KABUPATEN WONOSOBO
PROVINSI JAWA TENGAH
Orientasi
Wonosobo (bahasa Jawa: ꦮꦤꦱꦧ, translit. Wanasaba) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Wonosobo. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang di timur, Kabupaten Purworejo di selatan, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara di barat, serta Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal di utara.
Kabupaten Wonosobo berdiri 24 Juli 1825 sebagai kabupaten di bawah Kesultanan Yogyakarta seusai pertempuran dalam Perang Diponegoro. Kyai Moh. Ngampah, yang membantu Diponegoro, diangkat sebagai bupati pertama dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Setjonegoro.
Etimologi
Kata Wonosobo berasal dari bahasa Jawa: Wanasaba, yang secara harfiah berarti "tempat berkumpul di hutan". Bahasa Jawa sendiri mengambilnya dari bahasa Sanskerta: vanasabhā yang artinya kurang lebih sama. Kedua kata ini juga dikenal sebagai dua buku dari Mahabharata: "Sabhaparwa" dan "Wanaparwa".
Lambang Daerah
Arti lambang daerah kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut:
1. Garis-garis vertikal berwarna hitam artinya curah hujan yang turun mempunyai intensitas yang tinggi.
2. Dua buah gunung menandakan bahwa Kota Wonosobo yang ASRI berada di bawah kaki Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
3. Garis bergelombang melintang horisontal berwarna kuning sebagai tanda bahwa di daerah Wonosobo banyak terdapat sumber mata air.
4. Padi dan Kapas yang tergambar di tepi pledge menandakan bahwa Wonosobo adalah daerah subur.
5. Tulisan SWATANTRA di pita putih mempunyai tekad menjadikan Wonosobo sebagai daerah yang mandiri.
Sejarah
Berdasarkan cerita rakyat, pada awal abad ke-17 tersebutlah 3 orang pengelana masing-masing bernama Kiai Kolodete, Kiai Karim dan Kiai Walik, mulai merintis permukiman yang diketahui saat ini bernama Wonosobo. Selanjutnya, Kiai Kolodete bermukim di Dataran Tinggi Dieng, Kiai Karim bermukim di daerah Kalibeber dan Kiai Walik bermukim di sekitar Kota Wonosobo sekarang.
Di kemudian hari, dikenal beberapa tokoh penguasa daerah Wonosobo seperti Tumenggung Kartowaseso sebagai penguasa daerah Wonosobo yang pusat kekuasaannya di Selomanik. Dikenal pula tokoh yang bernama Tumenggung Wiroduta sebagai penguasa Wonosobo yang pusat kekuasaannya di Pecekelan-Kalilusi, yang selanjutnya dipindahkan ke Ledok, Wonosobo, atau Plobangan saat ini.
Salah seorang cucu Kiai Karim juga disebut sebagai salah seorang penguasa Wonosobo. Cucu Kiai Karim tersebut dikenal sebagai Ki Singowedono yang telah mendapat hadiah suatu tempat di Selomerto dari Keraton Mataram serta diangkat sebagai penguasa daerah ini namanya diganti menjadi Tumenggung Jogonegoro. Pada masa ini pusat kekuasaan dipindahkan ke Selomerto. Setelah meninggal dunia, Tumenggung Jogonegoro dimakamkan di Desa Pakuncen.
Selanjutnya pada masa Perang Diponegoro ( 1825–1830 ), Wonosobo merupakan salah satu basis pertahanan pasukan pendukung Diponegoro. Beberapa tokoh penting yang mendukung perjuangan Diponegoro adalah Imam Misbach atau kemudian dikenal sebagai Tumenggung Kertosinuwun, Mas Lurah atau Tumenggung Mangkunegaran, Gajah Permodo dan Kiai Muhamad Ngarpah.
Dalam pertempuran melawan Belanda, Kiai Muhamad Ngarpah berhasil memperoleh kemenangan yang pertama. Atas keberhasilan itu, Pangeran Diponegoro memberikan nama kepada Kiai Muhamad Ngarpah dengan nama Tumenggung Setjonegoro. Selanjutnya Tumenggung Setjonegoro diangkat sebagai penguasa Ledok dengan gelar nama Tumenggung Setjonegoro.
Eksistensi kekuasaan Setjonegoro di daerah Ledok ini dapat dilihat lebih jauh dari berbagai sumber termasuk laporan Belanda yang dibuat setelah Perang Diponegoro berakhir. Disebutkan pula bahwa Setjonegoro adalah bupati yang memindahkan pusat kekuasaan dari Selomerto ke daerah Kota Wonosobo saat ini.
Dari hasil seminar Hari Jadi Wonosobo 28 April 1994, yang dihadiri oleh Tim Peneliti dari Fakultas Sastra UGM, Muspida, Sesepuh dan Pinisepuh Wonosobo termasuk yang ada di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Pimpinan DPRD dan Pimpinan Komisi serta Instansi Pemerintah Wonosobo yang telah menyepakati Hari Jadi Wonosobo jatuh pada tanggal 24 Juli 1825.
Geografi
Sebagian besar area Kabupaten Wonosobo adalah daerah pegunungan. Bagian timur (perbatasan dengan Kabupaten Temanggung) terdapat dua gunung berapi: Gunung Sindoro (3.136 meter) dan Gunung Sumbing (3.371 meter). Daerah utara merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng, dengan puncaknya Gunung Prahu (2.565 meter). Di sebelah selatan, terdapat Waduk Wadaslintang.
Ibu kota Kabupaten Wonosobo berada di tengah-tengah daerah kabupaten, yang merupakan daerah hulu Kali Serayu. Wonosobo dilintasi jalan provinsi yang menghubungkan Semarang-Purwokerto.
Batas wilayah
Batas wilayah Kabupaten Wonosobo yaitu :
Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Batang |
|
Topografi
Topografi wilayah Kabupaten Wonosobo memiliki ciri yang berbukit dan bergunung, terletak pada ketinggian antara 200 sampai 2.250 m di atas permukaan laut. Kelerengan merupakan suatu kemiringan tanah dimana sudut kemiringan dibentuk oleh permukaan tanah dengan bidang horizontal dan dinyatakan dalam persen. Kabupaten Wonosobo dibagi menjadi 7 wilayah kemiringan, yaitu :
1. Wilayah dengan kemiringan antara 0,00–2,00% seluas 1052,263 ha atau 1,04% dari seluruh luas wilayah, banyak dijumpai di Kecamatan Selomerto dan Kecamatan Kertek;
2. Wilayah dengan kemiringan antara 2,00–5,00% seluas 22969,5 ha atau 22,89% dari luas seluruh wilayah, banyak terdapat di 13 Kecamatan selain Kecamatan Watumalang dan Kecamatan Kalibawang;
3. Wilayah dengan kemiringan antara 5,00–8,00% seluas 8143,769 ha atau 8,11% dari luas wilayah total, tersebar merata di 14 Kecamatan selain Kecamatan Watumalang;
4. Wilayah dengan kemiringan antara 8,00–15,00% seluas 55434,85 ha atau 55,2% dari seluruh luas wilayah yang tersebar secara merata di semua Kecamatan;
5. Wilayah dengan kemiringan antara 15,00–25,00% seluas 11101,6 ha atau 11,06% dari seluruh luas wilayah terdapat di semua kecamatan kecuali Kecamatan Wonosobo;
6. Wilayah dengan kemiringan antara 25,00–40,00% seluas 1479,631 ha atau 1,47% dari luas wilayah total, terdapat di Kecamatan Kejajar, Garung, dan Kalikajar; dan
7. Wilayah dengan kemiringan lebih dari 40,00% seluas 142,362 ha atau 0,14% dari luas wilayah total, terdapat di Kecamatan Kejajar.
Pemerintahan
Susunan perangkat daerah
1. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (DISDIKPORA)
2. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA)
3. Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DISPAPERKAN)
4. Dinas Kesehatan (DINKES)
5. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR)
6. Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
7. Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (DISDAGKOPUKM)
8. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
9. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (DISPARBUD)
10. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Perhubungan (DISPERKIMHUB)
11. Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DINSOSPMD)
12. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DISDUKCAPIL)
13. Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO)
14. Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, dan Transmigrasi (DISNAKERINTRANS)
15. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (DISARPUSDA)
16. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BPPD)
17. Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD)
18. Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
19. Satuan Polisi Pamong Praja
Pertanian
Sayuran
Wonosobo adalah daerah dengan keadaan tanah yang begitu subur sehingga banyak sekali tanaman yang dapat tumbuh contohnya adalah sayuran. Mulai dari dataran tinggi Dieng sampai Kaliwiro (yang merupakan wilayah rendah) terdapat banyak sekali sayuran. berbagai macam sayuran dapat tumbuh seperti, kubis, kentang, seledri, daun kocai, sawi, mentimun, bayam, terong, cabai, kangkung, dan masih banyak tumbuhan yang termasuk jenis sayuran lain.
Buah-buahan
Di wilayah yang dijuluki kota dingin ini juga dapat tumbuh berbagai buah-buahan. Adapun buah yang dapat tumbuh adalah pisang, pepaya, durian, mangga, jambu, duku, rambutan, buah naga, nanas, kelengkeng, stroberi, anggur, manggis, dan lain-lain. Selain itu, ada beberapa buah-buahan yang tumbuh di dalam tanah yaitu singkong dan ubi jalar. Salah satu yang menjadi Buah Khas di Wonosobo adalah Buah Carica (Vasconcellea cundinamarcencis), buahnya mirip buah pepaya akan tetapi memiliki tekstur yang lebih keras sedikit dan ukurannya lebih kecil.
Pendidikan
Perguruan tinggi
1. Universitas Sains Al Qur'an
2. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Wonosobo
3. Akademi Keperawatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
4. Akademi Pertanian PGRI Wonosobo
Transportasi
Kabupaten ini merupakan Jalur tengah antara Purwokerto–Semarang, jalan Provinsi Antara Purworejo–Wonosobo Dan Kebumen–Wonosobo via Wadaslintang–Prembun.
Transportasi Lain
Angkutan Kota wilayah Kabupaten Wonosobo dan beberapa rute yang menghubungkan Kabupaten Temanggung dengan Kabupaten Banjarnegara
Stasiun
Daftar stasiun kereta api di Kabupaten Wonosobo
Kabupaten Wonosobo memiliki 4 stasiun di Jalur kereta api Purwokerto–Wonosobo yang sudah berhenti beroperasi, diantaranya:
Bahasa
Bahasa yang dituturkan masyarakat Wonosobo sebagian besar adalah Bahasa Jawa Banyumasan dan Bahasa Jawa Kedu hal ini dikarenakan letak geografis Kabupaten Wonosobo yang berada di perbatasan dengan kedua dialek tersebut. Wonosobo merupakan daerah peralihan antara Bahasa Jawa Banyumasan dan Bahasa Jawa Kedu. Meskipun begitu terdapat sedikit perbedaan dengan dialek-dialek tersebut.
Oleh karena itu masyaarakat di daerah Wonosobo, meskipun masih satu kabupaten akan tetapi memiliki berbagai macam dialek. Masyarakat Wonosobo yang berada di sebelah barat dan berbatasan dengan Banjarnegara memiliki dialek Banyumasan yang cukup kuat " logat A ngapak", sementara masyarakat Wonosobo yang berada di daerah perbatasan sebelah timur dan tenggara memiliki dialek Kedu yang cukup kuat "logat O medhok", oleh karena itu setiap orang di Wonosobo dalam berbicara bahasa Jawa memiliki ciri khas masing-masing.
Pariwisata
Wisata Alam
Tempat wisata alam di Kabupaten Wonosobo adalah:
1. Curug Drimas
3. Curug Winong
4. Kawasan Wisata Dieng Plateu
5. Golden Sunrise Sikunir
6. Gunung Bismo
7. Gunung Kembang
9. Gunung Pakuwaja
10. Gunung Prahu
11. Gunung Sindoro
12. Gunung Sumbing
13. Telaga Menjer
15. Wisata Alam Jaten
16. Telaga Bedakah
17. Wisata Keluarga
Wonosobo masih kurang banyak akan wisata keluarga. Ada beberapa tempat wisata yang benar-benar kurang dikelola dengan baik. Tampaknya Pemerintah Daerah perlu bekerja sama dengan pihak swasta agar bermunculan tempat wisata menarik di Kabupaten Wonosobo.
Tempat wisata keluarga di Kabupaten Wonosobo antara lain adalah:
1. Agrowisata Bedakah
3. Agrowisata Tanjungsari
4. Pemandian Air Panas Manggisan
5. Outbound
6. Pemandian dan kolam renang Mangli
7. Pemandian Air panas Kebrengan
9. Pemandian Air panas kebondalem Sukorejo
10. Agrowisata kebun teh Tanjungsari
11. Pasar Kumandang
12. Pesona Menjer
13. Dempes Pas Kaliwiro
Festival
Ada beberapa festival di kota Wonosobo ini:
1. Festival Carica Day, yang dilaksanakan setiap 30 Juli setiap tahunnya
3. Festival Balon Udara
Cendera mata
Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa oleh-oleh khas, yaitu:
1. Iket Saba
2. Carica
5. Kacang Dieng
6. Purwoceng
7. Tempe kemul
8. Kuliner khas Wonosobo
Masakan
Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa masakan khas, yaitu:
1. Mi Ongklok, adalah masakan khas Kabupaten Wonosobo yang terbuat dari bahan mi kering atau mi basah yang direbus dan diberi tambahan berupa sayur kubis yang dicampuradukkan (diongklok) di dalam panci rebus, dan setelah matang, ditambahkan dengan tepung kanji masak (biasanya berwarna cokelat) sebagai penyedap masakan, dan biasanya dapat disantap dengan sate ayam.
2. Sego Megono, adalah masakan khas Kabupaten Wonosobo yang dibuat dari nasi yang dicampur dengan sayuran dan juga ikan teri, masyarakat Wonosobo pada umumnya menyebut Segu Megono dengan nama " Sego Reged " yang berarti nasi yang kotor karena terdapat campuran sayur dan juga ikan teri di dalamnya.
3. Sauto Golak
Lontong Pindang adalah masakan khas wonosobo terdiri dari Lontong dengan ikan goreng
5. Tempe Kemul
Minuman
Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa minuman khas, yaitu:
1. Carica
3. Kopi Robusta
4. Purwaceng
5. Teh Tambi
Jajanan
Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa jajanan khas, yaitu:
1. Combro
2. Dipuk/Golak
3. Geblek/Likuk
4. Kue Pepe Legit
6. Sagon
7. Tempe Kemul
8. Wolak–Walik
Seni dan budaya
Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa seni budaya, yaitu:
1. Bundengan
2. Calung
3. Kuda Lumping
4. Lenggeran
6. Tari Daeng
8. Wayang Othok Obrol
10. Media
Koran
1. Radar Kedu / Radar Wonosobo
2. Tribun Jateng / Berita Wonosobo
3. Wonosobo Ekspres
4. Suara Kedu / Suara Wonosobo
Radio
1. Thomson Wonosobo FM 91.3 MHz, Wonosobo
2. Pesona FM 92.1 MHz, Wonosobo
3. Rama FM 92.5 MHz, Kaliwiro
4. Rasada FM 93.7 MHz, Sapuran
5. Purnamasidi FM 98.0 MHz, Wonosobo
6. Citra FM 98.8 MHz, Wonosobo
7. MCA FM 99.2 MHz, Kaliwiro
8. Taradio FM 100.4 MHz, Sapuran
9. Green FM 104.7 MHz, Wonosobo
10. Suara Kusuma FM 105.5 MHz, Kalikajar
11. JCC FM 107.7 MHz, Wonosobo
12. Manggala FM 107.9 MHz, Kaliwiro
Tokoh Terkenal Wonosobo
1. Letjend. S. Parman adalah salah satu dari pahlawan revolusi.
2. Ir. Sakirman adalah kakak kandung dari Siswondo Parman
3. Tirto Utomo, pengusaha; pendiri perusahaan Aqua.
4. K.H Muntaha, pendiri UNSIQ ( Universitas Sains Al–Qur'an ) dan pondok pesantren di Kalibeber
5. Shinta Bachir, artis
6. Ferry Ixel, artis
7. Panji Surachman Cokroadisuryo, Menteri Kemakmuran Indonesia Pertama, Rektor UI Ke-1
10. Desy Thata
-oooooooooo oOo oooooooooo-
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar