Jumat, 17 Mei 2024

KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA

 

KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

PROVINSI SULAWESI UTARA

Orientasi

Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Kabupaten ini merupakan induk pemekaran Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro pada tahun 2002 dan 2007. Ibu kota kabupaten ini adalah Tahuna. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 736,98 km² dan memliki penduduk sebanyak 139.262 jiwa (2020).

Kabupaten Kepulauan Sangihe terletak di antara Pulau Sulawesi dengan Pulau Mindanao, (Filipina) serta berada di bibir Samudera Pasifik. Wilayah kabupaten ini meliputi 3 klaster, yaitu Klaster Tatoareng, Klaster Sangihe dan Klaster Perbatasan, yang memiliki batas perairan internasional dengan provinsi Davao del Sur, Filipina.

Geografis

Sangihe berasal dari kata Sang dan Ihe. Ibu kota berkedudukan di Tahuna dimana secara keseluruhan jumlah pulau yang ada di kepulauan ini berjumlah 105 pulau dengan rincian ; 79 pulau yang tidak berpenghuni dan 26 pulau berpenghuni. Secara geografis wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe terletak antara 2° 4’ 13” – 4° 44’ 22” LU dan 125° 9' 28” - 125° 56' 57” BT dan posisinya terletak di antara Kabupaten Kepulauan Sitaro dengan Pulau Mindanao (Filipina).

Sejarah

Pada tahun 2002, Kabupaten Kepulauan Sangihe dimekarkan (pada saat itu masih Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud) menjadi 2 Kabupaten berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2002, yaitu Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud, dan Kabupaten Kepulauan Talaud. Pemekaran kembali dilakukan di Kabupaten Induk (Kabupaten Sangihe dan Talaud) menjadi Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud, dan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (SITARO) pada tahun 2007 sesuai Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2007 tanggal 2 Januari 2007.

Peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2007 di Ruang Mapaluse, Kantor Gubernur Sulawesi Utara sekaligus dengan Pelantikan PPS Bupati Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Drs. Idrus Mokodompit. Pada tahun 2014, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud mengalami perubahan nama menjadi Kabupaten Kepulauan Sangihe melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Perubahan Nama Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud menjadi Kabupaten Kepulauan Sangihe di Provinsi Sulawesi Utara.

Pemerintahan

Kecamatan

Kabupaten Kepulauan Sangihe terdiri dari 15 kecamatan, 22 kelurahan, dan 145 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 141.950 jiwa dengan luas wilayah 461,11 km² dan sebaran penduduk 308 jiwa/km².

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kepulauan Sangihe, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri

Kecamatan

Jumlah
Kelurahan

Jumlah
Desa

Status

Daftar
Desa/Kelurahan

71.03.16

Kendahe


8

Desa

Kawaluso

Kendahe Dua

Kendahe Satu

Lipang

Mohongsawang

Pempalaraeng

Talawid

Tarianglama

71.03.25

Kepulauan Marore


3

Desa

Kawio

Marore

Matutuang

71.03.13

Manganitu


18

Desa

Bakalaeng

Barangka

Barangkalang

Belengang

Bengka

Hiung

Karatung I

Karatung II

Kauhis

Lebo

Mala

Manumpitaeng

Nahepese

Pinebentengang

Sesiwung

Taloarane

Taloarane I

Tawoali

71.03.10

Manganitu Selatan


13

Desa

Batunderang

Bebalang

Kaluwatu

Laine

Lapango

Lapango I

Lapepahe

Lehimi Tariang

Mawira

Ngalipaeng I

Ngalipaeng II

Pindang

Sowaeng

71.03.09

Nusa Tabukan


5

Desa

Bukide

Bukide Timur

Nanedakele

Nanusa

Nusa

71.03.19

Tabukan Selatan Tengah


9

Desa

Aha Patung

Beeng

Beeng Laut

Bowone

Hangke

Lehupu

Salurang

Tambung

Tenda

71.03.20

Tabukan Selatan Tenggara


6

Desa

Basauh

Dalokaweng

Malisade

Pintareng

Sampakang

Tumalede

71.03.15

Tabukan Selatan


14

Desa

Batuwingkung

Bentung

Binebas

Birahi

Bukide

Bulo

Kalagheng

Laotongan

Lesabe

Lesabe I

Malamenggu

Mandoi

Palareng

Simueng

71.03.14

Tabukan Tengah


18

Desa

Bira

Biru

Bowongkali

Bungalawang

Gunung

Kulur I

Kulur II

Kuma

Kuma I

Malueng

Miulu

Palahanaeng

Pelelangen

Rendingan

Sensong

Talengen

Tariangbaru

Timbelang

71.03.08

Tabukan Utara


24

Desa

Bahu

Beha

Bengketang

Bowongkulu

Bowongkulu I

Kalasuge

Kalekube

Kalekube I

Kalurae

Lenganeng

Likuang

Mala

Moade

Nahasahabe

Naha I

Petta

Petta Barat

Petta Selatan

Petta Timur

Pusunge

Raku

Tarolang

Tola

Utaurano

71.03.17

Tahuna

8

-

Kelurahan

Apeng Sembeka

Bungalawang

Mahena

Manente

Santiago

Sawang Bendar

Soataloara I

Soataloara II

71.03.23

Tahuna Barat

6

-

Kelurahan

Akembawi

Angges

Kolongan Beha

Kolongan Beha Baru

Kolongan Mitung

Pananekeng

71.03.24

Tahuna Timur

8

-

Kelurahan

Batulewehe

Dumuhung

Enengpahembang

Lesa

Tapuang

Tidore

Tona I

Tona II

71.03.12

Tamako


20

Desa

Balane

Bebu

Binala

Dagho

Hesang

Kalama Darat

Kalinda

Kalinda I

Lelipang

Mahumu

Mahumu I

Mahumu II

Makalakuhe

Menggawa

Menggawa II

Nagha I

Nagha II

Pananaru

Pokol

Ulungpeliang

71.03.11

Tatoareng


7

Desa

Dalako Bembanahe

Kahakitang

Kalama

Mahenggetang

Para

Para I

Taleko Batusaiki


TOTAL

22

145



Lambang Daerah

1.  SOMAHE KAI KEHAGE adalah semboyan yang mengandung arti Semakin besar tantangan yang kita hadapi, semakin gigih kita menghadapi tantangan sambil memohon kekuatan dari Tuhan, pasti akan beroleh hasil yang gilang gemilang.

2. Dasar lambang adalah sebuah segi lima sama sisi yang merupakan stilisasi dari perisai (KELUNG) mengandung makna sebagai pelindung, sebagaimana dipakai dalam tari-tarian adat Sangihe seperti Tari Salo, Tari Upase, Tari Alabadiri dan Tari Ransansahabe. Bagi seorang pahlawan perisai itu dipuja dan disanjung serta diagungkan karena perisai adalah bagian dari kemenangan. Dasar lambang diberi warna biru laut, menggambarkan bahwa daerah Kepulauan Sangihe adalah Daerah Maritim.

3.    Bunga Pala, Bunga kelapa dan Cengkih, adalah pelambang kemakmuran sebab hasil utama dari daerah Sangihe adalah Kelapa, Pala dan Cengkih.Warna Kuning Emas sebagai Lambang Kebahagiaan rakyat yang bersumber dari hasil bumi.

4.  Bintang, Sebagaimana Bintang dalam Lambang Negara Republik Indonesia adalah pelambang Ketuhanan Yang Maha Esa, di Daerah Sangihe yang merupakan bagian dari Negara Republik Indonesia, Bintang adalah dasar kehidupan, karena Bintang adalah penunjuk jalan yaitu Bintang Polaris yang terletak 4º - 5º di kutub utata yang dalam bahasa daerah disebut Bituing Punge dan Bituing Kadademahe atau Bintang Fajar sebagai penunjuk waktu.

5.  Perahu Bininta, Bininta adalah perahu Jaman Dahulu yang dipakai oleh masyarakat pribumi dalam segala kepentingannya. Sebagai alat transportasi antar pulau, sebagai perahu perang yang sangat ulet sebab antara haluan dan buritan sama. Perahu Bininta mempunyai atribut yang mendasar seperti Ular Naga yang terpasang pada bagian depan, belakang dan tengah, Naga mengandung latar belakang religius bagi leluhur. Bininta adalah Lambang Persatuan, Bininta adalah lambang Kemakmuran dan Bininta adalah Lambang Pertahanan.

6.   Pita Merah Putih: Warna merah adalah lambang keberanian dan bagi masyarakat sangihe warna merah putih mengandung hikmah religius di mana agama primitif seperti Mesundeng, Metipu dan juga dalam peperangan Ampuang serta para pahlawan mengenakan pakaian yang berwarna merah dengan maksud lebih mendekatkan diri kepada pemberi kekuatan dan kehidupan, sedangkan warna putih biasanya dipakai sebagai saputangan untuk memanggil kepada Yang Memberi Kekuatan agar datang.

Pariwisata

Objek wisata alam

Di antara banyak gunung berapi terdapat dua gunung yang berada di perairan cukup dangkal. Salah satunya di Pulau Mahengetang, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Banua Wuhu, demikian masyarakat setempat menyebut gunung itu, berada hanya 300 meter dari sisi barat daya Pulau Mahengetang. Titik kepundan gunung ditandai oleh keluarnya gelembung di antara bebatuan pada kedalaman 8 meter. Suhu air rata-rata di sana 37-38 derajat Celcius. Di sejumlah lubang, keluar air panas yang tampaknya mampu membuat tangan telanjang melepuh bila coba-coba merogoh ke dalamnya. Kehidupan biota laut juga tak kalah menarik, koloni terumbu karang yang rapat dan sehat terhampar di kedalaman 10 hingga 20 meter.

Konon terdapat lorong bawah laut yang tembus dua arah. Masyarakat setempat menyelenggarakan upacara Tulude setiap akhir bulan Januari. Dua minggu sebelum ritual tersebut, seorang tetua adat akan menyelam dengan membawa piring putih berisi emas ke lorong tersebut sebagai persembahan agar Banua Wuhu tidak murka. Selain di pulau Mahangetang ada pula wisata pantai nan eksotis di desa Pananualeng, kecamatan Tabukan Tengah. Masyarakan sering menyebutnya pantai pasir putih.

Air Terjun Kadadima juga salah satu dari dua objek wisata air terjun yang terletak di desa Laine, kecamatan Manganitu Selatan. Air terjun Kadadima masuk wilayah desa Laine dapat ditempuh dengan kendaraan darat dari Tahuna sekitar 2 jam dan dari Pelabuhan Fery Pananaru sekitar 25 menit, sedangkan dari desa Laine menuju ke arah Timur berjalan kaki sekitar 45 menit. Selain air terjun Kadadima, ada pula Air Terjun Nguralawo yang tak kalah menariknya yang berlokasi di Desa Binala, kecamatan Tamako. Air terjun ini jaraknya 6 km dari pusat Kota Tamako. Menurut legenda dinamakan Nguralawo karena zaman dulu air terjun ini menjadi tempat pemandian para bidadari (putri kayangan).

Kebudayaan

Salah satu tarian yang ada di wilayah ini ialah ampa wayer. Tarian ini mengekspresikan kebebasan dan kemerdekaan. Tarian ini juga telah tercatat sebagai Warisan Budaya Takbenda di Indonesia.

----- ooooo oOo ooooo -----

Sumber : Google Wikipedia

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...