KABUPATEN BANYUMAS
PROVINSI JAWA TENGAH
Orientasi
Banyumas adalah sejarah tentang perkembangan daerah kabupaten Banyumas di Jawa Tengah. Banyumas sebagai suatu wilayah pemerintahan, diyakini terbentuk pada abad ke-16; yakni pada masa kekuasaan Sultan Hadiwijaya dari Kesultanan Pajang. Merujuk pada cerita-cerita rakyat setempat, yakni Babad Pasir (atau Babad Pasirluhur) dan Babad Banyumas, sebelumnya wilayah ini merupakan bagian dari Kadipaten Pasirluhur dan juga Kadipaten Wirasaba.
Sejarah
Cerita Pasirluhur
Babad Pasir pada intinya berisi cerita mengenai kisah masa muda tiga putera Prabu Siliwangi, yakni Raden Banyakcatra atau Arya Banyakcatra, Raden Banyakblabur, dan Raden Banyakngampar. Banyakcatra pergi meninggalkan kerajaannya untuk mencari puteri yang diidamkannya, hingga tiba di Kadipaten Pasirluhur (di sebelah barat Purwokerto sekarang), yang ketika itu berada di bawah pemerintahan Adipati Kandadhaha. Tertarik dengan Dewi Ciptarasa, puteri Adipati Kandadhaha, Arya Banyakcatra kemudian menyamar menjadi orang biasa dengan nama Kamandaka. Namun sang Adipati belakangan tidak menyetujui hubungan yang terjalin antara Kamandaka dengan Dewi Ciptarasa.
Setelah melalui berbagai petualangan, termasuk menyamar sebagai Lutung Kasarung; bertarung dengan adiknya, Banyakngampar yang menyamar dengan nama Silihwarni; dan bertempur dengan Raja Pulebahas dari Nusa Kambangan; pada akhirnya Kamandaka diterima sebagai menantu Adipati Kandadhaha, setelah penyamarannya terbuka dan diketahui jati dirinya sebagai putera raja. Pada saatnya, Arya Banyakcatra mewarisi kedudukan mertuanya sebagai Adipati Pasirluhur. Sementara Arya Banyakngampar menjadi adipati di wilayah Dayeuhluhur (Majenang, Cilacap sekarang).
Berselang beberapa generasi, diceritakan bahwa salah satu keturunan Arya Banyakcatra yang menjadi penguasa Pasirluhur, yakni Banyakbelanak, diislamkan oleh Raden Patah, penguasa Demak, melalui seorang wali yang bergelar Pangeran Makdum. Adipati Banyakbelanak kemudian menjadi bawahan Demak yang setia dan banyak melakukan perjalanan untuk mengislamkan wilayah bagi kepentingan Demak, ke barat dan ke timur hingga ke wilayah Gagelang, Pranaraga (Ponorogo) dan Pasuruan.
Oleh penguasa Demak ia kemudian diberi kekuasaan atas wilayah pedalaman, mulai dari Udug-udug Krawang hingga tugu mengangkang (Sundoro-Sumbing), dan digelari Pangeran Senapati Mangkubumi. Akan tetapi puteranya, yang kemudian naik menjadi penguasa Pasirluhur dan bergelar Adipati Tole, murtad dari agama Islam sehingga kemudian diserang oleh penguasa Demak yang baru, Pangeran Trenggana, dan kemudian posisinya digantikan oleh salah seorang kerabatnya.
Lahirnya Banyumas
Menurut Babad Banyumas, wilayah Banyumas sebelumnya termasuk bagian dari wilayah Wirasaba (sekarang terletak di Purbalingga). Adalah pada masa Adipati Wirasaba yang ke-7, yakni Adipati Wargohutomo (atau Adipati Warga Utama) ke-II yang memiliki nama muda R. Joko Kaiman, ketika wilayah Wirasaba dibagi menjadi empat daerah. Joko Kaiman adalah putera Arya Banyaksasra dari Pasirluhur.
Penguasa Wirasaba sebelumnya, Adipati Wargohutomo I, mati dibunuh oleh utusan Sultan Hadiwijaya dari Pajang pada tahun 1578. Akan tetapi menantunya, R. Joko Kaiman, dikukuhkan oleh Sultan Pajang sebagai penggantinya, dengan gelar Adipati Wargohutomo II. Meski demikian wilayahnya kemudian dibagi menjadi empat, yakni:
1. Wirasaba (lk. Purbalingga sekarang)
2. Banjar Petambakan (Banjarnegara)
3. Merden (wilayah Cilacap), dan
4. Kejawar (Banyumas).
Joko Kaiman berkedudukan di Kejawar, dan menjadi pemuka (wedana bupati) bagi ketiga wilayah lainnya. Karena membagi empat wilayahnya, Joko Kaiman juga dikenal sebagai Adipati Mrapat. Pengukuhan Joko Kaiman sebagai Adipati Wirasaba ke-7 oleh Sultan Hadiwijaya diyakini terjadi pada hari bulan 12 Rabi'ul Awwal 990 H atau 6 April 1582 M. Tanggal inilah yang ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Banyumas.
Sejarah Banyumas Kota Satria dan Hari Jadi Kabupaten Banyumas
April 14, 2017
Banyumas merupakan salah satu nama Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Salah satu daerah yang dikenal dengan bahasa ngapaknya ini ternyata mempunyai banyak cerita rakyat tentang sejarah Banyumas. Banyumas adalah daerah yang terkenal dengan Kota Purwokerto, dan Kabupaten Banyumas memiliki julukan yang sangat bagus dan bersejarah yaitu Kota Satria.
Sumber: http://alamatdinaspendidikan.blogspot.co.id
Kenapa Banyumas di juluki sebagai Kota Satria? Dan asal-usul nama Banyumas itu dari mana? Itulah pertanyaan-pertanyaan dari tetangga daerah yang sering dilontarkan kepada orang Banyumas. Saya sendiri sebagai orang Banyumas asli, tidak luput dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Oleh karena itu, di sini kita akan membahas sejarah Banyumas meliputi asal-usul nama Banyumas dan julukan Banyumas Kota Satria yang di ambil dari sumber Banyumasku.com.
Sejarah Banyumas Tentang Asal-usul Nama Banyumas Menurut cerita rakyat mengenai Sejarah Banyumas, asal mula nama Banyumas ada beberapa versi cerita. Diantaranya yaitu:
Kayu Emas yang Terseret Arus Sungai
Sumber: wisata-tanah air.com
Ada yang menceritakan bahwa dahulu ketika rakyat sedang proses melakukan pembangunan pemerintahan, ada kejadian yang tidak diduga. Yaitu ada kayu besar (Pohon besar) Terseret arus air di sungai besar, konon sungai tersebut adalah Sungai Serayu. Kayu itu bernama Kayu Emas (Pohon Emas). Dan kayu pohon tersebut diceritakan berasal dari Desa Karang Jambu, Kecamata Kecobong, Kabupaten Purbalingga.
Dan pohon yang besar tersebut, berhenti di sekitar lokasi yang sedang dilakukan pembangunan. Kejadian itu mengambil perhatian Adipati Mrapat (Pemimpin rakyat pada zaman dahulu), dan akhirnya menyuruh rakyatnya untuk mengambil kayu tersebut.
Dan kemudian mempunyai keputusan untuk menjadikan kayu pohon tersebut sebagai saka guru Balai si Panji (Tiang utama). Karena kayu pohon itu bernama Pohon Emas, yang ditemukan di arus air makan Adipati Mrapat menamai daerah yang sedang dibangun dengan nama Banyumas. Banyu adalah Bahasa Jawa dari air, dan mas berasal dari nama Pohon Emas yang terseret arus air Sungai Serayu tadi, digabungkan jadi kata Banyumas.
Sungai Emas
Sumber: imaniawan.id
Diceritakan nama Banyumas di ambil dari kisah Adipati Mrapat yang sedang melakukan perjalanan bersama prajuritnya dari Wirasaba. Di dalam perjalanannya Adipati Mrapat melewati sungai. Nama Sungai tersebut adalah Sungai Mas, dan Adipati Mrapat memutuskan berhenti untuk istirahat dan membuat pesanggrahan, sampai akhirnya Adipati Mrapat menamainya dengan nama Banyumas.
Berharganya Air Seperti Perhiasan Emas
Sumber: pixabay.com
cerita rakyat tentang seorang tamu yang menunggang kuda. Pada waktu itu nama daerahnya adalah Slarong. Ceritanya tamu tersebut bertingkah laku aneh di daerah tersebut, dan membuat warga resah dengan tingkah lakunya. Namun, entah kenapa bersamaan saat itu daerah tersebut mengalami kemarau panjang. Sampai aliran sungai yang menjadi sumber air pun mengalami kekeringan.
Akhirnya Pemimpin Daerah tersebut mencurigai tingkah laku orang tersebut dan mengambil keputusan untuk membelenggu tamu tersebut. Dan entah kebetulan atau bukan bersamaan dengan dibelenggunya tamu itu, hujan turun lebat. Warga daerah tersebut pun sangat senang sekali, sampai menganggap banyu berharga seperti emas. Dan akhirnya daerah tersebut dinamai Banyumas. Dan tamu yang meresahkan tadi, karena dianggap membuat warga jadi resah, Adipati Mrapat pun mengambil keputusan untuk menyuruh pergi tamu tersebut. Itu beberapa cerita rakyat mengenai asal-usul nama Banyumas. Selain itu ada cerita rakyat mengenai Banyumas Kota Satria, nama ini memang sudah jadi julukan tersendiri Kabupaten Banyumas.
Sejarah Banyumas Kota Satria
Sumber: trendpurwokerto.com
Banyumas merupakan daerah yang memiliki julukan yaitu Kota Satria. Asal mulanya di juluki nama itu karena Banyumas merupakan daerah yang banyak melahirkan kesatria. Kesatria diambil dari bahasa Jawa, yang artinya adalah pahlawan. Perlu diketahui bahwa Banyumas banyak melahirkan Pahlawan-pahlawan Nasional. Pada zaman berdirinya Banyumas, terdapat kesatria-kesatria seperti Adipati Wirasaba, Joko Kaiman, dan lainnya.
Di zaman penjajahan juga banyak kesatria atau pahlawan dari Banyumas, seperti Jendral Soedirman, Soeparjo Roestam, Soerono, Gatot Subroto dan lainnya. Itu merupakan contoh nama-nama pahlawan yang bisa disebutkan dan tercantum di buku pahlawan. Sedangkan yang tidak tercantum konon masih banyak. Peninggalan-peninggalan pahlawan juga banyak sekali, kita bisa lihat di musium pahlawan yang ada di Banyumas.
Oleh sebab itu Banyumas dijuluki Kota Satria, karena Banyumas banyak melahirkan kesatria-kesatria. Masyarakat Banyumas menjabarkan kata satria menjadi ejaan yang mempunyai arti yaitu:
S: Sejahtera.
A: Adil.
T: Tertib.
R: Rapi.
I: Indah.
A: Aman.
Di Banyumas sendiri juga terdapat makam pahlawan terbesar setelah makam pahlawan di Semarang yaitu Makam Pahlawan Tanjung Nirwana. Makam tersebut bertempat di Jalan Pahlawan Tanjung. Selain itu di Banyumas juga banyak nama-nama jalan yang menggunakan nama pahlawan seperti Jalan Soedirman, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan Soepardjo Roestam. Diantara tujuannnya yaitu untuk memberi penghormatan dan untuk mengenang jasa-jasanya.
Bawor Maskot Kabupaten Banyumas
Sumber: kotakbulat.com
Sosok Bawor sudah tidak asing lagi di Banyumas, karena Bawor merupakan makot Banyumas. Jika berada di Kabupaten Banyumas pasti tidak jarang menemui patung atau gambar sosok Bawor ini. Pertanyaannya Bawor itu siapa? Apakah ada hubungan erat dengan Sejarah Banyumas? Baiklah, disini akan kita jelaskan sosok Bawor yang unik ini.
Pertama sosok Bawor muncul yaitu saat di Purwokerto sedang mengadakan Kejuaran Renang Antar Perkumpulan di tahun 1990. Yang mana masa itu adalah masa pemerintahan Bupati Djoko Sudantoko, waktu itu beliau menyodorkan logo spanduk dengan gambar Bawor.
Bukan hanya di logo spanduk, di penerbitan buku hari jadi Banyumas juga di cantumkan foto Bawor. Seiring berjalannya waktu sosok Bawor semakin terkenal dan sampai akhirnya menjadi maskot Banyumas.
Arti Sosok Bawor Bagi Banyumas
Sumber: https://wayang.wordpress.com
Pepatah Jawa “Bawor Maskot Banyumas Manjing Manunggal”. Bawor merupakan tokoh Punakawan yang bersifat relevan dengan masyarakat Banyumas.
Asal nama Bawor dari dua kata yaitu Carub Bawor, dua kata tersebut memiliki arti yang sama yaitu campur. Sedangkan akar katanya yaitu wor yang artinya sama juga.
Seperti peran Bawor pada cerita wayang, bahwa watak Bawor di dalam cerita wayang sangat menggambarkan watak masyarakat Banyumas. Hal ini juga merupakan salah satu alasan Bawor dijadikan Maskot Banyumas. Watak Bawor yaitu lugu, jujur tapi mbodo. Karena Bawor merupakan pembantu atau abdi tidak boleh menunjukan kecerdasannya. Kata mbodo sendiri dalam Bahasa Indonesia artinya adalah pura-pura bodoh.
Hari Jadi Banyumas
Sumber: youtube.com
Hari jadi Banyumas merupakan salah satu dari Sejaah Banyumas. Mengenai hari jadi banyumas mulai tahun 2016 kemarin mengalami perubahan tanggal dan bulan. Tahun-tahun sebelumnya hari jadi Banyumas jatuh pada tanggal 6 April, dan mulai tahun 2016 dirubah menjadi tanggal 22 Februari.
Perubahan ini berdasarkan alasan yang kuat. Bupati Banyumas yang ke 28 yaitu Kol Inf H Djoko Sudantoro pernah menyampaikan bahwa pengkajian ulang hari jadi Banyumas bukanlah hal yang tabu. Karena perubahan hari jadi dilakukan berdasarkan penemuan sumber sejarah yang lebih kuat. Sumber sejarah Banyumas yang kuat meliputi terdapat dokumen yang lebih kuat, lengkap dan akurat. Sehingga bisa mempertanggung jawabkan dengan jelas mengenai Sejarah Banyumas. Jadi, dengan penemuan sumber yang lebih kuat, hari jadi sebelumnya sudah ditetapkan gugur.
Hal ini sudah dimusyawarahkan dan dibentuk panitia dari DPRD Kabupaten Banyumas sejak tahun 2015 untuk dikhususkan meniliti penemuan Sejarah Banyumas.
Sumber artikel dari banyumasku.com dan banyumas.go.id.
-oooooooooo oOo oooooooooo-
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar