Senin, 16 Juli 2018

KISAH RAJA ZULKARNAIN


KISAH RAJA ZULKARNAIN

MUKADDIMAH,
Dialah Raja Muslim yang sangat berkuasa namun saleh. Daerah taklukannya membentang dari bumi bagian barat sampai timur. Ia mendapat julukan Iskandar “Zulkarnain”. “Zul”, artinya “memiliki”, Qarnain, artinya “Dua Tanduk”. Maksudnya, Iskandar yang memiliki kekuasaan antara timur dan barat. Dia juga telah membangun dinding besar berteknologi tinggi untuk ukuran saat itu, diantara dua Gunung. Para ahli sejarah meyakini, dinding tersebut terbuat dari besi yang dicampur dengan tembaga itu terletak tepat di pengunungan Kaukasus. Daerah itu kini disebut Georgia, negara pecahan Uni Soviet.

ORIENTASI,
Secara topografis, deretan pegunungan Kaukasus itu memang terlihat memanjang dari laut Hitam sampai ke laut Kaspia sepanjang 1.200 kilometer tanpa celah. Kecuali pada bagian kecil sempit yang disebut celah Darial sepanjang 100 Meter kurang lebih. Pada bagian celah itulah Zulkarnain membangun tembok penghalang dari Ya’juj dan Ma’juj. Kisah ketokohan Iskandar Zulkarnain ini juga tertulis dalam catatan sejarah orang-orang barat. Dalam catatan tersebut diceritakan bagaimana ia berjaya meluaskan daerah taklukannya dalam masa yang sangat singkat. Oleh karena kejayaannya ini, ia diberi gelar “Alexander The Great”, Alexander Yang Agung”. Belakangan cerita ini diadaptasi ke film layar lebar oleh Sutradara Amerika Serikat, Oliver Stone, dengan judul Alexander The Great.


Namun cerita dari orang-orang barat tersebut sangat bertentangan dengan yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Para Mufasir menyatakan, “Alexander The Great” adalah orang yang berbeda dengan tokoh yang di tulis dalam Al-Qur’an, Yakni, Iskandar Zulkarnain. Alexander The Great itu dalam sejarahnya tidak diberitakan pernah membangun sebuah dinding besar berteknologi tinggi untuk ukuran saat itu, yang terbuat dari besi dicampur tembaga. Bahkan, ia adalah seorang musyrik. Sejarah tidak mencatatnya sebagai seorang Raja Muslim yang taat kepada agama Tauhid.
     
Sejarawan Muslim yang juga ahli tafsir, Ibnu Katsir, dalam kitabnya Al-Bidayah Wan Nihayah menjelaskan, meski punya nama yang sama dan plot cerita yang sama, yaitu kekuasaannya membentang dari Barat sampai ke Timur, keduanya adalah sosok yang berbeda. Antara mereka terbentang jarak dan waktu sampai 2000 tahun. “Hanya mereka yang tidak mengerti sejarah yang bisa terkecoh oleh identitas kedua orang itu,” katanya.
     
Ibnu Katsir lebih jauh menjelaskan, Zulkarnain adalah nama gelar atau julukan seorang penglima penakluk sekaligus Raja saleh. Karena kesalehannya ia selalu mengajak manusia untuk menyembah Allah. Namun mereka ingkar, malah memukul tanduknya – Qarnun, yaitu rambut kepala yang di ikat – sebelah kanan, hingga ia mati. Lalu Allah menghidupkannya kembali, dan ia pun kembali berdakwah. Tetapi sekali lagi tanduknya yang kiri dipukul, sehingga ia mati lagi. Allah SWT menghidupkannya kembali dan menjulukinya Zulkarnain, pemilik duaTanduk, serta memberinya kekuasaan.


Cerita yang sama juga di jumpai dalam kitab Jami Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an, karangan Syekh Al-Aiji Asy-Syafi’i. Dalam kitab tersebut disebutkan, Zulkarnain adalah seorang hamba yang taat kepada Allah dan mengajak kaumnya menyembah Allah. Lalu mereka memukul tanduknya yang kanan hingga mati. Kemudian Allah menghidupkannya lagi, dan dia kembali mengajak kaumnya mengesakan Allah. Tetapi mereka malah memukul tanduknya yang kiri hingga mati lagi. Lalu Allah menghidupkannya lagi dan menganugrahinya kekuasaan yang tak tertandingi. Oleh karena itu ia dijuluki Zulkarnain.
     
Di samping kedua kitab tersebut, Mufassir Muslim Ibnu Jarir Ath-Thabari juga mengisahkannya dalam kitab tafsir Ath-Thabari. Dikatakan, Iskandar Zulkarnain adalah seorang laki-laki yang berasal dari Romawi, ia anak tunggal seorang yang paling miskin diantara penduduk kota. Namun dalam pergaulan sehari-hari, ia hidup dalam lingkungan kerajaan, bergaul dengan para perwira dan berkawan dengan wanita-wanita yang baik dan berbudi serta berakhlak mulia.Imam Al-Qurtubi dalam kitab tafsir Al-Qur’annya yang populer, Tafsir Al-Qurtubi, menceritakan, sejak masih kecil dan masa pertumbuhannya Iskandar berakhlak mulia. Melakukan hal-hal yang baik sehingga terangkat nama baiknya. Ia juga menjadi mulia di kalangan kaumnya, sehingga Allah berkenan memberinya kewibawaan.


Masa Remaja Raja Zulkarnain   
Setelah mencapai usia akil balig, Iskandar menjadi seorang hamba yang saleh, sehingga Allah Berfirman, “Wahai Zulkarnain, Sesungguhnya aku mengutusmu kepada umat-umat di bumi. Mereka adalah umat yang berbeda-beda bahasanya dan mereka adalah umat yang berada disegala penjuru bumi. Mereka terbagi dalam beberapa golongan.”



Mendapat amanat tersebut, Zulkarnain lalu berkata, “Wahai Tuhanku, Engkau telah menugasiku melakukan seuatu hal yang aku tidak kuasa melakukannya kecuali engkau sendiri, maka beritahukan kepadaku tentang umat-umat itu, dengan kekuatan apa aku bisa melawan mereka? Dengan kesabaran apa aku bisa menahan mereka? Dan dengan bahasa apa aku harus bicara dengan mereka? Bagaimana pula aku bisa memahami bahasa mereka sedangkan aku tidak mempunyai kemampuan.”


Kemudian Allah SWT berfirman”Aku membebanimu sesuatu yang kamu mampu melakukannya, aku akan melapangkan pendengaran dan dadamu hingga kamu bisa mendengar dan memperhatikan segala sesuatu. Memudahkan pemahamanmu sehingga kamu bisa memahami segala sesuatu, meudahkan lidahmu, hingga kamu bisa berbicara tentang sesuatu, membukakan penglihatanmu, sehingga kamu bisa melihat segala sesuatu, melipatgandakan kekuatanmu hingga tak terkalahkan oleh sesuatu apapun, menyingsingkan lenganmu, hingga tidak ada sesuatupun yang berani meyerangmu, menguatkan hatimu, hingga kamu tidak takut pada apapun, menguatkan kedua tanganmu hingga kamu bisa menguasai segala sesuatu, menguatkan pijakanmu hingga kamu bisa mengatasi segala sesuatu, memberimu kemuliaan hingga tidak ada apapun yang menakutimu, menundukkan untukmu cahaya dan kegelapan dan menjadikan salah satu tentaramu. Cahaya itu akan menjadi petunjuk di depanmu, dan kegelapan itu akan berkeliling di belakangmu.


Sejak kecil, Iskandar sudah tidak senang melihat peperangan antara timur, yaitu kerajaan Persia, dan Barat, Kerajaan Romawi. Perang itu tak ada hentinya dari tahun ke tahun, malah dari abad ke abad. Ribuan manusia tewas, kerugian harta benda tak terhitung lagi jumlahnya, apalagi kerusakan lingkungan hidup, merugikan manusia itu sendiri.Untuk menghentikan permusuhan antara timur dan barat, Iskandar bercita-cita mendirikan sebuah kerajaan yang dapat menyatukan wilayah timur dan barat.
Iskandar pun tumbuh menjadi manusia dewasa yang saleh, berakhlak dan berbudi tinggi. Atas segala kesalehannya itu, Allah mengaruniakan kepadanya segala kelebihan yang dimiliki oleh seorang pemimpin, lalu Allah memerintahkan untuk menyeru manusia kepada agama Muslim.
     
Mula-mula dengan tentaranya yang lengkap dan kuat, dia menuju ke barat wilaya Maroko, tempat terbenamnya matahari. Dilihatnya matahari itu terbenam di mata air yang berlumpur, lautan Atlantik sekarang ini.
Di situ ia bertemu dengan bangsa yang senantiasa berbuat kerusakan dan kejahatan. Bukan saja merusak permukaan bumi dan mengacaukannya, tetapi juga sudah menjadi tabiat mereka suka membunuh orang-orang yang tidak bersalah sekalipun. Bahkan mereka tidak beragama.


Sebelum melakukan tindakan, terlebih dahulu Iskandar menadahkan tangannya ke langit, memohon petunjuk kepada Allah, tindakan apa sebaiknya yang harus dilakukan terhadap bangsa yang begitu kejam, apakah bangsa itu akan digempurnya habis-habisan, atau akan dibiarkan begitu saja? Allah lalu memberinya dua pilihan: digempur habis-habisan sebagai balasan atas kekejaman mereka, atau di ajar dan didik agar mereka kembali kepada kebenaran dan menyembah Allah serta meninggalkan segala kejahatan. Iskandar Zulkarnain memutuskan menggempur mereka yang durhaka dan jahat, sedangkan orang yang baik akan dilindungi. Sebelumnya ia berkata kepada bangsa tersebut, “Siapa yang aniaya, akan kami siksa dan dikembalikan kepada Tuhan, agar Tuhan memberikan siksa yang lebih pedih lagi. Adapun orang-orang yang saleh dan baik, akan kami lindungi, dan kepadanya kami hanya akan memerintahkan kewajiban-kewajiban yang ringan.”


Kemudian tentaranya bergerak menewaskan setiap orang yang kejam, melindungi setiap orang yang baik. Akhirnya negeri itu dapat diamankan dan di tentramkan serta di atur sebaik-sebaiknya, penuh dengan kehidupan bahagia dan makmur. Setelah selesai menunaikan kewajiban terhadap bangsa dan negeri itu, Iskandar dengan tentaranya menuju ke arah timur, India. Dilihatnya matahari di atas bangsa yang musyrik, yang menyembah banyak tuhan, yaitu bangsa Hindustan. Bangsa dan negeri itu pun dapat ditaklukkan, diamankan dan ditentramkannya, serta diatur sebaik-baiknya sehingga setiap orang dapat merasakan hidup aman, tentram dan bahagia. Bangsa itu juga dapat dikeluarkan dari lembah kesesatan.


Selesailah sudah kewajibannya terhadap bangsa dan negeri itu. Ia lalu menuju ke utara, negeri Armenia, melalui Persia dan Azarbaijan. Kemenangan demi kemenangan dicapainya selama dalam perjalanan itu, akhirnya sampailah di suatu tempat, di sana ia bertemu dengan suatu bangsa yang selalu dalam ketakutan dan ke khawatiran, karena ternyata negeri itu berbatasan dengan bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang terkenal kuat dan kejam. Bukan sekali dua kali saja, tetapi seringkali bangsa Ya’juj dan Ma;juj itu datang menyerang mereka, menghancurkan apa saja yang didapatinya dan membunuh siapa saja yang dijumpainya.Kedatangan Iskandar ini, mereka sambut dengan segala kehormatan dan kegembiraan, karena mereka tahu dari kabar yang beredar bahwa Iskandar adalah Raja yang kuat dan paling adil di muka bumi ini.


Kisah Zulkarnain Membuat Tembok Besi
Pada zaman kerajaan Romawi, ada seorang  raja yang saleh.raja itu adalah bernama Zulkarnain, ada juga  yang menyebutnya Iskandar Zulkarnain. Beliau adalah raja yang memerintah dengan penuh bijaksana, rakyatnya hidup dalam kesejahteraan.Allah swt, memberikan jalan kepadanya  untuk mencapai kejayaan, banyak negeri  yang telah ditaklukannya. Semua negeri itu diperintah dengan sangat adil. Allah swt, juga memberikan pasukan yang sangat banyak.

Raja Zulkarnain dan pasukkannya menaklukan daerah Afrika sampai pendalamannya, hingga mencapai bagian paling barat sebuah samudra, ia dan pasukannya tiba di  sebuah tempat ketika matahari terbenam. Di daerah tersebut ia menemukan suatu bangsa yang penduduknya sebagian baik dan sebagian lagi jahat. Kemudian, ia menempuh perjalanan sampai tiba di suatu tempat yang berada diantara dua deretan gunung yang tinggi. Disana beliau menemukan bangsa yang tidak mengerti pembicaraan mereka, karena bahasa mereka sulit dipahami. Hal itu disebabkan daerah itu sangat terpencil dan penduduknya sangat terbelakang. Salah seorang penduduk berkata, “Wahai Zukarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj adalah orang-oprang yang senang berbuat kerusakan dimuka bumi. Kami akan memberi imbalan kepadamu jika kamu dapat membuat tembok pemisah antara kami dengan mereka.


Raja Zulkarnain menyanggupi permintaan tersebut, kemudian Zulkarnain menerangkan tentang cara membuat dinding yang tebal. Ia berkata, ”Kumpulkan potongan-potongan besi.” Kemudian mereka mulai menumpuk potongan-potongan besi diantara kedua deretan gunung. Setelah tumpukkan besi itu telah mencapai setinggi gunung, Zulkarnain berkata, “Tiuplah api”. Tumpukkan besi itu menjadi merah setetah  dipanaskan dengan api. Kemudian Zulkarnain  menuangkan  tembaga  mendidih kedalam tumpukkan besi itu sehingga bagian yang satu  melekat dengan bagian yang lain dan bersambung dengan deretan gunung itu. Tembok besi itu pun selesai dibangun, Ya’juj dan Ma’juj tidak dapat mendaki tembok tersebut dan tidak dapat melubanginya. Zulkarnain berkata, ”Ini adalah rahmat dari Rabbku”.

Akhirnya Ya’juj dan Ma’juj terkurung diantara tembok itu hingga suatu saat nanti Allah swt  akan menghancurkan tembok itu. Ketika tembok itu dihancurkan, Ya’juj dan Ma’juj akan langsung menyerbu bangsa-bangsa yang berdekatan dengan mereka sampai wilayah Timur dan Barat.



Ainul Hayat, Mata Air keabadian yang  dijaga oleh Nabi Khidir AS




Bagi yang menemukannya akan menyesal, yang tidak menemukannya akan lebih menyesal, Nabi Khidir adalah salah satu dari para nabi yang kisahnya diabadikan di dalam Al-Quran. Beliau adalah sosok nabi yang misterius dan terkenal karena ilmu laduninya. Salah satu dari mukjizat beliau adalah kematiannya yang ditangguhkan oleh Allah SWT hingga hari kiamat. Tentang mukjizat nabi Khidir AS yang memiliki umur sangat panjang, beberapa ulama dan ahli sufi meriwayatkan sebuah kisah rahasia hidup abadi nabi Khidir. Dan kebanyakan kisah mengacu pada misteri mata air misterius yang menjadi kunci keabadian nabi khidir. Agar tidak penasaran, berikut ulasan lengkap mengenai kisah mata air tersebut.

Tetesan mata air surga
Beberapa hikayat menyebutkan setelah Allah SWT menciptakan dunia, Dia menurunkan beberapa tetesan air dari surga ke dunia. Salah satu tetesnya kemudian berubah menjadi sang Ainul Hayat atau si mata air keabadian yang terkenal itu. Ainul Hayat sendiri berarti mata air kehidupan, mata air yang memberikan rahasia kehidupan pada peminumnya. Jadi siapa pun yang meminumnya akan hidup hingga kiamat kecuali dia memohon kematian pada Allah SWT.

Raja Zulkarnain dan pencarian Ainul Hayat
Beberapa kisah menceritakan bahwa Allah SWT menurunkan malaikat Rifa’il pada Raja Iskanda Zulkarnain. Raja Zulkarnain menanyakan pada malaikat Rifa’il adakah cara agar dia dapat beribadah terus-menerus pada Allah SWT. Malaikat Rifa’il menceritakan mengenai Ainul Hayat, mata air kehidupan abadi pada Raja Zulkarnain. Dibekali dengan permata dari malaikat Rifa’il,  bersama pasukannya, raja Zulkarnain melakukan perjalanan pencarian mata air Ainul Hayat. Dikatakan bahwa mata air Ainul Hayat berada di tempat tergelap bumi dan tempat keluarnya matahari. Namun sayangnya mata air Ainul Hayat tidak pernah diminum oleh raja Zulkarnain.

Nabi Khidir AS meminum Ainul Hayat dan menjaganya
Saat sampai pada tempat yang diberitahukan malaikat Rifa’il, Raja Iskandar Zulkarnain menyuruh salah satu orangnya untuk masuk terlebih dahulu mencari Ainul Hayat. Dan orang tersebut adalah Khidir AS. Atas wahyu dari Allah SWT, nabi Khidir diberikan petunjuk keberadaan Ainul Hayat dan akhirnya beliau lah yang meminumnya. Raja segera menyusul Khidir AS bersama pasukanya, namun mereka tidak diizinkan menemukan mata air tersebut oleh Allah SWT. Akhirnya hanya Nabi Khidir yang mendapatkan kehidupan abadi.


Fountain of Youth
Raja Ferdinand mengerahkan beberapa orangnya untuk mencari mata air yang melegenda ini. Salah satu dari orang-orang suruhan raja tersebut adalah Ponce de Leon. Ia mencari sebuah mata air yang dapat membuat para orang tua menjadi remaja. Pencariannya dimulai dari pulau Bahama hingga mencapai berbagai tempat di “dunia baru”. Sayangnya, hingga akhir hayatnya Ponce de Leon tidak pernah menemukan keberadaan mata air legendaris tersebut. Diketahui bahwa Ponce de Leon mati dikarenakan panah dari para suku Indian. Oleh Ponce de Leon mata air keabadian ini disebut Fountain of Youth.


Misteri Segitiga Bermuda dan Ainul Hayat
Setelah berhasil meminum air Ainul Hayat, beberapa hikayat mengatakan bahwa nabi Khidir AS diutus Allah SWT untuk menjaga mata air tersebut. Baik dari golongan Jin, setan dan manusia ingin berbondong-bondong mencari keberadaan mata air tersebut. Namun sejak, dijaga oleh Nabi Khidir AS, tidak ada satupun yang dapat meminum mata air tersebut. Beberapa ulama berpendapat bahwa letak Ainul Hayat yang dijaga nabi Khidir berada di pulau Bermuda, oleh karena itulah banyak kapal dan orang yang hilang ketika melewati daerah tersebut. Karena para setan berbondong-bondong mengelilingi tempat tersebut untuk merebut Ainul Hayat. Semua kita kembalikan pada Allah SWT, karena hanya Dia lah yang maha mengetahui segalanya. Semoga dengan mengetahui beberapa cerita mengenai mata air Ainul Hayat ini akan semakin menambah keimanan kita sebagai seorang muslim. Toh, segala keajaiban hanya bisa terjadi atas izin Allah SWT.

Sumber : Google Wikipedia.

 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...