KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Orientasi
Kabupaten Hulu Sungai
Selatan adalah sebuah wilayah kabupaten yang
terletak di Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.
Ibu kotanya adalah Kecamatan Kandangan Kota. Hulu
Sungai Selatan memiliki luas sekitar 1.805,00 km² dan berpenduduk sekitar
212.485 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010) dan
pada tahun 2020 berjumlah
232.857 jiwa.
Geografi
Letak Geografis kabupaten Hulu Sungai Selatan terletak antara 2°29′ 59″- 2° 56’10″ LS dan 114°51′ 19″ – 115° 36’19″ BT. Secara geologis daerah ini terdiri dari pegunungan yang memanjang dari arah timur ke selatan, namun dari arah barat ke utara merupakan dataran rendah alluvial yang kadang-kadang berawa-rawa. Kondisi topografi ini menyebabkan udara di wilayah ini terasa dingin agak lembap dengan curah hujan pada tahun 2002 sebanyak 2.124 mm.
Tanah di wilayah Hulu Sungai Selatan Selatan sebagian besar berupa hutan dengan rincian: hutan lebat (780.319 ha), hutan belukar (377.774 ha), hutan rawa (90.060 ha), hutan sejenis (352.840 ha), tanah berupa semak/alang-alang (870.314 ha), berupa rumput (50.119 ha), dan lain lain (83.014 ha). Sedangkan penggunaan untuk sawah 413.107 ha, perkebunan 437.037 ha dan untuk perkampungan 57,903 ha, serta untuk tegalan (48.612 Ha). Bentuk geologi wilayah Hulu Sungai Selatan sebagian besar berupa Aluvium Muda dan Formasi Berai.
Batas Wilayah
Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara |
Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai Utara |
Timur |
|
Selatan |
|
Barat |
Sungai
Dari arah utara melingkar ke arah barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dialiri oleh Sungai Amandit bermuara ke Sungai Negara (anak sungai Barito) yang berfungsi sebagai sarana prasarana perhubungan dalam kabupaten dan ke kabupaten lainnya. Sungai Amandit mempunyai dua cabang sungai, yaitu Sungai Bangkan dan Sungai Kalumpang. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah sebagai berikut:
Sungai Negara
Sungai Angkinang
Sungai Kajang
Penggunaan Lahan :
No. |
Penggunaan Lahan |
Luas (ha) |
sembunyiPersentase |
1 |
Kampung |
1.978 |
1,39 |
2 |
Industri |
||
3 |
Pertambangan |
||
4 |
Sawah |
47.136 |
33,17 |
5 |
Pertanian tanah kering/ladang |
350 |
0,25 |
6 |
Kebun campuran |
2.695 |
1,89 |
7 |
Kebun karet |
12.355 |
8,69 |
8 |
Padang (semak, alang, rumput) |
22.748 |
16,01 |
9 |
Hutan |
7.900 |
5,55 |
10 |
Rawa |
46.941 |
33,03 |
11 |
Tanah terbuka |
||
12 |
Lain-lain |
||
JUMLAH |
142.103 |
100,00 |
Sumber: Biro Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Hulu Sungai Selatan, 2010.
Sejarah
Masa Penjajahan Belanda
Menurut Staatblaad tahun 1898 no. 178 Afdeeling Kendangan dengan ibu kota Kendangan terdiri dari:
1. Onderafdeeling Amandit en Negara terdiri atas:
4. Onderafdeeling Benua Ampat en Margasari terdiri atas:
7. Onderafdeeling Batang Alai en Labooan Amas terdiri atas:
Pada masa Penjajahan Belanda, Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah bagian dari Afdeling Van Hoeloe Soengai yang berkedudukan di Kandangan. Afdeling Van Hoeloe Soengai terdiri dari (lima) onder afdeling, yaitu:
1. Onder Afdeling Tanjung
2. Onder Afdeling Amoentai
3. Onder Afdeling Barabai
4. Onder Afdeling Kandangan
5. Onder Afdeling Rantau
Masa Penjajahan Jepang
Pada masa penjajahan Jepang pembagian wilayah ini dipertahankan seperti pada masa penjajahan Belanda, hanya namanya yang diganti menjadi Hoeloe Soengai Ken Riken.
Masa Kemerdekaan
Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 29 Juni 1950 Nomor C/17/15/3 wilayah Kalimantan dibagi menjadi 6 Kabupaten Administratif dan 3 Swapraja. Salah satunya Afdeling Van Hoeloe Soengai dibentuk menjadi Kabupaten Hulu Sungai dangan ibu kota Kandangan.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan tanggal 14 Agustus 1950 Nomor 186/OPB/92/14 yang menetapkan peraturan sementara tentang pembagian daerah-daerah otonom Kabupaten dan daerah-daerah otonom setingkat Kabupaten, Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang semula bersifat administratif menjadi Kabupaten Otonom.
Pada tanggal 2 Desember 1950, Gubernur Kalimantan melantik Syarkawi sebagai pejabat pertama Bupati Hulu Sungai. Selanjutnya dibentuk pula Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Sementara (DPRDS) yang berjumlah 36 orang, diketuai Djantera dan wakilnya Basuni Taufik.
Pemerintahan
uku asli adalah Suku Banjar yang terdapat di seluruh kecamatan dan suku Dayak Meratus yang terdapat di kecamatan Loksado.
Suku bangsa di kabupaten ini antara lain:
1. Suku Banjar: 190.672 jiwa
2. Suku Dayak Meratus: 3.778 jiwa
3. Suku Jawa: 309 jiwa
4. Suku Bugis: 68 jiwa
5. Suku Dayak Bakumpai: 3 jiwa
6. Suku Sunda: 147 jiwa
7. Suku lainnya: 700 jiwa
Pertumbuhan Penduduk
Perkembangan penduduk di Kabupaten Hulu Sungai Selatan menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pada tahun 1980 jumlah penduduk sebanyak 175.670 jiwa yang tersebar di 8 kecamatan, karena saat itu Kecamatan Loksado dan Kecamatan Kalumpang masih belum terbentuk dan saat ini penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan hasil registrasi penduduk pertengahan tahun 2003 menjadi 199.161 jiwa atau terjadi penambahan penduduk sebanyak 23.491 orang atau bertambah sebesar 13.37% dalam kurun waktu 23 tahun.
Perkembangan penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun 1980–2003 menurut kecamatan adalah sebagai berikut:
Kecamatan |
1980 |
1990 |
2000 |
Juli 2003 |
Padang Batung |
21.032 |
16.099 |
16.961 |
17.417 |
Loksado |
n/a |
6.626 |
7.288 |
7.601 |
Telaga Langsat |
8.432 |
8.244 |
8.188 |
8.477 |
Angkinang |
14.189 |
15.273 |
15.693 |
16.564 |
Kandangan |
37.754 |
39.761 |
41.127 |
41.618 |
Sungai Raya |
15.138 |
14.304 |
14.724 |
15.255 |
Simpur |
21.583 |
13.478 |
13.095 |
13.258 |
Kalumpang |
n/a |
6.622 |
6.036 |
6.163 |
Daha Selatan |
32.729 |
38.220 |
44.088 |
44.491 |
Daha Utara |
24.543 |
26.276 |
28.481 |
28.317 |
JUMLAH |
175.670 |
184.903 |
195.681 |
199.161 |
Laju Pertumbuhan
Pertumbuhan penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan cukup rendah, hanya berkisar 0.57%. Angka ini memberikan maksan bahwa penyebab utama dari lambannya pertumbuhan ini bukan disebabkan oleh faktor fertilitas (kelahiran), namun lebih mungkin disebabkan oleh faktor ekonomi dan migrasi keluar karena penduduk mencoba mencari kesempatan kerja yang lebih besar di luar daerah. Hal ini didukung oleh fakta lain bahwa secara sosiologis memang terdapat kecenderungan penduduk Hulu Sungai Selatan meninggalkan daerah asal menuju daerah-daerah yang memberikan konstribusi bagi perbaikan ekonomi mereka seperti ke ibu kota provinsi atau kabupaten tetangga.
Berikut ini adalah tabel laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu:
Tahun Sensus |
Jumlah |
Tingkat Pertumbuhan |
1971 |
165.485 |
n/a |
1980 |
175.670 |
0,60 |
1990 |
184.903 |
0,51 |
2000 |
195.681 |
0,57 |
Gambaran tersebut pada sisi lain dapat menjelaskan langkah kebijaksanaan apa yang semestinya diambil dalam menyusun perencanaan pembangunan yang berorentasi keadilan dan pemerataan pembangunan.
Pariwisata
Tempat Wisata
Wisata Alam
1. Balanting Paring (Bamboo Rafting)
3. Air Terjun Rampah Minjangan
8. Balanting di Tepian Gunung Batu Bini
10. Gunung Sarai
11. Gunung Tatapan
14. Gunung Kentawan
15. Gunung Batu Laki
16. Gunung Batu Bini
17. Trekking Di Hutan Tropis Loksado
Kalang Hadangan (Kandang Kerbau Rawa)
Wisata Sejarah & Cagar Budaya
1. Masjid Baangkat atau Masjid Su'ada
2. Kampus Perjuangan
3. Rumah BrigJend. H. Hasan Basry
4. Monumen Proklamasi Gubernur Tentara Alri Divisi IV Pertahanan Kalimantan
6. Tugu Niih
7. Rumah Banjar Bubungan Tinggi di Tibung Raya
8. Rumah Banjar Cacak Burung di Amawang
9. Wisata Religi
10. Makam Syekh H. Sa’duddin ( Kubah Taniran ) di desa Taniran kec Angkinang
11. Makam Datu Akhmad di desa Balimau kec Kalumpang
12. Makam Habib Lumpangi di desa Lumpangi kec Loksado
13. Makam Habib Husein bin Ali Asseggaf di Pasar Los Batu Kandangan
14. Masjid Al Abrar
Acara dan Perayaan Tahunan
1. Bamboo Rafting Festival
2. Aruh Ganal Dayak Loksado
3. Karnaval Budaya (biasanya saat hari jadi)
5. Napak Tilas
6. Kandangan expo
Kuliner Khas
2. Nasi Humbal (kuliner khas dayak Loksado)
4. Lamang
5. Apam Batil
6. Lupis
-oooooooooo oOo oooooooooo-
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar