KABUPATEN TANAH DATAR
PROVINSI SUMATERA BARAT
Orientasi
Tanah Datar atau Luhak Nan Tuo merupakan salah satu kabupaten di provinsi Sumatra Barat, Indonesia, yang beribu kota Batusangkar. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 133.600 Ha (1.336 km2) dengan jumlah penduduk 374.431 jiwa pada tahun 2021. Tanah Datar memiliki 14 kecamatan, 75 nagari, dan 395 jorong. Kabupaten ini merupakan daerah agraris, lebih 70% penduduknya bekerja pada sektor pertanian, baik pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, maupun peternakan.
Kabupaten Tanah Datar menjadi Tujuh Kabupaten Terbaik di Indonesia dari 400 kabupaten yang ada, pada tahun 2003 menurut Lembaga International Partnership dan Kedutaan Inggris. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menobatkan Kabupaten Tanah Datar sebagai satu dari empat daerah paling berprestasi dan berhasil melaksanakan otonomi daerah. Saat ini, Tanah Datar masih memelihara adat istiadatnya serta peninggalan sejarah, terutama dari masa Adityawarman, seperti prasasti dan batu bersurat.
Sejarah Kabupaten Tanah datar
admin | May 15, 2013 | Aktivitas, Destinasi, Tanahdatar
Matahari bersinar terang saat media ini memulai perjalanan menyelusuri jejak penyebaran Islam di Kabupaten Tanahdatar. Sejarah telah mencatat bahwa Luhak Nan Tuo adalah pusat kebudayaan Minangkabau. Disana juga lahirnya istilah “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” (ABS-SBK).
Sebelum istilah itu lahir ada cerita yang hidup di masyarakat terhadap istilah ABS-SBK ini. Konon ceritanya, istilah itu lahir setelah adanya sumpah sati antara kaum adat dan kaum agama di Bukit Marapalam. Sumpah sakti dilakukan untuk menyatukan persepsi antara kaum adat dan kaum agama. Kaum adat masih berpegang teguh dengan tradisi yang ada, sementara kaum agama menolak tradisi yang diyakini kaum adat, seperti sabung ayam, barambung dan minum-minuman tuak.
Titik penelusuran dimulai dari Kecamatan Lintau Buo. Pasalnya, di kecamatan itulah sumpah sakti Bukit Marapalam dilakukan. Menempuh perjalanan sekitar 35 km, media ini berjalan menyusuri jalan-jalan ?tikus?, menggali informasi pada masyarakat yang tinggal di sana. Sampai akhirnya menemukan petunjuk adanya makam Syekh Tuanku Kalumbuk. Cerita masyarakat sekitar menyebutkan, Syekh Angku Kalumbuk memiliki hubungan dengan Syekh Burhanuddin dari Ulakan, Pariaman.
Guna mencari petunjuk kebenaran Syekh Tuangku Kalumbuk, setelah menempuh perjalanan 1 km dengan berjalan kaki, sampailah pada tempat permukiman warga yang katanya termasuk dalam golongan Shathariyah. Daerah itu bernama jorong Taruro, Nagari Taluk, Kecamatan Lintau Buo. Dimana shalat yang mereka lakukan sebanyak 40 rakaat. Azra’i, laki-laki tua yang berumur sekitar 60 tahun menyapa dan mempersilahkan untuk singgah ke rumahnya. Ia masih keturunan dari Syeh Muhammad Yatim Padang Mudik. Dari dialah informasi penyebaran islam didapatkan. Lelaki tua itu memperlihatkan silsilah dari kaum Syatariyah.
Dalam urutan itu tertera nama Syekh Burhanuddin pada urutan ke 27 , disusul Syekh Ibrahim Padang Ganting, Syekh Angku Kandang Biju Talang, Syekh Sawah Like Kinari Solok, Syekh Khili Salayo Solok, Syekh Khasik Sumani, Syekh Sumani, Syeck cupak, Syeck Talawi, Muhammad Yatim Mudik Padang, Syekh Sidi Thawaf Sei Sarik dan Syekh Sidi Jalalen Sei Sarik.
Azra’i menuturkan Syekh Ibrahim Padang Ganting merupakan teman mengaji dari Syekh Burhanuddin. Angku Kalumbuk Sendiri masih keturunan dari Syekh Muhammad Yatim Mudik Padang. Setiap awal ramadhan dan lebaran banyak warga Pariaman yang berkunjung ke makam angku Kalumbuk. Biasanya mereka berziarah kesini. Saya selalu ingatkan pada peziarah agar meminta hanya kepada Allah, ucapnya.
Ia juga mengatakan ia bersama keluarganyalah yang membiayai perawatan dari Makam Angku Kalumbuk. Tidak ada yang membantu saya dalam hal biaya perawatan makam ini. Biayanya saya juga dapatkan dari para peziarah dan kantong pribadi saya. Makam Angku Kalumbuk terdapat dalam sebuah bangunan rumah, pada belakang rumah tertera angka 1749. warga disini sangat menghormati makam ini. Lihat saja arsitektur makam ini masih dengan gaya lama dan sangat khas sekali. Makam Angku Kalumbuk juga dihiasi kelambu berwarna putih, terangnya.
Perjalanan dilanjutkan menuju Kecamatan Padang Ganting mencari keberdaan Makam Syekh Ibrahim Padang Ganting. Jarak antara Lintau buo dengan lokasi Jorong Gadang Hilir Padang Ganting sekitra 25 km. Tak banyak masyarakat yang tahu tentang Syekh Ibrahim, masyarakat lebih banyak mengenal Tuan Kadhi. Makam Tuan Kadhi terletak di jorong Koto Gadang hilir Padang Ganting. Orientasi makam mengarah utara-selatan. Nisannya berbentuk persegi panjang pipih dan lancip di bagian atas. Bahannya terbuat dari batu kapur dan berhias petikan ayat ?ayat suci Alqur?an .Nisan bagian kaki berukuran tinggi 90 cm. lebar 38 cm dan tebal 17 cm.
Masyarakat sekitar yang ditanyai juga tidak tahu persis tentang sejarah Tuan Kadhi semasa hidupnya. Informasi yang biasa didapatkan hanya Tuan Kadhi yang merupakan anggota Basa Nan Ampek Balai mengurus masalah agama. Ani warga sekitar menyebutkan meskipun umurnya sudah 35 tahun ia sendiri tak tahu pasti tentang sejarah Tuan Kadhi. Sedari kecil dirinya tahu makam Tuan Kadhi adalah makam yang dikeramatkan masyarakat sekitar. Sejarahnya saya tidak tahu dik, kami pun disini juga ingin tahu bagaimana sejarah Tuan Kadi, ungkapnya. Andi, warga lainnya juga mengaku tak tahu pasti sejarah Tuan Kadhi. Saya juga tidak tahu sejarahnya meskipun saya ingin tahu siapa Tuan Khadi, tuturnya.
Hari sudah menjelang sore, tak satupun masyarakat yang ditemui mengetahui sejarah Tuan Kadhi dan kaitannya dengan Syekh Ibrahim Padang Ganting. Puas bertanya dan berjalan akhirnya didapatkan juga lokasi makam Syekh Ibrahim Padang Ganting berada. Makam Syekh Ibraim terletak ditengah sawah, dari jalan besar kira-kira harus menempuh perjalanan sepanjang 800 meter. Jalan ke makam Syekh Ibrahim berlubang-lubang dan harus melewati pematang sawah. Lokasi Makam itu tak jauh dari aliran batang ait Tepi Selo.
Bangunan cungkup Makam Syekh Ibrahim Padang Ganting berupa tembok batu berlepa. Bentuk denahnya persegi empat berukuran 4x 4 m. Atapnya berbentuk kubah masjid. Makam yang berada di dalam cungkup tanpa jirat dan nisannya berupa lempengan batu berbentuk persegi.
Syekh Ibrahim adalah seorang ulama yang bernama Syeih abdul Manan Suku Sembilan rumah Batu dan berjiwa pembangunan. Konon menurut ceita Guguk Cino ke Padang Ganting dikerjakan secara pribadi dan ditolong murid-muridnya serta Syekh Ibrahim juga dikabarkan membangun masjid Koto Gadang Padang Ganting (Masjid Suhada). Pada abab ke 16 Syekh membuat makam di Batu Ladiang langsung pakai gobah. Syekh Ibrahim diangkat menjadi pejabat Syekh (sebagai pimpinan ke Mekah) sampai akhirnya meninggal di Mekkah dan tidak jadi dimakamkan di Batu Ladiang.
Asril, warga menyebutkan makam yang berada di tengah sawah itu tidak terdapat jenazah makam Syekh Ibrahim. Makam tersebut bukan diperuntukan untuk dirinya (Syekh Ibrahim).
Setahu saya Syekh Ibrahim membuat makam itu bukan disengaja untuk dirinya. Tak ada jenazah Syekh Ibrahim disana. Karena makam itu telah dibuat dan tidak ditempati maka ketika orang tua Syekh Ibrahim meninggal maka makam itu dijadikan tempat peristirahatannya. Nama bapak Syekh Ibrahim adalah Syeih Abdul Manan, ungkapnya.
Sejarah Kementerian Agama Kabupaten Tanah Datar
Kementerian Agama terbentuk tanggal 3 Januari 1946 di Jakarta. Menteri Agama menginstruksikan kepada Gubernur Kepala Wilayah untuk membentuk Jawatan Agama pada tingkat Propinsi dan Kabupaten termasuk Kewedanaan Batusangkar. Atas dasar instruksi Meneteri Agama tersebut, maka pada tahun 1946 dibentuklah Jawatan Agama di Batusangkar yang berkantor di Rumah Pajak Gadai (Kantor Pajak Gadai Batusangkar sekarang).
Pada tahun 1949, dengan terbentuknya Daerah Kabupaten dalam Propinsi Sumatera Tengah di mana Kewedanaan Batusangkar menjadi Kabupaten yang disebut Kabupaten Tanah Datar yang wilayahnya meliputi Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang. Dan dibentuk juga Kecamatan dalam Kabupaten Tanah Datar, dan atas instruksi Bupati Militer dibentuklah Jawatan Agama pada masing-masing Kecamatan tersebut.
Pada awal tahun 1949 atas dasr Instruksi Gubernur Militer Propinsi Sumatera Tengah dibentuklah Kantor Urusan Agama Kabupaten Tanah Datar sebagai perubahan nama dari Jawatan Agama Kewedanaan Batusangkar. Pada tahun ini juga Kantor Urusan Agama dengan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tanah Datar pindah ke Tabek Patah, karena Negara Republik Indonesia dalam keadaan darurat.
Tahun 1950 dengan telah pulihnya kota, maka Kantor Urusan Agama Kabupaten bersama-sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar pindah ke Batusangkar dan Kantor Urusan Agama Kabupaten Tanah Datar berkantor di gedung DKT Batusangkar. Pada tahun 1968 sesuai dengan struktur Departemen Agama terjadi perubahan nama Kantor Urusan Agama Kabupaten menjadi Dinas Urusan Agama Kabupaten, selanjutnya pada tahun 1972 berubah kembali dari Dinas Urusan Agama Kabupaten menjadi Inspeksi Urusan Agama Kabupaten. Pada tahun ini juga datang instruksi untuk membentuk Perwakilan Departemen Agama Kabupaten / Kota.
Dengan perubahan struktur Departemen Agama, tahun 1974 nama Perwakilan Departemen Agama Kabupaten / Kota diganti lagi menjadi Kantor Departemen Agama Kabupaten / Kota. Sedangkan kantor yang semula ditempati di jalan Pramuka Batusangkar pada tahun 1966, pindah ke jalan Muhammad Yamin Bukit Gombak sejak tahun 1980 sampai sekarang. Dan sehubungan dengan terbitnya Peraturan Presiden RI Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara dan penetapan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 1 Tahun 2010 tentang Perubahan Penyebutan Departemen Agama menjadi Kementerian Agama. Maka, Kantor Departemen Agama KabupatenTanah Datar berubah nama menjadi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tanah Datar.
Geografi
Secara geografis wilayah Kabupaten Tanah Datar terletak di tengah-tengah Provinsi Sumatera Barat, yaitu pada 00º17" LS–00º39" LS dan 100º19" BT – 100º51" BT. Ketinggian rata-rata 400 sampai 1000 meter di atas permukaan laut.
Batas Wilayah
Kabupaten Tanah Datar memiliki perbatasan dengan beberapa kabupaten/kota di Sumatra Barat, yaitu:
Utara |
|
Timur |
|
Selatan |
|
Barat |
Topografi
Kabupaten Tanah Datar terletak di antara dua gunung, yaitu Gunung Merapi dan Gunung Singgalang. Kondisi topografi ini didominasi oleh daerah perbukitan, serta memiliki dua pertiga bagian danau Singkarak. Kondisi topografis Kabupaten Tanah Datar adalah sebagai berikut:
1. Wilayah Datar 0–3% dengan luas 6.189 Ha atau 6.63% dari luar wilayah Kabupaten Tanah Datar
2. Wilayah Berombak 3–8% dengan luas 3.594 Ha atau 2,67% dari luar wilayah Kabupaten Tanah Datar
3. Wilayah Bergelombang 8-15% dengan luas 43.922 Ha atau 32.93% dari luas Kabupaten Tanah Datar
4. Kemiringan di atas 15% dengan luas wilayah 79.895 Ha atau 59.77% dari luas Kabupaten Tanah Datar
Iklim
Secara umum iklim di kawasan Kabupaten Tanah Datar adalah sedang dengan temperatur antara 12 °C–25 °C dengan curah hujan rata-rata lebih dari 3.000 mm per tahun. Hujan kebanyakan turun pada bulan September hingga bulan Februari. Curah hujan yang cukup tinggi ini menyebabkan ketersediaan air cukup, sehingga memungkinkan usaha pertanian secara luas dapat dikembangkan.
Hidrologi
Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah yang kaya dengan sumber air. Selain Danau Singkarak, di Kabupaten Tanah Datar terdapat lebih dari 25 buah sungai.
Lambang Kabupaten
Arti Lambang
Lambang daerah Kabupaten Tanah Datar berbentuk perisai segi lima yang di dalamnya terdapat:
1. Kata-kata Tanah Datar
2. Balai adat bergonjong lima berjendela empat
3. Kubah masjid bertingkat
4. Setangkai padi berbutir 17
5. Setangkai kapas berbuah delapan
6. Sebuah keris
7. Sehelai pita dengan kata-kata sebagai semboyan
8. Pengertian dari bentuk
9. Bentuk perisai segi lima, melambangkan bahwa daerah Kabupaten Tanah Datar adalah salah satu Kabupaten di Sumatra Barat, sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
10. Pengertian dari sudut gambar/lukisan
11. Balai adat gonjong lima
12. Balai adat melambangkan tempat mufakat, tempat melahirkan filsafat alam pikiran khas masyarakat Tanah Datar yang dikenal dengan sistem demokrasi menurut alur dan patut, sebagai lambang konsekuensi dalam melaksanakan demokrasi.
13. Atap balai adat yang melengkung bagai tanduk kerbau meruncing menjulang ke atas merupakan gaya seni bangunan khas Tanah Datar yang melambangkan sifat masyarakat yang dinamis, bekerja berbuat dan bercita-cita luhur untuk kebahagiaan bersama
14. Atap balai adat dengan lima gonjong, satu gonjong pada bagian depan dan empat gonjong pada bahagian samping yang melengkung bagai tanduk kerbau meruncing menjulang ke atas merupakan gaya seni bangunan khas Tanah Datar yang melambangkan sifat masyarakat yang dinamis, bekerja berbuat dan bercita-cita luhur untuk kebahagiaan bersama. Masjid bertingkat, berkubah, bergonjong dan lurus ke atas melambangkan agama mayoritas masyarakat Tanah Datar adalah Islam, dalam membentuk jiwa yang suci dan berbudi luhur.
Masjid bergonjong dan berkubah
Masjid bertingkat, berkubah, bergonjong, dan lurus ke atas melambangkan agama mayoritas masyarakat Tanah Datar adalah Islam, dalam membentuk jiwa yang suci dan berbudi luhur.
Padi dan kapas
Padi dan kapas melambangkan cita-cita masyarakat Tanah Datar menuju kehidupan adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
Keris pusaka
Keris pusaka melambangkan kesatuan jiwa patriot masyarakat Tanah Datar yang mencintai kerukunan kedamaian dan senantiasa memelihara harga dirinya.
Pengertian warna
Pengertian dari warna yang ada pada lambang,
1. Putih berarti suci terdapat pada kubah masjid, huruf balok bertuliskan Tanah Datar, kapas, pita tempat moto, dan warna pinggir luar dari perisai.
2. Kuning berarti kebesaran jiwa masyarakat. Terdapat pada dasar perisai. Warna ini merupakan warna khas Tanah Datar Luhak Nan Tuo.
3. Kuning emas berarti keagungan, terdapat pada dinding balai adat, kaki balai adat, padi, dan keris.
4. Hitam berarti tahan uji, terdapat pada atap gonjong, tulisan Tuah Sepakat Alur dan Patut.
5. Hijau berarti kedamaian jiwa, mengandung harapan masa depan yang lebih baik. Terdapat pada daun kapas dan warna dasar tulisan Tanah Datar.
6. Merah berarti keberanian menegakkan kebenaran dan keadilan. Warna huruf balok tulisan Tuah Sepakat Alur dan Patut.
Pengertian dan makna semboyan
Selanjutnya juga terdapat sehelai pita yang bertuliskan moto/semboyan Tuah Sepakat Alur dan Patut. Maknanya sepakat dalam mengambil kata mufakat, selalu disandarkan pada alur dan patut. Kepentingan pribadi dihargai dalam batas selama tidak bertentangan dengan kepentingan bersama yang berlandaskan alur dan patut. Demikian pula dalam melaksanakan mufakat/musyawarah selalu kompak dalam arti "Bersatu teguh, bercerai runtuh", kepentingan pribadi dihargai dalam batas selama tidak bertentangan dengan kepentingan bersama yang berlandaskan alur dan patut.
Arti falsafah lambang
Pengertian falsafah dari lambang mencerminkan jiwa pikiran dan kehidupan masyarakat Tanah Datar yang bersendikan adat dan agama, serta senantiasa menaati hukum, musyawarah mufakat, yang berdasarkan alur dan patut. "Elok dek awak, katuju dek urang" serta konsekuen melaksanakan hasil mufakat menuju kebahagiaan hidup bersama yang adil dan makmur dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Pemerintahan
Kecamatan
Artikel utama: Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Tanah Datar
Kabupaten Tanah Datar memiliki 14 kecamatan dan 75 nagari. Luas wilayahnya mencapai 1.336,10 km² dan penduduk 366.136 jiwa (2017) dengan sebaran 274 jiwa/km². Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Tanah Datar, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan |
Jumlah |
Status |
Daftar |
13.04.01 |
9 |
Nagari |
||
13.04.02 |
8 |
Nagari |
||
13.04.14 |
4 |
Nagari |
||
13.04.04 |
5 |
Nagari |
||
13.04.06 |
4 |
Nagari |
||
13.04.13 |
5 |
Nagari |
||
13.04.11 |
2 |
Nagari |
||
13.04.09 |
6 |
Nagari |
||
13.04.03 |
5 |
Nagari |
||
13.04.10 |
6 |
Nagari |
||
13.04.08 |
10 |
Nagari |
||
13.04.07 |
5 |
Nagari |
||
13.04.12 |
2 |
Nagari |
||
13.04.05 |
4 |
Nagari |
||
TOTAL |
75 |
Infrastruktur
Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah pertanian, hal ini terlihat dari dominasi sektor pertanian dalam perekonomian wilayah, penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan lahan. Lokasi pertanian tersebar merata di seluruh wilayah dan produksinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini membutuhkan jaringan jalan sebagai pendukung aktivitas sektor pertanian tersebut mulai dari kegiatan produksi, pascapanen dan pemasaran.
Sementara itu kondisi jaringan jalan yang ada belum dapat mendukung sepenuhnya aktivitas pertanian tersebut, hal ini terlihat dari masih banyaknya ruas jalan yang lebarnya belum memenuhi syarat, kondisi permukaan jalan yang rusak dan masih banyak ruas jalan yang melalui lokasi pertanian belum dapat dilalui kendaraan roda dua sekalipun, dengan mengatasi penanganan jaringan jalan ini, maka tentunya aktivitas sektor pertanian akan lebih ekonomis sehingga dengan sendirinya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan sekaligus akan meningkatkan pengembangan wilayah dari Kabupaten Tanah Datar itu sendiri.
Pada saat ini pembangunan jalan di Kabupaten Tanah Datar pada dasarnya hanya berupa memperbaiki kualitas jalan, sementara pembukaan jalan baru dipandang masih belum memungkinkan karena terkendala oleh keterbatasan dana. Selama tahun 2007 jumlah jembatan di Kabupaten Tanah Datar sebanyak 238 buah dengan panjang 2.019,60 km. Jumlah jembatan yang paling banyak terdapat di Kecamatan Tanjung Emas sebanyak 33 buah dengan panjang 383,20 km.
Pendidikan
Untuk data pendidikan tahun 2006/2007, untuk Sekolah Dasar menunjukkan bahwa di Kabupaten Tanah Datar terdapat 309 SD yang terdiri dari 302 sekolah dasar negeri dan 2 sekolah dasar swasta, dengan jumlah siswa seluruhnya 43.506 orang, sedangkan madrasah ibtidaiyah 5 sekolah, 2 di antaranya swasta dengan jumlah siswa seluruhnya 534 orang, dengan demikian jelas terlihat bahwa jumlah sekolah dan jumlah siswa pada sekolah dasar lebih banyak jika dibandingkan dengan madrasah ibtidaiyah yang hanya 1.31% dari sekolah dasar.
Ekonomi
Kabupaten Tanah Datar adalah daerah agraris, lebih 70% penduduknya bekerja pada sektor pertanian, baik pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, maupun peternakan. Begitu juga dengan usaha masyarakat pada sektor lain juga berbasis pertanian seperti pariwisata dan industri kecil atau agro industri. Masyarakat Tanah Datar juga dikenal gemar menabung dengan total dana tabungan masyarakat sebesar Rp223 miliar tahun 2004.
Potensi ekonomi Kabupaten Tanah Datar dapat dikategorikan atas tiga kategori yaitu: Sangat Potensial, Potensial, dan Tidak Potensial. Untuk sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah ubi kayu, kubis, karet, tebu, peternakan sapi potong, peternakan kuda, peternakan kambing potong, budidaya ayam ras pedaging, ayam bukan ras, budidaya itik, dan budidaya ikan air tawar. Sektor lain yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah industri konstruksi bangunan sipil, pedagang eceran makanan olahan hasil bumi, usaha warung telekomunikasi, pedagang cenderamata, dan wisata sejarah. Kabupaten Tanah Datar yang potensial untuk hampir semua sektor pertanian kecuali cengkih, tembakau, bayam, dan merica. Sedangkan untuk sektor pertambangan yang potensial dikembangkan adalah galian kapur dan sirtu.
Pertambangan
Kabupaten Tanah Datar memiliki potensi bahan tambang berupa batu gamping kristalian yang sekarang dikelola oleh PT Inkalko Agung, dolomit, granit, sirtukil, tanah liat, batu setengah permata, trass, fosfat, batubara, besi, emas, belerang, kuarsa, dan slate.
Industri
Industri di Kabupaten Tanah Datar didominasi oleh industri kecil seperti tenunan pandai sikek yang terdapat di Kecamatan Sepuluh Koto, kacang randang/goreng, kopi bubuk, kerupuk ubi, kerupuk kulit, anyaman lidi, gula aren, gula tebu. Sektor industri besar berupa peternakan ulat sutera oleh PT Sutera Krida. Pada tahun 2004 nilai investasi sektor industri kecil di Kabupaten Tanah Datar mencapai Rp7 miliar dengan nilai produksi sebesar Rp60 miliar.
Pariwisata
Daftar Objek Wisata di Tanah Datar
Batu Batikam
Luhak Nan Tuo, nama lain dari Kabupaten Tanah Datar. Masyarakat Minangkabau meyakini bahwa asal usul orang Minangkabau dari Kabupaten Tanah Datar, tepatnya dari Dusun Tuo Pariangan, Kecamatan Pariangan.
Rumah Gadang Balimbiang
Banyak bukti yang masih terdapat di Kabupaten Tanah Datar ini seperti Sawah Satampang Baniah, Lurah Nan Indak Barangin, Galundi Nan Baselo, dan Kuburan Panjang Datuk Tantejo Gurhano yang dikenal sebagai arsitek rumah gadang. Kemudian dari Luhak Tanah Datar inilah kemudian orang Minangkabau berkembang dan berpindah ke daerah lain seperti Luhak 50 kota dan Luhak Agam.
Danau Singkarak
Di Kabupaten Tanah Datar saat ini masih banyak terdapat peninggalan sejarah adat Minangkabau tersebut, baik berupa benda maupun tatanan budaya adat Minangkabau. Ikrar “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” ini disebut juga dengan Sumpah Satie yang juga di Tanah Datar dilahirkan, yaitu tempatnya di Bukit Marapalam Puncak Pato, Kecamatan Lintau Buo Utara.
Rumah Gadang Pagaruyung / Istana Basa Pagaruyung
Tempat wisata sejarah yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar ini antara lain Istana Pagaruyung, Balairuang Sari, Puncak Pato, Prasasti Adityawarman, Batu Angkek-angkek, Rumah Gadang Balimbing, Kincir Air, Batu Basurek, Nagari Tuo Pariangan, Benteng van der Capellen, Batu Batikam, dan Istano Rajo. Sedangkan untuk wisata alam dan budaya di Kabupaten Tanah Datar adalah Lembah Anai, Panorama Tabek Pateh, Desa Pariangan, Danau Singkarak Bukit Batu Patah, dan Ngalau Pangian, dll.
----- ooooo oOo ooooo -----
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar