Jumat, 15 Maret 2024

KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

 

 


KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Orientasi

Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Nusa Tenggara TimurIndonesia, dengan ibukota berada di kota Soe. Pada tahun 2020, kabupaten ini memiliki penduduk sebanyak 469.588 jiwa, dengan kepadatan 119 jiwa/km².

Sejarah

Sejarah Pemerintahan Kabupaten Timor Tengah Selatan dibagi atas dua bagian yaitu: Sejarah Pemerintahan Raja-Raja dan Sejarah Pemerintahan Pasca Kemerdekaan.

Sejarah Pemerintahan Raja-Raja

Sebelum terbentuknya Kabupaten Timor Tengah Selatan , pernah didiami oleh 3 (tiga) kerajaan atau swapraja yaitu Swapraja Mollo (OEnam), Swapraja Amanuban (Banam) dan Swapraja Amanatun (Onam).

Kerajaan Mollo (OEnam)

Kerajaan Mollo merupakan salah satu bagian dari wilayah bekas Kerajaan OEnam. Adapun yang menjadi raja pertamanya adalah To Oematan (To Luke’mtasa). Pada saat itu To Oematan merupakan fetor Mollo, tapi ketika kerajaan Mollo dibentuk, maka ia langsung diangkat sebagai raja dan menandatangani Korte Verklaring pada 10 Mei 1916. Tetapi sebelumnya To Oematan bersama-sama dengan Usif Nunbena Bait Oematan (Bait Kaunan) dan Moeb Baki Fobia telah menandatangani ikrar kesetiaan pada Ratu Welhelmina dan dipertuan Gubernur Jenderal Belanda di Batavia pada tanggal 19 April 1907 bertempat di Kapan.

Akan tetapi, bilamana sampai kapan Raja To Oematan memerintah di Kerajaan Mollo belum dikatahui dengan pasti. Namun, diperkirakan ia mulai berkuasa sesudah Perang Nefo Besak sekitar tahun 1906. Salah satu hal penting dan sangat bermanfaat bagi rakyat Mollo yang dilakukan oleh Raja To Oematan selama masa pemerintahannya adalah didirikannya Sekolah Rakyat (Volks School) pada tahun 1908 di Nefokoko yang kemudian dipindahkan ke Kapan tahun 1910. Setelah beberapa lama Raja To Oematan memerintah, ia menyerahkan jabatannya kepada juru bahasanya yaitu Lay A Koen (Tabelak Oematan) atau Wellem Fredik Hendrik Oematan untuk menjalankan tugas sebagai Raja Mollo.

Kerajaan Amanuban (Banam)

Kerajaan Amanuban secara resmi berdiri pada abad ke 17 oleh Bil Banu, seorang keluarga Nope. Kerajaan ini merupakan gabungan dari kerajaan kecil atau lebih tepatnya disebut kesatuan-kesatuan suku (clan) yang telah ada bertahun-tahun sebelumnya. Raja Bil Banu meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi perkenbangan kerajaan Amanuban.

Ia sudah menyusun struktur organisasi kerajaan dan nama-nama jabatannya. Tugas selanjutnya adalah berusaha memajukan kesejahteraan hidup masyarakat, menjamin keamanan dan perdamaian rakyatnya. Raja Bil Banu diganti oleh putranya yang bernama Luis II. Raja Luis II melanjutkan apa yang telah dirintis oleh Raja Bil Banu. Kegiatan dari Raja Luis II ini tidak banyak diketahui. Raja Luis II diganti oleh Tubanu/Bil. Mengenai Raja ini tidak banyak diketahui.

Tubanu/Bil diganti oleh raja yang bernama Luis III. Pada zaman Luis III inilah pusat kerajaan di Pili dipindahkan ke Niki-Niki. Pemindahan Ibukota Kerajaan ini diperkirakan pada tahun 1709.

Kerajaan Amanatun (Onam)

Leluhur Amanatun yang dikenal dengan “sebutan Banunaek” itu memasuki wilayah Amanatun dengan bantuan suku Nokas, Kobi, Nitbani dan Bana serta sejumlah tokoh adat lainnya. Kedatangan Banunaek ke wilayah ini mendapat sambutan baik dari semua pemimpin kesatuan kelompok (suku) yang ada di Amanatun. Kemudian atas kesepakatan smua pemimpin suku tersebut, mak Banunaek diakui sebagai raja (Usif) di wilayah Amanatun. Banunaek dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya selalu dibantu oleh suku-suku Bana, Nokas, Liunokas, Kobi, Benu, Tahun, Nenabu dan Misa.

Mnurut cerita rakyat bahwa leluhur Banunaek di Amanatun saat dilahirkan terdiri atas dua putra (kembar) yakni seorang yang dilahirkan pada siang hari dan seorang yang dilahirkan pada malam hari. Yang dilahirkan pada siang hari dinamai “Neno” (Siang) sedangkan yang dilahirkan pada malam hari tepat pada bulan purnama dinamai “Funan” (Bulan).

Dalam perjalanan selanjutnya, yang menjadi raja di Amanatun turuntemurun adalah Banunaek yang berasal dari garis keturunan Neno yang berperan sebagai kakak (Tataf) yang ditempatkan dipusat kerajaan di Nunkolo. Sementara keturunan Funan yang berperan sebagai adik (Olif) ditempatkan di Menu.

Sejarah Pemerintahan Pasca Kemerdekaan

Sejarah Pemerintahan Kabupaten Timor Tengah Selatan Pasca Kemerdekaan di bagi atas beberapa periode antara lain :

1.    Periode 1945 – 1958 : Zelfbestuuren de Lanschappen

2.    Periode 1958 – 1960 : Peralihan Swapraja menjadi Kabupaten

3.    Periode 1960 – 1973 : Konsolidasi Pemerintahan Daerah

4.    Periode 1974 – 1999 : Titik Berat Otonomi Daerah

5.    Periode 1999 – sekarang : Era Reformasi

Seni Ukir,Lukis dan Anyaman.

Pekerjaan ssmelukis,mengukir,biasanya secara tradisional dilakukan umumnya oleh pria,kecuali anyaman-anyaman. Jenis lukisan yang dikenal di TTS antara lain : Lunat, Luna’nai’ Fane (keramik) dan Luna of (tato). Gambarnya tetap pada 3 motif umum tenun di atas dengan menggunakan lidi dicelup dalam bahan pewarna dan diwarnakan pada pahatan motif (tempat sirih dari bambu), tanduk. Sedangkan untuk ukiran terdapat Lunat,Lun kalat (tempat kapur),Lun Ni Lopo (tiang lopo),Sun Sunaf (sendok dari tanduk). Pekerjaan tersebut tetap dipahat oleh pria dan diwarnakan oleh para wanita.

Anyaman-anyaman di wilayah TTS sangat bervariasi,dengan motif-motif dasar futus, lotis, buna, dengan rinciannya seperti yang telah diutarakan di atas. Bahan dasar anyaman adalah daun lontar,antara lain : Nanot dikerjakan hanya oleh wanita setengah baya  ke atas.

Separuh pekerjaan umum seni umumnya hamper diseluruh wilayah TTS dan sampai kini hasil kerajinan selaris tenun,maka hasil ukiran,lukisan dalam bentuk yang mini dapat terlihat sebagai hasil kerajinan tangan pria dan wanita TTS yang tetap lestarikan. Kelestarian tersebut dimungkinkan warga masyarakatnya berfusaha selalu untuk mempertahankan nilai-nilai seni sebagai bagian dari kebudayaan mereka yaitu kebudayaan masyarakat Atoni.

Geografi

Kabupaten Timor Tengah Selatan merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Timur yang berada di Pulau Timor. Secara geografis terletak pada koordinat 120°4'00"-124°49'0" Bujur Timur (BT) dan 9°28'13" LS - 10°10'26" Lintang Selatan (LS). Kabupaten ini dilalui oleh jaringan jalan Negara yang menghubungkan Kota Kupang dengan Kota Atambua (Kabupaten Belu) bahkan dengan negara tetangga Timor Leste. Wilayah administrasi Kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki 32 kecamatan yang terdiri dari 228 desa dan 12 kelurahan, memiliki luas wilayah 3.955,36 km² atau 395.536 Ha.

Batas Wilayah

Wilayah ini berbatasan dengan :

Utara

Kabupaten Timor Tengah Utara

Timur

Kabupaten Malaka

Selatan

Laut Timor

Barat

Kabupaten Kupang

Sungai

Di Kabupaten Timor Tengah Selatan terdapat tiga sungai utama yaitu (beserta panjangnya):

1.    Tuasene (55 km)

2.    Noelmina (100 km)

3.    Noelmuke (45 km)

Topografi

Kabupaten TTS memiliki sejumlah dataran dengan tipe yang berlainan. Dataran Pantai Selatan Pulau Timor di Kabupaten TTS didominasi oleh dataran aluvial yang datar sampai berkemiringan landai. Pada bagian lain pulau dalam wilayah Kabupaten TTS didominasi pegunungan. Sedangkan tingkat kelerengan wilayah Kabupaten TTS berkisar antara :

kelerengan 0–8 % seluas 1.737,42 km² sebaran lokasi sebagian Kecamatan Kualin, Amanuban Selatan (Panite), sebagian Kecamatan Kolbano, sebagian Kecamatan Kuatnana, sebagian Kecamatan Oenino, sebagian Kecamatan Kota Soe, sebagian Kecamatan Polen, sebagian Kecamatan Amanuban Timur (Oeekam) dan sebagian Kecamatan Mollo Barat, tingkat kelerengan antara 08–15 % seluas 1.146,48 Km2 lokasinya berupa spot-spot dan hampir ada disetiap kecamatan, kemiringan lereng antara 15–25 % seluas 826,99 Km2 lokasinya menyebar dan hampir ada di setiap kecamatan, kemiringan antara 25 – 40 % seluas 244,82 Km2 lokasinya menyebar di setiap kecamatan dan tingkat kemiringan lereng 40 % ke atas seluas 39,91 km² lokasinya yang terluas di Kecamatan Fatumnasi, Kecamatan Oenlasi dan sebagian di Kecamatan Nunkolo.

Wilayah Kabupaten TTS memiliki ketinggian dari 0 meter dpl (garis pantai) hingga 2.477 mdpl (puncak gunung Mutis). Sedangkan hasil dari proses tektonik lempeng dan mempunyai deformasi relief yang ekstrem. Berdasarkan pada peta Landsystem (RePPProT skala 1 : 250.000 (1988) lembar Kupang, Kefamenanu dan Atambua), sistem lahan yang terdapat di dalam wilayah Kabupaten TTS sebanyak 29 (dua puluh sembilan) buah dengan total areal seluas 3.955,36 km².

Secara morfologi wilayah Kabupaten TTS dikelompokkan dalam wilayah dataran seluas 235,54 km², berombak seluas 836,21 km², bergelombang seluas 980,30 km² dan berbukit seluas 1929,78 km². Sedangkan relief ketinggian antara 0 – 500 sekitar 49 % dan relief 500 meter ke atas sekitar 51% di atas permukaan laut (dpl) dengan rincian sebagai berikut: 0 - 500 Mdpl seluas 2.086,88; 500 - 1000 Mdpl seluas 1.556,98; 1000 - 1500 Mdpl seluas 276,15; 1500 - 2000 Mdpl seluas 74,92; 2000 - 2500 Mdpl seluas 2,91.

Iklim

Suhu udara di wilayah di wilayah Kabupaten TTS bervariasi oleh karena beragamnya tingkat ketinggian permukaan tanah, tetapi secara umum suhu udara di wilayah ini berkisar antara 18°–31 °C. Tingkat kelembapan nisbi di wilayah ini pun bervariasi antara 62%–81%.

Wilayah Kabupaten TTS beriklim sabana tropis (Aw) dengan dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau di wilayah Kabupaten TTS bisa berlangsung sangat lama yakni lebih dari 7 bulan antara periode April hingga November dengan puncak periode terkering JuliSeptember yang tingkat curah hujan bulanannya berada di bawah 20 mm per bulan.

Sementara itu, musim penghujan di wilayah Kabupaten TTS berlangsung cukup singkat yakni ≤5 bulan pada periode DesemberMaret yang curah hujan bulanannya di atas 150 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten TTS berkisar antara 1.000–1.700 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 70–140 hari hujan per tahun.

Penduduk

Hampir 75% penduduk berprofesi sebagai petani dan sisanya adalah Pegawai Negeri Sipil.

Pariwisata

Kabupaten Timor Tengah Selatan juga memiliki objek wisata yang tidak kalah menariknya dengan daerah lainnya di Indonesia, misalnya:

1.        Taman Rekreasi Bu'at lima menit dari Kota SoE disarankan untuk Lokasi Camping

2.        Pohon Beatrix Tempat letak Prasasti bertuliskan Bahasa Belanda yang memiliki arti Pohon ini ditanam untuk kelahiran Ratu Belanda, 31 Januari 1938

3.        Kampung Aman Situs Sejarah Rohani Air berubah menjadi Anggur 1965

4.        Air Terjun Oehala 7 Air terjun, disarankan untuk Lokasi Camping

5.        Villa Kasih Oehala Rekomendasi untuk kegiatan weekend keluarga/ organisasi dll

6.        Air Tagepe Noinbila

7.        Bukit Tomenas

8.        Danau Fatukoto Tempat Memancing Keluarga

9.        Fatunausus Wisata Alam Batu Marmer

10.    Bukit Batu Marmer Tunua

11.    Fatumnasi Villa

12.    Hutan Bonsai Cagar Alam Gunung Mutis disarankan untuk Lokasi Camping

13.    Cagar Alam Gunung Mutis yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Timor disarankan untuk Lokasi Camping

14.    Pantai Kolbano yang terkenal dengan batu berwarnanya

15.    Pantai Oetune yang terkenal dengan bukit pasir

16.    Villa Pantai Oetune Villa Keluarga

17.    Wisata Pantai Oetuke Rest Area dan Kolam Renang Keluarga

18.    Pantai Nualunat Tidak disarankan untuk Lokasi Camping

19.    Pantai Nanoat Tidak disarankan untuk Lokasi Camping

20.    Pantai Menu Tidak disarankan untuk Lokasi Camping

21.    Pantai Menoe Tidak disarankan untuk Lokasi Camping

22.    Pantai Hoibeti Tidak disarankan untuk Lokasi Camping

23.    Air Terjun Oenitas Tidak disarankan untuk Lokasi Camping

24.    Fatuulan Negeri diatas Awan disarankan untuk Lokasi Camping

25.    Fatukopa Negeri diatas Awan disarankan untuk Lokasi Camping

26.    Sonaf Amanuban Situs Sejarah Timor

27.    Makam Raja Amanuban Situs Sejarah Timor

Ekonomi

Pemanfaatan Lahan

Di kabupaten ini terdapat beberapa dataran yang sangat luas yang kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai lahan pertanian atau sawah. Komoditas utama pertanian saat ini adalah Jeruk Soe yang terkenal. Selain itu kabupaten ini terkenal sebagai gudang ternak dan juga kayu cendana yang harum, tetapi semakin langka. Penggunaan lahan di kabupaten ini adalah:

1.    Sawah: 4.493 ha

2.    Tegal: 49.263 ha

3.    Pemukiman: 14.920 ha

4.    Padang: 114.396 ha

5.    Hutan: 155.532 ha

6.    Tambak/Kolam/Rawa: 17.323 ha

7.    Lain-lainnya: 38.773 ha

Saat ini Kabupaten Timor Tengah Selatan mengandalkan proyek pertambangan marmer yang ada di Mollo dan penambangan Batu Warna Di Kolbano.

Komoditas

Komoditas pertama: apel dan jeruk benar - benar khas Timor Tengah Selatan yang diusahakan secara tradisional oleh para petani dengan luas kebun yang ada. Hal ini telah lama dilakukan oleh para petani, dan hasil buah yang telah di panen akan dipasarkan hingga ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur ( Kupang ) yang berjarak sekitar 113 kilometer. Bahkan dipasarkan hingga Surabaya dan kota lainnya.

Dari dua primadona itu, hingga kini hanya jeruk yang bertahan meskipun buahnya semakin mengecil dan produksinya terus menurun. Dugaan sementara karena perawatan tanaman terabaikan, mungkin juga karena usia tanaman yang kian semakin tua tanpa diikuti perawatan dan menanam bibit baru.

Komoditas unggulan yang ada di Timor Tengah Selatan adalah Cendala yang memiliki luas wilayahnya mencapai 3.947 kilometer persegi atau 8,34 persen dari luas Timor Tengah Selatan. Namun hingga saat ini komuditas cendana mulai memasuki ambang kepunahan.

----- ooooo oOo ooooo -----

Sumber : Google Wikipedia

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...