KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
PROVINSI SULAWESI UTARA
Orientasi
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi
Utara, Indonesia dengan pusat pemerintahan berada
di Bolaang Uki. Kabupaten ini dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Bolaang Mongondow. Peresmian dilakukan oleh Menteri
Dalam Negeri, Mardiyanto di
kota Manado pada hari Selasa, 30
September 2008.
Geografi
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Bolaang Mongondow yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2008. Secara geografis, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan terletak diantara 00°22'545" Lintang Utara dan 123°28'59,2" Bujur Timur. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan mempunyai luas wilayah daratan sebesar 1.932,30 km² dan panjang garis pantai yang membentang sepangang 294 km dan Wilayah Kawasan Lindung seluas 168.910,35 km².
Batas wilayah
Batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan adalah sebagai berikut:
Utara |
Kecamatan Dumoga Barat & Kecamatan Sangtombolang, Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kecamatan Bintauna, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara |
Timur |
|
Selatan |
|
Barat |
Topografi
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan mempunyai topografi wilayah berupa bukitbukit, pegunungan, berpantai dan sebagian kecil adalah dataran rendah bergelombang serta memiliki sungai-sungai besar dengan posisi dari daerah pantai sampai ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut.
Iklim
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan memiliki iklim hutan hujan tropis (Af) dengan curah hujan yang cenderung tinggi hampir sepanjang tahun. Curah hujan tertinggi di wilayah ini biasanya terjadi pada bulan Juni–Juli dengan curah hujan lebih dari 400 mm per bulan dan curah hujan terendah terjadi di bulan November dengan curah hujan berkisar antara 90–100 mm per bulannya. Suhu udara di wilayah pesisir Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan cenderung konstan antara 22°–34°C, sedangkan untuk wilayah perbukitan dan pegunungan suhu udara biasanya kurang dari 24°C. Tingkat kelembapan relatif di wilayah ini pun cenderung tinggi dan berkisar antara 60%-90%.
Pemerintahan
Kecamatan
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, adalah
sebagai berikut:
Kode |
Kecamatan |
Jumlah |
Daftar |
71.11.01 |
17 |
||
71.11.03 |
10 |
||
71.11.04 |
8 |
||
71.11.05 |
12 |
||
71.11.02 |
16 |
||
71.11.06 |
11 |
||
71.11.07 |
7 |
||
71.11.08 |
6 |
||
TOTAL |
81 |
Sejarah Asal Mula Nama Bolaang dan Mongondow
Tulisan ini untuk melengkapi artikel saya sebelumnya terkait sejarah asal mula penamaan Bolaang Mongondow.
Ada banyak banyak tulisan baik dalam bentuk artikel, makalah atau buku yang membahas asal mula Penamaan Bolaang dan Mongondow tentunya dengan berbagai versi sesuai referensi masing masing penulis. Pada kesempatan kali ini saya selaku penulis mencoba mengurai asal mula penamaan Bolaang dan Mongondow.
A. BOLAANG
a. Asal Mula nama Bolaang dalam berbagai versi
Ada beberapa versi asal usul nama Bolaang tapi kali ini penulis hanya membatasi versi yang lebih umum di gunakan untuk mempermudah mengurai mana yang tepat yang punya landasan sejarah. Versi asal usul Nama Bolaang antara lain sebagai berikut ini ;
Bolaang berasal dari kata Balangon ( bahasa Mongondow ). Balangon berarti lautan. Versi ini lebih umum menjadi pegangan beberapa pihak baik penggiat maupun sejarahwan terkait asal usul nama Bolaang.
Bolaang berasal dari kata Gola'ang ( bahasa
Mongondow ). Gola'ang berarti terbuka (Pandangan) atau terang tanpa halangan
rimbunan pepohonan. Versi ini juga cukup umum bahkan web site resmi pemkab
Bolmong menggunakan ini dalam narasi sejarah Bolaang Mongondow sebagaimana
terdapat dalam situs https://bolmongkab.go.id/sejarah.
Bolaang berasal dari kata Bolawang ( bahasa Manado ). Menurut Mantiri, Stella (1990) : Bolawang atau Bulawang, Sama artinya dengan Bulawan ( Bahasa Tonsea ) atau Wulawan ( Bahasa Tombulu ) yang artinya Emas ( Bahasa Melayu ).
Bolaang berasal dari kata Boelang / Boelan ( Bahasa Mongondow ). Nama ini di ambil dari nama pohon kayu Bulrang ( baca Bulang) atau kayu Boelan ( Baca Bulan ) nama botaninya Pisonia alba span. Dari Nama Kayu Bulang inilah menjadi Bulang kemudian menjadi Bolang selanjutnya seiring waktu ejaan pun berubah menjadi Bolaang.
b. Bolaang dalam Literatur asing
Sampai saat ini data atau dokumen tertua yang terkait dengan Bolaang adalah catatan catatan milik bangsa Portugis, Spanyol maupun Belanda sedangkan dokumen atau data sebelum kedatangan bangsa Eropa belum di temukan. Berikut penamaan Bolaang yang sempat tercatat dalam dokumen Tua.
Bullar atau Bolao. Tercatat dalam Buku Documenta Malucensia ( edited and annotated by Hubert Jacobs ). Jacobs memastikan bahwa nama Bular atau Bolao mengacu ke nama Bolaang.
Bolanium. Nama Bolanium terdapat dalam surat surat Jesuit Maluku untuk FR General Dieogo Lainez di Roma bertanggal 16 Februari 1554 sebagaimana termuat dalam buku Documenta Malucensia ( edited and annotated by Hubert Jacobs ). Jacobs memastikan bahwa Bolanium atau Bolanos adalah sebutan untuk Bolaang.
Bolan. Nama Bolan terdapat dalam Buku Documenta Malucensia ( edited and annotated by Hubert Jacobs ). Jacobs memastikan juga bahwa nama Bolan adalah sebutan untuk Bolaang.
Boulon. Dalam Peta karya Jacques Nicholas Bellin yang terbit tahun 1775, Bolaang di gambarkan sebagai nama kerajaan "Rey De Boulan " atau Kerajaan Bulan. Kerajaan Boulan memiliki Negeri utama yang masuk dalam wilayahnya yakni caidupa ( kaidipang ), Manado dan bahkan Gorontane ( Gorontalo). Peta ini walau terbit nanti tahun 1775 tapi sebenarnya menggambarkan kekuasaan Raja Raja sebelum abad 18.
Boelan. Nama Boelan ( di baca Bulan) terdapat dalam buku Oud en Neuw oost-Indien karya Valentyn. Boelan di sebutkan dalam buku ini sebagai nama Kerajaan yang wilayahnya membentang luas dari Manado dan sekitarnya hingga daerah Bolaang Mongondow. Selain nama kerajaan, Boelan juga nama dari negeri di pesisir pantai yang menjadi salah satu tempat tinggal Raja Boelan. Daerah ini sekarang berada pada Desa Bolaang dan sekitarnya di Kabupaten Bolaang Mongondow sekarang ini.
Boelang. Nama Boelang ( di baca Bulang) terdapat di berbagai dokumen belanda akhir abad 17 hingga abad 18. salah satunya dapat di lihat dalam catatan Padtbrugges's dalam buku Het Journaal van Padtbrugges Reis naar Noord-Celebes en de Noordereilanden. Dalam Buku Journal ini Boelang di catat sebagai nama geografis daerah yang bernama Bolaang sekarang hingga nama kerajaan ( Koning van Boelang).
Boelanga atau Boelango. Padtbrugges's dalam buku Het Journaal van Padtbrugges Reis naar Noord-Celebes en de Noordereilanden, menyebut Suku ini di sebagai Boelangas atau Boelanger. Boelanga atau Boelango awalnya merupakan suku pengembara laut yang menyebar di daratan Sulawesi Utara hingga Gorontalo. Penggiat adat dan Sejarah Bolaang Mongondow Selatan yang bernama Pak Hi saleh Gobel menuturkan bahwa Suku Bolango berasal dari pulau batang dua di maluku utara, Bolango memasuki periode kerajaan pada akhir abad 17, yang sebelumnya Bolango di pimpin oleh kepala suku atau kepala kaum. Hipotesa Penulis ; Suku ini mulai di sebut atau di kenal sebagai Bolanga saat beberapa saat setelah mereka tiba di daratan besar sulawesi utara kemudian kepala sukunya yang bernama Dotulongo menjadi besan dari Raja Bolaang.
Bolaang. Sebelum Abad 18, nama Boelang atau Bolaang selalu di sematkan dengan Manado, Misalnya sebutan Koning van Boelang dan Koning van Manado untuk pribadi Raja yang sama ini menggambarkan bahwa Bolaang sebagai suatu negara Monarki ( Kerajaan ) dengan Rakyatnya yang multi etnis. Sedangkan penyebutan Koning van Boelang, Koning van Manado dan Koning van Amoera pada dasarnya sebagai tempat kediaman Raja dan tentang Amurang tidak pernah tercatat dalam sejarah tentang keberadaan Kerajaan Amoera / Amurang . Sampai dengan akhir abad 18, nama Bolaang masih di catat dengan nama "Boelang'' sebagaimana termuat dalam buku Corpus Diplomaticum Neerlando-Indicum yang di susun oleh Stapel. Penulisan nama Bolaang ( Bukan Boelang ) setelah memasuki abad 19 sampai sekarang sebagaimana termuat dalam Journal Tijdshrift voor indische tall- Land Volkenkunde.
Dalam Literatur yang ada, nama Bolaang ( = Bolanium, Bolanos, Bolao, Bullar, Bolan, Boulan, Boelan, Boelang ) menggambarkan geografis / kewilayahan sejak awal terdokumentasi pada abad 16 hingga penghunjung abad 18. dekade akhir abad 17 di peroleh data terkait keberadaan Suku Boelanga ( Boelangas) yang agak berbeda dengan Boelang namun ada keterkaitan yang erat, yang penulis akan ulas pada kesempatan lain.
c. Etimologi Bolaang
Sebelum lanjut dengan asal usul nama Bolaang, baiknya kita simak sajak berbahasa Mongondow beserta artinya yang di tuturkan oleh seorang Penggiat adat dan Budaya Bolaang Mongondow, Bapak Hi Hasman Bahansubuh. Berikut Sajak Mongondow besertanya :
Kayu Bulan ( Kayu Bulan )
Kayu Noko Bayag Kon Lopa ( Kayu yang menerangi Daratan Luas )
Bo Nopo Tobatu' Kon Passi Bo Lolayan ( Yang menyatukan Passi dan Lolayan )
Sin Tua Kai Mogoguyang ( Karena itulah pesan leluhur )
in Tobatu' ( Sesuatu )
Pinonanda in kayu Bulan ( Telah di tandai dengan Kayu Bulan )
Ada hal yang menarik dari paparan di atas, yakni kata " Gola'ang'' yang bermakna pandangan yang terang karena tidak ada halangan ( semisal rimbunan pepohonan ) serta di sandingkan dengan kata " Noko Bayag " yang bermakna menyebabkan terang yang di sematkan ke Kayu Bulan sebagaimana sajak yang di tuturkan oleh Pak Hi Hasman Bahansubuh, ini sebagai pertanda bahwa penamaan Bolaang ( Boelang / Boelan ) mengandung Filosofi terkait dengan Terang.
Penggalan sajak Mongondow seperti yang di tuturkan oleh Pak Hi Hasman Bahansubuh menjadi indikasi kuat bahwa kayu Bulan mempunyai makna khusus untuk Etnis Mongondow. Kayu Bulan secara Tradisi oleh orang orang Mongondow di era pra kolonial karena di yakini kayu Bulan selain punya makna khusus kayu bulan juga di yakini mengandung obat penyembuh sehingga tanaman ini banyak di jumpai di pemukiman pemukiman Etnis Mongondow di zaman itu.
Dengan Demikian Kayu Bulan menjadi ciri khas pemukiman orang orang Mongondow. Jika di Pesisir Pantai, Tanaman ini sangat mencolok pandangan dari arah laut atau dari arah yang jauh karena warnanya yang kekuningan dan cerah. Karena saat itu sudah menjadi ciri khas Pemukiman Mongondow maka sebutan Kampung Bulang untuk pemukiman Mongondow pun jadi kebiasaan. Daerah pesisir pantai di Tanah Mongondow yang paling ramai adalah Bolaang sehingga aktifitas etnis Mongondow untuk keluar atau pedagang luar datang ke Mongondow gerbangnya adalah Bolaang.
Dari Uraian di atas, Penulis berpendapat Bahwa asal mula Penamaan Bolaang adalah Boelang / Boelan ( Bulang / Bulan ). Nama ini di ambil dari Jenis Pepohonan yang banyak di tanam oleh penduduk atau tumbuh sendiri. kayu Bulang atau Kayu Bulan ( Bahasa Melayu ) yang nama botani nya Pisonia alba span. Dari kata Boelang ini Menjadi Bolaang. Ini terbukti dalam Dokumen dokumen abad 16 hingga akhir abad 18 Bolaang masih di sebut dengan Boelang ( Bulang) atau Boelan ( Bulan).
B. MONGONDOW
a. Asal Mula nama Mongondow
Seperti Bolaang, Asal mula nama Mongondow juga mempunyai beberapa versi bahkan dalam diskusi diskusi dengan penggiat penggiat sejarah dan budaya baik diskusi langsung maupun lewat group media sosial, penulis memperoleh lebih dari 10 versi tentang asal usul nama Mongondow, dari belasan versi ini penulis hanya mengambil beberapa saja, di antaranya sebagai berikut :
Mongondow berasal dari kata Mogondo ( Bahasa Mongondow ). Kisah Mogondo kategori Hikayat. Hikayat ini hidup dalam tradisi lisan di beberapa rumpun keluarga Mongondow , berikut petikan Kisah Mogondo sebagaimana hasil diskusi group media sosial dengan penggiat pengiat sejarah dan budaya terkait nama Mogondo : Mogondo adalah nama leluhur, Mogondo salah satu dari 14 orang penghuni awal daratan Sulawesi Utara. Mogondo berdiam dan beranak pinak di dumoga dan Huntuk. Al kisah pada saat bencana besar "inompuan' hanya beberapa orang saja keturunan Mogondo yang selamat, salah satunya Gumalangit. Dari Mogondo inilah kemudian menjadi Mongondow.
Mongondow berasal dari kata Mongondow ( bahasa Dondo ). Mongondow dalam Bahasa Dondo berarti berhenti di tempat tujuan. Penggiat sejarah etnis Dondo yang Bernama Riyan Zasriansyah saat diskusi dengan penulis tahun 2020 lalu via media sosial, Riyan Zasriansyah menduga ada hubungan kekeluargaan etnis Mongondow dengan suku Dondo, ini juga dengan adanya kata 'Mongondow" dalam Bahasa Dondo sebagai bukti, menurut Riyan Zasriansyah.
Mongondow berasal dari kata dasar Ando ( Mantiri, 1990 ). Mantiri dalam Bukunya berjudul Datu Binankang, Raja Manado 1644-1689 pelopor kemerdekaan di Nusantara Utara menyebutkan bahwa dari kata Maando, Mangando terjadi kata Manado dan Mongondow. Maadon, Manado dan Mongondow artinya sama yaitu tempat di pulau atau daratan di mana orang tinggal beberapa hari untuk istirahat, berlindung terhadap badai, tukar menukar barang dagangan atau tempat untuk musyawarah. (Bahasa sub suku yang tergabung dalam Minahasa).
Mongondow berasal dari kata Momondow ( Bahasa Mongondow ). Momondow berarti teriakan tanda kemenangan . Versi ini yang paling banyak di gunakan penggiat sejarah Bolaang mongondow masa kini, termasuk yang termuat dalam web site resmi pemkab Bolaang Mongondow, https://bolmongkab.go.id/sejarah.
b. Mongondow dalam Literatur asing
Mogonde ( Mongondow ). Valentyn dalam buku oud en nieuw Oost Indian memberi gambaran tentang Mogonde : 'Men heeft daar van een voorname blyk in de Mogonde ( een landschap , ook midden in 't land, agter Amoera, Boelan en Auwn , gelegen ) gezien, alwaar een geheel ftreek lands met duizenden van Calappus - boomen, langs een aangenamen' yang terjemahannya : Mereka memiliki penampilan yang bagus di sana di Mogonde (pemandangan, juga di tengah negara, terletak di belakang Amura (Amurang) , Boelan (Bolaang) dan Auwn (Ayong), di mana seluruh wilayah tanah dengan ribuan pohon Kelapa, di sepanjang jalan yang menyenangkan (dipandang). Dari keterangan ini jelas bahwa Mogonde di artikan sebagai wilayah yang secara goegrafis berada di pesisir dari belakang Amurang, Bolaang sampai ayong (auwn) yang banyak di tumbuhi pohon kelapa, menandakan bahwa Pesisir pantai juga di sebut Mongondow.
Gebergte van Mogonde ( Pegunungan Mongondow ). Masih keterangan dari Francois valentyn ; 'Deze rievier heeft twee takken, waar van de hoofd-tak uit het Zuiden, of uit het gebergte van Mogonde'. Menerangkan tentang sebuah sungai yang hulu nya berasal dari Pegunungan Mogonde. Ini menjelaskan tentang keberadaan wilayah Mogonde di pegunungan pedalaman ( hulu sungai). Menguatkan bahwa pesisir yang di sebut sebagai Mogonde sebagaimana poin pertama di atas, pedalaman / pegunungan juga di sebut sebagai wilayah Mongondow .
Land van Mogonde ( Tanah Mongondow ). Padtbrugges dalam Het Journaal van Padtbrugges Reis naar Noord-Celebes en de Noordereilanden di catat juga nama Mongondow dengan sebutan Land van Magonde. Penggalan kalimat yang memuat kata Magonde : 'hoe zeker Siauwsch vaartuig onder het land van Magonde had geweest' penggalan kutipan catatan perjalanan Gubernur Padtbrugges menceritakan tentang kedatangan kapal siau ke tanah Magonde. ini menjelaskan bahwa Monondow di artikan sebagai nama geografis atau wilayah
Koning van Mogonde ( Raja Mongondow ). Kata ini terdapat dalam buku Oud en nieuw Oost Indien Karya Valentyn. Penyebutan untuk Raja Loloda Mokoagow saat berada di Bolaang dan Prins Mogonde untuk Manoppo. Kata Koning van Mogonde menunjukan bahwa penamaan Mogondow berlaku untuk penamaan Komunitas social pembentuk kerajaan.
Mogonders ( orang orang / Suku Mongondow ). Kata ini terdapat dalam buku Oud en nieuw Oost Indien Karya Valentyn. Yang termasuk orang orang Mogondo adalah masyarakat / kelompok social yang berada di wilayah mulai dari belakang Amurang, Bolaang, ayong serta di pedalaman termasuk para raja dan pangeran Bolaang. Kata Mogonders ini menegaskan bahwa mongondow merupakan nama kelompok social atau Etnis.
c. Etimologi Mongondow.
Dari pemaparan di atas terdapat dua asal kata yang sangat mirip dalam pengucapannya yakni Mogondo ( Hikayat leluhur Gumalangit) dan Mogonde yang merupakan nama Etnis sekaligus nama wilayah daratan yang membentang dari belakang amurang, Bolaang sampai Ajon ( Ayong) di pesisir pantai hingga ke daerah pegunungan. Namun hikayat tentang leluhur Gumalangit masih perlu di verifikasi lanjutan mengingat versi ini tidak popular di kalangan etnis Mongondow.
Yang paling sama persis dari segi kata ada dalam Bahasa Dondo yakni Mongondow yang berarti berhenti dan langsung istirahat ( karena telah sampai). Ini juga mirip dengan definisi dari Mantiri : Mangondo adalah tempat perhentian untuk melakukan aktivitas social (termaksud dagang).
Jika versi Bahasa Dondo sebagaimana di sampaikan oleh Ryan Zasriansyah yang menjadi asal usul kata 'Mongondow' maka seyogyanya Dondo adalah serumpun dengan etnis Mongondow dan ini perlu verifikasi lanjutan terkait budaya dan Bahasa Dondo apakah bisa combine dengan budaya dan Bahasa Mongondow. Yang menjadi pertimbangan serius saya selaku penulis terkait kata 'Mongondow', dalam Bahasa Mongondow pun tidak ada kata semirip Bahasa dondo.
C. BOLAANG ( dan? ) MONGONDOW
Pertama kali kata Bolaang (Boelang) di gabung dengan kata Mongondow pada tanggal 15 Maret 1756 dalam Kontrak Raja Salmon Manoppo dengan Pihak VOC sebagaimana tertuang dalam Buku Corpus Diplomaticum Neerlando-Indicum yang di susun oleh Stapel.
Sebagaimana di paparkan di atas, sejak awal kedatangan bangsa eropa (portugis dan spanyol) Bolaang di artikan sebagai nama wilayah / geografis. Peta peta kuno tidak di temukan wilayah yang Bernama Mongondow tapi Bolaang, kecuali jika berpegang ke pendapat Stella Mantiri maka Mongondow serarti dengan Manado. Mongondow adalah Manado menurut Stella Mantiri.
Wilayah Bolaang yang terekam dalam dokumen dokumen eropa dari abad 16 sampai abad 17 membentang luas di daratan besar Sulawesi bagian utara. Gambaran dalam peta tua (Lihat peta karya Jacques nicholas bellin), Bolaang selain nama wilayah juga nama kesatuan Politik yang berbentuk monarki ( Kerajaan).
Sedangkan kata "Mongondow" yang berarti suku atau etnis ( Mogonders) meliputi orang orang / komunitas sosial yang tinggal di wilayah Mongondow ( Land Mogonde), Para Raja ( koning van Mogonde) termasuk raja raja sebelum Dinasty Manoppo ( Rey De Boelan), para Pangeran ( Prins Mogonde).
Mogonders sebagai satu Komunitas social (Etnis) dapat terlihat dari kesatuan budaya dan Bahasa yang di sebut Mongondow. Ini terbukti tidak adanya Bahasa Bolaang, yang ada hanyalah Bahasa mongondow. Masyarakat yang tinggal di desa Bolaang sekarang ini jika terkait dengan adat, budaya dan Bahasa maka mereka menyebutnya adat Mongondow dan Bahasa Mongondow BUKAN adat Bolaang dan Bahasa Bolaang.
Penggunaan kata Bolaang yang di gabung dengan Mongondow dan di tulis dengan kata " Bolaang dan Mongondow" nanti pada abad 18, kemudian oleh pihak colonial di narasikan sebagai "bersatunya'' Bolaang dan Mongondow mengandung interest politik penguasa Kolonial guna mengkerdilkan pengaruh kerajaan Bolaang atas berbagai etnis di daratan Sulawesi utara. Ini seperti mengurung kuasa Raja Bolaang kedalam wilayah Mongondow.
Apalagi penyebutan Boelang en mogondo bermula dari Raja Salmon Manoppo yang saat itu menolak tapal batas wilayah yang di tetapkan pemerintah colonial. Salmon Manoppo berpendapat wilayah kerajaan Bolaang tidak hanya terkurung di Tanah Mongondow ( Land Mogonde) tapi jauh ke utara ke wilayah yang sekarang di sebut Minahasa.
Dan Rakyat Bolaang bukan hanya etnis Mongondow tapi juga etnis lain di wilayah utara, maka sangat wajar Raja Salmon Manoppo dengan tangan terbuka menerima pengungsi asal minahasa yang di anggapnya sebagai rakyat Bolaang. Menerima para pelintas batas yang telah di tetapkan oleh pihak Kolonial merupakan pelanggaran keras. Tindakan yang mengakibatkan Salmon Manoppo di tangkap.
Dari zaman kerajaan sampai tahun 1969 nama wilayah baik desa atau kecamatan di wilayah Mongondow / Land Mogonde hanya ada nama Bolaang sedangkan Mongondow tidak ada. Ini menandakan Mongondow selain nama etnis juga nama wilayah yang cakupannya luas tidak spesifik ke nama pemukiman tertentu atau gunung tertentu dan Bolaang adalam nama wilayah geografis bukan nama Komunitas social / etnis. Adapun Desa Mongondow di kotamobagu sekarang ini merupakan desa hasil pemekaran dari Desa Motoboi di zaman Bupati O.N Mokoagow tahun 1970an.
Dengan demikian maka penulisan kata ''Boelang en Mogondo'' atau Bolaang dan Mongondow suatu keganjilan di zaman itu dari sudut pandang intau Mongondow namun jadi wajib untuk terus di narasikan menurut sudut pandang pihak colonial guna melokalisasi pengaruh kuasa raja raja Bolaang agar tetap terkurung di Tanah Mongondow ( Land Mogonde ). Namun di era Modern ini penulisan nama Bolaang Mongondow tanpa kata "dan'' sudah sesuai dengan maknanya. Andaikan ada yang menyebut Sebagian besar wilayah di Bolaang Mongondow Raya ini dengan sebutan Mongondow saja tidak masalah atau menyebutnya Bolaang saja juga tidak masalah dari segi kesejarahan.
D. KESIMPULAN
Bolaang berasal berasal dari bahasa mongondow dari kata Boelang ( Bulang) atau Boelan ( Bulan ). Nama Bulang / Bulan di ambil dari nama jenis Pohon yang di sebut kayu Bulang atau Kayu Bulan dalam Bahasa Manado. Kayu Bulan dalam Bahasa Bantik di sebut kayu Bulrang.
Bolaang adalah penamaan secara geografis / kewilayahan bukan nama etnis. Bolaang selain penamaan wilayah juga di gunakan untuk nama kerajaan yang memayungi multi etnis di Sulawesi utara saat itu. Boleh di kata wajah Sulawesi utara saat itu adalah Bolaang.
Asal mula nama Mongondow belum bisa di pastikan saat ini tapi menurut penulis ada dua 'kandidat' yang perlu di verifikasi dan di telaah lanjutan yakni :
Hikayat leluhur Gumalangit yang bernama Mogondo. Kelebihan dari hikayat ini sangat serupa dengan dokumen dokumen tua eropa yang menyebut Mongondow dengan kata Mogondo atau Mogonde namun sisi kelemahannya hikayat ini tidak popular di kalangan etnis Mongondow, sehingga perlu verifikasi lanjutan.
Mongondow dalam Bahasa dondo. Suku dondo adalah suku minoritas di provinsi Sulawesi tengah. Yang uniknya, mungkin satu satu nya etnis di nusantara yang punya kata 'Mongondow' dalam Bahasa daerahnya hanya pada suku Dondo. Pendapat pribadi penulis, ini belum bisa jadi pegangan perlu verifikasi dan telaah lanjutan terkait Bahasa Dondo ini.
Penamaan Mongondow secara geografis / kewilayahan masa lampau meliputi pesisir pantai sampai pedalaman yang saat Sebagian besar kabupaten dan kota di BolMong Raya serta Sebagian kecil di kabupaten Minahasa selatan.
Secara Umum umum Mongondow adalah nama etnis yang memiliki adat, budaya, bahasa dan asal usul yang sama.
Penamaan Bolaang dan Mongondow ( Boelang en Mogondo ) pada masa colonial Belanda pada dasarnya bagian dari upaya pihak Kolonial untuk melokalisasi pengaruh kerajaan Bolaang agar terkurung dan tidak keluar melewati tanah Mongondow ( Land Mogonde ).
Pada masa sekarang sesuai eksisting keberadaan Etnis Mongondow dan wilayahnya maka penamaan Bolaang Mongondow sudah tepat dan jika ada yang menyebut wilayah BMR ini dengan sebutan 'Mongondow' atau Bolaang saja juga tidak masalah karena nama ini mempunyai landasan histori yang kuat.
Sumber yang di olah ;
1. https://bolmongkab.go.id/sejarah.
2. Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia. Tijdschrift Indische Taal-, Land- En Volkenkunde. 1853-1955
3. Jacobs, Hubert. Documenta Malucensia. 1974
4. Mantiri, Stella. Datu Binankang, Raja Manado 1644-1689 pelopor kemerdekaan di nusantara Utara, 1990
5. Padbrugge,Robertus. Het Journal van Padtbrugge's Reis Naar Noord-Celebes En De Noordereilanden. 1677
6. Stapel, Corpus Diplomaticum Neerlando-indicum. 1955
7. Valentyn,Francois. Oud Neuw Oost- Indien. 1724
----- ooooo oOo ooooo -----
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar