KISAH
HAMMAN
Orientasi
Haman
(Arab: هامان,
Hāmān) adalah seorang penasihat Fir'aun dan pelaksana proyek pembangunan
menara yang digunakan Fir'aun untuk melihat Tuhan
yang berada pada zaman Musa. Istilah "Haman" dalam Al-Qur'an
pernah diperdebatkan oleh sebagian orientalis sebagai bentuk kesalahan dalam
pembacaan Alkitab dari Kitab Ester karena menempatkan Haman 1.100
tahun sebelum zaman Ester. Namun, perdebatan itu menemui titik terang setelah
ditemukannya prasasti "Batu Rosetta" tahun 1799
dan tersingkapnya nama "Haman" yang menggambarkan hubungannya dengan
Fir'aun. Dalam pengkajian Al-Qur'an, diidentifikasikan bahwa Haman muncul setelah
kembalinya Musa dari Madyan dan mati bersama Fir'aun dan
tentaranya dalam peristiwa Eksodus.
Narasi
Haman
disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 6 kali. Sumber-sumber
dalam Al-Qur'an menyebutkan kisah Haman terjadi
setelah kembalinya Musa dari Madyan. Dalam kerajaan Fir'aun, Haman
menempati beberapa posisi penting kerajaan sebagai mentri, penasehat raja
(terutama bidang keagamaan), dan sebagai pelaksana proyek pembangunan menara.
Haman diperintah oleh Fir'aun untuk membuat menara yang akan digunakan Fir'aun
untuk melihat "Tuhan Musa". Pembuatan menara itu membutuhkan 50.000
pekerja dan belum termasuk tukang untuk membuat kuil-kuil. Setelah pembangunan
menara selesai, Fir'aun menembakkan panah
dari puncak menara untuk mengalahkan Tuhan Musa. Fir'aun berbohong kepada Musa
bahwa Tuhannya telah mati dengan menunjukkan anak panahnya yang kembali telah
berlumuran darah Menara itu kemudian dirobohkan oleh
Jibril menjadi tiga bagian yang menewaskan
hampir seluruh pekerja. Haman jugalah yang menasihati Fir'aun untuk menolak
misi keagamaan Musa. Pada peristiwa pelarian Bani Israel dari Mesir,
Haman tenggelam bersama Fir'aun dan tentaranya.
Kisah Hamman
dan Menara Langit
Istana
Fir'aun terguncang hebat. Sang raja dikalahkan begitu saja oleh pemuda belia
bernama Musa. Tipu dayanya memanggil para ahli sihir dari penjuru negeri Mesir
berakhir kekalahan. Alih-alih mengalahkan Musa, para penyihir malah tertunduk
sujud menyembah Tuhan Musa dan enggan lagi menuhankan Fir'aun. Fir'aun geram
bukan kepalang. Ia mengamuk di atas singgasananya. Para menteri dan orang-orang
disampingnya menjadi luapan kemarahannya. Semuanya dicaci kemudian diusir dari
istananya.
Fir'aun
menyendiri sembari menenggak anggur. Namun kemarahannya tak kunjung reda. Ia
pun memanggil kembali semua menteri dan pejabat kerajaan untuk menghadapnya
segera. Takut-takut, para pejabat memasuki istana. Melihat rajanya yang masih
emosional, makin takut hati mereka. Sebentar lagi, raja negeri Mesir ini pasti
meledak. Wajah sang raja tertekuk geram. Ia seakan baru saja ditampar keras
oleh Musa. Sang Nabiyullah membuktikan
ketuhanan Fir'aun palsu belaka. Ia sekedar manusia lemah yang berdusta mengaku
Tuhan.
Ketika
semua pembesar telah berkumpul, Fir'aun tiba-tiba bertanya pada perdana
menterinya, "Hai Haman, Apakah aku ini seorang pendusta?" teriak Fir'aun.
Hamman, pengikut setia Fir'aun pun langsung bertekuk lutut kemudian meyahut,
"Siapa yang berani menuduh baginda Fir'aun sebagai pembohong?!"
ujarnya membela. Fir'aun pun berkata, "Bukankah Musa mengatakan bahwa ada
Tuhan di Surga?" ujar penguasa negeri piramida, geram."Musa telah
berdusta!" ujar Hamman segera. Ia tak ingn tuannya marah.
Namun
Fir'aun tak puas dengan jawaban Hamman. Ia pun memalingkan wajahnya dengan
wajah masih merah padam. "Saya tahu Musa itu hanyalah tukang sihir yang
berdusta," ujar Fir'aun.
Fir'aun
kembali memandang Hamman dengan ide tipu daya yang lain, "Wahai
pembesarku, akulah Tuhan kalian. Bersama Hamman, bagunlah untukku sebuah menara
yang menjulang tinggi supaya aku sampai higga pintu-pintu langit. Aku ingin
melihat Tuhan Musa, dan aku tahu bahwa Musa itu hanyalah seorang
pendusta," ujar Fir'aun. Hati Fir'aun benar-benar tertutup. Ia terhalang
menuju jalan yang lurus. Pun para pembesarnya tak dapat menolak perintah sang
raja. Hamman pun segera memperintahkan para pembesar lain untuk memenuhi
keinginan Fir'aun. Namun itu hanyalah sifat munafik Hamman.
Ia
sebenarnya tahu betul bahwa mustahil membangun menara seperti yang diinginkan
Fir'aun. Bahkan meski peradaban Mesir kala itu dipandang maju, membangun menara
hingga pintu langit merupakan perkara ajaib yang tak mampu dilakukan. Kendati
demikian, ia mengiyakan perintah Fir'aun agar sang raja tak murka padanya. Hingga
kemudian, Hamman dengan kedudukannya meemberikan pengaruh bagi keputusan raja.
Ia dengan mulut manisnya berusaha memuja Fir'aun.
"Namun
paduka, untuk pertama kalinya saya merasa keberatan. Kendati Anda telah
membangun menara menjulang, Anda tak akan pernah menemukan siapapun di langit.
Karena memang tidak ada Tuhan selain Anda," ujar Hamman.
Mendengarnya,
Fir'aun langsung berbangga diri dan memuja diri sendiri dengan ucapan Hamman.
Fir'aun pun kemudian mendeklarasikan diri kembali sebagai Tuhan. "Wahai
pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku," ujar
Fir'aun. Fir'aun pun kemudian menyebarkan rumor di tengah masyarakat. Setiap
orang yang berani melawannya dan menyembah selainnya, maka akan mendapat
hukuman mati. Fir'aun memperketat militernya. Ia menyebar semua aparat untuk
menjaga eksistensinya sebagai Tuhan. Bani Israil pun dirundung teror Fir'aun
tersebut. Apalagi Hamman mengusulkan agar Fir'aun membunuh setiap pria dan
menodai setiap wanita diantara para pengikut Musa.
Semakin
hari, Bani Israil tak kuat dengan siksaan Fir'aun. Mereka tak lagi sabar dengan
keimanan. Bukan Bani Israil jika tak melawan nabi mereka.
Berbondong,
mereka pun menemui Nabi Musa dan berkata, "Kami memang telah menderita
masalah sebelum Anda datang kepada kami. Namun kami juga tetap menderita
setelah Anda datang pada kami," keluh mereka. Dengan sabar, Musa hanya
menjawab, "Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu
khalifah di bumi-Nya, maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu,"jawab
Nabiyullah.
Sebagaimana
diketahui dalam kisah Nabi Musa, Allah di kemudian hari menyelamatkan Bani
Israil dan membinasakan Fir'un, Hamman dan semua bala tentara mereka. "Dan
akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan
kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan,"
surah Al Qashshash ayat 6 yang terjemahnya : 6). dan akan Kami teguhkan
kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan
Haman beserta tentaranya apa yang se- lalu mereka khawatirkan dari mereka
itu[1113].
[1113]
Fir'aun selalu khawatir bahwa kerajaannya akan dihancurkan oleh Bani Israil
karena itu Dia membunuh anak-anak laki-laki yang lahir dalam kalangan Bani
Israil. ayat ini menyatakan bahwa akan terjadi apa yang dikhawatirkannya itu.
Keterangan
ayat menyebutkan bahwa yang dimaksud kekhawatiran Fir'aun dan Hamman ialah
kerajaan yang akan hancur oleh Bani Israil. Oleh karena kekhawatiran tersebut,
pemerintahan Fir'aun menyiksa Bani Israil. Namun Allah selalu menyelamatkan
hambaNya dan membela nabiNya. Kisah Hamman tersebut dikisahkan dalam kitabullah
dalam beberapa surat, diantaranya dalam Surah Al Qashshash ayat 6 dan ayat 38,
Surah Al Mu'min ayat 36-37, serta Surah Al Ankabut ayat 38. Rujuklah kitab
tafsir "Qashshashul Anbiya" karya Ibnu Katsir untuk kisah lengkap
perjalanan hidup dan dakwah Nabiyullah
Musa Alaihissalam.
Sumber
: Google Wikipedia
Misteri Haman ,
Sebagaimana Disebutkan dalam Al Quran
Segala
puji bagi Allah yang berfirman di dalam Al-Qur’an:
“Dan
berkata Firaun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain
aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku
bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya
aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”. (QS Al-Qashash
[28]: 38)
Firaun
yang disebutkan dalam ayat ini berbicara dengan para bangsawan bangsanya bahwa
ia tidak mengenal tuhan untuk mereka kecuali dirinya sendiri. Firaun memanggil
Haman untuk memintanya membangunkan untuknya dari tanah yang dibakar, atau batu
bata, bangunan yang sangat tinggi supaya ia bisa melihat Tuhannya Musa.
Ayat ini menunjuk
kepada banyak mujizat seperti:
Ø Firaun memosisikan dirinya sebagai
tuhan: seperti dalam perkataannya, “aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain
aku.” Riset arkeologi menemukan peradaban Mesir kuno yang memastikan bahwa
Firaun sejak dinasti keempat mengklaim bahwa mereka adalah anak-anak Dewa Raa,
dewa matahari yang disembah oleh orang Mesir kuno. Tidak hanya itu, nama Raa
berada di antara para keluarga fir’aun, seperti Raa Nip, yang berarti dewa emas.
Kata ilmuwan arkeologi, yang bukti paling jelas bahwa Firaun menganggap diri
mereka sebagai tuhan adalah adanya lagu untuk matahari yang telah diabadikan
dalam teks-teks di dalam piramida, yang mengidentifikasi Firaun sebagai dewa
matahari. Lagu ini berbicara ke rakyat Mesir, termasuk daftar panjang yang
menakjubkan tentang manfaat yang dapat dinikmati rakyat Mesir di bawah
perlindungan dan penguasa dewa matahari, seperti yang diberikan Firaun kepada
rakyat Mesir. Ia harus menerima hadiah yang sama dari rakyat Mesir. Itu
sebabnya seluruh lagu diulang lagi dengan menempatkan nama firaun meskipun yang
tercatat dalam lagu asli adalah nama “Raa atau Horase”.
Ø Keajaiban kedua adalah penggunaan
batu bata oleh Fir’aun dalam membangun menara: Firaun meminta Haman untuk
membangun istana yang tinggi atau menara dari tanah liat bakar yang merupakan
batu bata. Hal ini dianggap sebagai mukjizat sejarah Alquran, karena telah
menjadi pemikiran umum bahwa batu bata menurut para sejarahwan tidak muncul di
Mesir kuno, kecuali setelah era Roma, dan ini menurut pendapat membuat para
sejarahwan bertentangan dengan ayat yang menyatakan permintaan Firaun kepada
Haman bahwa dia harus membangun sebuah istana yang tinggi dari tanah liat bakar
atau batu bata. Pendapat para sejarahwan itu terus bertahan hingga Patry,
seorang ilmuwan arkeologi menemukan sejumlah batu bata yang digunakan dalam
membangun entombment dan juga digunakan dalam membangun beberapa bangunan dasar
yang merujuk kepada masa Rammsis II , Mrinbtah dan Sity II dari dinasti
keluarga kesembilan belas (1308-1184 SM). Dan ia menemukan batu bata itu dalam
sebuah situs arkeologi yang tidak jauh dari Be Rammsis atau Kantir, Ibukota
Fir’aun di timur Delta.
Ø Mukjizat ketiga menunjuk ke salah
satu asisten Firaun dengan namanya Haman. Profesor Morris Bokay menyatakan
sebagai berikut, “Al-Qur’an menyebutkan seseorang bernama Haman yang merupakan
salah satu pembantu Firaun. Firaun memintanya untuk membangun bangunan yang
tinggi atau sebuah istana tinggi memungkinkan Firaun—ketika ia berkata dengan
sinis kepada Musa—untuk mencapai Allah dan melihat-Nya. Dan saya ingin tahu
apakah nama itu tidak terhubung ke sebuah nama hiroglif, sehingga ia dapat
disimpan sebagai salah satu dokumen era tersebut, sehingga kemudian “Nakhara”
yang berarti “menulis surat suatu bahasa dalam surat bahasa lain” akan terjadi.
Dan saya tidak akan puas dengan jawaban kecuali yang datang dari seorang ahli
dalam bahasa hieroglif dan juga mengetahui bahasa Arab secara baik.
Jadi
saya bertanya kepada seorang ilmuwan di bidang Egyptologue dari perancis
tentang kedua hal tersebut. Saya menulis nama Haman, tapi saya tidak mengatakan
apa-apa kepadanya tentang realitas teks yang bersangkutan. Saya hanya
mengatakan kepadanya bahwa kata ini terkait dengan abad ketujuh sebelum masehi.
Jawabannya yang pertama adalah bahwa nama asli itu tidak mungkin karena tidak
mungkin untuk menemukan teks yang mencakup nama nama seorang pria terkemuka
dalam bahasa hieroglif dan juga memiliki sajak hiroglif yang terkait dengan
abad ketujuh sebelum masehi.
Nama
ini tidak dikenal sampai sekarang. Itu karena bahasa hieroglif telah lama
dilupakan. Di sisi lain, ia menyarankan saya untuk memeriksa kamus nama-nama
pribadi kerajaan baru dan untuk mencari nama ini, dengan memberi isyarat kepada
saya tentang bahasa hieroglifnya jika benar-benar ditemukan. Dan ketika saya
mencari, saya menemukan tertulis dalam kamus ini persis seperti yang saya
harapkan. Sungguh suatu kejutan!
Saya
tidak hanya menemukan namanya, tetapi juga menemukan pekerjaannya, seperti yang
ditulis dalam bahasa Jerman “kepala pekerja galian”. Tetapi tanpa tanda apapun
tentang masanya, kecuali teks yang berkaitan dengan kerajaan yang berdiri di
zaman Nabi Musa, dan pekerjaan yang ditulis menunjukkan bahwa ia
bertanggungjawab di bidang konstruksi. Jadi, apa pendapat kita tentang
perbandingan antara perintah Firaun kepada Haman sebagaimana dijelaskan di
dalam Al-Qur’an, dengan apa yang tertulis dalam buku ini.”
Mahabenar
Allah dalam firman-Nya: “Dan berkata Firaun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak
mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat,
kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat
Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk
orang-orang pendusta.” (QS Al-Qashash [28]: 38)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar