Rabu, 06 Juni 2018

KISAH PRESIDEN SOEKARNO

KISAH PRESIDEN SOEKARNO
Orientasi:

Soekarno, yang akrab dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar pada 6 Juni 1901. Dia anak seorang guru sekolah rakyat, Raden Soekami dan wanita Bali berdarah bangsawan di Buleleng, bernama Ida Ayu Rai. Sebagai anak priyayi yang memang pandai, Soekarno bisa mengecap pendidikan tinggi dan lulus dari Sekolah Teknik Tinggi di Bandung (kini ITB) pada 1925. Sebagai mahasiswa teknik, Soekarno terbilang pandai. Akan tetapi, ide-ide nasionalisme rupanya telah membuat dirinya terpikat. Tiga bulan setelah lulus, pada 1926, lelaki yang dikenal sebagai orator ulung ini memuatkan ide-ide politiknya di media massa dalam artikel yang berjudul “Nasionalisme, Islam, dan Marxisme”. Tulisan ini sangat menekankan ide persatuan antarkelompok yang kemudian menandai pemikiran politiknya sepanjang kariernya.

Ketika hidup Soekarno pernah menikah 9 orang wanita, mereka adalah Oetari (cerai 1923), Fatmawati (1943), Hartini (1952), Ratna (1962), Haryati (1963), Yurike Sanger (1964), Kartini Manopo dan Heldy Djafar (1966). Dari pernikahannya tersebut Soekarno dikaruniai 11 orang anak. Anak-anak Soekarno diantaranya : 
-Putra  : Guruh Soekarnoputra, Guntur Soekarnoputra, Bayu Soekarnoputra, Taufan Soekarnoputra, Totok Suryawan,
-Putri  : Megawati Soekarnoputri, Kartika Sari Dewi Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, Ayu Gembirowati, Rukmini Soekarno,

Peristiwa & Masalah:

Pada usia 14 tahun, seorang kawan ayahnya yang bernama Oemar Said Tjokroaminato mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan di Hoogere Burger School (H.B.S), setelah lulus pada tahun 1920, Ia melanjutkan ke Technische Hoge School (Sekarang menjadi ITB) di Bandung. Ia mengenyam pendidikan disana selama 6 tahun kemudian mendapatkan gelar Insinyur pada tanggal 25 Mei 1926.

Pada tahun 1926, ia mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 4 Juli 1927, dan kemudian mengamalkan ajaran Marhaenisme. Tujuan dari pembentukan Partai Nasional Indonesia adalah agar bangsa Indonesia bisa merdeka dan terlepas dari jajahan Belanda.

Aktivitas Soekarno di PNI sehingga menyebabkannya ditangkap dan kemudian dimasukkannya kepenjara Suka Miskin pada Bulan Desember 1927. Ia dikenal Belanda sebagai seorang tahanan yang mampu menghasut orang lain agar berfikir untuk merdeka sehingga Ia kemudian dianggap cukup bahaya oleh Belanda. Soekarno dibebaskan pada bulan Desember 1931, Soekarno memunculkan pledoinya yang berjudul: “Indonesia Menggugat”, dimana Ia mengungkapkan bahwa bangsa Belanda sebagai bangsa yang serakah yang telah menindas dan merampas kemerdekaan bangsa Indonesia. Dari pledoi itu membuat Belanda semakin marah sehingga PNI bentukan Soekarno dibubarkan pada bulan Juli 1930.

Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), kemudian didaulat sebagai pimpinan Partindo namun Ia kembali ditangkap oleh Belanda dan kemudian diasingkan ke Flores dan empat tahun kemudian dibuang ke Bengkulu. Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
 
Soekarno bertemu dengan Mohammad Hatta yang akan menjadi teman seperjuangnnya yang kemudian keduanya akan memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarna-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang dimana pada tanggal tersebut juga diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia dan Pancasila kemudian dibentuk oleh Soekarno sebagai dasar dari Negara Indonesia. Soekarno bersama dengan Mohammad Hatta diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden pertama di Indonesia dalam sejarah bangsa Indonesia.

Perjuangan politik merebut kemerdekaan berlanjut dengan dibentuknya Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 1927. Soekarno menerapkan sikap nonkooperasi dengan Belanda yang membuatnya beberapa kali masuk tahanan. Pada 1929 dia ditahan oleh Belanda di penjara Sukamiskin, Bandung, karena aktivitas politiknya, tetapi dibebaskan dua tahun kemudian. Dia ditahan lagi pada 1933, diasingkan ke Ende, kemudian ke Bengkulu, sampai dia dibebaskan oleh Jepang pada 1942. Pada masa pendudukan Jepang, Soekarno mendapat kesempatan lebih besar untuk mempromosikan cita-cita nasional Indonesia yang bekerja sama dengan Jepang melawan Sekutu. Sikap mau bekerja sama dengan Jepang ini tidak pelak mengundang kritik keras dari pelbagai kalangan “garis keras” yang menginginkan sikap nonkooperasi dengan Jepang.

Pada 17 Agustus 1945, tak lama setelah Jepang takluk pada Sekutu, atas desakan para aktivis pemuda yang sempat menculik Soekarno ke Rengas Dengklok, Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sehari kemudian Soekarno-Hatta diangkat menjadi presiden dan wakil presiden pertama Indonesia. Mereka segera terlibat dalam perjuangan melawan pendudukan kembali oleh Belanda. Pada masa itu Soekarno-Hatta sempat dibuang kembali ke Parapat dan Bangka. Namun, ketika secara resmi Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada 1949, kedudukan Soekarno sebagai presiden kembali dipulihkan.


Ketika sistem pemerintahan parlemen terbukti tidak berjalan efektif, Soekarno pada akhir 1956 menyerukan pembubaran semua partai politik. Dia kemudian membentuk Demokrasi Terpimpin pada 1959, dan pada tahun berikutnya membubarkan parlemen terpilih. Soekarno mencoba menerapkan gagasannya akan tiga pilar kekuatan bangsa, yaitu Nasakom (Nasionalis, Agama, dan Komunis). Namun, kondisi krisis ekonomi dan politik dalam negeri terus bertambah runyam.


Dalam bidang politik luar negeri, Soekarno bersikap curiga terhadap AS dan kekuatan Barat. Untuk mengimbagi kekuatan Barat, dia berperan sebagai pemimpin nengara-negara baru melawan kekuatan kolonial dan “neokolonial”. Dia berhasil “memaksa” Belanda untuk menyerahkan Irian Barat (kemudian pada 1963 disebut Irian Jaya, kini Papua). Soekarno mempermaklumkan “konfrontasi” dengan Federasi Malaysia yang baru dibentuk pada 1963. Pada 1965 Indonesia keluar dari PBB dan Soekarno semakin aktif sebagai tokoh negara-negara “new emerging forces”. Kharismanya yang hebat tidak hanya memengaruhi rakyat Indonesia, tetapi juga bangsa-bangsa yang baru merdeka di Asia-Afrika. Dia juga dikenal sebagai salah satu pemimpin negara Nonblok yang paling terkemuka.


Pemikirannya tentang demokrasi dan kebebasn berkebangsaan selain itu namanya juga dikenang dengan salah satu nama lapangan sepak bola, yaitu Gelora Bung Karno. Selain di Indonesia, di Bangkok Soekarno dihormati oleh Mus Madame Tussadus sehingga dibuatkan patung lilin menyerupai sosok Soekarno. Patung ini dibuat sebagai salah satu bentuk penghormatan kepadanya sebagai salah satu proklamator dan sebagai bapak bangsa Indonesia serta peranan Soekarno bagi dunia Internasional selama menjabat sebagai Presiden.


Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai sejak ia berpisah dengan Mohammad Hatta pada tahun 1956, akibat pengunduran diri Hatta dari kancah perpolitikkan Indonesia. Ditambah dengan sejumlah pemberotakan separatis yang terjadi di seluruh pelosok Indonesia dan puncaknya, pemberontakan G 30 S/PKI membuat Soekarno didalam masa jabatannya tidak dapat “memenuhi” cita-cita bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera. Situasi politik Indonesia memuncak dengan perebutan kekuasaan yang gagal pada 30 September 1965. Kejadian ini kemudian berlanjut dengan pembunuhan besar-besaran, pembubaran Partai Komunis, dan buntutnya Soekarno tersingkir.

Setelah jabatannya sebagai Presiden berakhir, ia kemudian banyak menghabiskan waktunya di Istana Bogor, lama-kelamaan kesehatannya semakin menurun sehingga Ia mendapatkan perawatan oleh tim dokter kepresidenan hingga tepat tanggal 21 Juni 1970 Soekarno menghembuskan nafas terakhirnya di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Jenazahnya kemudian dibawa ke Wisma Yaso, Jakarta. Setelah itu jenazahnya dibawa ke Blitar, Jawa Timur untuk dikebumikan dekat dengan makam Ibunya dan kini menjadi ikon kota tersebut.


Pemimpin militer Mayjen Soeharto meminta Soekarno untuk menyerahkan kekuasaan efektifnya melalui Supersemar pada Maret 1966. Soeharto kemudian menjadi presiden menggantikan Soekarno pada 1968. Kemerdekaan ini adalah hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia, bukan pemberian Jepang. Satu hari kemudian, beliau dilantik menjadi Presiden RI yang pertama. Beliau memerintah selama 22 tahun. Soekarno meninggal saat berusia 69 tahun dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur. Sampai kematian Soekarno di Jakarta pada 21 Juni 1970, dia masih berada dalam status tahanan rumah. Namun, pemerintah menganugerahinya Pahlawan Proklamasi.

Penghargaan:
Penghargaan Perdamaian Lenin (1960)
Bintang Kehormatan Filipina (1965)
Doktor Honoris Causa dari 26 Universitas
The Order Of The Supreme Companions of OR Tambo (Presiden Afsel - 2005)
Orangtua: Soekemi Sosrodihardjo (Bapak), Ida Ayu Nyoman Rai (Ibu)
Gelar Pahlawan: Pahlawan Nasional


Reorientasi:
Sebagai Founding Father atau Bapak Bangsa Indonesia, Bung Karno telah mengantarkan bangsa Indonesia kepada kemerdekaan. Dengan perjuangan yang tanpa pamrih, Bung Karno telah membangun tatanan keadilan yang menyejahterakan rakyat Indonesia serta berhasil menyejajarkan Indonesia dengan negara lainnya. Semoga apa yang dilakukannya itu dapat menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang lebih gemilang. Soekarno mempunyai sifat nasionalisme yang tinggi. Sudah sepantasnya sosok beliau dihormati dan dikenang jasa serta perjuangannya oleh orang Indonesia maupun penjuru dunia. Karena atas berkat perjuangannya Indonesia kini dapat “Berdiri di atas kaki sendiri”.


Demikian, naskah kisah dari Bapak Proklamator kita "Ir. Soekarno". Mudah-mudahan terbantu dengan adanya postingan ini. Amin
Sumber : www.infobiografi.com/biografi-dan-profil-presiden-soekarno-lengkap/
 

 
   
 
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...