Senin, 11 Desember 2023

KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

 

KABUPATEN PROBOLINGGO

PROVINSI JAWA TIMUR

Orientasi

Probolinggo (Bahasa Jawa :  Hanacaraka ꦥꦿꦧꦭꦶꦁꦒPegon: ڤراباليڠڬا, translit. Prabalingga, bahasa Madura: Prabalingga) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa TimurIndonesia. Ibukota dan pusat pemerintahan kabupaten berada di Kraksaan. Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang terletak di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur. Kabupaten ini dikelilingi oleh pegunungan Tengger, Gunung Semeru, dan Gunung Argopuro.

Kabupaten Probolinggo mempunyai semboyan "Prasadja Ngesti Wibawa". Makna semboyan: Prasadja berarti: bersahaja, blaka, jujur, bares, dengan terus terang, Ngesti berarti: menginginkan, menciptakan, mempunyai tujuan, Wibawa berarti: mukti, luhur, mulia. "Prasadja Ngesti Wibawa" berarti: Dengan rasa tulus ikhlas (bersahaja, jujur, bares) menuju kemuliaan.

Geografi

Kabupaten Probolinggo adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Berada pada posisi 112°50'–113°30' Bujur Timur (BT) dan 7°40'–8°10' Lintang Selatan (LS) dengan luas wilayah sekitar 169.616,65 Ha atau + 1696,17 Km2 (1,07% dari luas daratan dan lautan dari Provinsi Jawa Timur.

Dengan Rincian Sebagai berikut:

1.    Pemukiman: 147,74 Km2

2.    Persawahan: 373,13 Km2

3.    Tegal: 513,80 Km2

4.    Perkebunan: 32,81 Km2

5.    Hutan: 426,46 Km2

6.    Tambak / kolam: 13,99 Km2

7.    Pulau Gili Ketapang: 0,6 Km2

8.    Lain lain: 188,24 Km2

Dilihat dari geografisnya, Kabupaten Probolinggo terletak di lereng pegunungan yang membujur dari Barat ke Timur, yaitu gunung SemeruArgopuroLemongan, dan pegunungan Bromo-Tengger. Selain itu, terdapat gunung lainnya seperti Gunung Bromo, Widodaren, Gilap, Gambir, Jombang, Cemoro Lawang, Malang dan Batujajar. Dilihat dari ketinggian berada pada 0-2500 m di atas permukaan laut dengan temperatur rata rata 27–30 derajat Celcius

Batas wilayah

Utara

Selat Madura dan Kota Probolinggo

Timur

Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Jember

Selatan

Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang

Barat

Kabupaten Pasuruan

Di tengah-tengah Kabupaten Probolinggo terdapat kota otonom, Kota Probolinggo.

Topografi

Secara topografi Kabupaten Probolinggo mempunyai ciri fisik yang menggambarkan kondisi geografis, terdiri dari dataran rendah pada bagian utara, lereng-lereng gunung pada bagian tengah dan dataran tinggi pada bagian selatan, dengan tingkat kesuburan dan pola penggunaan tanah yang berbeda.

Bentuk permukaan daratan diklasifikasikan atas 3 (tiga) jenis, yaitu:

1.  Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian 0-100 M di atas permukaan air laut, daerah ini membentang di sepanjang pantai utara mulai dari Barat ke arah Timur kemudian membujur ke Selatan.

2.   Daerah perbukitan dengan ketinggian 100-1.000 M di atas permukaan air laut, daerah ini terletak di wilayah bagian Tengah sepanjang kaki Gunung Semeru dan Pegunungan Tengger serta pada bagian Utara sisi bagian Timur sekitar Gunung Lamongan.

3. Daerah pegunungan dengan ketinggian diatas 1.000 M dari permukaan air laut, daerah ini terletak di sebelah barat daya yaitu sekitar Pegunungan Tengger dan disebelah Tenggara yaitu di sekitar Pegunungan Argopuro.

Untuk wilayah pegunungan terdiri dari Gunung Bromo, Widodaren, Gilap, Gambir, Jombang, Cemoro Lawang, Malang, Batujajar dan Argopuro.

Sedangkan jumlah sungai yang ada di wilayah Kabupaten Probolinggo antara lain terdiri dari Sungai Pekalen, Pancarglagas, Krasak, Kertosuko, Rondoningo, Pendil, Gending, Banyubiru, Ronggojalu, Kedunggaleng dan Patalan. Sungai terpanjang adalah Rondoningo dengan panjang 95,2 Km, sedangkan sungai terpendek adalah Afour Bujel dengan panjang hanya 2 Km saja. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Probolinggo tersebut sangat dipengaruhi oleh iklim yang berlangsung tiap tahun.

Iklim

Suhu udara di wilayah Kabupaten Probolinggo bervariasi berdasarkan tingkat ketinggian muka lahan, semakin tinggi suatu muka lahan semakin rendah pula rata-rata suhu udaranya, tetapi pada umumnya suhu udara di wilayah Kabupaten Probolinggo berkisar antara 18°–34 °C dengan tingkat kelembapan nisbi bervariasi antara 71%–83%. Kabupaten Probolinggo beriklim tropis basah dan kering (Aw) dengan dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan.

Musim kemarau di kabupaten ini biasanya berlangsung pada periode MeiOktober dengan bulan terkering adalah Agustus. Sedangkan, musim hujan berlangsung pada periode NovemberApril dengan bulan terbasah adalah Januari yang curah hujan bulanannya lebih dari 260 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten Probolinggo berkisar antara 1.100–1.700 mm per tahun dengan jumlah hari hujan bervariasi antara 80–120 hari hujan per tahun.

Sejarah Kabupaten Probolinggo

Zaman Kerajaan Majapahit

Jejak sejarah Kabupaten Probolinggo dapat dimulai dengan mempelajari Buku Negarakertagama. Empu Prapanca, Sang Pujangga Majapahit, dalam Pupuh XXXIV Negarakertagama menuliskan kalimat seperti ini:

Arddälawas/nŗpati tansah añanti mäsa, Solahnireŋ sakuwukuww atikaŋ linoyan, Ryyankätmirän hawan i lohgaway iŋ sumandiŋ, Boraŋ, baŋör, baŗmi tüt / hnu ńüny ańulwan.

Very long was the Prince yhere, all the time awaiting the month, All his doings in all the different manors, those were what he was absorbed in, At his departure he was taking his way trough Loh Gaway, trough Sumanding Borang, Banger, Baremi following the previous route westward.

Agak lama berhenti seraya beristirahat, mengunjungi para penduduk segenap desa, kemudian menuju Sungai gawe, Sumanding, Borang, Banger, Baremi lurus ke barat.

Pada Hari Kamis Pahing tanggal 4 September 1359, Prabu Hayam Wuruk memerintahkan rakyat Banger agar memperluas Banger dengan membuka hutan yang ada di sekitarnya yang selanjutnya akan dijadikan sebagai pusat pemerintahan. Banger selanjutnya mengalami perkembangan pesat seiring perkembangan zaman. Hal ini ternyata menarik perhatian dari Bre Wirabumi (Minakjinggo), Raja Blambangan yang berkuasa. Hingga pada akhirnya Banger dapat dikuasai oleh Bre Wirabumi. Bahkan Banger pernah menjadi kancah perang saudara antara Bre Wirabumi (Blambangan) dengan Prabu Wikramardhana (Majapahit) yang dikenal dengan “Perang Paregreg”.

Zaman Kerajaan Mataram

Pada Tahun 1742, Ibukota Kartasura dikuasai pemberontak. Susuhunan Paku Buwono II, Raja Mataram pada saat itu, berada dalam pengasingan. Pada Ttahun 1743 dengan bantuan VOC, Ibukota Kartasura berhasil direbut kembali dari tangan pemberontak. Sebuah perjanjian sangat berat dibuat oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai imbalan atas bantuan VOC. Akhirnya, VOC mendapatkan hak penguasaan atas Ccirebon, Priangan dan separuh bagian timur Mmadura, serta seluruh Pantai Utara Jawa, termasuk Banger.

Pada tanggal 18 April 1746, Kyai Djojolelono dilantik menjadi Bupati Banger pertama bergelar Tumenggung. Di kemudian hari, momentum inilah yang menjadi dasar penetapan Hari Jadi Kabupaten Probolinggo. Bupati Djojolelono tercatat berkuasa selama 22 tahun, yang kemudian digantikan Kyai Djojonegoro sebagai Bupati Banger kedua pada Tahun 1768. Pada masa Bupati Djojonegoro inilah, tepatnya pada Tahun 1770 nama Banger diganti menjadi Probolinggo yang berarti sinar yang terang atau cahaya yang memancar.

Sebelum mengganti nama Banger menjadi Probolinggo, Kyai Djojonegoro menggelar do'a bersama. Tasyakuran kembul bujono, makan bersama rakyat, sehingga nama Probolinggo Insya Allah abadi sampai akhir nanti. Setelah itu, kehidupan masyarakat Probolinggo berjalan sesuai perkembangan zamannya.

Zaman Kemerdekaan Republik Indonesia

Setelah indonesia merdeka, pemerintah menetapkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten di Jawa Timur. Dasar regulasi ini mengesahkan berdirinya Pemerintah Kabupaten Probolinggo dan Pemerintah Kota Probolinggo. Pada Tahun 1950, Walikota Gatot, memimpin Kota Probolinggo, sedangkat Bupati M. Subandhi Hadinoto, memimpin Kabupaten Probolinggo. Sungguhpun demikian Pendopo dan pusat pemerintahan Kabupaten Probolinggo tetap berada di wilayah teritorial Kota Probolinggo.

Etimologi

Ketika seluruh Wilayah Nusantara dapat dipersatukan di bawah kekuasaan Majapahit tahun 1357 M (tahun 1279 Saka), Maha Patih Gajah Mada telah dapat mewujudkan ikhrarnya dalam Sumpah Palapa. Menyambut keberhasilan ini, Sang Maha Raja Prabu Hayam Wuruk berkenan berpesiar keliling negara. Perjalanan muhibah ini terlaksana pada tahun 1359 (tahun 1281 Saka). Menyertai perjalanan bersejarah ini, Empu Prapanca seorang pujangga ahli sastra melukiskan dengan kata-kata, Sang Baginda Prabu Hayam Wuruk merasa suka cita dan kagum,menyaksikan panorama alam yang sangat mempesona di kawasan yang disinggahi ini. Masyarakatnya ramah,tempat peribadatannya anggun dan tenang,memberikan ketentraman dan kedamaian serta mengesankan. Penyambutannya meriah aneka suguhan disajikan, membuat Baginda bersantap dengan lahap. Taman dan darma pasogatan yang elok permai menyebabkan Sang Prabu terlena dalam kesenangan dan menjadi kerasan.

Ketika rombongan tamu agung ini hendak melanjutkan perjalanan, Sang Prabu diliputi rasa sedih karena enggan untuk berpisah. Saat perpisahan diliputi rasa dukacita, bercampur bangga. Karena Sang Prabu Maha Raja junjungannya berkenan mengunjungi dan singgah berlama-lama di tempat ini. Sejak itu warga disini menandai tempat ini dengan sebutan "Prabu Linggih". Artinya tempat persinggahan Sang Prabu sebagai "Tamu Agung". Sebutan Prabu Linggih selanjutnya mengalami proses perubahan ucap hingga kemudian berubah menjadi "Probo Linggo". Maka sebutan itu kini menjadi Probolinggo.

Tata ruang

Dalam pelaksanaan pembangunan, berdasarkan kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah perlu diupayakan sistem pengelolaan penyelenggaraan pembangunan yang efisien dan efektif, dalam rangka pengembangan wilayah. Salah satu yang dapat dijadikan pegangan dalam mewujudkan keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah adalah mencapai keseimbangan laju pertumbuhan dan perkembangan antar wilayah, pemerataan hasil pembangunan serta kelestarian lingkungan hidup.

Kebijakan perwilayahan pembangunan di Kabupaten Probolinggo dibagi menjadi 2 (dua) Hierarkhi pusat pelayanan yang ada di wilayah Kabupaten Probolinggo, adalah sebagai berikut:

1. Hierarki I Kabupaten Probolinggo adalah Kota Kraksaan, yang merupakan pusat Wilayah Pembangunan I. Adapun wilayah kecamatan yang termasuk dalam wilayah pembangunan ini adalah Kecamatan Kraksaan, Kecamatan Pajarakan, Kecamatan Krejengan dan Kecamatan Besuk. Fungsi pengembangan utama sebagai pemerintahan, perkotaan, pendidikan, perikanan dan jasa.

2. Hierarki II adalah kota-kota lainnya yang menjadi pusat Wilayah Pembangunan II sampai Wilayah Pembangunan VI Kabupaten Probolinggo, yaitu:

1)  Kota Paiton, yang merupakan yang Wilayah Pembangunan II. Wilayah kecamatan yang termasuk dalam wilayah pengembangan ini adalah Kecamatan Paiton, Kecamatan Kotaanyar dan Kecamatan Pakuniran. Fungsi pengembangan utama sebagai kawasan industri, sumber energi dan perikanan.

2)  Kota Gading, yang merupakan yang Wilayah Pembangunan III. Wilayah kecamatan yang termasuk dalam wilayah pengembangan ini adalah Kecamatan Gading, Kecamatan Krucil dan Kecamatan Tiris. Fungsi pengembangan utama sebagai pusat pengembangan agropolitan, agrowisata dan kawasan lindung.

3)  Kota Leces, yang merupakan yang Wilayah Pembangunan IV. Wilayah kecamatan yang termasuk dalam wilayah pembangunan ini adalah Kecamatan Leces, Kecamatan Dringu, Kecamatan Gending, Kecamatan Maron, Kecamatan Banyuanyar dan Kecamatan Tegalsiwalan. Fungsi pengembangan utama sebagai penyangga perkotaan, industri dan perikanan.

4)   Kota Wonomerto, yang merupakan yang Wilayah Pembangunan V. Wilayah kecamatan yang termasuk dalam wilayah pembangunan ini adalah Kecamatan Wonomerto, Kecamatan Sumberasih, Kecamatan Bantaran, Kecamatan Kuripan dan Kecamatan Sumber. Fungsi pengembangan utama sebagai pusat pengembangan kawasan pertambangan, perikanan dan pariwisata.

5)  Kota Tongas, yang merupakan yang Wilayah Pembangunan VI. Wilayah kecamatan yang termasuk dalam wilayah pembangunan ini adalah Kecamatan Lumbang, Kecamatan Sukapura dan Kecamatan Tongas. Fungsi pengembangan utama sebagai kawasan agropolitan, pariwisata dan industri.

Pemekaran

Dengan berlakunya Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka perkembangan di Probolinggo semakin cepat dan pesat, dimana Kota Probolinggo telah mampu berdiri sebagai Kota Madya dengan Ibu Kota Probolinggo, sedangkan Kabupaten Probolinggo yang semula ikon ibu kotanya adalah Probolinggo, kini harus bergeser dengan membentuk ibu kota sendiri yakni Kraksaan sebagai ibu kota kabupatennya.

Secara astronomis Kabupaten Probolinggo berada pada posisi 7′ 40′ sampai 8′ 10′ lintang selatan dan 111′ 50′ sampai 113′ 30′ bujur timur yang terbentang dari daerah barat keselatan mulai Kecamatan Tongas sampai Kecamatan Lumbang dan sebelah timur mulai Kecamatan Paiton hingga Kecamatan Tiris serta Kecamatan Krucil diposisi arah tenggara yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Situbondo dan Jember, sedangkan wilayah kota madya terletak di bagian tengah sebelah utara. Luas wilayah Kabupaten Probolinggo (daerah pedesaan/rural area) 1.397,50 km2 dan luas wilayah Kota Madya Probolinggo (daerah perkotaan/urban area) 56,67 km2.

Dengan bentang alam yang cukup luas ini, maka tidak salah apabila Kraksaan dipilih sebagai tempat Ibu Kota Kabupaten Probolinggo, sehingga terpisah dengan Ibu Kota Kota Madya Probolinggo. Sebenarnya antara kabupaten dan kota madya berada pada jenjang yang sama. Perbedaan status daerah kabupaten dan kota dimaksudkan untuk memberikan penekanan pada kondisi masyarakat atau kawasan setempat. Daerah kabupaten dimaksudkan bagi masyarakat atau kawasan pedesaan (rural area) dan daerah kota dimaksudkan bagi masyarakat atau kawasan perkotaan atau urban area (Muluk, 2005:140).

Dengan adanya penekanan yang berpola pada perbedaan kawasan tersebut, maka dengan dipilihnya Kraksaan sebagai Ibu Kota Kabupaten Probolinggo secara psikologis, akan memberikan dampak positif bagi seluruh warga masyarakat kabupaten, karena ibu kota merupakan lambang kebanggaan tentang keberadaan suatu wilayah, dan sekaligus sebagai cermin bagi keberhasilan suatu pemerintahan.

Dipilihnya Kraksaan sebagai Ibu Kota Kabupaten Probolinggo ini tentunya secara internal beradasarkan pada pertimbangan kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan pertimbangan lainnya, sedangkan secara eksternal untuk perubahan nama ibu kota dan pemindahan ibu kota daerah ditetapkan dengan perturan pemerintah, maka dengan demikian apabila kedua faktor internal dan eksternal tersebut disatukan, Kraksaan akan lebih mampu dan berdiri sebagai sosok Ibu Kota Kabupaten Probolinggo yang baru dan sekaligus akan memberi harapan baru bagi warga Kota Kraksaan khususnya dan warga masyarakat Kabupaten Probolinggo pada umumnya dalam upayanya ikut membangun bangsa dan negara.

Pariwisata

Kabupaten Probolinggo juga memiliki tempat wisata yang banyak diminati Wisatawan baik dari Dalam negeri maupun luar negeri. Berikut adalah nama-nama tempat wisata yang ada di Kabupaten Probolinggo:

1.   Gunung Bromo

Banyak yang beranggapan bahwa kawasan wisata Gunung Bromo sepenuhnya termasuk dalam wilayah administrasi kabupaten Malang. Padahal Gunung Bromo notabanenya masuk dalam wilayah administrasi kabupaten Probolinggo dan sebelah Barat Daya termasuk dalam wilayah kabupaten Pasuruan.

Dalam mitologi suku Tengger yang mendiami wilayah Bromo, tepatnya di Desa Ngadisari, Dsn. Cemorolawang, kecamatan Sukapura, kabupaten Probolinggo, terdapat sebuah upacara adat bernama upacara kasada (Yadnya Kasada). Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.

2.   Gunung Argopuro

Gunung Argopuro memiliki beberapa puncak, salah satunya adalah puncak Rengganis. Selain memiliki daya tarik khas puncak gunung, di Rengganis juga terdapat situs peninggalan zaman purbakala berupa teras berundak yang terdiri dari 3 komplek area dengan 5 bekas bangunan di dalamanya. Reruntuhan bersejarah itu dipercaya sebagai bekas reruntuhan kerajaan Dewi Rengganis.

3.   Pulau Gili Ketapang

Pulau Gili Ketapang adalah pulau di Selat Madura, jaraknya delapan kilometer dari bibir pantai Probolinggo, dan dihuni oleh mayoritas Suku Madura. Pulau Gili Ketapang mempunyai luas 68 hektar, dan bisa diakses melalui Pelabuhan Tanjung Tembaga. Konon dulu Pulau Gili Ketapang menyatu dengan Pulau Jawa, dan baru memisah setelah terjadi letusan Gunung Semeru yang dahsyat. Gili artinya mengalir, Ketapang adalah nama tempat tersebut.Di Gili Ketapang kita bisa snorkeling,melihat terumbu karang yang masih jernih dan pemandangan alam laut lainnya yang masih perawan.

4.   Ranu Segaran

Ranu Segaran atau Danau Segaran terletak di Desa Segaran, Kecamatan Tiris. Ranu Segaran dapat ditemput dari pusat Probolinggo selama tiga puluh menit perjalanan. Jangan cemas, sepanjang perjalanan anda disuguhi pemandangan berupa pepohonan dan rangkaian pegunungan. Anda bisa sejenak singgah di Air Panas dalam perjalanan ke Danau Segaran.Ranu Segaran muncul akibat aktivitas vulkanik alias gunung berapi. Airnya masih bening, alam sekitaranya masih perawan. Pemandangannya syahdu melenakan hati. Perlu hati-hati biar anda tidak tertidur sampai malam di tempat asri ini.

5.   Candi Jabung

Candi Jabung adalah Candi Hindu peninggalan kerajaan Majapahit. Meski hanya dari bata merah, candi Jabung terbukti mampu bertahan selama ratusan tahun. Menurut keagamaan, Agama Budha dalam kitab Nagarakertagama Candi Jabung di sebutkan dengan nama Bajrajinaparamitapura. Dalam kitab Nagarakertagama candi Jabung dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk pada lawatannya keliling Jawa Timur pada tahun 1359 Masehi. Pada kitab Pararaton disebut Sajabung yaitu tempat pemakaman Bhre Gundal salah seorang keluarga raja.

6.   Air Panas Desa Tiris

Air Panas Desa Tiris masih termasuk kompleks Ranu Segaran, tinggal melangkah 200 meter. Wisata Air Panas Desa Tiris masih alami, hanya ada tembok pemisah yang sangat sederhana. Belum ada sentuhan manusia yang lebih heboh.

Air Panas Desa Tiris bisa kita nikmati dari dekat, dan kita bisa merasakan kehangatannya. Ada air sungai yang jernih di sampingnya, dangkal sekali, cuma selutut, hingga tapak kaki kita kelihatan. Sekitar sungai adalah pepohonan yang rimbun. Dan di seberangnya adalah pemandangan alam yang asri dan bagus.

7.   Air terjun Madakaripura

Air terjun Madakaripura terletak di Desa Negororejo, Kecamatan Lumbang. Air terjun Madakaripura masih termasuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Air terjun Madakaripura berbentuk ceruk yang dikelilingi perbukitan yang meneteskan air pada seluruh bidang tebingnya, tiga di antaranya mengucur deras dan membentuk air terjun lagi.Madakaripura bisa dicapai dari Probolinggo, bisa dari Malang. Kalau dari Probolinggo kita bisa ikut bus ke arah Tongas. Bilang saja mau ke air terju Madakaripura pada pak kondektur atau sopir. Anda akan berhenti di pertigaan Tongas. Lalu naik angkot. Jangan lupa nawar biar murah.

8.   Arung Jeram Sungai Pekalen

Sungai Pekalen hanya sejauh 25 kilometer dari Probolinggo. Sungai Pekalen punya pemandangan yang indah, meski terdapat belokan yang bertebing dan juram,serta batu-batu berukuran besar. Sungai Pekalen ini mengalir di tiga kecamatan, yaitu MaronTiris dan kecamatan Gading.

Demografi

Jumlah penduduk Probolinggo berdasarkan perhitungan BPS pada tahun 2008 sebanyak 1.092.036 terdiri atas 523.652 laki laki dan 568.384 perempuan. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1.01%. Adapun tingkat kepadatan penduduk rata rata 644 Jiwa/Km2 dengan tingkat kepadatan tertinggi terjadi di Kecamatan Sumberasih. Dan tingkat kepadatan terendah terjadi di Kecamatan Sumber.

Penduduk kabupaten Probolinggo mayoritas adalah suku Madura. Suku Madura di kabupaten Probolinggo bahkan lebih banyak presentase jumlahnya dibandingkan di kabupaten Jember. Bahasa daerah Madura dan Jawa juga mudah dijumpai di setiap wilayah, sehingga sangat umum masyarakat Probolinggo menguasai kedua bahasa daerah ini dengan baik.

Kedua bahasa ini juga saling mempengaruhi sehingga memunculkan beberapa kosakata khas Probolinggo. Hal serupa juga berlaku di daerah Jember, yang terkenal sebagai Pusat Budaya Pendalungan. Selain itu, juga terdapat Suku Tengger yang dipercaya merupakan turunan langsung dari kerajaan Majapahit. Bahasa mereka sehari-hari adalah bahasa Tengger. Suku Tengger menghuni wilayah sekitar gunung Bromo-Semeru.

Mayoritas penduduknya beragama Islam 95.04%, Kristen 3,01%(Protestan 1,51%, dan Katolik 1,50%), Buddha 0.50%, serta 1,45% beragama Hindu tersebar di kecamatan Sumber dan Sukapura

Adapun Persentase mata pencaharian penduduk Kabupaten Probolinggo Sebagai berikut:

Persentase Mata Pencaharian Penduduk Kab.Probolinggo

Pekerjaan

Persentase

Petani

46,2%

Buruh Tani

37,0%

Nelayan

0,80%

Petani Tambak

2,0%

Berdagang / Pengusaha

6,5%

Buruh Industri/Bangunan/Pertambangan

2,7%

PNS / ABRI

2,2%

Pengrajin

0,4%

Pensiun

0,6%

Lain lain

1,6%

Wilayah Kabupaten Probolinggo adalah daerah pantai yang sangat asri seperti Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Pajarakan, Kraksaan, Paiton dan terdapat Wisata Pantai Pasir Putih dengan Panorama Ikan dan Trumbu Karang. Sedangkan daerah pegunungan berpotensi untuk pengembangan sektor perkebunan dengan berbagai komoditinya.

Ekonomi

Kabupaten Probolinggo mempunyai banyak objek wisata, di antaranya Gunung Bromoair terjun Madakaripura, Pulau Giliketapang dengan taman lautnya, Pantai Bukit Bentar, Ranu Segaran, dan Sumber Air Panas yang terletak di Desa Tiris serta Candi Jabung yang mencerminkan kejayaan masa lalu. Selain itu Kabupaten Probolinggo memiliki bermacam-macam seni budaya khas, di antaranya Kerapan Sapi, Kuda Kencak, Tari Glipang dan Tari Slempang, Tari Pangore dan Seni Budaya masyarakat Tengger. Selain objek wisata dan keseniannya Kabupaten Probolinggo juga menghasilkan buah-buahan, sayur-sayuran serta hasil perkebunan lainnya.

Sumber Daya Alam

Kabupaten Probolinggo memiliki sumber daya alam berupa tembakaumanggaanggursemangkagulapohon jatiudangpasiremastembagamanganbijih besibelerang/sulfur, dan ikan laut.

Transportasi

Transportasi di Kabupaten Probolinggo masih minim. Dulu, terdapat sebuah stasiun besar di Kraksaan yang bernama Stasiun Kraksaan, namun sejak tahun 1960, Stasiun tersebut ditutup.

Bus

Kebanyakan bus yang berada di Kabupaten Probolinggo melayani jurusan SitubondoJemberBanyuwangiMalangSurabaya, maupun Bali

Angkutan Daerah

Angkutan daerah di Kabupaten Probolinggo biasa dipanggil "kol". Angkutan ini biasanya berangkat dari Paiton menuju Kota Probolinggo, namun ada angkutan yang berangkat dari Situbondo.

Kuliner

Sebagai salah satu kabupaten. Probolinggo tentunya memiliki makanan khas seperti Nasi glepungan, Sirup pokak, keripik kentang, dan laini lain.

1.        Nasi Glepungan

Nasi Glepungan. Namanya cukup aneh, tetapi rasanya sangat lezat sekali. Nasi Glepungan biasanya terdiri dari ikan asin, lalapan, sambal pedas, nasi glepungan (sari-sari jagung), sayur kelor, tempe dan tahu penyet.

2.        Sirup Pokak

Keistimewaan dari sirup Pokak tanpa bahan pengawet, bahan seperti untuk membuat pokak itu alami, mudah untuk didapat, di pasar juga ada, di swalayan juga bisa. Tapi tidak bisa tahan lama, karena buatnya tidak pakai pengawet. Lamanya hanya bertahan 1 minggu. Khasiat sirup okak adalah dapat menghangatkan badan, meredakan sakit tenggorokan, juga dapat diminum dengan es.

3.        Keripik Kentang

Selain makanan tradisional, Probolinggo juga banyak bergerak pada makanan kecil atau camilan khas Probolinggo. Salah satunya adalah keripiki Kentang, yang terbuat dari kentang segar dengan hasil yang renyah.

4.        Mangga Probolinggo

Hampir semua orang mengenal mangga Probolinggo, rasanya manis dan segar. Saat musim mangga bulan Mei-Oktober, mangga Probolinggo akan membanjiri pasar hingga ke kota-kota besar seperti Jakarta. Di luar Probolinggo harganya agak sedikit mahal ini karena ongkos kirim dibebankan pada pembeli, sedangkan di Probolinggo sendiri harganya murah sehingga banyak yang membawanya sebagai oleh-oleh. Terdapat 12 kecamatan sebagai sentra mangga antara lain di Kecamatan Tongas, Pakuniran, Gading, Maron, Banyuanyar, Besuk, Wonomerto, Paiton, Leces, Kota Anyar, Tegal Silwan dan Krejengan. Varietas mangga yang dikembangkan antara lain Arumanis dan Manalagi.

Mangga Probolinggo terutama varietas Arumanis sangat populer dan sudah dipasarkan di dalam negeri maupun di pasar internasional seperti Singapura. Selain mangga, di Probolinggo juga terdapat buah unggulan dan khas yaitu anggur. Di daerah tertentu, buah anggur juga tumbuh subur di pekarangan rumah penduduk. Salah satu daerah yang terkenal dengan kualitas anggur terbaik yanitu Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo. Buah anggur bahkan sudah diproduksi dalam bentuk jus anggur dari berbagai jenis yang berbeda, antara lain jenis Probolinggo Super, Prabu Bestari, Belgie dan Caroline Black Rose.

Kota Probolinggo juga berhasil mengembangkan anggur dengan baik, khususnya jenis Prabu Bestari yang saat ini dikembangkan secara besar-besaran di Probolinggo. Prabu Bestari sendiri merupakan varietas hasil pengembangan dari jenis anggur Probolinggo Super. Bentuknya sedikit lebih besar dari Probolinggo Super, sementara cita rasanya lebih enak dan lebih manis.

5.        Keripik Olok

Olok, adalah istilah yang digunakan oleh masyarakat Probolinggo untuk menyebut kepiting muda yang terdapar di pantai. Kepiting muda ini diolah dan diberi campuran udang dan bumbu. Kemudian dimasukkan lagi ke dalam cangkang kepiting yang berukuran besar. Cangkang dari kepiting muda ini masih lembut sehingga rasanya gurih. Probolinggo memang terkenal dengan kekayaan olahan lautnya, selain kepiting ada pula hidangan lain berbahan kerang simping. Kerang simping atau scallop ini sangat mudah ditemui di daerah pantai.

Biasanya kerang simping ini memiliki cangkang yang lebar dan datar, umumnya disajikan sebagai hidangan pembangkit selera, yaitu sup simping. Kerang simping disajikan bersama wortel, kacang polong dan jagung manis sehingga menghasilkan cita rasa asin dan gurih. Menu unik lainnya yaitu gongseng ikan jenggelek. Cara memasaknya cukup sederhana, dengan bahan antara lain ikan jenggelek yang dipotong-potong, bawang putih, bawang bombay, lengkuas, cabe rawit, cabe besar merah, cabe besar hijau dan bumbu penyedap.

6.        Ketan Kratok

Makanan lain yang dapat dijumpai di Probolinggo adalah Oncer, dan ternyata Oncer ini masih banyak dijumpai di daerah Kecamatan Bantaran karena sebagian masyarakatnya masih mengkonsumsi Oncer. Makanan Oncer atau yang kerap disebut dengan sorghum atau jagung cantel. Sebagai lauknya yang khas yaitu mortes yang biasa disebut remis.

Untuk Oncer, bisa juga diolah menjadi berbagai bahan makanan dan minuman. Untuk makanan pokok Oncer ini dijadikan nasi non beras dan rasanya juga tidak kalah dengan beras. Bisa pula diolah menjadi kudapan tape, selanjutnya dijadikan madu mongso,lupis dan mentuk. Untuk mimunan bisa dibuat menjadi dawet oncer dan cao oncer.

7.        Anggur Prabu Bestari

Selain dikenal sebagai Kota Angin dan Kota Mangga, Probolinggo juga dikenal sebagai Kota Anggur. Sekitar dekade 80-an, budidaya anggur ini sempat booming di Probolinggo. Di sepanjang jalan Mastrip Desa Wonoasih, merupakan sentra anggur terbesar di Probolinggo. Ribuan pohon anggur terbentang sejauh mata memandang. Di kiri kanan jalan, buah anggur itu terjuntai mempesona di antara bambu-bambu yang menopangnya. Anggur-anggur itu menggoda siapa saja yang memandangnya, untuk segera memetik dan mencicipinya. Kualitas anggur Probolinggo sendiri tidak perlu diragukan lagi. Bentuknya segar, warnanya cerah, manis rasanya dan harum aromanya.

8.        Soto Kraksaan

Banyak ditemukan di Kecamatan Kraksaan. Ibu kota Kabupaten Probolinggo. Soto Kraksaan memiliki ciri khas yang tidak dimiliki soto lain. yaitu kuahnya diberi santan tetapi tidak terlalu kental. Meski diklaim soto khas Probolinggo tetapi tempatnya di Kota Kraksaan atau kurang lebih 27 Km dari Probolinggo. Letak persisnya di sebelah masjid Krasaan Ar-Raudlah dan dekat alun alun kota Kraksaan.

Kebudayaan Ada bermacam-macam Kebudayaan yang dimiliki oleh Kota kecil yang satu ini, contohnya Tari Glipang, Ludruk, Petik Laut, Perahu Hias, dll.

1.        Tari Glipang

Tari Glipang lahir di Desa Pendil, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo ini sudah lama dikenal masyarakat. Tari Glipang Berasal dari kebiasan masyarakat. Kebiasaan yang sudah turun temurun tersebut akhirnya menjadi tradisi. Pak Parmo yang merupakan cucu dari pencipta Tari Glipang ini mengatakan bahwa “Glipang” bukanlah nama yang sebenarnya dari tarian tersebut. Awalnya nama tari tersebut adalah “Gholiban” berasal dari bahasa arab yang berarti kebiasaan.

2.        Ludruk

Ludruk merupakan suatu bentuk pementasan drama kehidupan yang disajikan dengan pendekatan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Timur pada umumnya. Ludruk tumbuh dan berkembang hamper disemua daerah di Jawa Timur bagian Timur termasuk di daerah Probolinggo. Tampilan ludruk khas Probolonggo memiliki perbedaan dengan ludruk-ludruk lainnya, yakni pada bahasa yang dipakai Ludruk Probolinggo menggunakan bahasa Jawa Ngoko yang di campur dengan bahasa Madura Pesisiran, baik dalam bentuk kidungan maupun dialog para pemainnya.

3.        Petik Laut

Petik Laut merupakan lomba balap perahu yang di adakan pada tanggal 15 bulan Sya’ban (15 hari sebelum puasa). Tradisi ini berasal dari masyarakat yang bertujuan untuk menyambut hadirnya bulan puasa.

 

-oooooooooo oOo oooooooooo-

Sumber : Google Wikipedia

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...