Senin, 26 Februari 2024

KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

 

KABUPATEN NATUNA

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Orientasi

Natuna adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Ibu kotanya adalah Ranai. Natuna merupakan kepulauan paling utara di selat Karimata. Di sebelah utara, Natuna berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja, di selatan berbatasan dengan Sumatra Selatan dan Jambi, di bagian barat dengan Singapura, Malaysia, Riau dan di bagian timur dengan Malaysia Timur dan Kalimantan Barat.

Natuna berada pada jalur pelayaran internasional Asia Timur. Kabupaten ini terkenal dengan penghasil minyak dan gas. Cadangan minyak bumi Natuna diperkirakan mencapai 1.400.386.470 barel, sedangkan gas bumi 112.356.680.000 barel. Hewan khas Natuna adalah kekah.

Sejarah

Sejarah Kabupaten Natuna tidak dapat dipisahkan dari sejarah Kabupaten Kepulauan Riau, karena sebelum berdiri sendiri sebagai daerah otonomi, Kabupaten Natuna merupakan bagian dari wilayah Kepulauan Riau. Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 53 Tahun 1999 yang disahkan pada 12 Oktober 1999, dengan dilantiknya Bupati Natuna, Drs. H. Andi Rivai Siregar oleh Menteri Dalam Negeri ad interm Jenderal TNI (Purn.) Feisal Tanjung di Jakarta.

Berdasarkan Surat Keputusan Delegasi Republik Indonesia, Provinsi Sumatra Tengah, pada tanggal 18 Mei 1956, menggabungkan diri ke dalam Wilayah Republik Indonesia. Kepulauan Riau diberi status Daerah Otonomi Tingkat II yang dikepalai Bupati sebagai kepala daerah yang membawahi 4 kewedanaan sebagai berikut:

1.   Kewedanaan Tanjungpinang, meliputi Kecamatan Bintan Selatan (termasuk Bintan Timur, Galang, Tanjungpinang Barat dan Tanjungpinang Timur).

2.  Kewedanaan Karimun, meliputi wilayah Kecamatan Karimun, Kundur dan Moro.

3.  Kewedanaan Lingga, meliputi wilayah Kecamatan Lingga, Singkep dan Senayang.

4.  Kewedanaan Pulau Tujuh, meliputi wilayah Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tembelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur.

Kewedanaan Pulau Tujuh yang membawahi Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur beserta kewedanaan laiannya dihapus berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau tanggal 9 Agustus 1964 No. UP/247/5/1965. Berdasarkan ketetapan tersebut, terhitung 1 Januari 1966 semua daerah administratif kewedanaan dalam Kabupaten Kepulauan Riau dihapus.

Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 53 Tahun 1999 dari hasil pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau yang terdiri dari 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Barat, Jemaja, Siantan, Midai dan Serasan dan satu Kecamatan Pembantu Tebang Ladan.

Seiring dengan kewenangan otonomi daerah, Kabupaten Natuna kemudian melakukan pemekaran daerah kecamatan yang hingga pada 2004 menjadi 10 kecamatan dengan penambahan, Kecamatan Pal Matak, Subi, Bunguran Utara dan Pulau Laut dengan jumlah kelurahan/desa sebanyak 53.

Hingga 2007, Kabupaten Natuna telah memiliki 16 Kecamatan. 6 Kecamatan pemekaran baru itu diantaranya adalah Kecamatan Pulau Tiga, Bunguran Timur Laut, Bunguran Tengah, Siantan Selatan, Siantan Timur dan Jemaja Timur dengan total jumlah kelurahan/desa sebanyak 75.

Pada 2008 kabupaten Natuna melakukan pemekaran dengan dibentuk Kabupaten Kepulauan Anambas, sehingga kecamatan menjadi 12 Kecamatan. Lalu hingga 2015 menjadi 70 Desa dan 6 Kelurahan dan ada 3 Kecamatan pemekaran sehinggan menjadi 16 Kecamatan.

Geografis

Topografi

Berdasarkan kondisi fisiknya, Kabupaten Natuna merupakan tanah berbukit dan bergunung batu. Dataran rendah dan landai banyak ditemukan di pinggir pantai. Ketinggian wilayah antara kecamatan cukup beragam, yaitu berkisar antara 3 sampai dengan 959 meter dari permukaan laut dengan kemiringan antara 2 sampai 5 meter. Pada umumnya, struktur tanah terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari batuan yang tanah dasarnya mempunyai bahan granit, dan aluvial serta tanah organosol dan humus liat.

Iklim dan Cuaca

Iklim di Kabupaten Natuna adalah tropis basah dengan suhu rata-rata 26 °C dan sangat dipengaruhi oleh perubahan arah angin. Kelembaban udaranya berkisar antara 60% dan 85%. Sedangkan, curah hujannya rata-rata 2.530 mm dengan jumlah hari hujan 110 pertahun. Bulan-bulan yang basah terjadi pada bulan Oktober-Desember dengan kecepatan angin rata-rata 276 km perhari [sic]. Sedangkan, penyinaran mataharinya rata-rata 53%. Cuacanya juga sering tidak menentu berupa hujan disertai angin kencang, badai yang bergemuruh, dan gelombang yang mencapai ketinggian lebih dari tiga meter acapkali terjadi secara tiba-tiba.

Berdasarkan arah angin, masyarakat setempat mengenal adanya 4 musim, yakni: Utara, Timur, Selatan, dan Barat. Musim Utara ditandai oleh angin yang berhembus dari arah timur. Musim ini berjalan selama 4 bulan (November—Februari). Pada musim ini angin berhembus sangat kencang (kecepatannya mencapai 15–30 knots), sehingga laut bergelombang sepanjang siang dan malam dengan ketinggian 1--3 meter.

Masyarakat setempat menggambarkan laut yang penuh dengan gelombang itu bagaikan “wajah limau purut busuk”. Angin yang bertiup pada musim ini tampaknya tidak hanya membuat laut menjadi ganas, tetapi juga membuat rusaknya pepohonan. Batang pohon kelapa menjadi condong ke arah selatan. Kemudian, dedaunan menjadi berbelah-belah. Malahan, daun pohon karet berguguran, sehingga tampaknya menjadi gersang. Musim yang cukup menakutkan ini oleh mereka disebut juga sebagai “Musim kelambu sebelah tersingkap”, karena musim tersebut disertai dengan hujan sepanjang siang dan malam, sehingga mereka lebih memilih berbaring dengan kelambu yang tersingkap sebelah. Oleh karena itu, Ibrahim (1997) mengatakan bahwa pada musim utara masyarakat Natuna mengalami kesulitan untuk melakukan pekerjaannya. Untuk itu, jauh hari mereka sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapinya, seperti: kayu bakar, beras, lauk-pauk (ikan asin), dan keperluan dapur lainnya.

Musim Timur ditandai oleh angin yang berhembus dari arah timur. Musim ini juga berjalan selama 4 bulan (Maret—Juni). Kecepatan anginnya rata-rata hanya 12 knots. Hujan yang lebat jarang terjadi. Adakalanya hujan disertai dengan panas. Matahari agak bebas menyinari laut dan daratan, sehingga panasnya cukup menyengat. Panas yang demikian oleh masyarakat setempat disebut sebagai ngek-ngek atau lak-lak (rasanya tidak menentu). Namun demikian, laut masih tampak bergelombang sehingga agak sulit untuk mendapatkan ikan.

Musim Selatan ditandai oleh angin yang berhembus dari arah selatan. Musim yang berlangsung selama 2 bulan (Juli—Agustus) ini kecepatan anginnya rata-rata 8--20 knots. Pada musim ini matahari dapat bersinar bebas sehingga panasnya sangat menyengat. Keadaan yang demikian oleh masyarakat setempat diibaratkan sebagai “uap neraka”. Keadaan laut masih tetap bergelombang, bahkan adakalanya dapat mencapai lebih dari 3 meter.

Musim Barat yang ditandai oleh angin yang berhembus dari arah barat juga berlangsung selama 2 bulan (September—Oktober). Ciri dari musim ini adalah antara panas dan hujan saling berganti. Oleh karena itu, permukaan laut adakalanya bagaikan “air dalam talam” (tenang dan teduh), tetapi adakalanya menakutkan karena gelombangnya dapat mencapai 3 meter lebih. Celakanya, gelombang tersebut sering terjadi secara tiba-tiba sehingga tidak memberi kesempatan bagi para nelayan untuk menepikan perahunya.

Pemerintahan

Kecamatan

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Natuna

Kabupaten Natuna memiliki 15 kecamatan, 7 kelurahan dan 70 desa (dari total 75 kecamatan, 142 kelurahan dan 275 desa di seluruh Kepulauan Riau). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 81.542 jiwa dengan luas wilayahnya 2.009,04 km² dan sebaran penduduk 40 jiwa/km².

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Natuna, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri

Kecamatan

Jumlah
Kelurahan

Jumlah
Desa

Status

Daftar
Desa/Kelurahan

21.03.05

Bunguran Barat

1

4

Desa

Binjai

Mekar Jaya

Pian Tengah

Selaut

Kelurahan

Sedanau

21.03.20

Bunguran Batubi


5

Desa

Batubi Jaya

Gunung Putri

Sedanau Timur

Sedarat Baru

Semedang

21.03.18

Bunguran Selatan


4

Desa

Cemaga

Cemaga Selatan

Cemaga Tengah

Cemaga Utara

21.03.16

Bunguran Tengah


3

Desa

Air Lengit

Harapan Jaya

Tapau

21.03.07

Bunguran Timur

4

3

Desa

Batu Gajah

Sepempang

Sungai Ulu

Kelurahan

Bandarsyah

Batu Hitam

Ranai Darat

Ranai Kota

21.03.15

Bunguran Timur Laut


7

Desa

Ceruk

Kelanga

Limau Manis

Pengadah

Sebadai Ulu

Seleman

Tanjung

21.03.08

Bunguran Utara


8

Desa

Belakang Gunung

Gunung Durian

Kelarik

Kelarik Air Mali

Kelarik Barat

Kelarik Utara

Seluan Barat

Teluk Buton

21.03.04

Midai

1

2

Desa

Air Putih

Sebelat

Kelurahan

Sabang Barat

21.03.10

Pulau Laut


3

Desa

Air Payang

Kadur

Tanjung Pala

21.03.11

Pulau Tiga


6

Desa

Sabang Mawang

Sabang Mawang Barat

Sededap

Serantas

Tanjung Batang

Teluk Labuh

21.03.21

Pulau Tiga Barat


4

Desa

Pulau Tiga

Selading

Selading

Tanjung Kumbik Utara

21.03.06

Serasan

1

6

Desa

Batu Berlian

Jermalik

Kampung Hilir

Pangkalan

Tanjung Balau

Tanjung Setelung

Kelurahan

Serasan

21.03.19

Serasan Timur


4

Desa

Air Nusa

Air Ringau

Arung Ayam

Payak

21.03.22

Suak Midai


3

Desa

Air Kumpai

Batu Belanak

Gunung Jambat

21.03.09

Subi


8

Desa

Meliah

Meliah Selatan

Pulau Kerdau

Pulau Panjang

Subi

Subi Besar

Subi Besar Timur

Terayak


TOTAL

7

70



Demografi

Suku

Komposisi etnis Kabupaten Natuna pada tahun 2000

Etnis

Jumlah (%)

Melayu

85,27

Jawa

6,34

Tionghoa

2,52

Minangkabau

0,70

Batak

0,50

Bugis

0,38

Banjar

0,14

Lain-lain

4,15

Sumber: Sensus Penduduk Tahun 2000

Penduduk

Penduduk Kabupaten Natuna pada 2017 berjumlah 76.192 jiwa, yang terdiri dari 39.180 jiwa penduduk laki-laki dan 37.012 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di 2017 adalah 38,08 jiwa/km². Bunguran Timur adalah kecamatan terbanyak penduduknya, sedangkan yang paling sedikit adalah Suak Midai. Kecamatan terpadat penduduknya adalah Midai dan yang paling jarang penduduknya adalah Bunguran Utara.

Agama

Agama di Kabupaten Natuna

Pada 2018, penduduk Kabupaten Natuna berdasarkan agamanya terdiri dari Islam 96,88%, Kristen Protestan 1,41%, Buddha 1,21%, Katolik 0,35%, Konghucu 0,15% dan Hindu kurang dari 0,01%. Terdapat 148 masjid, 133 mushola, 10 gereja protestan, 2 gereja katolik, dan 4 vihara di Natuna.

Agama di Kabupaten Natuna

Agama



Persen


Islam

  

96.88%

Protestan

  

1.41%

Buddha

  

1.21%

Katolik

  

0.35%

Konghucu

  

0.15%

Hindu

  

0.01%

 

Pendidikan

Berikut adalah jumlah institusi pendidikan yang ada di Kabupaten Natuna:

 

Jenis Institusi

Jumlah

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Taman Kanak-kanak

79

Pendidikan Dasar (Dikdas)

Sekolah Dasar (SD)

80

Madrasah Ibtidaiyah (MI)

2

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

21

Madrasah Tsanawiyah (MTs)

14

Pendidikan Menengah (Dikmen)

Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/K)

21

Madrasah Aliyah

5

Pendidikan Tinggi (Dikti)

Sekolah Tinggi

1

Kesehatan

Kabupaten Natuna memiliki 1 Rumah Sakit, 1 Rumah Bersalin, 14 Puskesmas, 118 posyandu, 4 klinik/balai kesehatan, dan 13 polindes. Kecamatan Bunguran Timur sebagai kecamatan di mana ibu kota kabupaten berada menjadi kecamatan dengan fasilitas kesehatan terbanyak dan terlengkap.

Ekonomi

Selain letaknya yang strategis kawasan Pulau Natuna dan sekitarnya pada hakikatnya dikaruniai potensi sumber daya alam yang belum dikelola secara memadai atau ada yang belum sama sekali, yaitu:

1. Sumber daya perikanan laut yang mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun dengan total pemanfaatan hanya 36%, yang hanya sekitar 4,3% oleh Kabupaten Natuna.

2.    Pertanian & perkebunan seperti ubi-ubian, kelapa, karet, sawit dan cengkih.

3.    Objek wisata: bahari (pantai, pulau selam), gunung, air terjun, gua dan budidaya.

4.  Ladang gas D-Alpha yang terletak 225 km di sebelah utara Pulau Natuna (di ZEEI) dengan total cadangan 222 trillion cubic feet (TCT) dan gas hidrokarbon yang bisa didapat sebesar 46 TCT merupakan salah satu sumber terbesar di Asia.

Pertanian

Persawahan

Luas sawah di Kabupaten Natuna adalah 144,75 Ha yang terdiri dari 10 Ha sawah irigasi dan 134,75 Ha sawah nonirigasi. Sawah irigasi hanya terletak di Kecamatan Bunguran Tengah. Sawah non irigasi terletak di Kecamatan Bunguran Batubi, Bunguran Tengah, dan Serasan Timur.

Perkebunan

Selain sawah, lahan di Kabupaten Natuna digunakan untuk kebun 2.460 Ha dan ladang 4.140 Ha. Terdapat seluas 14.374 Ha lahan yang belum difungsikan di Kabupaten Natuna. Kecamatan Bunguran Utara memiliki lahan kebun terluas mencakup 57,97% lahan yang ada dan begitu pula dengan lahan yang belum digunakan mencakup 69,57% lahan yang ada. Ladang terluas terletak di Kecamatan Bunguran Batubi mencakup 57,70% lahan yang ada.

Komoditas

Berikut adalah statistik lahan panen dan produksi komoditas di Kabupaten Natuna pada 2017:

Nama Komoditas

Luas Lahan Panen
(Hektare)

Jumlah Produksi
(ton)

Komoditas Pertanian

Padi

134,75

123,00

Jagung

65,75

60,50

Kedelai

3,10

0,10

Ubi Kayu

106,90

1.502,00

Ubi Jalar

51,05

415,68

Kacang Tanah

2,26

9,40

Komoditas Sayur-Mayur dan Buah-buahan

Kangkung

59,57

648,80

Cabai Rawit

47,97

724,90

Ketimun

37,66

701,80

Kacang Panjang

41,35

558,00

Bayam

40,74

647,00

Semangka

39,60

1.395,50

Terong

26,29

321,52

Komoditas Perkebunan

Karet

4.258,00

1.381,00

Kelapa

11.644,00

7.154,00

Cengkeh

12.103,00

1.510,00

Sagu

272,00

14,00

Peternakan

Pada 2017, terdapat 9.815 ekor sapi potong, 1.470 ekor kambing, 72.050 ekor ayam kampung, 581.695 ekor ayam pedaging, dan 2.975 itik. Kecamatan Bunguran Timur menjadi kecamatan dengan populasi sapi, ayam pedaging dan itik terbanyak di mana produksi daging sapinya mencakup 70,79% dari seluruhnya di Kabupaten Natuna. Pada 2017, produksi daging sapi sebesar 76.896 kg, daging kambing sebesar 90 kg, dan telur ayam sebesar 7.741 kg.

Perikanan

Sektor perikanan Kabupaten Natuna tercatat memiliki produksi sebesar 88.888,27 ton pada 2017. Sumbangan terbesar dari sektor perikanan laut yang mencakup 96,91% dari keseluruhan produksi. Pada 2017, produksi perikanan laut sebesar 86.141,74 ton, budidaya laut sebesar 719,27 ton, budidaya air tawar sebesar 165,79 ton, dan budidaya rumput laut sebesar 1.861,47 ton. Kecamatan Bunguran Barat adalah penyumbang produksi perikanan laut dan budidaya laut terbesar. Sekitar 32,93% perikanan laut berasal dari Kecamatan Bunguran Barat. Sementara itu, 45% budidaya air tawar dihasilkan oleh Kecamatan Bunguran Timur, dan 42,17% budidaya rumput laut dihasilkan oleh Kecamatan Pulau Tiga.

Perdagangan

Pada 2017, terdapat 1.994 UKM di Kabupaten Natuna. Jumlah tersebut sebagian besar bergerak dibidang perdagangan (1.383 unit), industri rumah tangga (274 unit), dan jasa (171 unit). Hanya 27 unit yang bergerak dibidang perikanan dan 44 unit bergerak dibidang pertanian. Jumlah pedagang di Kabupaten Natuna sebanyak 707 orang di mana 66 diantaranya merupakan pedagang besar. Kabupaten Natuna memiliki 59 koperasi dengan total anggota 4.124 orang pada 2017.

Pariwisata

Sebagai kabupaten kepulauan, Natuna memiliki sekitar 130 objek wisata. Sebagian besar merupakan objek wisata bahari dan situs bersejarah. Natuna memiliki 44 hotel/penginapan dengan total 514 kamar. Selain itu, terdapat 31 kedai kopi dan 34 rumah makan. Berikut adalah statistik objek wisata dan kunjungan wisatawan selama di 2017 di Kabupaten Natuna:

Jenis Objek Wisata

Jumlah Objek Wisata

Jumlah Kunjungan

Wisata Bahari

65

47.736

Air Terjun

4

9.828

Wisata Gunung

22

11.088

Situs Bersejarah

39

545

 

-----ooooo oOo ooooo-----

Sumber : Google Wikipedia

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...