Kamis, 12 Juli 2018

ASAL MUASAL NAMA SINGOPURO DAN NAMA KERADJAAN SINGOPURO

ASAL MUASAL NAMA SINGOPURO DAN NAMA KERADJAAN SINGOPURO
Penulis : Bapak Komarudin 
(Kliwon Desa Sirnabaya Kec. Gunungjati Kab. Cirebon Prov. Jabar)

A. SEJARAH SINGKAT

Mengawali cerita asal muasal Keradjaan Singopuro sebagai Purwadaksina, Purwa Kawitan Daksina Kawekasan, tersebutlah daerah yang sangat kecil yang bernama Padukuhan Depok dipinggir pantai utara pulau jawa dwipa yang Gemah Ripah Repeh Rapih loh Djinawi Subur Kang Sarwa Tinandur Murah Kang Sarwa Tinuku, Kaloka Murah Sandang Pangan Lan Tentrem Kawontenanipun, di Tetuwai oleh Ki Ageng Sendang Pemimpin yang Adil – Bijaksana – Punjuling Papak – ugi Sakti Mandraguna, Teguh Totosane Bojona Kulit Mboten Tedas Tapak Paluneng Pande dan  sangat Dihormati - Disanjung Puja rakyatnya dan disegani oleh semua tamu yang datang, Ki Ageng Sendang dengan istrinya yaitu Nyai Ageng Saketi dalam memimpin Pedukuhan Depok dikarunia satu orang putri yang sangat cantik sekali yang diberi nama Nyai Endang Saketi lahir tahun 361 Hijjriyah (tahun 940 M), di Padepokan setelah kelahiran anak pertama daerahnya menamba maju pesat dalam segala bidang pertanian dan lain-lain, Padepokan yang di Tetuwai oleh Ki Ageng Sendang dan Nyai Saketi juga hanya dihuni 23 kepala keluarga, dan ditahun 386 Hijjriyah (tahun 965 M) kedatangan tamu dari Nagari Bagdad yaitu Syekh Maulana Iskhak, Syekh Maulana Iskhak dia datang ke Padepokan sendirian dengan membawa ajaran agama islam faham Imam Syafi’i.


Ki Ageng Sendang dan Nyai Saketi masuk agama islam pada tahun 388 Hijjriyah (tahun 967 M) melalui Syekh Maulana Iskhak, juga Syekh Maulana Iskhak ditahun itu juga dikawinkan dengan anaknya yang bernama Nyai Endang Saketi dan dikarunia dua orang Putra yang bernama Pangeran Abimayu lahir tahun 390 Hijjriyah (tahun 969 M) dan Pangeran Djati Lodra lahir tahun 393 Hijjriyah ( tahun 972 M), kemudian kedua putranya di tahun 413 Hijjriyah ( tahun 992 M) pada umur dua puluh tiga tahun dan dua puluh tahun disuruh menyebarkan agama islam faham Imam Syafi’i ke daerah ujung timur yang sekarang jawa timur, kemudian Syekh Maulana Iskhak membabad hutan Wana Puro disebelah utara Padepokan, setelah membabad hutan selesai diberi gelar nama oleh warga Padepokan dengan nama Pangeran Sura Widjaya Sakti, dengan tujuan mendirikan keradjaan, kemudian ditanggal satu suro tahun 423 Hijjriyah (tahun 1002 M) mengikrarkan mendirikan keradjaan yang namanya Keradjaan Singopuro, dan yang menjadi Radja yaitu Syekh Maulana Iskhak yang bergelar Paduka Eyang Prabu Widjaya Kusuma dan Eyang Permaisyuri Dewi Ayu Ningrum.


Keradjaan Singopuro yang dipimpin oleh Paduka Eyang Widjaya Kusuma (Bapo Gede) sampai tahun 782 Hijjriyah (tahun 1361 M) kemudian dilanjutkan oleh Eyang Permaisyuri Dewi Ayu Ningrum (Mbok Gede) sampai tahun 809 Hijjriyah (tahun 1388 M), kemudian dilanjutkan oleh santri dari Gunung Djati yaitu Ki Ageng Tapa alias Ki Djumadjan Djati dan Nyai Lara Djati alias Nyai Ratna Keranjang alias Siti Syarifah pada tahun 810 Hijjriyah (tahun 1389 M) dan dikarunia dua orang putri bernama Nyai Mas Subang Krandjang  lahir tahun 815 Hijjriyah (tahun 1368 M) dan Nyai Ratu Lara Ruda lahir tahun 820 Hijjriyah (tahun 1373 M), Nyai Subang Krandjang ditahun 842 Hijjriyah (1421 M) Dipersunting oleh Raden Pamanah Rasa alias Paduka Prabu Siliwangi dan punya keturunan dua putera dan satu putri, yang tertua Raden Walang Sungsang alias Mbah Kuwu Cerbon lahir tahun 844 Hijjriyah (1423 M) – Nyai Subang Kerandjang alias Subang Larang alias Syarifah Mudaim lahir tahun 847 Hijjriyah (1426 M) dan yang ketiga Djaka Sengara lahir tahun 850 Hijjriyah (1429 M) sedangkan Nyai Ratu Lara Ruda ditahun 759 Hijjriyah dipersunting oleh Kidam Puawang dan dibawah menuju ke daerah yang belum ada namanya terus mendirikan Nagari yang sekarang Nagari Singapura, adanya Nagari Cirebon asal mulanya ada Keradjaan Singopuro. itulah sejarah singkat asal muasal Singopuro, lebih lengkapnya ada dibuku ini.
 
B.    KONDISI GEOGRAFIS.

1. GEOGRAFIS

Desa Sirnabaya merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat yang terletak disebelah bagian utara dan merupakan batas, sekaligus sebagai pintu gerbang Kecamatan Gunung jati dari arah utara, dalam sektor pertanian Desa Sirnabaya merupakan salah satu produsen beras dan sektor perikanan salah satu produsen kerang hijau – ranjungan – kerang kikir dan ikan laut yang terletak dijalur pantura.

Letak daratan-nya memanjang dari arah tenggara ke barat laut, dilihat dari permukaan tanah/daratan-nya dibedahkan menjadi dua bagian, pertama daerah daratan rendah umumnya memanjang dari arah timur ke barat dan dari selatan ke utara, luas (daerah administrasi) Desa Sirnabaya 158.9865 hektar, tanah daratan 32.5497 hektar dan tanah pesawahan 126.4368 hektar, penduduk Desa Sirnabaya di tahun 2015 sebanyak 5.146 jiwa - laki-laki 2.502 jiwa – perempuan 2.644 jiwa tersebar di delapan blok/RW dan dua puluh enam RT, dengan jumlah (KK) Kepala Keluarga 1.325 dan bangunan Rumah 1.012 unit, dan yang beragama Islam 5.141 jiwa 99.90%, yang non Islam 5 jiwa 00.09%
2. BATAS WILAYAH


Berdasarkan letak geografisnya, wilayah Desa Sirnabaya berada pada posisi 108*40-108*48 Bujur Timur dan 6*30 – 7*00 Lintang Selatan, yang dibatas
 =  Tanah darat sebelah utara berbatasan dengan Desa Kraton Kecamatan Suranenggala dan tanah pesawahan berbatasan dengan Desa Kraton – Desa Surakarta dan Desa Suranenggala Kulon Kecamatan Suranenggala.
 =  Tanah darat sebelah barat berbatasan dengan Desa Sambeng hasil pemekaran dari Desa      Sirnabaya dan tanah pesawahan berbatasan dengan DesaSambeng – Desa Mayung dan Desa Buyut Kecamatan Gunung Jati.      
 =  Tanah darat sebelah selatan berbatasan dengan Desa Mertasinga Kecamatan Gunung Jati dan tanah pesawahan berbatasan dengan Desa Grogol Kecamatan Gunung Jati.
 =  Tanah darat sebelah timur berbatasan dengan Desa Mertasinga Kecamatan Gunung Jati dan dengan Desa Purwawinangun Kecamatan Suranenggala.


3. TOPOGRAFI

Wilayah Desa Sirnabaya yang terletak sepanjang jalur pantura termasuk pada daratan rendah yang memiliki letak ketinggian antara 0 – 3 m dari permukaan laut.

4. IKLIM

Faktor iklim dan curah hujan di Desa Sirnabaya dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang sebagian dari daerah pantai.


KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim.
Asslamu’alaikum Warohmathuallahi Wabarokatuh,
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhannahu Wata’ala yang telah memberi kita segala bentuk Nikmat yang tiada tara, terutama nikmat iman – islam – umur yang panjang – sehat – ilmu  dan sebagainya, kami (penulis) memanfaatkan nikmat  yang diberi oleh Allah Subhanahu Wata’ala, yaitu berupa ilmu, penulis mengkaji dan mencari-cari tentang kebenaran dan tidaknya bahwa di Desa Sirnabaya jaman dahulunya ada Keradjaan yang bernama Keradjaan Singopuro, penulis tak henti-hentinya mencari solusi agar bisa menemukan titik terang tentang Keradjaan Singopuro ada dan tidaknya, penulis tak mengenal yang namanya ngantuk – cape – pusing dan sebagainya, terus mencari-cari apa yang menjadi tujuan penulis, hari ke hari – minggu ke minggu – bulan ke bulan dan tahun ke tahun tak mengenal putus asah dengan penuh kesabaran, akhirnya berkat kegigihan  penulis menemukan titik terang untuk cara mencari kebenaran dan tidaknya tentang Keradjaan Singopuro, yaitu dengan cara bermeditasi dengan penguasa Singopuro yaitu Mbok Gede (waktu itu  penulis belum dikasih tahu tentang nama aslinya Mbok Gede), puji syukur alhamdulillah di tahun kelima dengan penuh kehati-hatian dan kesabaran akhirnya berhasil tentang yang jadi tujuan penulis yaitu membuka Tabir kebenaran bahwa di Desa Sirnabaya nomor urut 2, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat, di jaman dahulunya ada sebuah Keradjaan Islam yang tertua di Pulau Jawa Dwipa, yaitu bernama Keradjaan Singopuro, juga sampai sekarang  penulis masih dikasih wedjangan oleh mbok Gede, dan tentang sisa – sisa peninggalan masa Keradjaan Singopuro baik yang masih ada maupun yang sudah punah  yaitu  mengandung filosofis yang mendalam kalau kita kaji dengan pemikiran yang jernih, penulis tak menyia– menyiakan tentang makna–makna peninggalan Masa Keradjaan Singopuro hasil wedjangan dari mbok Gede baik yang masih ada sampai sekarang maupun yang sudah punah, untuk dibukukan demi kelak untuk anak cucu Singopuro (Sirnabaya) atau daerah lain-nya, karena cikal bakal adanya daerah yang bernama Cirebon, awalnya ada Keradjaan Singopuro, Raden Walangsungsang - Nyai Mas Lara Santang dan Djaka Sengara adalah cucu dari Raja ke dua Keradjaan Singopuro, agar bisa mengetahui makna–makna peninggalan Bapo Gede dan Mbok Gede, agar bisa Menjaga – Melestarikan dan Merawatnya, peninggalan – peninggalan masa Keradjaan Singopuro oleh anak cucu Singopuro (Sirnabaya).

Tentang isi Filosofi Peninggalan Keradjaan Singopuro baik Silsilah Keluarga Keradjaan Singopuro juga Nama-nama Ponggawa dan awal tahun Berdirinya Keradjaan Singopuro serta Nama–nama Situs yang masih ada sampai sekarang baik yang sudah punah juga wedjangan–wedjangan dari mbok Gede, ada dilembaran buku ini, semoga buku ini bermanfaat untuk anak cucu Singopuro (Sirnabaya) dan daerah lain-nya.     

Demikian sepata kata dari kami (penulis), apabila ada kata–kata  yang kurang sopan atau tulisan kurang hurufnya dll, penulis mohon maaf yang sebesar–besarnya, akhirul kata wabilahitofiq wal hidayah wassalamu’alaikum warohmathuallahi wabarokathu.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        Hormat kami (penulis)
                                                                                                                            
                                                                                                                       
                                                                                                                       KOMARUDIN
                                                                                                                       Kliwon Sirnabaya
 

 ASAL  MUASAL  NAMA  SINGOPURO  DAN  NAMA  KERADJAAN  SINGOPURO



Bismillahirohmanirrohiim.
Asslamualaikum Warohmathuallahi Wabarokathu.
Dengan ini kami (penulis) dilembaran pertama akan menceritakan Asal Muasal adanya Nama Singopuro dan Keradjaan Singopuro, jaman dahulunya didaerah yang akan dijadikan tempat Keradjaan Islam yang pertama dipulau jawa dwipa masih hutan belantara dan rawa, karena letak hutan dan rawa dekat dengan Sungai Djaladri dan pantai, nama hutannya yaitu  Wana Puro dan nama rawa yaitu Tumasek.
            Hasil wejangan dari mbok Gede melalui meditasi kami (penulis) kalau mau menulis    Filosofi Singopuro selalu Bersih (berwudhu) dari segala hadas dan Sholat Sunnah dulu agar menulis Filosofi Peninggalan Keradjaan Singopuro dengan Telaten – Sabar karena sedikit-sedikit mbok Gede memberi wedjangan-nya,  dengan kekusaan Allah Swt, mbok Gede selalu masuk ke Dua Tangan Penulis kalau mau menulis Filosofi Peninggalan Keradjaan Singopuro.

 Hasil Meditasi Wedjangan Dari Mbok Gede Penulis dengan sangat rendah hati mohon maaf yang sedalam-dalamnya karena Asal Muasal Keradjaan Singopuro  menulisnya asli memakai bahasa Singopuro, tetapi untuk mudah dimengerti penulis sudah menterjemahkan dari bahasa asli Singopuro ke bahasa indonesia agar mudah dimengerti oleh semua masyarakat. Didaerah pantai utara jawa dwipa pada jaman itu ada suatu rawa-rawa dan hutan belantara yang sangat angker dihuni oleh makluk siluman buaya putih dan siluman singo, daerah tersebut persis dipinggir sungai Djaladri yang sangat lebar, dan rawa, Rawa tersebut bernama Tumasek dan Hutan belantara namanya Wana Puro, dan disebelah selatan hutan yang sangat angker yang namanya Wana Puro tersebut ada sebuah padepokan yang dihuni oleh asli penduduk daerah tersebut sejumlah dua puluh tiga kepala keluarga yang menghuni padepokan, “ Wejangan Saking Mbok Gede “ nduuk teng padepokan niki ingkang dados tetuwoe yaniku tiang sepuhe mbok Gede ingkang namiye Ki Ageng Sendang lan Nyi Ageng Saketi gada turunan cumo kulo(mbok Gede) mawon ingkang dijenengi Nyai Endang Saketi, nduuk lan teng taun 386 Hijjriyah, kedugian tamu saking nagari sebrang yaniku namiye Syekh Maulana Iskhak, Syekh maulana Iskhak kiyambeke ngebakta agamo, yaniku agamo islam faham imam Safi’i, Syekh Maulana Iskhak dugi teng padepokan ditrimo sareng kebingahan dining tiang sepuh kul (mbok Gede) lan rayat padepokan, teras tiang sepuh kula nyukani gubug kangge nginepe sedinten-ditene, teras Syekh Maulana Iskhak sampe angsal kali taun teng padepokan, tiang sepuh kula(mbokGede) lan rayat dereng mlebet agamo islam, teras Syekh Maulana Iskhak ngomomg teng tiang sepuh kulo(mbok Gede) kang kepirae ya mboten keitunngan, dinten jemuwo enjing taun 388 Hijjriyah, niku ngomong teng tiang sepuh kulo(mbok Gede), yaniku ngajak sholat djama’ah jemuwowan teras dining tiang sepuhe mbok ditrimo ugi rayatepun nrimo agama islam kang dibakta dining Syekh Maulana Iskhak, teras tiang sepuh kaliye kulo(mbok Gede) enjing jemuwo maos syahadat ugi rayat padepokan sesampune mlebet agama islam tiang sepuh lan rayat dijak sholat jemuwowan teng latar, sesampune sholat jemuwo tiang sepuh jaler mbok ngomomg teng Syekh Maulana Iskhak, Syekh pandjenengan kula djodoaken sareng pecile kulo ingkang nami Nyai Endang Saketi, Syekh Maulana Iskhak enggi kulo trimo, akire dinten jemuwo Syekh Maulana Iskhak ngelamar kulo(mbok Gede) sareng mas kawine yaniku berupo Sajadah lan Mukeno, sesampune ahad kawin tiang sepuh jaler kulo(mbok Gede) ngucap Assalamualaikum teras ninggal dunyo, Syekh Maulana Iskhak ngejawab waalaikumusalam, lan ngucap Innalillahi wainnalillahi roji’un, teras Syekh Maulana Iskhak nyukani wejangan dumateng tiang sepuhe kulo(mbok Gede) lan rayat padepokan, wejangane Syekh poro sesepuh padepokan kulo niki kepengen kayo mertuwo kulo niki, ninggal dunyo sesampune maos syahadat yaniku jaminane mlebet  teng sorga, dados panjenengan sedoyo sampun pado tetangisan. 


Tergantung amale panjenengan sedoyo,  niku masih teng rame kawinane kulo(mbok Gede) nduuk, teras diadusi lan di sholati tiang sepuh djalere kulo, naa rayat namba seneng kranten nembe ningal tiang ninggal di openi sampe mekotenlu, teras mayid wau dipendem teng penggere gubuge Ki Ageng Sendang, sessampune pragat ngubur, teras tiang istri sepuhe kulo nitip omomg dumateng Syekh Maulana Iskhak, Syekh lan Endang, mbok nyuwun apuro, kangge kelanggengan jodohe Syekh lan Nok Endang punten-punten sampun campur krihin sederenge patang puluh dalu ya Syekh lan Endang, insyoh Alloh uripe mboten kekirangan punapo mawon, Syekh kulo titip nok Endang, sampun dilelaro ya Syekh, Syekh Maulana Iskhak ngejawab insyoh Alloh umi kulo ngejaga lan kulo tuntun teng dalan kebadjikan, teras tiap dalu selami pitung dalu diwontenaken tahlillan ndongaaken tiang sepuh jaler yaniku Ki Ageng Sendang ingkang sampun wangsul ngadep Gusti Alloh,  Wejangan Dari Mbok Gede nduuk dipadepokan ini yang menjadi sesepuhnya yaitu keda orang tuanya saya yang namanya Ki Ageng Sendang dan Nyai Ageng Saketi, nduuk dan ditahun 386 H (967 M), kedatangan tamu dari Negara seberang yang bernama Syekh Maulana Iskhak, Syekh Maulana Iskhak dirinya membawa ajaran agama, yaitu agama islam faham imam Safi’i, Syekh Maulana Iskhak datang di padepokan diterima dengan gembira oleh kedua orang tua mbok dan warga, kemudian kedua orang tua saya memberi sebuah gubug untuk menginap sehari-harinya, singkat cerita Syekh Maulana Iskhak sampai lamanya dua tahun hidup dipadepokan itu baik sesepuh juga warga belum menganut agama yang dibawah oleh Syekh Maulana Iskhak, kemudian Syekh Maulana Iskhak menjabarkan tentang ajaran agama islam kepada Ki Ageng Sendang entah keberapanya menjabarkan ajaran agama islam ke kedua orang tua saya selama dua tahun itu, dan pada pagi  hari jum’at  tahun 388 H (967 M), Syekh Maulama Iskhak ngomong kapada kedua orang tua saya, yaitu mengajak sholat jumat berjamaah, kemudian oleh orang tua laki-laki saya (mbok Gede) dan warga padepokan diterima ajakan-nya, dan dipagi hari jumat itu kedua orang tua juga saya serta warga padepokan mengucapkan Dua Kalimat Syahadat, sesudah memeluk agama islam kemudian diajak sholat berjamaah jumaatan di lapangan, sesudah sholat jumat orang tua laki-laki mbok berkata kepada Syekh Maulana Iskhak, Syekh, saudara saya jodohkan dengan anak saya yang bernama Nyai Endang Saketi, terus Syekh Maulana Iskhak menjawab iya saya terima atas permintaan Ki Ageng, akhirmya hari jumat itu langsung melamar Nyai Endang Saketi dengan mas kawin berupa Sajadah dan mukenah, sesudah ahad nikah orang tua laki-lakinya saya mengucap Assalamualaikum terus meninggal dunia, Syekh Maulana Iskhak menjawabnya Waalaikumusalam dan dilanjut membaca Innalilahi wainnalilahi roji’un, kemudian Syekh Maulana Iskhak berceramah kepada mertua perempuan dan warga padepokan yang sedang gembira langsung beruba sedih,  para sesepuh padepokan saya sendiri ingin sekali seperti mertua laki-laki saya yang meninggal dunia sesudahnya membaca Dua Kalimat Syahadat, karena Allah Swt menjanjikan masuk sorga, jadi kami mohon jangan ditangisi karena semua makluk Allah itu akan meninggal dunia, tinggal bagaimana kita untuk bekal besok kalau mati, yaa tergantung amal perbuatan saudara semua, sewaktu Ki Ageng Sendang meninggal masih ramai dalam acara pernikahan Syekh Maulana Iskhak dengan Nyai Endang Saketi, kemudian mayidnya dimandikan dikapani dan disholati simayid tadi, naa semua warga padepokan semuanya senang karena baru melihat orang meninggal di urus bener-bener dan dihargai, kemudian dikubur dibelakang gubugnya Ki Ageng Sendang,  kemudian Nyi Ageng Berkata kapada menantu dan anaknya Syekh dan Endang, mbok minta maaf ya, untuk kelanggengan hidup berumah tangga kalian maaf-maaf jangan dulu bersetubuh dengan istri sebelum empat puluh malam ya Syekh dan Endang, Insyoh Allah hidupnya tidak kekurangan sesuatu apapun, Syekh, saya titip Endang jangan disakiti ya Syekh, Syekh Maulana Iskhak menjawab insyah Allah ibu saya jaga dan saya bimbing kejalan kebaikan. Kemudian setiap malam habis magrib tahlilan selama tujuh malam mendo'akan almarhum Ki Ageng Sendang yang sudah menghadap Allah Swt.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...