KISAH
RATU ISABELLA
ORIENTASI
Ratu
Isabella dilahirkan tahun 1451 di kota Madrigal di wilayah kerajaan Castile
(kini bagian dari Spanyol). Sebagai gadis remaja dia peroleh pendidikan
keagamaan yang ketat dan menjadi seorang Katolik yang taat. Saudara tirinya,
Henry IV, jadi Raja Castile dari tahun 1454 hingga wafatnya tahun 1474. Pada
saat itu tidak ada Kerajaan Spanyol. Daerah Spanyol sekarang terpecah-belah
jadi empat kerajaan: Castile yang terbesar, Aragon di bagian sebelah utara
Spanyol sekarang, Granada di sebelah selatan dan Navarre di utara.
Di
ujung tahun 1469-an, Isabella yang mungkin jadi pewaris mahkota Castile pewaris terkaya di Eropa– menjadi inceran pelbagai pangeran. Saudara tirinya
Henry IV, keinginan dia menikah dengan raja Portugis. Tetapi, di tahun 1469,
tatkala usianya menginjak delapan belas tahun, dia abaikan keinginan itu tetapi pernikahan dengan Ferdinand pewaris Kerajaan Aragon. Berang akibat ketidakpatuhan
Isabella, Henry menunjuk anak perempuannya, Yuana, menggantikannya. Tetapi
ketika Henry meninggal dunia di tahun 1474, Isabella menuntut mahkota Kerajaan
Castile. Para pendukung Yuana tidak bisa menyetujui ini hingga pecahlah perang
saudara. Menjelang bulan Februari 1479 pasukan Isabella peroleh kemenangan.
Raja John II dan Aragon mati di tahun itu juga dan Ferdinand menaiki tahta
kerajaan Aragon. Sesudah itu Isabella dan Ferdinand memerintah sebagian besar
Spanyol secara bersama-sama.
Dalam
teori, kedua kerajaan Aragon dan Castile masih tetap terpisah, begitu juga
pemerintahannya. Tetapi dalam praktek Ferdinand dan Isabella mengambil
keputusan-keputusan bersama-sama dan berperan sebagai penguasa gabungan terbaik
di seluruh Spanyol. Selama dua puluh tahun pemerintahan gabungannya, politik
dasar mereka adalah membangun satu kesatuan kerajaan Spanyol yang diperintah oleh
satu lembaga kerajaan yang kuat. Salah satu proyek pertamanya adalah penaklukan
Granada, satu-satunya bagian dari semenanjung Iberia yang masih berada di bawah
kekuasaan orang Islam. Pertempuran bermula tahun 1481 dan berakhir tahun 1492
dengan kemenangan mutlak di pihak Ferdinand dan Isabella.
Dengan
penaklukan Granada, daerah Spanyol hampir sama luas dengan daerah Spanyol
sekarang ini. (Kerajaan kecil Navarre dimasukkan ke dalam wilayah kekuasaannya
oleh Ferdinand tahun 1512 sesudah Isabella meninggal dunia). Pada saat-saat
permulaan pemerintahannya, Ferdinand dan Isabella mendirikan pengadilan
Spanyol. Pengadilan merupakan forum pengadilan gerejani, gabungan dari hakim,
juri, jaksa penuntut dan penyelidik kepolisian. Pengadilan ini terkenal baik
karena kekejaman hukumnya maupun ketidakadilan cara-caranya. Para tertuduh
kecil harapan dan tak punya kemungkinan samasekali membela diri terhadap tuduhan
yang dijatuhkan kepadanya. Mereka tidak diberitahu samasekali bunyi tuduhan,
bahkan nama-nama si penuduh. Tertuduh yang menyangkal tuduhan dipermak habis
hingga mengaku. Menurut perkiraan lama, sedikitnya 2000 orang dibakar selama
dua puluh tahun pertama berlakunya pengadilan Spanyol itu, tetapi informasi
berikutnya jumlah itu makin menyusut.
Pengadilan
Spanyol itu dipimpin oleh seorang pendeta amat fanatik, Tomas de Torquemada,
pendeta yang biasa menerima pengakuan pribadi Isabella. Kendati pengadilan
sudah diberi limpahan wewenang oleh Paus, dalam praktek dia di bawah pengawasan
raja-raja Spanyol. Pengadilan inkuisisi ini sebagian dimaksud agar terjamin
keseragaman agama, dan sebagian dimaksud untuk menggencet mereka yang
beroposisi terhadap Raja. Di Inggris, pangeran-pangeran feodal selalu bisa
memelihara kekuatan cukup untuk mengawasi kekuasaan Raja. Pangeran feodal
Spanyol suatu saat juga punya wibawa, tetapi raja-raja Spanyol mampu
menggunakan pengadilan inkuisisi sebagai senjata menghadapi pangeran feodal
yang tidak mau dicucuk hidung begitu saja, karena itu mereka juga mampu
membangun suatu monarki yang terpusat dan absolut. Mereka juga gunakan itu
untuk punya pengawasan lebih besar terhadap pendeta-pendeta Spanyol. Tetapi,
tujuan utama pengadilan inkuisisi adalah mereka yang dicurigai murtad dari
agama, khusus Yahudi dan Islam yang sedikitnya sudah berpindah jadi Katolik
tetapi secara diam-diam masih tetap menjalankan ibadah agama asalnya.
Pada
mulanya, pengadilan inkuisi tidaklah ditujukan melawan Yahudi. Tetapi, di tahun
1492, atas tekanan si fanatik Torquemada, Ferdinand dan Isabella menandatangani
sebuah dekrit yang isinya memerintahkan semua Yahudi Spanyol masuk Kristen atau
angkat kaki tinggaikan Spanyol dalam tempo empat bulan, tanpa boleh membawa
barang miliknya walau sepotong. Buat Yahudi Spanyol yang berjumlah sekitar
200.000 orang, perintah pengusiran ini betul-betul suatu malapetaka dan banyak
yang menghembuskan napas terakhir sebelum kaki sempat menyentuh pelabuhan yang
aman. Untuk Spanyol, pengusiran ini berarti kehilangan sejumlah besar penduduk
yang paling rajin dan paling berkeahlian dalam dunia dagang dan pertukangan
sehingga menyebabkan kemunduran ekonomi yang hebat.
Tatkala
Granada menyerah, perjanjian damainya menyediakan peluang buat kaum Muslimin
yang ada di Spanyol diijinkan boleh tetap beribadah menurut ajaran agamanya.
Kenyataannya, pemerintahan Spanyol tak lama sesudahnya mengkhianati perjanjian
itu. Oleh sebab itu kaum Muslimin berontak, tetapi dapat ditumpas. Tahun 1502
semua kaum Muslimin yang berada di Spanyol dipaksa masuk Kristen atau dihalau
pergi, pilihan serupa yang pernah disodorkan kepada kaum Yahudi sepuluh tahun
sebelumnya.
Meskipun
Isabella seorang pemeluk Katolik yang taat, dia tak pernah mengijinkan
keortodoksannya mengganggu nasionalisme Spanyolnya. Dia dan Ferdinand berjuang
keras dan berhasil meyakinkan bahwa gereja Katolik di Spanyol diawasi oleh
Kerajaan Spanyol, bukan oleh Paus. Ini merupakan salah satu sebab mengapa kaum
pembaharu Protestan di abad ke-16 tak berkesempatan peroleh kemenangan di
Spanyol. Yang teramat menonjol di masa pemerintahan Isabella, tentu saja,
penemuan dunia baru oleh Christopher Colombus yang juga terjadi di tahun 1492
yang menentukan dan penting. Ekspedisi Colombus disponsori oleh kerajaan
Castile. (Tetapi, cerita bahwa Isabella melelang permatanya untuk membiayai
ekspedisi tidaklah benar).
Isabella
meninggal dunia tahun 1504. Selama hidupnya dia melahirkan seorang putra dan
empat putri. Putranya Yuan meninggal tahun 1497. Puterinya yang paling terkenal
adalah Yuana. Ferdinand dan Isabella mengatur agar Yuana kawin dengan Philip I
(si tampan) putera Kaisar Hapsburg Austria dan pula ahliwaris Kerajaan
Burgundy. Hasil dari perkawinan dinasti yang luar biasa ini, cucu Isabella,
Raja Charles V, mewariskan salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Eropa.
Dia juga terpilih jadi Kaisar Roma yang suci dan merupakan orang terkaya dan
Raja terkuat di Eropa pada masanya. Daerah yang berada di bawah kekuasaanya
termasuk Spanyol, Jerman, Negeri Belanda, Belgia, Austria, Swiss, sebagian
besar Italia, sebagian Perancis, Cekoslowakia, Polandia, Honggaria, dan
Yugoslavia dengan tambahan sebagian besar daerah Amerika Selatan. Baik Charles
V maupun puteranya Philip II penganut Katolik yang taat, yang sepanjang masa
pemerintahannya menggunakan kekayaan Amerika Selatan untuk membiayai perang
melawan negara-negara Eropa Utara yang menganut Protestan. Jadi, perkawinan
antar dinasti yang diatur Ferdinand dan Isabella mempengaruhi jalannya sejarah
Eropa selama hampir seabad sesudah kematian mereka.
Sekarang
saya akan menyimpulkan kerja besar dan pengaruh Ferdinand dan Isabella. Berkat
kerjasama keduanya, mereka berhasil membangun kerajaan Spanyol yang bersatu,
yang daerah perbatasannya cukup mantap, tak mengalami perubahan selama lima
abad. Mereka berhasil membentuk pemerintahan monarki yang terpadu, tersentralisir,
dan mutlak di Spanyol. Pemberontakan kaum Muslimin dan Yahudi punya konsekuensi
penting baik bagi mereka yang terhalau maupun bagi Spanyol sendiri. Ketaatan
mereka yang teguh kepada agama dan pendirian pengadilan inkuisisi punya akibat
mendalam terhadap keseluruhan masa depan Spanyol.
Pokok
terakhir dari hasil-hasil yang telah dicapai membuka permasalahan. Secara
sederhana seseorang bisa bilang, pengadilan inkuisisi membikin hambatan bagi
perkembangan intelektual Spanyol. Di abad-abad sesudah tahun 1492, umumnya
Eropa Barat telah mencapai tingkat kemeriahan kemajuan ilmu pengetahuan dan
ketinggian intelektual. Hal ini tidak terjadi di Spanyol. Di suatu masyarakat
yang tiap orang yang punya beda pendapat selalu dicekam bahaya penangkapan oleh
pengadilan inkuisisi, tidak aneh jika masyarakat macam itu kehilangan pribadi
samasekali. Negeri-negeri Eropa lainnya memperbolehkan adanya beda pendapat. Di
Spanyol, inkuisisi cuma membolehkan Katolik yang dua puluh empat karat.
Menjelang tahun 1700, Spanyol merupakan negeri yang jompo secara intelektual
dibanding lain-lain negeri Eropa Barat. Memang, meskipun hampir lima abad
sesudah Ferdinand dan Isabella untuk pertama kali mendirikan pengadilan
inkuisisi, dan kendati lebih dari 140 tahun sejak inkuisisi akhirnya dihapus,
Spanyol masih tetap belum pulih dari akibat-akibatnya.
Lebih
dari itu, pendukungan atas ekspedisi Colombus meneguhkan fakta bahwa sebagian
besar Amerika Selatan dan Tengah menjadi jajahan Spanyol. Ini artinya
kebudayaan Spanyol dan adat-istiadatnya, termasuk pengadilan inkuisisinya
tegak berdiri di sebagian terbesar benua baru. Tidaklah mengherankan, akibat
Spanyol secara intelektual lebih terbelakang ketimbang umumnya Eropa Barat,
dengan sendirinya jajahan Spanyol pun lebih terbelakang dibanding dengan
jajahan Inggris di Amerika Utara.
Dalam
hal mempertimbangkan di mana Isabella mesti ditempatkan di daftar urutan buku
ini, satu faktor harus dipertimbangkan, ialah. apakah perisitiwa-peristiwa itu
bisa terjadi tanpa Isabella. Memang benar, jiwa jihad sudah begitu kuat di
Spanyol, karena selama 700 tahun terlibat pergulatan menaklukkan kembali
jasirah Iberia dari orang Islam. Sesudah perjuangan itu membawa hasil yang
sukses di tahun 1492, Spanyol punya pilihan menentukan arah ke mana dia mau
pergi. Adalah Ferdinand dan Isabella khususnya. Isabella yang menentukan arah
dan tujuan keortodoksan agama yang tak kenal kompromi. Tanpa pengaruhnya,
tampaknya amat mungkin Spanyol akan tetap mendekam sebagai masyarakat yang
pluralistik.
Mungkin
lumrah membandingkan Isabella dengan Ratu Elizabeth I dari Inggris yang lebih
masyhur. Elizabeth sedikitnya sama berkemampuannya dengan Isabella. Dan karena
dia banyak sedikitnya berprikemanusiaan dan punya toleransi, dia tampak lebih
merupakan penguasa yang dikagumi. Tetapi, Elizabeth kurang kadar jiwa inovatornya
dibandingkan Isabella dan tak sedikit pun tindak lakunya punya pengaruh
mendalam seperti halnya Isabella membentuk peradilan inkuisisi. Meskipun
beberapa sikap politik Isabella terlampau kotor dan penuh dendam kesumat, tidak
banyak raja-raja dalam sejarah yang punya pengaruh begitu berjangka jauh
seperti dia.
Sumber : Google Wikipedia
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar