia season pertama

 

Tokoh yang belum ada artikelnya

1.        Gania Alianda, vokalis Billfold

2.        Krisna Timothy Putra Komara Aray, penyanyi, lulusan The Voice Kids Indonesia (musim kedua)

3.        Glorivay Imanuele Assa, penyanyi, peserta The Voice Kids Indonesia (musim ketiga) dan The Voice Indonesia (musim ketiga)

4.        Dorcas L. Coloay, model, aktivis

5.        Veronica Colondam

6.        Jimmy Endey, wartawan

7.        Emil G.Hampp, sutradara

8.        Tenny Lolong, Seniman & Budayawan

9.        Steven N. Kaligis, musisi reggae, vokalis Steven & the Coconut Treez

10.    Hilda Kandijoh, wasit karate nasional Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia perempuan pertama

11.    Dumanauw Musa Victor Kandijoh, pendeta, ketua sinode Gereja Protestan Indonesia di Donggala periode 1966-1968

12.    Andrea Arnetta Angelique Karundeng, penyanyi, lulusan Idola Cilik Musim Keempat

13.    Harry Kawilarang, wartawan senior

14.    Marthin Koagouw, aktivis lingkungan

15.    Abner Mekry Korompis, penyanyi, lulusan Idola Cilik Musim Kedua

16.    Marcliff Nyopon Korompis, penyanyi, lulusan Idola Cilik Musim Ketiga

17.    Ryan Liwe, Ketua Yayasan Putra Pariwisata Indonesia, Entrepreneur

18.    Maximiliaan Jonas Lomban, Walikota Bitung

19.    Petra Lumbun, anggota DPRD DKI Jakarta dan mantan walikota Jakarta Pusat

20.    Dave Lumenta, antropolog dan dosen Universitas Indonesia

21.    Djonne Ricky Lumintang, Direktur Pendidikan AKMIL

22.    David D.S. Lumoindong, budayawan, manager sepak bola, penulis buku Minahasa

23.    Frans Lumoindong, pendeta

24.    Frits Godlieb Lumoindong, pendiri PERMAHI

25.    Frits Salem Lumoindong, pendeta

26.    Imanuel Lumoindong, anggota DPRD Jawa Timur, mantan ketua GMKI Surabaya

27.    Jackson Lumoindong, birokrat, mantan kepala Dinas Pertambangan Minahasa Selatan

28.    Johan Lumoindong, pendeta

29.    Paulus Lumoindong, pendeta, budayawan, penulis buku Minahasa

30.    Sambow Ignatius Paul Lumoindong (S.I.P.) Lumoindong, pendeta, mantan sekjen GPdI

31.    Yopie Lumoindong, pemain sepak bola, manager sepak bola, dosen UNHAS

32.    Valentino Lumowa, ahli filsafat lulusan KU Leuven

33.  Evie Mamesah, aktivis, anggota kehormatan Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK), istri gubernur DKI Jakarta Henk Ngantung

34.    Cornelis Manoppo, duta besar, birokrat

35.    Marsha Manoppo, aktor

36.    Gabriella Abigail Mawengkang, JKT48

37.    Dastessa Moniaga, petinju

38.    Harry Montolalu, wakapolda Sulawesi Utara

39.    Frietz Oroh, salah satu pendiri Bank Indonesia

40.    Keisha Audreyna Palar, penyanyi, peserta The Voice Kids Indonesia (musim kedua)

41.    Mahmud Yunus Palar, Gubernur Akademi Militer ke-26

42.    Elisse Tansiang Pandean, penyanyi rohani

43.    Gabrielle Angeline Thalita Pangemanan, penyanyi, lulusan Idola Cilik Musim Ketiga

44.    Fendy Parengkuan, arkeolog dan dosen Universitas Sam Ratulangi

45.    Denni Pinontoan, peneliti, akademisi], teolog, pegiat Mawale Cultural Movement

46.    Rambing, komandan kesatuan darat Aurev Awal, tokoh permesta

47.    Rambing, tokoh pejuang kemerdekaan NKRI di Sulawesi tengah (Palu)

48.    Jeffry Rambing, penyanyi rohani

49.    Sherly Rambing, penyanyi Pop Minahasa (bubur Manado)

50.    Bastian Enoch Rambing, Tokoh Pertama yang memasukkan kopi di Minahasa

51.    Raymond Rambing, aktor

52.    James Allan Rarung, dokter, aktivis, Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu

53.    Andrian Raturandang, petenis

54.    Cynthia Rompas, pembaca berita TV

55.    Lady Clara Isaura Rumopa, aktivis sosial dan agama dan pejabat pemerintah Sulawesi Utara

56.    Sirena Elizabeth (Rotinsulu), Miss Celebrity Indonesia 2011

57.    Nico Johannes Rundengan, wartawan, juru foto

58.    Dolf Runturambi, wakil gubernur militer Sulawesi Utara dan Tengah, tokoh Permesta

59.    Sarapung, kepala atau walak dalam Perang Tondano

60.    Andre Sondakh, pembalap motocross

61.    Hanny Sondakh, wali kota Bitung

62.    Nedine Helena Sulu, aktivis, pejuang Hak Masyakarat Adat Minahasa

63.    Nathanael Sumampouw, akademisi Universitas Indonesia, psikolog forensik

64.    W. F. Sumampow, KORANDAK IV/I.T.

65.    Zachariah Josiahno Sumanti

66.    Andre J.O Sumual, wartawan, Pemred Majalah Trax (MRA Media Group)

67.    Billy Christopher Supit, penyanyi, lulusan The Voice Kids Indonesia (musim ketiga)

68.    Dearystone M.H.R. Supit, Pamen Yanma Polri

69.    Joseph Suwatan, Uskup Emeritus Manado

70.    Bodewyn Grey Talumewo, ahli sejarah Minahasa

71.    Petrus Muntu-Untu Tangkilisan, tokoh pergerakan Indonesia di Australia, liaison officer Perjanjian Linggardjati dan Renville

72.    Pheils Maurits Tangkilisan, kepala daerah Minahasa, residen koordinator Sulawesi Utara

73.    Rinto Taroreh, aktivis budaya dan adat Minahasa, penari dan pelatih Kawasaran, penggagas Waraney Wuaya, dan Tonaas.

74.    Charles Choesoy Taulu, pejuang dan tokoh 14 Februari 1946, komandan TRI Sulawesi Utara

75.    Michael Irwan Tamsil, Kabidhumas Polda Maluku Utara

76.    Indadi Thanos, Kapolda Kepulauan Riau, Deputi Hukum dan Kerja sama BNN

77.    Jan P. Tilaar, ahli pendidikan IKIP/UNIMA

78.    Inca Paramawidhita Tumbelaka, anggota 5 Anak Centil

79.    Angelina Christy Walintukan, JKT48

80.    Ferry Walintukan, Kabidhumas Polda Sultra

81.    Steve Wantania, photographer, sutradara, evangelist, suami dari penyanyi Pinkan Mambo

82.    Reggie Prabowo Wongkar, YouTuber

83.    Diana Warouw, mantan penyanyi cilik

Marga Minahasa

Marga Minahasa merujuk kepada nama keluarga atau marga yang dipakai di belakang nama depan masyarakat Minahasa/Manado. Di Indonesia Timur nama marga biasa juga disebut fam, yang menunjukkan pengaruh dari bahasa Belanda, familienaam yang berarti "nama keluarga".

Marga Minahasa diambil dari nama keluarga yang digunakan oleh kepala rumah tangga (orang tua lelaki), dengan demikian umumnya nama anak dari sebuah keluarga akan ditambahkan nama keluarga sang ayah di belakangnya. Bila seorang perempuan menikah, nama keluarga sang suaminya disisipkan di antara nama depan dan nama keluarga asli perempuan tersebut. Praktik ini menunjukkan pengaruh budaya Spanyol dan Portugis yang masih tersisa di Minahasa. Keluarga itu akan menggunakan kedua marga tersebut sebagai nama resminya. Jadi, misalnya seorang laki-laki yang bermarga "Assa" menikah dengan seorang perempuan yang bermarga "Damongilala", maka keluarga itu disebut "Keluarga Assa-Damongilala", meskipun anak-anak mereka kelak hanya akan menggunakan nama "Assa" saja sebagai marga mereka.

Suku Minahasa

Suku Minahasa adalah kelompok suku etnis yang berasal dari Semenanjung Minahasa di bagian utara pulau Sulawesi di Indonesia. Wilayah-wilayah administratif tempat bermukim mayoritas orang-orang Minahasa (atau Minahasa Raya) adalah Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung, Kota Manado, dan Kota Tomohon. Seluruh kawasan administratif ini terletak di Provinsi Sulawesi Utara dan suku Minahasa merupakan suku bangsa terbesar di provinsi ini Hal ini juga yang menyebabkan dalam percakapan awam, orang Minahasa sering kali disamakan dengan sebutan orang Manado yang adalah ibukota Sulawesi Utara. Suku Minahasa merupakan gabungan dari kelompok-kelompok sub-etnis yaitu Bantik, Pasan/Ratahan, Ponosakan, Tombulu, Tondano (Toulour), Tonsawang (Tombatu), Tonsea, dan Tontemboan.

Etimologi

Sebutan Minahasa berarti "menjadi satu" dan berasal dari kata pokok asa yang merupakan kata kerja yang berarti "satu". Sebutan ini pertama kali muncul dalam laporan Residen Manado J. D. Schierstein kepada Gubernur Maluku tertanggal 8 Oktober 1789. Laporan tentang perdamaian yang telah dilakukan oleh kelompok sub-etnik Bantik dan Tombulu (Tateli) dalam peristiwa yang dikenang sebagai "Perang Tateli" menggunakan sebutan Minhasa untuk Landraad (atau Dewan Negeri atau juga Dewan Daerah). Nama ini kemudian dipopulerkan oleh penulis-penulis Belanda pada abad ke-19 dan juga orang-orang Minahasa perantauan di Jawa pada awal abad ke-20. Sebutan-sebutan sebelum munculnya nama Minahasa termasuk antara lain Minaesa (atau Ma'esa) dan Mahasa, keduanya yang mempunyai arti yang sama dengan Minahasa. Selain itu, nama Malesung pernah digunakan sebagai sebutan untuk wilayah Minahasa.

Asal mula Minahasa

Toar dan Lumimuut dan Watu Pinawetengan

Daerah Minahasa termasuk salah satu tempat migrasi pertama orang-orang Austronesia ke arah selatan pada akhir milenium ketiga dan kedua SM. Hipotesis yang diterima secara umum adalah bahwa orang-orang Austronesia awalnya menghuni Taiwan, sebelum bermigrasi dan menempati daerah-daerah di Filipina utara, Filipina selatan, Kalimantan, dan Sulawesi sebelum berpisah menjadi kelompok-kelompok dengan satu menuju barat ke Jawa, Sumatra, dan Malaysia, sementara yang lain bergerak ke timur menuju Oseania.

Menurut mitologi Minahasa, orang Minahasa adalah keturunan Toar dan Lumimuut. Awalnya, keturunan Toar-Lumimuut dibagi menjadi tiga kelompok: Makarua Siouw (dua kali sembilan), Makatelu Pitu (tiga kali tujuh), dan Pasiowan Telu (sembilan kali tiga). Populasi mereka berkembang dengan pesat yang mengakibatkan perselisihan di antara kelompok-kelompok ini.

Para pemimpin mereka yang bernama Tona'as kemudian memutuskan untuk bertemu dan membicarakan hal ini dalam pertemuan di bukit Tonderukan yang adalah salah satu puncak dari Gunung Soputan. Dalam pertemuan ini, terjadi tiga macam pembagian yang disebut Pahasiwohan (pembagian wilayah), Pinawetengan un Nuwu (pembagian bahasa), dan Pinawetengan un Posan (pembagian ritual). Pada pertemuan itu keturunan dibagi menjadi tiga kelompok bernama Tombulu, Tonsea, dan Tontemboan. Di tempat berlangsungnya pertemuan ini terdapat sebuah batu peringatan yang disebut Watu Pinawetengan (atau Batu Pembagi).

Sub-suku

Estimasi peta wilayah sub-etnis Minahasa.

Suku Minahasa merupakan gabungan dari beberapa sub-suku atau sub-etnis di daerah Minahasa Raya. Dari antara kelompok-kelompok sub-etnis terdapat empat sub-etnis utama berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah yaitu Tombulu, Tondano, Tonsea, dan Tontemboan.[18][19][20] Tulisan Graafland pada abad ke-19 menggunakan nama Tou'mbulu untuk Tombulu, Tou'nsea untuk Tonsea, Toulour untuk Tondano, dan Tounpakewa untuk Tontemboan. Perbedaan sebutan untuk dua nama terakhir karena sebutan Toulour dan Tounpakewa berasal dari Bahasa Tombulu.[21] Tapi untuk kesemuanya, kata tou dalam nama-nama tersebut berarti orang. Setiap kelompok sub-etnis ini adalah satu pakasa'an yang berarti "mereka yang bersatu" karena kesamaan leluhur, adat, dan bahasa.

Dari keempat sub-etnis utama tersebut, ada pendapat bahwa Pakasa'an Tondano tidak muncul bersamaan dengan ketiga pakasa'an lainnya. Hal ini terlihat dari catatan Johann Gerard Friedrich Riedel dalam tulisannya pada tahun 1870 yang menyatakan bahwa awalnya terdapat tiga pakasa'an yaitu Tumbuluk (Tombulu), Tountewoh (Tonsea), dan Toungkimbut (Tontemboan).[23] Ketiga pakasa'an inilah yang menurut cerita rakyat melakukan pembagian wilayah di Watu Pinawetengan.

Pendapat tentang dari mana asal atau datangnya Pakasa'an Tondano berbeda. Ada yang berpendapat bahwa Pakasa'an Tondano adalah pecahan dari Pakasa'an Tountewoh (Tonsea).[25] Tapi ada pendapat lain bahwa Pakasa'an Tondano berasal dari kelompok yang juga ikutserta dalam pertemuan di Watu Pinawetengan yang bernama Tousendangan. Ada juga yang mencatat nama kelompok asal dari Pakasa'an Tondano adalah Tousingal.

Kelompok-kelompok sub-etnis lainnya adalah Bantik, Pasan/Ratahan, Ponosokan, dan Tonsawang (Tombatu). Sub-etnis Bantik mendiami daerah Kota Manado dan sekitarnya. Sub-etnis Pasan/Ratahan, Ponosokan, dan Tonsawang mendiami daerah selatan Minahasa Raya. Ada juga beberapa kelompok sub-etnis yang diikutsertakan sebagai bagian dari Suku Minahasa yaitu Babontehu, Borgo, dan Siauw. Sub-etnis Babontehu mendiami Pulau Manado Tua dan pulau-pulau sekitarnya. Sub-etnis Borgo adalah turunan orang-orang Minahasa yang kawin dengan orang-orang Eropa seperti Belanda, Portugis, dan Spanyol. Sedangkan sub-etnis Siauw adalah mereka yang mendiami Pulau Siauw.

Sejarah Minahasa

Deskripsi pertama tentang Minahasa oleh bangsa Eropa berasal dari dokumen Portugis pada tahun 1552. Sebelumnya pada tahun 1523, pelaut Portugis Simao d'Abreu adalah orang Eropa pertama yang melihat semenanjung Minahasa pada saat ia melewati dan mencatat kekagumannya pada Pulau Manado Tua. Kemudian Spanyol dan Belanda datang ke Minahasa pada awal abad ke-17. Pada akhir abad ke-17, kepala-kepala walak (atau daerah tempat tinggal bersama) dari berbagai daerah Minahasa datang bersama dan memutuskan untuk mengadakan perjanjian dengan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC atau Perusahaan Hindia Timur Belanda) dalam usaha memerangi serangan dari daerah Kerajaan Bolaang Mongondow.

Perjanjian ini terjadi pada tanggal 10 Januari 1679 dan dilakukan antara gubernur VOC yang berkedudukan di Maluku yaitu Robertus Padtbrugge dengan 23 kepala walak. Nama-nama walak yang termasuk dalam perjanjian tersebut adalah Aris, Bantik, Kakas, Kakaskasen, Klabat, Klabat Atas, Langowan, Pasan (yang juga mewakili Pinosokan dan Ratahan), Remboken, Rumoong, Sarongsong, Tombariri, Tombasian, Tomohon, Tompaso, Tondano, Tonkimbut Atas, Tonkimbut Bawah, Tonsawang, dan Tonsea. Namun hubungan dengan Belanda tidak selalu baik, seperti pada tahun 1808 dengan terjadinya Perang Tondano antara Minahasa dengan Hindia Belanda. Salah satu alasan terjadinya perang ialah Minahasa tidak mau menyediakan tentara untuk Hindia Belanda yang akan dikirim ke Pulau Jawa.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jawa, Minahasa termasuk daerah yang cukup awal ikut bergabung dalam republik yang baru dibentuk. Hal ini dapat dilihat dengan terjadinya Peristiwa Merah Putih pada tanggal 14 Februari 1946 di mana prajurit-prajurit Minahasa dalam Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger (KNIL atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda) melucuti senjata dari pimpinan militer Belanda kemudian mengibarkan Sang Saka Merah Putih di tangsi militer Belanda di Teling, Manado. Di samping itu, orang-orang Minahasa di Jawa bergabung dalam wadah Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) dan ikutserta dalam Revolusi Nasional Indonesia.

Sebuah gerakan yang melibatkan orang-orang Minahasa terjadi pada tahun 1958 yang bernama Perjuangan Rakyat Semester (Permesta) yang menentang kebijakan pemerintah Indonesia di Jawa. Salah satu alasan utama dari gerakan ini adalah karena ajang politik dan upaya pembangunan Indonesia terpusat di pulau Jawa, sedangkan sumber-sumber perekonomian negara lebih banyak berasal dari pulau-pulau lain.

Agama

Mayoritas orang Minahasa menganut agama Kristen Protestan. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, persentase penduduk di kabupaten dan kota di Minahasa Raya yang menganut agama Kristen Protestan adalah 74%. Jika Kota Manado yang adalah ibukota Provinsi Sulawesi Utara tidak diikutsertakan, maka persentase ini menjadi 78%. Selain itu, penduduk yang beragama Islam adalah 15% dan penduduk yang beragama Kristen Katolik adalah 6%.

Mulanya gereja-gereja Protestan di Minahasa termasuk dalam wadah Indische Kerk yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1934, Indische Kerk digantikan oleh Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) yang merupakan denominasi regional yang berdiri sendiri. Setahun sebelumnya pada tahun 1933, Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) didirikan oleh di antaranya B.W. Lapian dan Sam Ratulangi dengan memisahkan diri dari Indische Kerk. Selanjutnya denominasi-denominasi Protestan lain juga berdiri sehingga pada tahun 1955 terdapat 20 denominasi: empat denominasi Protestan, 11 denominasi Pantekosta, dua denominasi Kemah Injil, dua denominasi Adventis, dan satu denominasi Baptis. Pada tahun 1990 jumlah denominasi menjadi 54 denominasi dengan GMIM yang terbesar meliputi 75% dari semua penganut agama Kristen Protestan. Agama asli Minahasa ialah Tonaas Walian yang masih mempunyai sejumlah pemeluk.

Adat dan budaya

Bahasa dan huruf

Rumpun bahasa Minahasa dan Aksara Malesung

Pembagian sub-etnis Minahasa termasuk dari segi bahasa di mana orang-orang dalam satu kelompok sub-etnis mempunyai dan memakai bahasa yang relatif sama. Dengan ini, bahasa-bahasa yang ada di Minahasa terdiri dari Bahasa Bantik, Bahasa Ponosokan, Bahasa Ratahan, Bahasa Tombulu, Bahasa Tondano, Bahasa Tonsawang, Bahasa Tonsea, dan Bahasa Tontemboan.

Kesemua bahasa-bahasa ini termasuk dalam Rumpun bahasa Austronesia. Berdasarkan kesamaan leksikostatistik, bahasa-bahasa yang termasuk kelompok Minahasa adalah Tombulu, Tondano, Tonsawang, Tonsea, dan Tontemboan. Ketiga bahasa lainnya dimasukkan ke dalam kelompok lain di mana Bahasa Ponosokan dimasukkan ke dalam kelompok Gorontalo-Mongondow dan Bahasa Bantik dan Ratahan dimasukkan ke dalam kelompok Sangihe-Talaud.

Dalam rumpun bahasa Minahasa, bahasa Tombulu, Tondano, dan Tonsea mempunyai kesamaan leksikal yang cukup tinggi di mana kesamaan antara ketiga bahasa ini antara 89%-90%. Kemudian disusul oleh Bahasa Tontemboan yang mempunyai kesamaan dengan ketiga bahasa sebelumnya antara 73%-83%. Bahasa Tonsawang merupakan bahasa yang paling rendah kesamaannya dengan bahasa-bahasa lain dalam rumpun bahasa Minahasa dengan kesamaan antara 54%-65%. Hal ini mungkin disebabkan karena daerah sub-etnis Tonsawang lebih terisolasi dibandingkan dengan daerah sub-etnis lainnya dan juga karena penutur bahasa ini berjumlah paling sedikit.

Tulisan kuno Minahasa disebut Aksara Malesung terdapat di beberapa batu prasasti di antaranya di Watu Pinawetengan. Aksara Malesung merupakan tulisan hieroglif, yang hingga kini sedang dalam proses terjemahan.

Kesenian

Tarian Maengket adalah tarian yang biasanya dibawakan oleh sejumlah pasangan laki-laki dan perempuan dengan ditambah satu orang sebagai pemimpin yang mengangkat suara untuk memulai nyanyian yang mengiringi gerakan tarian. Tarian yang pada awalnya dilakukan hanya pada saat selesai panen padi sekarang tarian ini bertambah dua babak yang melambangkan peristiwa kehidupan lainnya. Babak yang pertama disebut Maowey Kamberu adalah tarian pengucapan syukur atas selesainya panen padi. Kemudian babak kedua disebut Marambak adalah semangat kegotong-royongan dalam membangun rumah baru dan babak yang ketiga disebut Lalayaan melambangkan bagaimana pemuda-pemudi zaman dahulu mencari jodoh.

Tarian Kabasaran adalah tarian yang pada awalnya merupakan tarian perang. Tarian Kabasaran hanya dilakukan oleh para Waranei yaitu rakyat yang menjadi penjaga keamanan desa yang sekaligus prajurit perang. Para penari mengenakan pakaian berwarna merah dan rias wajah yang terlihat garang. Ketika pertunjukan berlangsung, para penari tidak pernah bersenyum dan bergerak seperti orang yang hendak berperang dengan mengayunkan pedang dan tombak mereka. Seperti tarian Maengket, tarian Kabasaran mempunyai tiga babak. Babak yang pertama disebut Cakalele di mana para penari berkejaran dan melompat–lompat. Kemudian babak yang kedua disebut Kumoyak di mana para penari mengayunkan senjata tajam pedang atau tombak turun naik, maju mundur untuk menenteramkan diri dari rasa amarah ketika berperang. Babak yang ketiga disebut Lalayaan di mana para penari menari bebas riang gembira melepaskan diri dari rasa berang.

Kolintang adalah alat musik tradisional yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh sekelompok pemusik. Kata kolintang berasal dari sebutan dalam bahasa daerah Minahasa maimo kumolintang yang berarti mari kita (membunyikan) tong ting tang. Komposisi sebuah ansambel kolintang terdiri dari alat-alat musik yang dinamakan berdasarkan suara yang dihasilkan:

1.        Loway yang membunyikan suara-suara bass

2.        Cella yang membunyikan suara di atas suara-suara bass

3.        Karua yang berfungsi sebagai tenor pertama

4.        Karua rua yang berfungsi sebagai tenor kedua

5.        Uner yang berfungsi sebagai alto pertama

6.        Uner rua yang berfungsi sebagai alto kedua

7.        Katelu yang berfungsi sebagai alto ketiga

8.        Ina esa yang berfungsi sebagai melodi pertama

9.        Ina rua yang berfungsi sebagai melodi kedua

10.    Ina taweng yang berfungsi sebagai melodi ketiga

Musik Bambu adalah alat musik tiup tradisional yang terbuat dari bambu. Yang dimaksud dengan musik bambu di Minahasa saat ini adalah berbentuk sebuah orkestra instrumental yang bisa beranggotakan sampai 50 orang pemusik. Pada awalnya tipe musik ini hanya dimainkan dengan sebuah suling, tapi kemudian ditambah alat-alat musik lain sehingga membentuk sebuah orkestra. Dalam perkembangannya alat-alat musik tiup lainnya yang ditambah adalah seperti korno, klarinet, saxsofon, dan bas (overton, cello, dan tuba). Selain itu, alat-alat musik tanpa ditiup juga ditambah untuk melengkapi bunyi dan harmonisasi musik, antara lain bas drum (tambur besar), snar drum (tambur kecil), symbal, dan kapuraca.

Masakan khas

Masakan Manado

Masakan khas Minahasa lebih dikenal dengan sebutan Masakan Manado. Pada umumnya hidangan dari Minahasa adalah hidangan yang pedas karena memakai cabai yang banyak. Terdapat juga beberapa hidangan yang menggunakan daging dari hewan yang tidak biasanya dimakan. Selain itu hidangan kue-kue dari Minahasa menerima pengaruh dari hidangan Eropa.

Masakan-masakan yang populer adalah tinutuan (juga dikenal sebagai bubur manado) yang berisi campuran berbagai macam sayuran tanpa mengandung daging, brenebon yang berupa sup dengan isi kacang merah, sayuran, dan daging babi atau daging sapi, tinorangsak berupa hidangan daging hangat dan pedas, dan masakan yang menggunakan bumbu pedas bernama woku. Banyak hidangan juga menggunakan daging cakalang fufu dari ikan cakalang yang dibumbu dan diasap.

Hidangan-hidangan ini termasuk cakalang goreng, cakalang santan, dan mi cakalang. Masakan yang tidak pedas juga ada, tapi masakan-masakan inipun bisa secara terpisah dicampur dengan bumbu-bumbu pedas seperti dabu-dabu dan rica-rica. Adapun hidangan yang menggunakan daging hewan eksotis termasuk yang menggunakan daging kelelawar (paniki), daging anjing, dan daging tikus. Salah satu contoh kue dari Minahasa adalah klappertaart yaitu kue yang terbuat dari kelapa.

Orang Minahasa dan kiprahnya

Pejuang-pejuang kemerdekaan

Salah satu orang Minahasa yang dikenal secara nasional di Indonesia adalah Gerungan Saul Samuel Jacob (Sam) Ratulangi. Pahlawan Nasional Indonesia dan peraih gelar doktor dari Universitas Zurich ikut andil dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sebelum Indonesia merdeka, ia memperjuangkan konsep nasionalisme Indonesia. Ratulangi termasuk dalam keanggotaan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dan diangkat menjadi gubernur pertama Provinsi Sulawesi.

Dua pahlawan nasional asal Minahasa lainnya yang bermarga Maramis adalah Maria Walanda Maramis beserta keponakannya Alexander Andries Maramis (A. A.) Maramis. Maria berjuang untuk mengembangkan keadaan wanita pada awal abad ke-20 di antaranya dengan mendirikan Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunannya (PIKAT). Sedangkan Alex ikutserta dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan kemudian menjadi Menteri Keuangan serta duta besar Indonesia di beberapa negara.

Pahlawan nasional asal Minahasa lainnya yang juga ikutserta dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah Bernard Wilhelm (B. W.) Lapian yang terlibat dalam Peristiwa Merah Putih di Manado pada tahun 1946, tokoh geologi Arie Frederik Lasut yang dibunuh oleh tentara Belanda pada tahun 1949, Robert Wolter Mongisidi yang berjuang di Sulawesi Selatan dan juga dibunuh oleh Belanda, dan Lambertus Nicodemus (Babe) Palar yang memperjuangkan kedaulatan Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pierre Tendean adalah Pahlawan Revolusi Indonesia yang terbunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September.

Kakak beradik Alex Mendur dan Frans Mendur, dan kakak beradik Justus Umbas dan Frans "Nyong" Umbas, dan juga Alex Mamusung, Oscar Ganda, dan Malvin Jacob adalah pemuda-pemuda Minahasa yang tergabung dalam Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS). Merekalah yang mendirikan Indonesia Press Photo Service (IPPHOS) pada tahun 1946 yang merekam saat-saat berharga terkait perjuangan kemerdekaan Indonesia. Yang paling berharga dari semuanya adalah foto-foto upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 yang diambil oleh Frans Mendur.

Terdapat juga orang Minahasa yang turut serta dalam perjuangan militer untuk kemerdekaan. Di antaranya Alex Evert Kawilarang yang menjadi Panglima Tentara Territorium di Sumatra Utara (sekarang Kodam I/Bukit Barisan), Jawa Barat (sekarang Kodam III/Siliwangi), dan Sulawesi Selatan (sekarang Kodam XIV/Hasanuddin). Selain Kawilarang, orang-orang Minahasa yang berada di Jawa dan ikut serta dalam pergolakan kemerdekaan di antaranya Adolf Gustaaf Lembong yang sempat berperang gerilya melawan Jepang di Filipina, Elias Daniel (Daan) Mogot yang adalah salah satu pendiri Akademi Militer Tangerang yang gugur dalam Pertempuran Lengkong, Herman Nicolas Ventje Sumual yang menjadi salah satu pemimpin sektor penyerangan dalam Serangan Umum 1 Maret 1949, dan Jacob Frederick "Joop" Warouw yang terlibat Pertempuran Surabaya.

Militer

Ada dua orang Minahasa yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut yaitu Rudolf Kasenda dan Bernard Kent Sondakh. Johny Lumintang sempat menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (KOSTRAD) dan Arie Jeffry Kumaat sebagai Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin). Perwira-perwira TNI lainnya termasuk Willy Ghayus Alexander Lasut, Evert Ernest (E. E.) Mangindaan, Gustaf Hendrik Mantik, Cornelis John (C. J.) Rantung, Frits Johannes (Broer) Tumbelaka, dan Hein Victor Worang yang kesemuanya juga pernah menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Utara.

Pemerintahan

Selain A. A. Maramis, beberapa orang Minahasa lainnya juga pernah menjabat sebagai menteri nasional di antaranya Freddy Jaques (F. J.) Inkiriwang sebagai Menteri Perindustrian, Frits Laoh sebagai Menteri Perhubungan, Herling Laoh sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Perhubungan, Gustaaf Adolf (G. A.) Maengkom sebagai Menteri Kehakiman, Evert Ernest (E. E.) Mangindaan sebagai Menteri Perhubungan, Arnold Mononutu sebagai Menteri Penerangan, Wilhelm Johannis Rumambi juga sebagai Menteri Penerangan, dan Theo Leo Sambuaga sebagai Menteri Perumahan Rakyat dan Permukiman.

Perempuan-perempuan pelopor

Beberapa wanita asal Minahasa (atau Wewene Minahasa) telah menjadi pelopor dalam berbagai bidang. Marie Thomas adalah wanita pertama yang lulus dari School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA atau Sekolah Pendidikan Dokter Hindia). Selain Maria, Anna Warouw juga adalah lulusan STOVIA, tepatnya lulusan wanita kedua. Sedangkan di jajaran Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Jeanne Mandagi adalah wanita pertama yang diangkat sebagai jenderal. Selain itu, Augustine Magdalena Waworuntu adalah salah satu wanita pertama di Indonesia yang menjabat sebagai wali kota. Ia menjadi Wali Kota Manado pada tahun 1950.

Seni dan olah raga

Beberapa seniman terkenal dari Minahasa termasuk penyanyi Once Mekel, Pance Pondaag, dan Maya Rumantir, dan pemeran Lidya Kandou, Rima Melati, dan Anna Tairas. Juga terdapat sutradara Frank Rorimpandey dan Wim Umboh. Di arena olah raga, khususnya bulutangkis, terdapat beberapa orang Minahasa yang berprestasi mewakili Indonesia di ajang bulutangkis dunia yaitu Flandy Limpele, Liliyana Natsir, Greysia Polii, dan Rosiana Tendean. Di olah raga sepak bola, skuat tim nasional sepak bola Indonesia pernah diisi nama-nama pemain dari etnis Minahasa seperti Jendri Pitoy, Ferry Rotinsulu, Ronny Pasla dan Francis Wewengkang, juga Erents Alberth Mangindaan yang pernah menjadi pelatih Skuat Garuda di tahun 1966–1970.

----- ooooo oOo ooooo -----

Sumber : Google Wikipedia

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...