KOTA LEBAK BANTEN
PROVINSI BANTEN
Orientasi
Lebak (bahasa Sunda:) atau lebih dikenal oleh
masyarakat umum dengan nama ibukota kabupatennya yaitu Rangkasbitung merupakan
sebuah kabupaten di Provinsi Banten, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak
berada di Kota Rangkasbitung yang
terletak dibagian paling utara Kabupaten. Lebak merupakan kabupaten paling luas
di Provinsi Banten dan juga terluas kelima di Pulau Jawa. Jumlah penduduk Lebak di
tahun 2021 adalah 1.402.324 jiwa.
Kabupaten Lebak dilintasi jalur kereta api Jakarta-Merak. Kabupaten Lebak terdiri atas 28 kecamatan, yang dibagi lagi atas 340 desa dan 5 kelurahan. Badui merupakan salah satu sub suku Sunda dengan kekhasan budaya dan adat istiadatnya, tinggal di desa Kanekes, Leuwidamar.
Sebagai bagian dari wilayah Kesultanan Banten, Kabupaten Lebak dengan luas Wilayah 304.472 Ha, sejarahnya tidak dapat dipisahkan dari sejarah Kesultanan Banten. Berkaitan dengan hari jadi Kabupaten Lebak yang jatuh pada tanggal 2 Desember 1828, terdapat beberapa catatan sejarah yang menjadi dasar pertimbangan, antara lain :
Kesultanan Banten
mulai dari tahun 1811 Kesultanan Banten berada dibawah kekuasaan Inggris, Inggris merebut Banten dari Belanda. Pada tanggal 19 Maret 1813, Sultan Maulana Muhammad Sofiyudin (Sultan Banten Terakhir) diturunkan secara paksa dari tahtanya oleh Raffles (wakil pemerintah Inggris), kemudian Pemerintahan Kesultanan Banten diberhentikan, dan dibentuklah Karesidenan Banten sebagai Pengganti Pemerintahan Kesultanan Banten, lalu Kesultanan Banten sendiri hanya dijadikan sebagai lambang/simbol kebudayaan dan tidak memiliki kedaulatan, diangkatlah Joyo Miharjo (orang Rembang-Jawa Tengah) menjadi Sultan Adat Banten dengan nama Sultan Muhammad Rafiudin sebagai pengganti Sultan Banten Terakhir (Sultan Maulana Muhammad Sofiyudin), Joyo Miharjo/Muhammad Rafiudin ialah Suami Ratu Arsiah, dan Ratu Arsiah ialah Adik Ratu Asiah (Ibunda Sultan Maulana Muhammad Sofiyudin). Joyo Miharjo/Muhammad Rafiudin yang bukan keturunan Sultan-sultan Banten diberikan gelar Sultan Banten oleh Pemerintah Inggris dengan tidak memiliki wilayah kekuasaan. sedangkan daerah kekuasaan Kesultanan Banten dibagi 4 wilayah yaitu:
1. Wilayah Banten Lor
2. Wilayah Banten Kulon
3. Wilayah Banten Tengah dan
4. Wilayah Banten Kidul
Ibukota Wilayah Banten Kidul terletak di Cilangkahan dan pemerintahannya dipimpin oleh Bupati yang diangkat oleh Gubernur Jenderal Inggris (Raffles) yaitu Tumenggung Suradilaga (Raden Muhammad) ia bertanggung jawab langsung kepada Residen Banten (wakil Pemerintah Inggris) bukan ke Kesultanan Banten lagi. hingga pada tahun 1816 Banten kembali jatuh ke Belanda.
Di tahun itupula Kesultanan Banten dihapuskan/dibubarkan, Joyo Miharjo/Muhammad Rafiudin dicopot gelar Sultannya. kemudian mengganti semua keempat Bupati yang diangkat oleh Pemerintah Inggris diwilayah Banten. Untuk Banten Kidul Tumenggung Suradilaga/Raden Muhammad digantikan oleh Tubagus Jamil (Putra Sultan Banten Abul Mahasin Muhammad Syifa'u Zainul Abidin) dengan gelar Raden Adipati Jamil atau Pangeran Sanjaya, dengan Ki Ngabehi Bahu Pringga (Bekas Punggawa Kesultanan Banten) sebagai Wakilnya dengan gelar Patih Derus. Pada tahun 1828 Ibukota Kabupaten Banten Kidul dipindahkan dari Cilangkahan ke Lebak (daerah Leuwidamar) dan mengganti nama Kabupaten Banten Kidul menjadi Kabupaten Lebak pada tanggal 2 Desember 1828. tanggal bulan ini dijadikan hari jadi Kabupaten Lebak
Karena Pangeran Sanjaya/Raden Adipati Jamil (Bupati Lebak Pertama) dan Patih Derus (Patih Lebak Pertama) tidak mampu mengatasi perlawanan rakyat terhadap Belanda, tahun 1830 Pemerintah Belanda pun mengganti kedudukan mereka berdua, Raden Adipati Jamil diganti oleh Raden Tumenggung Adipati Karta Nata Nagara (Demang Jasinga yang telah berhasil membantu Belanda menumpas perlawanan Nyai Gumparo/Nyi Mas Gamparan) dan Patih Derus diganti oleh Patih Jahar. Pada Tahun 1842 Ibukota Kabupaten Lebak dipindahkan dari Lebak (daerah Leuwidamar) ke Warunggunung, namun nama Lebak tetap dipakai.
Pemindahan ibu kota Baru
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, nomor 15 tanggal 17 Januari 1849, Ibukota Kabupaten Lebak yang saat itu berada di Warunggunung harus dipindahkan. Kemudian Raden Tumenggung Adipati Karta Natanagara (Bupati Lebak) memerintahkan Wakilnya yaitu Patih Jahar (Patih Lebak) untuk menemukan lokasi strategis untuk dijadikan Ibukota Pusat Pemerintahan Lebak, maka ditemukanlah daerah hutan bambu belantara yang kemudian setelah hutan dibuka dinamai Rangkasbitung, dimulailah pembangunan berbagai macam sarana pusat pemerintahan, dan Pelaksanaan pemindahan ibukotanya secara resmi baru dilaksanakan pada tahun 1851 dengan diresmikan pada tanggal 31 Maret 1851.
Geografi
Secara geografis wilayah Kabupaten Lebak berada pada 105 25'–106 30 BT dan 6 18'–7 00' LS. Kabupaten Lebak memiliki topografi berupa pantai, dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian wilayah antara 0-1929 meter di atas permukaan air laut.
Batas Wilayah
Provinsi Jawa Barat (Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi) |
|
Iklim dan Hidrologi
Iklim di Kabupaten Lebak dipengaruhi oleh angin Muson dan La Nina. Cuaca didominasi oleh angin baratan dari Samudera Hindia dan benua Asia pada musim hujan dan angin timuran pada musim kemarau. Curah hujan rata-rata per tahun mencapai 2.000-4.000 mm dengan suhu udara antara 20°-32 °C.
Sungai Ciujung yang mengalir ke arah utara menuju Laut Jawa melintasi Kabupaten Lebak merupakan sungai terpanjang di Provinsi Banten. Sedangkan sungai yang bermuara ke Samudra Hindia diantaranya Sungai Cibareo, Sungai Cisawarna, Sungai Cimadur, Sungai Cisiih, Sungai Cimancak, Sungai Cihara, Sungai Cipageran dan Sungai Cilangkahan
Pariwisata
Kabupaten Lebak memiliki destinasi wisata yang beragam, baik wisata budaya maupun wisata alam. Wisata budaya berupa destinasi Urang Badui yang terletak di Kecamatan Leuwidamar, serta Museum Multatuli di Rangkasbitung yang berisi tentang sejarah kolonial Belanda dan peran Multatuli dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.[7] Sementara untuk wisata alam cukup beragam dimulai dari wisata di wilayah pegunungan dan wisata di wilayah dataran rendah seperti pantai, salah satunya destinasi wisata pantai adalah Desa Wisata Sawarna yang terletak di Kecamatan Bayah.
Keterangan
Belanda melakukan agresi militer yang menyerang seluruh wilayah Bogor yang mengakibatkan Ipik Gandamana mengungsi ke Cipanas (Lebak), Cileuksa, Kembang Kuning, Lebak Huni, Pangradin, dan sekitar hutan-hutan di Jasinga. Ia ditugaskan oleh pemerintah pusat untuk memimpin pemerintahan darurat di Kabupaten Bogor dan ditetapkan sebagai bupati, serta merangkap jabatan sebagai Bupati Lebak oleh Wakil Gubernur Jawa Barat.
-ooooooooooo oOo oooooooooo-
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar