Rabu, 15 Mei 2024

KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA


KABUPATEN BOMBANA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Orientasi

Kabupaten Bombana adalah salah satu Daerah Tingkat II yang berada di provinsi Sulawesi TenggaraIndonesia, dengan ibu kota Rumbia. Kabupaten Bombana dibentuk berdasarkan Undang-Undang nomor 29 tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 yang merupakan hasil pemekaran Kabupaten Buton. Jumlah penduduk pada 2005 berjumlah 110.029 jiwa, tercatat laki-laki sebanyak 54.635 jiwa dan perempuan 55.394 jiwa, dan pada 2020 berjumlah 150.706 jiwa.

PDRB berdasarkan harga berlaku pada 2005 sebesar Rp. 516.353.940.000,- sedikit lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 409.844.460.000,- . Berdasarkan harga berlaku, PDRB perkapita pada 2004 adalah sebesar Rp. 3.961.955,24,- pada 2005 menjadi Rp. 4.860.670,99,- atau naik 22,68 %.

Sejarah

Bombana dikenal sebagai wilayah yang dihuni oleh Suku Moronene sebagai penduduk asli, salah satu etnis terbesar di Sulawesi Tenggara, dimana daerah ini dimitoskan sebagai Negeri Dewi Padi (Dewi Sri). Konon, sang dewi pernah turun di sebuah tempat yang belakangan disebut Tau Bonto (saat ini lebih dikenal dengan penulisan Taubonto, ibu kota Kecamatan Rarowatu). Dalam Bahasa Moronene, 'tau bonto' berarti tahun pembusukan, karena ketika Dewi Padi itu turun di tempat tersebut, produksi padi ladang melimpah ruah sehingga penduduk kewalahan memanennya. Akibatnya, banyak padi tertinggal dan membusuk di ladang. Padahal, luasan ladang yang dibuka tak seberapa, hanya beberapa hektare saja untuk setiap keluarga.

Taubonto menjadi pusat pemerintahan pada zaman kekuasaan mokole, gelar raja di wilayah Moronene pada masa lalu. Pada masa pemerintahan swapraja Buton pasca kemerdekaan, wilayah kekuasaan mokole berubah menjadi wilayah distrik dan selanjutnya sekarang menjadi kecamatan.

Secara sejarah, wilayah Moronene berada di daratan besar jazirah Sulawesi Tenggara mencakup sebagian Kecamatan Watubangga di Kabupaten Kolaka sekarang. Namun, yang masuk wilayah administrasi Kabupaten Buton (waktu itu) hanya Kecamatan Poleang dan Kecamatan Rumbia. Saat itu telah berkembang menjadi empat kecamatan. Dua kecamatan tambahan sebagai hasil pemekaran adalah Poleang Timur dan Rarowatu. Kecamatan Rarowatu berpusat di Taubonto.

Pulau Kabaena juga termasuk wilayah Moronene, sebab penduduk asli pulau penghasil gula merah itu adalah suku Moronene. Meski demikian, pemerintahan Mokole di Kabaena bersifat otonom, tidak ada hubungan struktural maupun hubungan afiliatif dengan kekuasaan Mokole di daratan besar, akan tetapi hubungan kekerabatan di antara mokole dan rakyat sangat erat terutama bahasa dan budaya yang khas.

Kekuasaan mokole di Kabaena berada di bawah kontrol Kesultanan Buton, seperti halnya mokole lainnya di daratan besar jazirah Sulawesi TenggaraSultan Buton menempatkan petugas keraton di Kabaena yang bergelar Lakina Kobaena. Karena itu secara struktural Kabaena lebih dekat dengan Buton, walaupun begitu secara kultural lebih dekat dengan Bombana, terkait budaya dan bahasa serta ras.

Geografi

Luas Wilayah

Kabupaten Bombana mempunyai wilayah daratan seluas 2.845,36 km² atau 284.536 ha dan wilayah perairan laut diperkirakan seluas 11.837,31 km².

Letak Geografis

Kabupaten Bombana terletak di jazirah tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di antara antara 4°30' – 6°25' Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur antara 120°82' – 122°20' Bujur Timur.

Batas Wilayah

Wilayah Kabupaten Bombana berbatasan dengan:

Utara

Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Konawe Selatan

Timur

Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton

Selatan

Laut Flores

Barat

Teluk Bone

Pemerintahan

Kecamatan

Kabupaten Bombana terdiri dari 22 kecamatan, 22 kelurahan dan 121 desa dengan luas wilayah 3.001,00 km² dan jumlah penduduk sebesar 136.582 jiwa (2017) dengan sebaran penduduk 45 jiwa/km². Kabupaten Bombana sebelumnya menjadi bagian dari wilayah pemerintahan Kabupaten Buton, sebelum akhirnya pada 2003 wilayah ini resmi berdiri menjadi sebuah daerah otonom. Pusat pemerintahan Bombana di Rumbia sekitar 200 meter dari Selat Kabaena. Kabupaten Bombana pada 2010 terdiri dari 22 kecamatan.

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bombana, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri

Kecamatan

Jumlah
Kelurahan

Jumlah
Desa

Status

Daftar
Desa/Kelurahan

74.06.05

Kabaena

2

2

Desa

Rahadopi

Tirongkotua

Kelurahan

Rahampuu

Teomokole

74.06.14

Kabaena Barat

1

4

Desa

Baliara

Baliara Kepulauan

Baliara Selatan

Rahantari

Kelurahan

Sikeli

74.06.13

Kabaena Selatan


4

Desa

Batuawu

Langkema

Pongkalaero

Puu Nunu

74.06.16

Kabaena Tengah


7

Desa

Enano

Lamonggi

Lengora

Lengora Pantai

Lengora Selatan

Tangkeno

Ulungkura

74.06.06

Kabaena Timur

2

5

Desa

Balo

Bungi-Bungi

Tapuhaka

Toli-Toli

Wumbuburo

Kelurahan

Dongkala

Lambale

74.06.15

Kabaena Utara


6

Desa

Eemokolo

Larolanu

Mapila

Sangia Makmur

Tedubara

Wumbulasa

74.06.17

Masaloka Raya


5

Desa

Batu Lamburi

Masaloka

Masaloka Barat

Masaloka Selatan

Masaloka Timur

74.06.21

Lantari Jaya


9

Desa

Anugerah

Kalaero

Lambikasi

Langkowala

Lantari

Pasare Apua

Rarongkeu

Tinabite

Watu-watu

74.06.08

Mata Oleo


11

Desa

Batusampe Indah

Hambawa

Laloa

Liano

Lora

Pomontoro

Mawar

Pulau Tambako

Pu'u Waeya

Tajuncu

Toli-Toli

74.06.22

Mata Usu


5

Desa

Kolombi Matausu

Lamuru

Morengke

Totole

Wia-wia

74.06.01

Poleang

6

4

Desa

Mattiro Walie

Pallimae

Pokorumba

Salosa

Kelurahan

Barangga

Boeara

Boepinang

Boepinang Barat

Kasabolo

Kastarib

74.06.07

Poleang Barat


11

Desa

Analere

Babamolingku

Balasari

Bulumanai

Lameong-Meong

Matabundu

Pabiring

Rakadua

Ranokomea

Timbala

Toari Bombana

74.06.11

Poleang Selatan


5

Desa

Akacipong

Batu Putih

Kali Baru

La Ea

Waemputang

74.06.19

Poleang Tengah


4

Desa

Lebo Ea

Mulaeno

Paria

Poleondro

74.06.12

Poleang Tenggara


5

Desa

Lamoare

Larete

Lemo

Rambaha

Terapung

74.06.02

Poleang Timur

2

3

Desa

Biru

Mambo

Teppoe

Kelurahan

Bambaea

Puu Lemo

74.06.10

Poleang Utara


8

Desa

Karya Baru

Lawatu Ea

Pusu Ea

Rompu Rompu

Tanah Poleang

Tanpabulu

Toburi

Wambarema

74.06.03

Rarowatu

1

8

Desa

Ladumpi

Lakomea

Lampeantani

Pangkuri

Rau Rau

Rarowatu

Tahi ite

Watu Kalangkari

Kelurahan

Taubonto

74.06.09

Rarowatu Utara

1

7

Desa

Hukaea

Lantowua

Marga Jaya

Tembe

Tunas Baru

Watu Mende

Wumbubangka

Kelurahan

Aneka Marga

74.06.04

Rumbia

4

1

Desa

Lantawonua

Kelurahan

Doule

Kasipute

Lameroro

Lampopala

74.06.18

Rumbia Tengah

3

2

Desa

Lampata

Tapuhahi

Kelurahan

Kampung Baru

Lauru

Poea

74.06.20

Tontonunu


5

Desa

Puuwonua

Tete Haka

Tongkoseng

Tontonunu

Watu Melomba


TOTAL

22

121



 

Pemerintahan Desa

Pada 2005, di Kabupaten Bombana terdapat 67 Desa dan 12 Kelurahan, dengan klasifikasi sebanyak 28 Desa/Kelurahan atau 35,44 % merupakan desa swadaya, 25 Desa/Kelurahan atau 31,65 % merupakan desa swakarya serta 26 Desa/Kelurahan termasuk kriteria desa swasembada.

Kependudukan

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Menurut hasil Sensus Penduduk 2000, jumlah penduduk sebahyak 98.568 jiwa yang terdiri dari 48.896 jiwa laki-laki dan 49.672 jiwa perempuan. Tiga tahun kemudian, di 2003 tercatat jumlah penduduk sebanyak 105.498 jiwa, sehingga laju pertumbuhan penduduk per tahun selama 3 tahun sebesar 2,34% per tahun. Sedangkan penduduk pada 2005 sebanyak 110.029 jiwa, tercatat jumlah penduduk laki-laki sebanyak 54.638 jiwa (49,66%) dan perempuan 55.394 jiwa (50,34%).

Persebaran Penduduk

Pada 2005 terlihat bahwa 22,59% jumlah penduduk berada di Kecamatan Poleang Timur, 17,94% berada di Kecamatan Poleang, 16,75% berada di Kecamatan Kabaena, 12,40% penduduk berada di Kecamatan Rarowatu dan 7,84% berada di Kecamatan Kabaena Timur. Kecamatan yang paling padat penduduknya di 2005 adalah Kecamatan Poleang sebesar 55 jiwa/km2 sedangkan kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Rarowatu dan Kecamatan Kabaena Timur dengan masing-masing sebanyak 23 jiwa/km2.

Tenaga Kerja

Penduduk usia 10 tahun keatas bila ditinjau dari segi ketenagakerjaan merupakan penduduk usia kerja, yakni sebanyak 82.154 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 40.714 jiwa atau 57,46% dan perempuan sebanyak 41.440 jiwa atau sebesar 23,28% dari jumlah penduduk. Dari usia kerja tersebut terdapat angkatan kerja sebanyak 44.289 jiwa dan bukan angkatan kerja sebanyak 37.865 jiwa. Dari angkatan kerja sebanyak 44,289 jiwa terdiri dari yang bekerja sebanyak 38.677 jiwa atau 87,33% atau 53,91% terhadap penduduk usia kerja dan penggangguran terbuka sebanyak 5.612 atau sebesar 12,67%. Dari 37.865 jiwa yang bukan merupakan angkatan kerja terdiri dari sekolah 15.128 jiwa atau 39,95%, mengurus rumah tangga dan lainnya sebesar 22.737 jiwa atau 60,05%.

Sosial

Pendidikan

Jumlah Sekolah Taman Kanak-Kanak di 2003 sebanyak 26 buah, di 2004 naik menjadi 40 buah dan di 2005 turun menjadi 37 buah. Sementara itu jumlah guru di 2003 sebanyak 63 orang, 2004 menjadi 101 orang dan pada 2005 menjadi 51 orang. Begitu pula dengan jumlah murid di 2003 sebanyak 995 orang, naik menjadi 1061 orang pada 2004 dan meningkat menjadi 1.174 orang pada 2005. Di 2005 rasio antara guru terhadap sekolah rata-rata 1 orang murid terhadap sekolah rata-rata 32 orang dan murid terhadap guru rata-rata 23 orang.

Untuk jenjang Pendidikan Sekolah Dasar jumlah sekolah pada 2003 sebanyak 131 buah, 2004 juga 131 buah dan pada 2005 menjadi sebanyak 123 buah. Sementara itu jumlah guru di 2003 sebanyak 908 orang, 2004 menjadi 838 orang dan di 2005 menurun menjadi 810 orang. Begitu pula jumlah murid di 2003 sebanyak 18.249 orang, 2004 sebanyak 17.389 orang dan 2005 sebanyak 13.949 orang. Pada 2005 rasio antara guru terhadap sekolah rata-rata 7 orang, murid terhadap sekolah rata-rata 113 orang dan rasio murid terhadap guru rata-rata 17 orang.

Pada jenjang pendidikan SLTP jumlah sekolah pada 2003 sebanyak 25 buah pada 2004 menjadi 29 buah dan pada 2005 menjadi 17 buah. Akan halnya jumlah guru pada 2003 sebanyak 381 orang, 2004 sebanyak 172 orang dan 2005 menjadi hanya 158 orang. Sedangkan jumlah murid di 2003 sebanyak 1. 746 orang, 2004 naik menjadi 4.835 orang dan pada 2005 menjadi 3.376 orang. Pada 2005 rasio antara guru terhadap sekolah rata-rata 9 orang, murid terhadap sekolah rata-rata 199 orang dan rasio antara murid terhadap guru rata-rata 21 orang.

Untuk jenjang pendidikan SLTA, jumlah sekolah di 2003 sebanyak 5 buah, 2004 sebanyak 11 buah dan pada 2005 menjadi 8 buah. Sementara itu jumlah guru pada 2003 sebanyak 82 orang, 2004 menjadi 105 orang dan pada 2005 menjadi hanya 68 orang. Begitu pula dengan jumlah murid di 2003 sebanyak 1.516 orang, 2004 sebanyak 2.606 orang dan di2005 menjadi 1.878 orang. Sementara itu pada 2005 rasio antara guru terhadap sekolah rata-rata 9 orang, murid terhadap sekolah rata-rata 235 orang dan rasio murid terhadap guru rata-rata 28 orang.

Kesehatan

Di Kabupaten Bombana pada 2005 ini terdapat 1 rumah sakit umum, kemudian Puskesmas perawatan sebanyak 5 unit yang tersebar pada 5 kecamatan dari 7 kecamatan yang ada, Puskesmas Pembantu sebanyak 34 unit, Puskesmas Keliling Roda 4 sebanyak 7 unit, Puskesmas Keliling Boat 1 buah dan Posyandu sebanyak 180 unit. Tenaga kesehatan terdapat Dokter Umum sebanyak 4 orang, dokter gigi 1 orang, Sarjana Kesehatan Masyarakat sebanyak 2 orang dan paramedis sebanyak 115 orang.

Agama

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Bombana 2020, persentasi penduduk menurut agama yang dianut ialah Islam sebanyak 97,15%, kemudian Hindu 1,92%. Selebihnya adalah beragama Kristen 0,93% dimana Protestan 0,85% dan Katolik 0,08%. Sementara tempat ibadah menurut agama pada 2020 yakni Masjid sebanyak 270 bangunan, Musala 51 bangunan, gereja Protestan 10 bangunan dan gereja Katolik 1 bangunan, serta Pura sebanyak 6 buah.

Bencana Alam

Bencana alam yang terjadi di Kabupaten Bombana dari 2000 hingga 2005 berupa bencana banjir sebanyak 3 kasus dan kebakaran sebanyak 4 kasus.

 

Iklim

Banyak hari hujan rata-rata tahunan yang tercatat adalah 178 hari, dengan rata-rata curah hujan di tahun 2020 sebesar 1.607,6 mm. Intensitas hujan paling sering adalah Maret dengan 25 hari hujan dari pencatatan BPP Kecamatan Rarowatu.

Ekonomi

Pertanian dan Perkebunan

Pada 2005 produksi padi sawah mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan 2004, yaitu dari 44.334 ton di 2004 meningkat menjadi 61.132 ton di 2005. Naiknya produksi ini diikuti pula dengan meningkatnya luas panen dari 9.852 Ha pada 2004 menjadi 13.585 di 2005.

 

Produksi buah-buahan yang terbanyak adalah pisang, yaitu 1.011 Kw diikuti oleh jeruk sebanyak 284 Kw, mangga sebanyak 122 Kw, sedangkan buah-buahan yang paling sedikit produksinya adalah sukun yang hanya sebanyak 6 Kw.

 

Produksi tanaman sayur-sayuran pada 2005 tanaman yang berproduksi adalah kacang panjang, cabe/lombok, tomatterongbayam dan semangka. Produksi sayur-sayuran yang terbanyak adalah semangka sebanyak 48 Kw, menyusul terung 24 Kw dan kacang panjang sebanyak 8 Kw.

 

Pada 2005 produksi perkebunan rakyat yang tertinggi adalah kelapa dalam yaitu sebanyak 14.641,98 ton, menyusul kakao 10.201,54 ton, jambu mete 5.569,35 ton, kelapa hibrida 2.136,63 ton, aren/enau 1.214 ton, kopi 549,7 ton sedangkan yang terendah produksinya adalah tanaman pala yang hanya mencapai satu ton.

 

Kehutanan

Produksi rotan pada 2005 sebesar 409.400 ton, dengan produksi terbanyak dihasilkan oleh Kecamatan Rarowatu sebesar 249.400 ton, sedangkan produksi kayu jati logs sebesar 3.250 ton, kayu jati gergajian sebesar 2.719 ton, kayu rimba logs sebanyak 590,4 ton dan kayu rimba gergajian sebesar 926 ton.

 

Hutan lindung di Kabupaten Bombana pada 2005 seluas 68.971 ha atau 28,61% dari jumlah hutan secara keseluruhan, menyusul hutan produksi seluas 66.200 ha (28,41%) hutan wisata/PPA seluas 44.900 ha (19,27%), hutan produksi yang dapat dikonversi seluas 31.000 ha (13.30%), dan hutan produksi terbatas seluas 21.279 ha (9,13%).

 

Peternakan dan Perikanan

Populasi ternak besar yang terdiri dari sapikerbaukuda pada 2005 secara berturut-turut adalah 21.287 ekor, 1.078 ekor dan 1.545 ekor. Bila dibandingkan dengan 2004 sapi mengalami peningkatan, dimana 2004 mencapai 21.555 ekor dan 2005 meningkat menjadi 21.827 ekor. Ternak kerbau mengalami kenaikan dari 1.075 pada 2004 menjadi 1.078 ekor pada 2005. Namun tidak dengan ternak kuda, mengalami penurunan populasi, dimana pada 2004 mencapai 1.568 ekor dan di 2005 hanya mencapai 1.545 ekor.

 

Produksi perikanan di 2005 sebanyak 20.667,68 ton yang terdiri dari perikanan laut sebanyak 18.662,5 ton perikanan darat (tambak) sebanyak 1.845,9 ton secara budidaya laut sebanyak 159 ton. Wilayah yang menghasilkan produksi perikanan terbanyak adalah Kecamatan Rumbia sebesar 16.215,9 ton dan yang terendah Kecamatan Rarowatu hanya mencapai 39,64 ton.

 

Pada umumnya alat penangkap ikan masih tradisional terdiri dari pukat kantong sebanyak 59 unit, pukat cincin 5 unit jaring insang 553 unit jaring angkat 76 unit pancing 28.130 unit, perangkap 1.742 unit dan lainnya sebanyak 1.498 unit. Jumlah KK nelayan pada 2005 sebanyak 2.501 KK.

 

Industri

Pada 2005 perusahaan industri yang berbadan hukum terdapat 27 unit industri kecil dengan 106 tenaga kerja yang tersebar di 7 kecamatan.

Penggalian golongan C ada beberapa komoditas yang cukup berpotensi dan telah dieksplorasi, yaitu batu koral, pasirkapurpasir kuarsa dan tanah liat.

Pada 2008 telah ditemukan komoditas emas yang tersebar di sepanjang sungai di wilayah Kecamatan Rarowatu dan Rarowatu Utara.

 

Perdagangan

Komoditas potensial yang diperdagangkan antar pulau antara lain adalah hasil pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Total volume komoditi yang diperdagangkan untuk 2005 sebesar 276.413,6 ton dengan nilainya sebesar Rp. 190.844.564.000,- Komoditas kehutanan merupakan komoditas yang tertinggi di perdagangkan yaitu sebesar 259.867,751 ton dengan nilai sebesar Rp. 51.880.182.000,- menyusul komoditas perkebunan sebesar 14.071.200 ton dengan nilai sebesar Rp. 123.831.900.000,- Sedangkan yang terendah adalah komoditas pertanian tanaman pangan yang hanya mencapai 7,30 ton dengan nilai sebesar Rp. 24.700.000,- menyusul peternakan sebesar 14,248 ton dengan nilai sebesar Rp. 60.200.000,-

Komunikasi dan Transportasi

1.    Komunikasi di Bombana mengalami sedikit hambatan, telepon kabel belum tersambung dan baru 2 operator telepon seluler yang beroperasi dengan jumlah BTS yang terbatas.

2.        Di Rumbia terdapat pelabuhan kapal cepat dan kapal biasa yang melayani rute ke Kota Bau-Bau, beroperasi hanya bila tanggal genap. Penyeberangan dari Rumbia ke Bau-Bau dapat ditempuh dalam waktu tiga jam, sementara dengan kapal biasa memakan waktu sembilan jam.

3.     Angkutan umum yang melayani rute dari pusat pemerintahan kabupaten ke Ibu Kota Provinsi, yakni Kendari berakhir pukul 13:00 WITA . Angkutan lalu lintas dari atau menuju Kota Kendari melalui jalan di tengah Taman Nasional Rawa Aopa yang merupakan penangkaran Rusa yang sudah langka.

----- oOo ooooo -----

Sumber : Google Wikipedia

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...