Rabu, 27 September 2023

KOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH

KOTA BANDA ACEH

PROVINSI ACEH

Orientasi

Banda Aceh (bahasa AcehJawoë: بندر اچيه) merupakan kotamadya dan ibukota dari provinsi Aceh, provinsi paling Utara di pulau Pulau SumatraIndonesia. Sebagai pusat pemerintahan, Banda Aceh menjadi pusat kegiatan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Kota Banda Aceh juga merupakan kota Islam yang paling tua di Asia Tenggara, di mana Kota Banda Aceh merupakan ibu kota dari Kesultanan Aceh.

SEKILAS SEJARAH

BANDAR ACEH DARUSSALAM

Banda Aceh dikenal sebagai tua yang erat kaitannya dengan sejarah gemilang Kerajaan Aceh Darussalam. Di masa kesultanan, Banda Aceh dikenal sebagai Bandar Aceh Darussalam. Kota ini dibangun oleh Sultan Johan Syah pada hari Jumat, tanggal 1 Ramadhan 601 H (22 April 1205 M). Saat ini, Banda Aceh telah berusia 813 tahun. Banda Aceh merupakan salah satu kota Islam Tertua di Asia Tenggara. Kota Banda aceh juga memerankan peranan penting dalam penyebaran islam ke seluruh Nusantara/ Indonesia. Oleh karena itu, kota ini juga dikenal sebagai Serambi Mekkah.

Di masa jayanya, Bandar Aceh Darussalam dikenal sebagai kota regional utama yang juga dikenal sebagai pusat pendidikan islam. Oleh karena itu, kota ini dikunjungi oleh banyak pelajar dari Timur Tengah, India dan Negara lainnya. Bandar Aceh Darussalam juga merupakan pusat perdagangan yang dikunjungi oleh para pedagang dari seluruh dunia termasuk dari Arab, Turki, China, Eropa, dan India. Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan saat dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636), yang merupakan tokoh legendaris dalam sejarah Aceh.

Banyak dari pelajar dan pedagang pendatang ini akhirnya menetap di Aceh dan menikah dengan wanita lokal. Hal ini menyebabkan adanya pembauran budaya. Hingga saat ini, budaya-budaya masih menyisakan pemandangan di sudut-sudut kota Banda Aceh. Misalnya di Budaya Pecinan di Gampong Peunayong dan peninggalan kuburan Turki di Gampong Bitai.

Sejarah

Banda Aceh sebagai ibu kota Kesultanan Aceh Darussalam berdiri pada abad ke-14. Kesultanan Aceh Darussalam dibangun di atas puing-puing kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha yang pernah ada sebelumnya, seperti Kerajaan Indra Purba, Kerajaan Indra Purwa, Kerajaan Indra Patra, dan Kerajaan Indrapura (Indrapuri). Dari batu nisan Sultan Firman Syah, salah seorang sultan yang pernah memerintah Kesultanan Aceh, didapat keterangan bahwa Kesultanan Aceh beribu kota di Kutaraja (Banda Aceh). (H. Mohammad Said a, 1981:157).

Kemunculan Kesultanan Aceh Darussalam yang beribu kota di Banda Aceh tidak lepas dari eksistensi Kerajaan Islam Lamuri. Pada akhir abad ke-15, dengan terjalinnya suatu hubungan baik dengan kerajaan tetangganya, maka pusat singgasana Kerajaan Lamuri dipindahkan ke Meukuta Alam. Lokasi istana Meukuta Alam berada di wilayah Banda Aceh.

Sultan Ali Mughayat Syah memerintah Kesultanan Aceh Darussalam yang beribu kota di Banda Aceh, hanya selama 10 tahun. Menurut prasasti yang ditemukan dari batu nisan Sultan Ali Mughayat Syah, pemimpin pertama Kesultanan Aceh Darussalam ini meninggal dunia pada 12 Dzulhijah Tahun 936 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 7 Agustus 1530 Masehi. Kendati masa pemerintahan Sultan Mughayat Syah relatif singkat, namun ia berhasil membangun Banda Aceh sebagai pusat peradaban Islam di Asia Tenggara. Pada masa ini, Banda Aceh telah berevolusi menjadi salah satu kota pusat pertahanan yang ikut mengamankan jalur perdagangan maritim dan lalu lintas jemaah haji dari perompakan yang dilakukan armada Portugis.

Pada masa Sultan Iskandar MudaBanda Aceh tumbuh kembali sebagai pusat perdagangan maritim, khususnya untuk komoditas lada yang saat itu sangat tinggi permintaannya dari Eropa. Iskandar Muda menjadikan Banda Aceh sebagai taman dunia, yang dimulai dari komplek istana. Komplek istana Kesultanan Aceh juga dinamai Darud Dunya (Taman Dunia).

Pada masa agresi kedua Belanda, terjadi evakuasi besar-besaran pasukan Aceh keluar dari Banda Aceh yang kemudian dirayakan oleh Van Swieten dengan memproklamasikan jatuhnya kesultanan Aceh dan mengubah nama Banda Aceh menjadi Kuta Raja. Setelah masuk dalam pangkuan Pemerintah Republik Indonesia baru sejak 28 Desember 1962 nama kota ini kembali diganti menjadi Banda Aceh berdasarkan Keputusan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah bertanggal 9 Mei 1963 No. Des 52/1/43-43.

Pada tanggal 26 Desember 2004, kota ini dilanda gelombang pasang tsunami yang diakibatkan oleh gempa 9,2 Skala Richter di Samudra Hindia. Bencana ini menelan ratusan ribu jiwa penduduk dan menghancurkan lebih dari 60% bangunan kota ini. Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan Pemerintah Kota Banda Aceh, jumlah penduduk Kota Banda Aceh hingga akhir Mei 2019 adalah sebesar 270.321 jiwa.

Geografi

Letak astronomis Banda Aceh adalah 05°16'15"–05°36'16" Lintang Utara dan 95°16'15"–95°22'35" Bujur Timur dengan tinggi rata-rata 0,80 meter di atas permukaan laut.

Batas Wilayah

Kota Banda Aceh berbatas dengan;

Utara

Selat Malaka

Timur

Kabupaten Aceh Besar

Selatan

Kabupaten Aceh Besar

Barat

Samudra Hindia

Geologi

Berdasarkan peta geologi lembar Banda Aceh, Sumatra (Bennet et al, 1981), wilayah Kota Banda Aceh umumnya tersusun oleh endapan kuarter yang terdiri dari endapan pematang pantai, endapan rawa, dan endapan aluvial berumur Pleistosen dan Holosen. Berdasarkan data pemboran, lapisan endapan aluvial dekat dengan pantai dapat mencapai ketebalan 206 meter di bawah permukaan tanah di daerah Cot Paya di sebelah Timur Sungai Krueng Aceh. Sementara itu, beberapa puluh kilometer ke arah hulu di daerah Lambaro, endapan aluvium mempunyai ketebalan minimum 70 meter dengan proporsi 20% pasir dan 80% lempung pasiran hingga pasir lempungan (Ploethner dan Siemon, 2006).

Iklim

Seperti wilayah lain di Indonesia, Kota Banda Aceh memiliki iklim tropis yang disertai dengan dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Curah hujan tahunan di wilayah kota Banda Aceh berkisar antara 1039 hingga 1907 milimeter. Rata-rata suhu udara di wilayah Banda Aceh adalah 25°–28 °C. Tingkat kelembapan udara di wilayah ini berada pada angka 70% hingga 80%.

Dewan Perwakilan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Banda Aceh

DPRK Banda Aceh memiliki 30 orang anggota yang dipilih secara langsung dalam pemilihan umum legislatif lima tahun sekali. Anggota DPRK Banda Aceh yang saat ini menjabat adalah hasil Pemilu 2019 yang menjabat untuk periode 2019-2024 sejak 11 September 2019. DPRK Banda Aceh dipimpin oleh satu ketua dan dua wakil ketua yang berasal dari partai politik pemilik kursi dan suara terbanyak. Pimpinan DPRK Banda Aceh periode 2019-2024 dijabat oleh Farid Nyak Umar dari Partai Keadilan Sejahtera sebagai Ketua, Usman dari Partai Amanat Nasional sebagai Wakil Ketua I, dan Isnaini Husda dari Partai Demokrat sebagai Wakil Ketua II. Berikut ini adalah komposisi anggota DPRK Kota Banda Aceh dalam dua periode terakhir.

Kota Banda Aceh memiliki 9 kecamatan dan 90 gampong dengan kode pos 23111-23244 (dari total 243 kecamatan dan 5827 gampong di seluruh Aceh). Per tahun 2010 jumlah penduduk di wilayah ini adalah 224.209 (dari penduduk seluruh provinsi Aceh yang berjumlah 4.486.570) yang terdiri atas 115.296 pria dan 108.913 wanita (rasio 105,86). Dengan luas daerah 617 ha (dibanding luas seluruh provinsi Aceh 5.677.081 ha), tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini adalah 36.425 jiwa/km² (dibanding kepadatan provinsi 78 jiwa/km²). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 238.814 jiwa dengan luas wilayahnya 61,36 km² dan sebaran penduduk 3.892 jiwa/km².

Kesehatan

Daftar Rumah Sakit di Kota Banda Aceh

No.

Kode

Nama Rumah Sakit

Jenis

Tipe

Alamat

1.

1171015

RSUD Dr. Zainoel Abidin

RSUD

A

Jl. Teuku Moh. Daud Beureueh No.108, Bandar BaruKec. Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Aceh 24415

2.

1171110

RSUD Meuraxa

RSUD

B

Jl. Soekarno-Hatta No.1, MiboKec. Banda Raya, Kota Banda Aceh, Aceh 23231

3.

1171143

RS Bhayangkara Aceh

RS

C

Jl. Cut Nyak Dhien No.23, Lamteumen BaratKec. Jaya Baru, Kota Banda Aceh, Aceh 23232

4.

1171148

RS Bulan Sabit Aceh

RS

C

Jl. Sultan Malikul Saleh No.17, LamlagangKec. Banda Raya, Kota Banda Aceh, Aceh 23122

5.

1171146

RS Cempaka Az-Zahra

RS

C

Jl. Pocut Baren No.36, LaksanaKec. Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Aceh 24415

6.

1171096

RS Harapan Bunda Aceh

RS

C

Jl. Teuku Umar No.181, SeutuiKec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh 23243

7.

1171026

RS Iskandar Muda

RS

B

Jl. T. Angkasa Bendahara No.1, Kuta AlamKec. Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Aceh 24415

8.

1171041

RS Jiwa Banda Aceh

RS Jiwa

A

Jl. Dr. Syarif Thayeb No.25, Bandar BaruKec. Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Aceh 23126

9.

1171085

RS Malahayati

RS

C

Jl. Cut Nyak Dhien No.498, Lamteumen TimurKec. Jaya Baru, Kota Banda Aceh, Aceh 23232

10.

1171145

RS Meutia Aceh

RS

D

Jl. Cut Mutia No.55, Kampung BaruKec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh 23116

11.

1171132

RS Permata Hati Aceh

RS

C

Jl. Sultan Iskandar Muda No.217, Blang OiKec. Meuraxa, Kota Banda Aceh, Aceh 23233

12.

1171150

RS Pertamedika Ummi

RS

C

Jl. Sekolah No.5, Ateuk PahlawanKec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh 23241

13.

1171147

RS Prince Nayef

RS

D

Jl. Lingkar Kampus No.1, Kopelma DarussalamKec. Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Aceh 24411

14.

1171106

RS Teuku Fakinah

RS

C

Jl. Jend. Sudirman No.27, Geuceu IniemKec. Banda Raya, Kota Banda Aceh, Aceh 23232

15.

1171121

RSIA Provinsi Aceh

RSIA

B

Jl. Prof. A. Majid Ibrahim I No.3, Punge JurongKec. Meuraxa, Kota Banda Aceh, Aceh 23116

Media Massa

Radio

Kota Banda Aceh juga memiliki beberapa terdiri dari 25-stasiun radio bersiaran lokal seperti:

Nama

Frekuensi

Radio Republik Indonesia (RRI Banda Aceh Pro-1)

FM 97.7

Radio Republik Indonesia (RRI Banda Aceh Pro-2)

FM 92.6

Radio Republik Indonesia (RRI Banda Aceh Pro-3)

FM 88.6

Radio Republik Indonesia (RRI Banda Aceh Pro-4)

FM 87.8

Binkara FM

FM 89.4

Pop FM

FM 89.6

Serambi FM

FM 90.2

Seulaweut FM

FM 91.0

Hot FM

FM 93.2

Three FM

FM 94.5

Meugah FM

FM 95.3

A-Radio FM

FM 96.1

Radio MNC Trijaya Banda Aceh (MNC Trijaya FM)

FM 96.9

Baiturrahman FM

FM 98.5

Toss FM

FM 99.3

P-Radio FM

FM 100.3

Radio Elshinta FM Banda Aceh (Elshinta Radio)

FM 100.9

Kontiki FM

FM 101.2

Antero FM

FM 102.0

OZ Radio FM

FM 102.8

Djati FM

FM 103.6

Flamboyant FM

FM 105.2

Nikoya FM

FM 106.0

Radio Rumoh PMI FM

FM 107.0

Radio Rodja FM

FM 107.7

Televisi

Pariwisata

Kota Banda Aceh sebagai ibu kota dari Kesultanan Aceh Darussalam yang dahulunya merupakan salah satu dari lima Kerajaan Islam terbesar di dunia menyimpan berbagai situs peninggalan sejarah dari berbagai masa, mulai dari masa Kesultanan, masa Kolonial Belanda, masa bergabung dalam bingkai NKRI, masa konflik hingga tsunami. Berbagai situs objek wisata tersebut antara lain adalah Masjid Raya Baiturrahman, Komplek Taman Ghairah, Museum Sejarah AcehMuseum Tsunami Aceh, Makam Sultan Iskandar Muda dan berbagai macam situs peninggalan sejarah lainnya terdapat di berbagai sudut kota Islam tertua di Asia Tenggara ini.

 

Sumber : Google Wikipedia

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...