KABUPATEN PEMALANG
PROVINSI JAWA TENGAH
Orientasi
Kabupaten Pemalang (bahasa Jawa: ꦥꦼꦩꦭꦁ) adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kabupaten Pemalang berada
di jalur utama pantura yang
menghubungkan Jakarta–Semarang–Surabaya. Ibukota kabupaten-nya terletak di kota Pemalang.
Sejarah
Masa Prasejarah
Keberadaan manusia pada masa prasejarah di Pemalang dapat dibuktikan dengan berbagai temuan arkeologis. Di Kabupaten Pemalang bagian barat, ditemukan situs-situs megalitik, sedangkan sebuah nekara perunggu ditemukan di Desa Kabunan. Bukti arkeologis adanya unsur kebudayaan Hindu-Buddha di Pemalang antara lain ditemukannya patung Ganesha, lingga, kuburan, ambang pintu, dan batu nisan di Desa Lawangrejo dan Desa Banyumudal.
Selain itu, ada pula bukti arkeologis unsur kebudayaan Islam berupa makam-makam para penyebar agama, antara lain Syeikh Maulana Maghribi di Kawedanan Comal, Rohidin, dan Sayyid Ngali Murtala yaitu salah seorang kerabat Sunan Ngampel.
Pra Mataram
Eksistensi Pemalang telah disebutkan dalam Bujangga Manik, sebuah naskah kuno berbahasa Sundayang diperkirakan ditulis pada akhir abad XV.[10] Pada abad XVI, catatan Rijkloff van Goens dan data buku W. Fruin Mees menyatakan bahwa pada tahun 1575 Pemalang merupakan salah satu dari 14 daerah merdeka di Pulau Jawa, yang dipimpin oleh seorang pangeran atau raja. Dalam perkembangan kemudian, Panembahan Senopati dan Panembahan Seda Krapyak dari Matarammenaklukkan daerah-daerah tersebut, termasuk di dalamnya Pemalang. Sejak saat itu Pemalang menjadi daerah vasal Mataram yang diperintah oleh Pangeran atau Raja Vasal.
Pemalang dan Kendal pada masa sebelum abad XVII merupakan daerah yang lebih penting dibandingkan dengan Tegal, Pekalongan dan Semarang. Karena itu jalan raya yang menghubungkan daerah pantai utara dengan daerah pedalaman Jawa Tengah (Mataram) yang melintasi Pemalang dan Wiradesa dianggap sebagai jalan paling tua yang menghubungkan dua kawasan tersebut.
Populasi penduduk sebagai pemukiman di pedesaan yang telah teratur muncul pada periode abad awal Masehi hingga abad XIV dan XV, dan kemudian berkembang pesat pada abad XVI, yaitu pada masa meningkatnya perkembangan Islam di Jawa di bawah Kerajaan Demak, Cirebon dan kemudian Mataram. Pada masa itu daerah pantai sekitar Pemalang dan Comal telah menjadi tempat persinggahan dalam perjalanan antara Demak dan Cirebon.
Terdapat babad yang menceritakan bahwa Pangeran Benawa, Sultan Pajang yang ketiga (1586–1587), setelah tersingkir dari tahtanya lalu pergi membuka daerah pemukiman baru di sekitar wilayah Pemalang, dan menetap di sana hingga wafatnya.[13] Berdasarkan kepercayaan penduduk setempat, Pangeran Benawa dimakamkan di pemakaman kuno di Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Pemalang.
Masa Kadipaten dibawah Kerajaan Mataram
Sejak sekitar 1622–1623, wilayah Pemalang sudah menjadi apanase (daerah kekuasaan) Pangeran Purbaya dari Mataram, yang mana seorang Kyai Lurah mewakilinya sebagai pelaksana pemerintahan setempat (stads houder).
Seorang tokoh bernama Raden Maoneng diyakini masyarakat Pemalang sebagai salah seorang leluhur mereka. Makamnya di Dukuh Maoneng, Desa Bojongbata, di pinggir Kecamatan Pemalang sebelah selatan banyak dikunjungi peziarah.[16] Beberapa sumber menyebutkan adanya tokoh bernama Tumenggung Mangun-Oneng, yaitu seorang panglima perang Sultan Agung yang memimpin pasukan Mataram dalam penaklukkan Surabaya pada tahun 1625.
Pada masa Sunan Amangkurat I memerintah Mataram (1645–1677), Pemalang sudah berkembang menjadi salah satu dari kota-kota niaga maritim di pesisir utara Jawa, yang diatur dan diawasi dengan ketat oleh Mataram.
Catatan Belanda menyebutkan bahwa Mataram mengangkat para adipati (stedehouders) dan syahbandar (sabandars of te tolmeesters) di kota-kota tersebut, serta memiliki dua pejabat tinggi (commissarissens) pengawas pesisir khusus untuk memastikan monopoli Mataram atas kegiatan perdagangan mereka.
Pada sekitar tahun 1652, Sunan Amangkurat II mengangkat Ingabehi Subajaya menjadi Bupati Pemalang setelah Amangkurat II memantapkan takhta pemerintahan di Mataram setelah pemberontakan Trunajayadapat dipadamkan dengan bantuan VOC pada tahun 1678.
Masa Perang
Menurut catatan Belanda pada tahun 1820 Pemalang kemudian diperintah oleh Bupati yang bernama Mas Tumenggung Suralaya. Pada masa ini Pemalang telah berhubungan erat dengan tokoh Kanjeng Swargi atau Kanjeng Pontang. Seorang Bupati yang terlibat dalam perang Diponegoro. Kanjeng Swargi ini juga dikenal sebagai Gusti Sepuh, dan ketika perang berlangsung dia berhasil melarikan diri dari kejaran Belanda ke daerah Sigeseng atau Kendaldoyong. Makam dari Gusti Sepuh ini dapat diidentifikasikan sebagai makam kanjeng Swargi atau Reksodiningrat. Dalam masa-masa pemerintahan antara tahun 1823–1825 yaitu pada masa Bupati Reksadiningrat. Catatan Belanda menyebutkan bahwa yang gigih membantu pihak Belanda dalam perang Diponegoro di wilayah Pantai Utara Jawa hanyalah Bupati-bupati Tegal, Kendal dan Batang tanpa menyebut Bupati Pemalang.
Sementara itu pada bagian lain dari Buku P.J.F. Louw yang berjudul De Java Oorlog van 1825–1830dilaporkan bahwa Residen Van den Poet mengorganisasi beberapa barisan yang baik dari Tegal, Pemalang dan Brebes untuk mempertahankan diri dari pasukan Diponegoro pada bulan September 1825 sampai akhir Januari 1826. Keterlibatan Pemalang dalam membantu Belanda ini dapat dikaitkan dengan adanya keterangan Belanda yang menyatakan Adipati Reksodiningrat hanya dicatat secara resmi sebagai Bupati Pemalang sampai tahun 1825. Dan besar kemungkinan peristiwa pengerahan orang Pemalang itu terjadi setelah Adipati Reksodiningrat bergabung dengan pasukan Diponegoro yang berakibat Belanda menghentikan Bupati Reksodiningrat.
Pada tahun 1832, Bupati Pemalang yang Mbahurekso adalah Raden Tumenggung Sumo Negoro. Pada waktu itu kemakmuran melimpah ruah akibat berhasilnya pertanian di daerah Pemalang. Seperti diketahui Pemalang merupakan penghasil padi, kopi, tembakau dan kacang. Dalam laporan yang terbit pada awal abad XX disebutkan bahwa Pemalang merupakan afdeling dan Kabupaten dari karisidenan Pekalongan. Afdeling Pemalang dibagi dua yaitu Pemalang dan Randudongkal. Dan Kabupaten Pemalang terbagi dalam 5 distrik. Jadi dengan demikian Pemalang merupakan nama kabupaten, distrik dan Onder Distrik dari Karisidenan Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah.
Pusat Kabupaten Pemalang yang pertama terdapat di Desa Oneng. Walaupun tidak ada sisa peninggalan dari Kabupaten ini namun masih ditemukan petunjuk lain. Petunjuk itu berupa sebuah dukuh yang bernama Oneng yang masih bisa ditemukan sekarang ini di Desa Bojongbata. Sedangkan Pusat Kabupaten Pemalang yang kedua dipastikan berada di Ketandan. Sisa-sisa bangunannya masih bisa dilihat sampai sekarang yaitu disekitar Klinik Ketandan (Dinas Kesehatan).
Pusat Kabupaten yang ketiga adalah kabupaten yang sekarang ini (Kabupaten Pemalang dekat Alun-alun Kota Pemalang). Kabupaten yang sekarang ini juga merupakan sisa dari bangunan yang didirikan oleh Kolonial Belanda. Yang selanjutnya mengalami beberapa kali rehab dan renovasi bangunan hingga kebentuk bangunan joglo sebagai ciri khas bangunan di Jawa Tengah.
Masa Colonial Belanda
Pada tahun 1918, di Pemalang berdiri organisasi pergerakan wanita Wanito Susilo, yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan.
Kabupaten Pemalang mantap sebagai suatu kesatuan administratif pasca pemerintahan Kolonial Belanda. Sejak tahun 1948, Pusat Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Pemalang berkedudukan di Pemalang.
Hari Jadi dan Sesanti
Sebagai suatu penghomatan atas sejarah terbentuknya Kabupten Pemalang maka pemerintah daerah telah bersepakat untuk memberi atribut berupa Hari Jadi Pemalang. Hal ini selalu untuk memperingati sejarah lahirnya Kabupaten Pemalang juga untuk memberikan nilai-nilai yang bernuansa patriotisme dan nilai-nilai heroisme sebagai cermin dari rakyat Kabupaten Pemalang.
Salah satu alternatif penetapan hari jadi Kabupaten Pemalang ialah pada saat diumumkannya pernyataan Pangeran Diponegoro untuk mengadakan perang terhadap Pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu tanggal 20 Juli 1823. Namun, berdasarkan diskusi para pakar yang dibentuk oleh Tim Kabupaten Pemalang, hari jadi Pemalang adalah tanggal 24 Januari 1575, atau bertepatan dengan Hari Kamis Kliwon tanggal 1 Syawal 1496 Je 982 Hijriah.
Keputusan tersebut selanjutnya ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Kabupaten Pemalang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Hari Jadi Kabupaten Pemalang. Tahun 1575 diwujudkan dengan bentuk Surya Sengkala Lunguding Sabda Wangsiting Gusti yang mempunyai arti harfiah: kearifan, ucapan/sabdo, ajaran, pesan-pesan, Tuhan, dengan mempunyai nilai 5751. Sedangkan tahun 1496 Je diwujudkan dengan Candra Sengkala Tawakal Ambuko Wahananing Manunggal yang mempunyai arti harfiah berserah diri, membuka, sarana/wadah/alat untuk, persatuan/menjadi satu dengan mempunyai nilai 6941.
Adapun Sesanti Kabupaten Pemalang adalah Pancasila Kaloka Panduning Nagari, dengan arti harfiah lima dasar, termashur/terkenal, pedoman/bimbingan, negara/daerah dengan mempunyai nilai 5751
Geografi
Kabupaten Pemalang terletak di pantai utara Pulau Jawa. Secara astronomis, kabupaten ini terletak antara 109°17'30" – 109°40'30" BT dan 6°52'30" – 7°20'11" LS. Luas wilayah kabupaten ini ialah sebesar 111.530 km².
Ibu kota kabupaten ini adalah Kota Pemalang, yang terletak di ujung barat laut wilayah kabupaten dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Tegal. Kabupaten ini berjarak kira-kira 135 km ke arah barat dari Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah, atau jika ditempuh dengan kendaraan darat memakan waktu lebih kurang 3-4 jam. Kabupaten Pemalang berada di jalur pantura Jakarta-Semarang-Surabaya. Selain itu terdapat pula jalan provinsiyang menghubungkan Kabupaten Pemalang dengan Kabupaten Purbalingga.
Batas wilayah
Batas wilayah Kabupaten Pemalang antara lain:
Topografi
Kabupaten Pemalang memiliki topografi bervariasi. Bagian utara merupakan dataran rendah, berupa daerah pantai dengan ketinggian berkisar antara 1-5 meter di atas permukaan laut. Bagian tengah merupakan dataran rendah yang subur dengan ketinggian 6–15 m di atas permukaan laut; sedangkan bagian selatan merupakan dataran tinggi berupa pengunungan yang subur serta berhawa sejuk dengan ketinggian 16–925 m di atas permukaan laut. Puncak tertingginya ialah Gunung Slamet, yang berada di perbatasan dengan Kabupaten Tegal dan Kabupaten Purbalingga, dan merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah. Wilayah bagian selatan Pemalang biasa disebut Waliksarimadu yaitu singkatan Watukumpul, Belik, Pulosari, Moga, Warungpring dan Randudongkal. Wilayah tersebut juga sering disebut sebagai Pemalang Selatan.
Wilayah Kabupaten Pemalang dilintasi oleh tiga sungai besar, yaitu Sungai Comal, Sungai Waluh, dan Sungai Rambut, yang menjadikannya sebagai daerah aliran sungai yang subur. Sungai Comal merupakan sungai terbesar, yang alirannya melalui tujuh wilayah kecamatan di kabupaten ini, dan bermuara ke Laut Jawa tepatnya di Tanjung Pemalang.
Kependudukan
Pada tahun 2021, penduduk Kabupaten Pemalang berjumlah 1.522.301 jiwa, dengan kepadatan rata-rata 1.362/km². Kecamatan Comal memiliki kepadatan tertinggi yaitu sebesar 3.562 jiwa/km2 yang artinya, setiap 1 Km2 didiami oleh sekitar 3.562 orang. Sedangkan kecamatan Watukumpulmemiliki angka kepadatan rata-rata paling rendah, yaitu sebesar 588.21 jiwa/km2.
Ekonomi
1. Pasar tradisional
2. Pasar Banjardawa
3. Banjardawa I, Banjardawa, Kec. Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361
4. Pasar Bantarbolang
5. Karangasem, Bantarbolang, Kec. Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52352
6. Pasar Beji
7. Jalan Perintis Kemerdekaan No.109, Beji, Kec. Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361
8. Pasar Comal
9. Posongan, Purwoharjo, Kec. Comal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52363
10. Pasar Pagi Pemalang
11. Jalan Mawar No.Desa, Mulyoharjo, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52319
12. Pasar Petarukan
13. Jalan Kartini No.184, Petarukan, Kec. Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52362
14. Pasar Randudongkal
15. Dusun III, Randudongkal, Kec. Randudongkal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52353
16. Pasar Belik
17. Komplek pasar, Jalan Raya Belik–Pulosari, Bentar, Dukuh Tengah, Kec. Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52355
18. Pasar Moga
19. Campakawulung, Banyumudal, Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52354
20. Pasar Paduraksa
21. Jalan D.I. Panjaitan, Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia
Perhutani
Berbagai kategori hutan tersedia di Kabupaten ini seperti Hutan Lindung, Hutan Suaka Alam dan Wisata, Hutan Produksi Tetap, Hutan Produksi Terbatas, Hutan Bakau dan Hutan Rakyat. Hasil kehutanan antara lain Kayu Jati, Kayu Albasia, Kayu Mahoni dan juga Getah Pinus.
Pusat perbelanjaan
1. Basa Toserba
Jalan Jend. Sudirman No.30, Mulyoharjo, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52313, Indonesia
2. Ria Busana
Jalan Jend. Sudirman No.288, Pelutan, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52312
3. Sirandu Mall Kebondalem, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52319
4. Swalayan Pemalang Permai
Jalan Jend. Sudirman, Kebondalem, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52312
5. Toko Sukses Busana
Jalan Jend. Sudirman No.149, Mulyoharjo, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52313
6. Toserba Yogya
Jalan Jend. Sudirman No.94, Pelutan, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52312, Indonesia
7. Perbankan
Layanan jasa perbankan di Kabupaten Pemalang dilayani oleh 4 buah Bank milik pemerintah BRI, BNI, Bank Mandiri dan Bank Jateng dan 7 buah bank swasta nasional seperti BCA, Bank Muamalat, Bank Danamon, CIMBNIAGA, Bank Mega, Bank Sinar Mas dan BTPN serta bank milik pemerintah daerah sebanyak 3 buah yaitu BPR, BKK, dan Bank Pasar.
Hotel
1. Airy Jenderal Sudirman Timur 5
2. Akasia Budget Hotel
3. GM Hotel
4. Hotel Dewi Sri
5. Hotel Dina
6. Hotel Grand Royal
7. Hotel Kencana
8. Hotel Murni
9. Hotel Pemalang
10. Hotel Podomoro
11. Hotel Regina
12. Hotel Segoro
13. Panorama Hotel
14. SB Hotel
15. Sentana Mulia Hotel
16. The Winner Hotel
17. Wisma Paragon Pemalang
Industri
1. PT Blue Star Anugerah
2. PT Cahaya Timur Garmindo
3. PT Candi Mekar
4. PT Casuarina Harnessindo
5. PT Cosmoprof Indokarya
6. PT Daiwabo Garment Indonesia
7. PT Dalim Fideta Kornesia
8. PT Haitwo Anugerah Nibras
9. PT Ciomas Adisatwa
10. PT Mega Putra Garmen
11. PT Multikarya Garmen Texindo
12. PT Panca Budi Idaman
13. PT Philips Seafood Indonesia
14. PT Ria Indah Terang Abadi
15. PT Rindang Jati Spinning
16. PT Sandy Nazwatex Jaya
Perikanan
Menyadari besarnya potensi yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Pemalang mengembangkan budidaya ikan dan biota air laut. Selain juga berupa perikanan darat berupa Tambak, Kolam, Karamba, dan budidaya biota air tawar.
Dengan areal tambak seuas 1.728 hektar komoditas yang dikembangkan berupa Bandeng, Udang Windu dan Kepiting Soka. Sedangkan produk perikanan laut yang mempunyai nilai jual tinggi diantaranya berupa Ikan Teri Nasi, Udang, Rajungan dan Bawal Putih.
Pertanian
Sektor pertanian dengan lahan sawah seluas 38.617 hektar dan lahan kering 23.813 hektar masih menjadi tulang punggung perekonomian di Kabupaten ini, komoditas yang menonjol untuk tanaman pangan adalah Padi, Ketela Pohon dan Jagung, Sayur-sayuran, Bawang Merah, Cabai Merah dan Ketimun. Sedangkan produksi buah-buahan adalah Nanas Batu, Nanas Madu, Pisang , Kelapa dan Mangga.
Peternakan
Ternak seperti Sapi Potong, Sapi Perah, Kambing, Domba, Kerbau, Kuda, Ayam Buras, Ayam Petelur, Ayam Pedaging dan Itik, Burung Puyuh, Burung Dara sangat cocok dikembangkan di Kabupaten ini.
Perkebunan
Salah satu andalan Kabupaten Pemalang adalah “Teh” dengan produksi sebesar 927,53 ton, dengan luas area perkebunan sebesar 15.713 hektar. Produksi perkebunan andalan lainnya adalah Tebu, Kelapa Sayur, Glagah Arjuna, Cengkih, Kopi, Tembakau, Kakao, Lada, Nilam, dan Karet tumbuh subur di Kabupaten ini.
Sumber Daya Alam
Kandungan sumber daya alam yang paling potensial di Kabupaten Pemalang khususnya pemalang bagian selatan yang terletak di lereng Gunung Slamet adalah berupa Tambang Diorit, Kaolin, Batu Gamping, dan Batu Marmer.
Olahraga
PSIP Pemalang (Tetap PERSIS SOLO)
Klub yang berjuluk Laskar Benowo ini bermarkas di Stadion Mochtar Pemalang. Pada tahun 2018 tim PSIP Pemalang berhasil menjadi juara liga 3 Jateng . Serta ikut dalam babak pendahuluan namun hanya bisa sampai babak 2 karena dikalahkan PS Kota Pahlawan Surabaya. Di ajang Piala Indonesia tim ini berhasil masuk 64 besar. PSIP memiliki 2 basis suporter yaitu Lasbo Mania dan Ultras LBS.
Transportasi
6. Dokar
7. Becak
8. Angkutan Kota
9. Terminal Bayangan Grosir Comal
10. Terminal Belik
11. Terminal Induk Pemalang
12. Terminal Moga
13. Terminal Randudongkal
Fasilitas Kesehatan
Rumah Sakit
1. RS Harapan Sehat
Jalan R.E. Martadinata, Pelutan, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52312
2. RS Islam Al-Ikhlas
Jalan Kolonel Sugiyono No.13, Banjardawa III, Taman, Kec. Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361
3. RS Muhammadiyah Mardhatillah
Dusun V, Randudongkal, Kec. Randudongkal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52353
4. RS Muhammadiyah Rodliyah Achid
Jalan Raya Moga–Pulosari No.KM, Simadu, Banyumudal, Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52354
5. RS Prima Medika
Jalan Slamet Riyadi No.321, Mulyoharjo, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52313
6. RS Santa Maria
Jalan Pemuda No.24, Mulyoharjo, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52313
7. RSU Comal Baru
Sewuni, Ujunggede, Kec. Ampelgading, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52364
8. RSU Siaga Medika
Jalan Perintis Kemerdekaan No.1, Sawah, Beji, Kec. Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361
9. RSUD Dr.M.Ashari
Jalan Gatot Subroto No.41, Bojongbata, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52319
Puskesmas
1. Puskesmas Banjardawa
2. Puskesmas Jebed
3. Puskesmas Bantarbolang
4. Puskesmas Banyumudal
5. Puskesmas Belik
6. Puskesmas Cikadu
7. Puskesmas Jatiroyom
8. Puskesmas Kabunan
9. Puskesmas Kalimas
10. Puskesmas Karangasem
11. Puskesmas Kebandaran
12. Puskesmas Kebondalem
13. Puskesmas Klareyan
14. Puskesmas Watukumpul
15. Puskesmas Warungpring
16. Puskesmas Sarwodadi
17. Puskesmas Losari
18. Puskesmas Mojo
19. Puskesmas Mulyoharjo
20. Puskesmas Paduraksa
21. Puskesmas Petarukan
22. Puskesmas Pulosari
23. Puskesmas Purwoharjo
24. Puskesmas Randudongkal
25. Puskesmas Rowosari
Pendidikan
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Kabupaten Pemalang terus menggiatkan proses pendidikan yang terpadu dan berkesinambungan difasilitasi dengan 359 Sekolah Taman Kanak-kanak, 2 buah Sekolah Luar Biasa, 868 SD/MI, 161 SMP/MTS, 37 SMA/MA, 53 SMK dan 3 buah perguruan tinggi menjadikan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mandiri.
Media Massa
1. De Best Radio 101,1 FM
2. G-news
3. Kabar Pemalang
4. Lppl Radio Swara Widuri 87,7 FM
5. Puskapik
6. Radio Persada 93,6 FM
7. Radio Pop 89,3 FM
8. Radio TFM 102,7 FM
9. Radio Thomson 96,00 FM
10. Media Kabar Kita
Pariwisata
1. Alun-Alun Pemalang
2. Benowo Park
3. Bukit Igir Kandang
4. Bukit Kukusan
5. Bukit Mendelem
6. Wippas Surajaya
7. Bukit Tangkeban
8. Curug Bengkawah
9. Curug Sibedil
10. Kampoeng Teh Semugih
11. Makam Syeikh Maulana Syamsuddin
12. Pabrik Gula Sumberharjo
14. Pantai Widuri
15. Pendakian Gunung Slamet
16. Taman Patih Sampun
17. Telaga Silating
18. Waterboom Zatobay
19. Wisata Jambe Kembar
20. Taman Gumelem
Perhelatan
1. Road To Kilau Raya MNCTV
2. Perhelatan Road to kilau di Kabupaten Pemalang, sukses digelar dan membuat 40.000 warga yang datang memadati pantai widuri, larut dalam alunan musik dangdut dan goyangan artis-artis papan atas. Guyuran hujan tidak menyurutkan antusiasme dari warga Pemalang untuk menyaksikan idola mereka diantaranya, Inul Daratista, Cak Sodiq, Tasya Rosmala, Nita Thalia, IIux, Dewi Persik, Jihan Audy, Denny Caknan, Abi KDI, Julia Vio, Suci KDI, Eva Puka, Abi KDI, Lebby dan Limbad.
Acara yang disiarkan secara langsung oleh MNCTV ini dibuka oleh Inul Daratista, Nita Thalia dan Dewi Persik dengan lagu 'Goyang inul, Polisi dan Bojo galak' di temani para kostum karnaval tampil memukau membuat para penonton bernyanyi dan bergoyang bersama larut dalam suasana yang meriah.
Dilanjutkan lagi oleh Deni caknan dan Tasya Rosmala dengan membawakan lagu 'Kortonyono medot janji' membuat warga Pamalang terus bergoyang tanpa henti. Tak kalah juga Cak Sodiq berkolaborasi denga Nita Thalia menghipnotis warga dengan lagu 'Pamer bojo', juga Ilux Id, Suci KDI dan Lebby mengajak seluruh penonton di Pantai Widuri pada malam tadi ikut bernyanyi.
3. Festival Budaya Bangkuncung
Aneka kesenian tradisional khas desa-desa se Kecamatan Warungpring, ditampilkan dalam Festival Budaya Bangkuncung atau Terbang Kencer Kuntulan dan Calung, di Lapangan Kecamatan Warungpring, Kabupaten Pemalang pada Minggu (16/2/2020).
Basuki SPd, ketua panitia menjelaskan, festival budaya ini mengambil tema mengembangkan dan melestarikan budaya daerah untuk Warungpring maju. Munculnya kesenian Bangkuncung ini dilatarbelakangi kesenian daerah yang merupakan suatu budaya yang keberadaannya sangat melekat di dalam struktur masyarakat daerah. Perkembangannya dipercepat oleh seringnya dipentaskan dalam acara-acara tertentu.
Walau demikian kesenian tersebut terancam makin tertinggal. “Festival ini untuk mengembangkan dan melestarikan budaya daerah,” katanya.
Di Kecamatan Warungpring, banyak kesenian daerah yang sudah mengakar, dan punya ciri berbeda dengan lainnya seperti terbang kencer, kuntulan (seni silat) dan calung (kombinasi antara angklung dan musik tabuh atau gendang).
4. “Festival ini menggali kreativitas utamanya generasi muda, dalam upaya mengembangkan budaya asli daerah,” imbuhnya.
Imam Fahrudin, panitia lainnya menambahkan, kesenian daerah yang ditampilkan antara lain karnaval budaya Bangkuncung, pameran durian Warungpring, pameran UMKM, festival dolanan anak, tari massal, aerobik massal, batik karnaval, sintren humor dan makanan tradisional dan lainnya. “Lewat Festival Bangkuncung ini, semoga budaya daerah di Kecamatan Warungpring makin maju dan dikenal masyarakat,” ujarnya.
5. Festival Wong Gunung 2019
Atraksi seni budaya biasanya menggambarkan suka cita masyarakat. Namun di Pemalang, kondisi masyarakat yang kesulitan air bersih, dikemas menjadi sebuah atraksi pertunjukan budaya yang sangat menarik. Bertajuk Festival Wong Gunung 2019, gambaran tentang kesulitan warga tentang air bersih ditampilkan dalam pertunjukan menarik. Prosesi pengambilan air yang disebut ‘Ritual Agung Banyu Penguripan’, dari lereng gunung Slamet oleh para kesatria untuk keperluan masyarakat menjadi sebuah karya seni yang indah ditampilkan di Lapangan Pulosari Pemalang, Minggu (8/9/2019).
Prosesi itu menggambarkan bagaimana kisah tujuh kesatria terpilih yang ditugaskan mengambil air dari tujuh sumber mata air Gunung Slamet. Setelah air berhasil diambil, kemudian Banyu Panguripan itu diruwat, dikirab dan diserahkan kepada masyarakat. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang hadir dalam acara Festival Wong Gunung 2019 mengapresiasi kreativitas masyarakat itu. Menurutnya, masyarakat Jawa Tengah adalah orang-orang kreatif yang memiliki jiwa seni tinggi. “Jawa Tengah memiliki potensi budaya tradisional yang sangat berlimpah. Kalau semua disatukan dan dilestarikan, tentu akan menjadi kekuatan besar.
Hari ini saya terkejut, kisah kesulitan air karena kemarau saja bisa jadi pertunjukan sebagus ini,” kata Ganjar. Kegiatan Festival Wong Gunung yang diselenggarakan di desa lereng Gunung Slamet, lanjut dia, juga merupakan hal yang membanggakan. Sebab saat ini, geliat kesenian tidak hanya terlihat di kota-kota besar saja, namun di pelosok daerah, semangat berkesenian terus tumbuh. “Kita butuh banyak atraksi-atraksi kesenian semacam ini. Selain untuk menarik wisatawan, kalau banyak pertunjukan seni, maka masyarakat akan bahagia,” tegasnya.
Ganjar juga mengomentari terkait kondisi kekurangan air bersih di Kecamatan Pulosari. Saat ini lanjut dia, program air bersih untuk Kecamatan Pulosari sudah dikerjakan oleh pemerintah pusat, dan dalam proses penyelesaian Detail Engineering Design (DED). “Saya akan kawal sendiri program ini, agar dalam 1-2 tahun ke depan, daerah ini sudah tidak kesulitan air bersih lagi,” tegasnya. Bupati Pemalang Junaedi mengatakan,
Festival Wong Gunung awalnya hanya kegiatan seni kecil dari beberapa wilayah di Pemalang. Kemudian, prosesi itu digabungkan menjadi lebih besar dalam empat tahun terakhir. “Alhamdulillah antusiasme masyarakat menyaksikan prosesi ini semakin besar. Kami berharap, festival ini dapat masuk dalam kalender event nasional agar semakin banyak wisatawan yang datang ke Pemalang,” kata dia.
6. Karnaval Batik Jawa Tengah
Karnaval ini merupakan ajang resmi pada setiap Pesta Rakyat HUT Jateng. Tak terkecuali perayaan ke 68 tahun ini yang digelar di Kabupaten Pemalang pada Minggu (19/8/2018).
7. Karnaval menampilkan kreasi kostum 21 kabupaten/kota dengan panduan kreativitas desain, keselarasan dan penampilan. Ketua Dekranasda Jateng, Siti Atiqoh, mengatakan Jateng sangat kaya kerajinan dan keseniannya. Khusus batik, kata Atiqoh, hampir setiap kabupaten/kota memiliki ciri khas corak masing-masing. "Itu kekayaan yang tidak hanya dijaga, tepai dikembangkan."
Makanan khas
1. Keong kraca
2. Kamir
4. Lotek
6. Ogel-Ogel
7. Pecak belut
8. Sate loso
9. Sego tahu Comal
10. Nasi megono
Oleh-oleh
1. Nanas Madu
2. Sarung Goyor
3. Kerajinan Kulit Ular
4. Batik Pemalangan
Kesenian Daerah
1. Sintren
2. Jaran Kepang
3. Baritan
4. Kuntulan
5. Krangkeng
6. Tarian Daerah
7. Tari Selendang Pemalang
Salah satu tarian daerah yang pernah ditampilkan oleh 100 penari dalam pembukaan acara Pesta Rakyat Pemalang tahun 2016. Tarian ini telah diresmikan sebagai tarian khas asal Pemalang oleh Junaedi selaku Bupati Pemalang pada tanggal 17 September 2012.
Tarian yang diciptakan oleh seniman bernama Drs. Ki Kustoro mendapatkan inspirasi dari sejarah awal mula terbentuknya Kabupaten Pemalang. Busana yang dikenakan oleh penari sangat sederhana ditambah dengan aksesori bunga melati di sanggul.
Keunikan dari tarian rakyat Pemalang ini terletak pada selendang yang menjadi ciri khasnya yaitu ujung selendang ditali dengan maksud supaya warga Pemalang bisa menyimpan rahasia dengan baik. Tari Selendang Pemalang bisa dibawakan dalam berbagai acara seperti sambutan tamu, acara pernikahan dan lain-lain.
8. Tari Silakupang
Tarian daerah asal Cikendung, Pemalang memiliki nilai religius, romantic, gagah dan lincah ini pernah tampil dalam acara Parade Tari Nusantara tahun 2017. Tari silakupang merupakan kolaborasi dari beberapa kesenian di Pemalang seperti sintren, lais, kuntulan dan jaran kepang.
9. Tari Denok Widuri
Tarian daerah di Pemalang Jawa Tengah selanjutnya yakni Tari Denok Widuri yang diciptakan oleh Sanggar Tari Srimpi di Desa Ujunggede, Kabupaten Pemalang. Berasal dari bahasa Jawa kata “denok” memiliki arti anak perempuan, sedangkan kata “widuri” merupakan nama daerah di Pemalang yang memiliki pantai yang indah.
Maka dari itu, Tari Denok Widuri mempunyai arti kehidupan gadis-gadis di pesisir Pantai Widuri Pemalang. Hal itu digambarkan dalam gerakan tari yang energik serta ekspresi penari yang ceria diiringi oleh musik tradisional yakni gamelan jawa dengan tempo beragam.
10. Tari Tani Melati
Tari Tani Melati yang menggambarkan keseharian masyarakat di daerah pesisir utara Jawa yakni pantura. Di daerah tersebut tepatnya Desa Kaliprau, Ulujami sebagian masyarakatnya banyak bekerja sebagai petani bunga melati.
Maka dari itu Tari Tani Melati yang digarap oleh koreografer Bayu Kusuma Listyanto, S.Sn mengangkat ragam gerak tari seperti beranjak, bergegas, berangkat ke ladang untuk memetik, menyortir serta meronce bunga melati.
11. Tari Tani Melati pun pernah mendapatkan kesempatan untuk tampil di acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di alun-alun Kabupaten Pemalang.
Bahasa
Masyarakat Pemalang umumnya menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Namun jika dilihat dari logat bahasanya, bahasa Jawa yang dituturkan oleh masyarakat Pemalang terbagi dalam beberapa logat/dialek bahasa. Pemalang berbatasan dengan kabupaten yang mempunyai dialek bahasa Jawa yang berbeda-beda. Inilah yang menyebapkan tiap-tiap kecamatan atau kawasan urban maupun daerah pedesaan di Pemalang mempunyai dialek yang berbeda-beda.
Dialek Pemalang
Dialek Pemalang Kota dituturkan di sekitar Pemalang Kota misalnya di desa Saradan dan desa Sewaka dan sebagian Kecamatan Taman, Ciri khas dialek ini yaitu memiliki pengucapan yang agak mirip dengan Bahasa Jawa Banten maupun Bahasa Malaysia yakni huruf A di ucapkan "e pepet" (eu)tetapi di Dialek Pemalangan pengucapanya secara ditahan seperti sega, pira, apa di ucapkan segê, pirê, apê misalnya kowé lagi apê?, ajê kaya kuwé maring bapakmu.
Dialek ini diyakini merupakan pertemuan Bahasa Jawa Tegal yang berdialek A dengan Bahasa Jawa Pekalongan yang berdialek O. Di Kecamatan Taman, sebagian pendudunya juga menggunakan fonem a dalam berbicara keseharian seperti ana apa koe mene? Sirahe nyong lagi mumet tea. Arusah ganggu ndipit.
Dialek lain lagi yang berbeda yaitu di dengan dialek di desa Pelutan yang dekat dengan Tegal. Hal yang paling terlihat adalah adanya penambahan kata ra dan ganing dalam akhir kalimat. Misalnya aja kaya kuwe ra, enyong kei jajane ra, ganing sampeyan kaya kue. Dialek ini juga dapat ditemui pada beberapa desa di kecamatan Bantarbolang dan Warungpring.
Dialek Pemalang Timur
Selain itu berbeda lagi dengan dialek di Kecamatan Petarukan, Ampelgading, Ulujami, Bodeh dan Comal, orang-orang disana banyak menggunakan fonem o dalam setiap kosa katanya. Misalnya pada tuturan kowe lagi opo?, ojo koyo kui kambi bapakmu. Penggunaan fonem o ini lantaran berdekatan dengan Kabupaten Pekalongan yang mempunyai dialek sendiri.
Dialek Pemalang Selatan
Sedangkan daerah di Pemalang yang benar-benar terdengar murni sebagai Jawa ngapak seperti pada dialek Banyumas hanya ada di Pemalang bagian selatan yakni Kecamatan Belik, Pulosari dan Watukumpul. Di kecamatan ini banyak menggunakan fonem a, nada bicaranya cepat dan kesamaan kosakatanya dengan dialek Banyumasan. Misalnya pada ujaran aja kaya kuwe maring ramamu, uwis mangan po durung mbok, regane pira segane.
Tokoh Terkenal
1. Hendra Setiawan pemain bulu tangkis Indonesia
2. Kristina seorang penyanyi dangdut Indonesia
3. Torro Margens seorang aktor dan sutradara pada era tahun 1970-an dan 1980-an, serta sempat aktif bermain di sinetron dan FTV
4. Mohamad Aris Purnomo seorang perwira tinggi Polri yang sejak 29 April 2021 mengemban amanat sebagai Kepala BNNP Jatim
5. Muammar Zainal Asyikin seorang Qari' senior dan Hafiz dari Indonesia yang dikenal secara nasional maupun internasional
6. Ady Wibowo seorang perwira menengah Polri yang sejak 16 November 2020 mengemban amanat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat
7. Untung Purnomo Kepala Badan Penyalur Tenaga Kerja Angkatan Laut Wilayah Barat (Balurjalbar)
8. Karyoto seorang perwira tinggi Polri yang sejak 14 April 2020 menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK
9. Khalawi Abdul Hamid Direktorat Jenderal Penyediaan PerumahanKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
10. Bambang Rudi Pratiknyo seorang Purnawirawan Polri yang sebelumnya menjabat sebagai Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri
11. Budiono (chef) seorang Chef/Juru Masak Profesional di Inggris
12. Sutanto Kepala Badan Intelijen Negara Indonesia (BIN) sejak 22 Oktober 2009 hingga 19 Oktober 2011
13. Budhi Herdi Susianto seorang perwira menengah Polri yang sejak 17 Desember 2021 mengemban amanat sebagai Kapolres Metro Jakarta Selatan
14. Agus Dwi Putranto seorang perwira tinggi TNI Angkatan Udara lulusan Akademi Angkatan Udara TNI tahun 1983
15. Nisan Setiadi seorang perwira tinggi TNI-AD yang sejak 25 Oktober 2021 mengemban amanat sebagai Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT
16. Nazar Nurzaidin Pesepakbola Indonesia yang sekarang bermain untuk klub Barito Putera
-oooooooooo oOo oooooooooo-
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar