Kamis, 13 September 2018

KISAH HAMMAN


KISAH HAMMAN


Orientasi
Haman (Arab: هامان, Hāmān) adalah seorang penasihat Fir'aun dan pelaksana proyek pembangunan menara yang digunakan Fir'aun untuk melihat Tuhan yang berada pada zaman Musa. Istilah "Haman" dalam Al-Qur'an pernah diperdebatkan oleh sebagian orientalis sebagai bentuk kesalahan dalam pembacaan Alkitab dari Kitab Ester karena menempatkan Haman 1.100 tahun sebelum zaman Ester. Namun, perdebatan itu menemui titik terang setelah ditemukannya prasasti "Batu Rosetta" tahun 1799 dan tersingkapnya nama "Haman" yang menggambarkan hubungannya dengan Fir'aun. Dalam pengkajian Al-Qur'an, diidentifikasikan bahwa Haman muncul setelah kembalinya Musa dari Madyan dan mati bersama Fir'aun dan tentaranya dalam peristiwa Eksodus.

Narasi
Haman disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 6 kali. Sumber-sumber dalam Al-Qur'an menyebutkan kisah Haman terjadi setelah kembalinya Musa dari Madyan. Dalam kerajaan Fir'aun, Haman menempati beberapa posisi penting kerajaan sebagai mentri, penasehat raja (terutama bidang keagamaan), dan sebagai pelaksana proyek pembangunan menara. Haman diperintah oleh Fir'aun untuk membuat menara yang akan digunakan Fir'aun untuk melihat "Tuhan Musa". Pembuatan menara itu membutuhkan 50.000 pekerja dan belum termasuk tukang untuk membuat kuil-kuil. Setelah pembangunan menara selesai, Fir'aun menembakkan panah dari puncak menara untuk mengalahkan Tuhan Musa. Fir'aun berbohong kepada Musa bahwa Tuhannya telah mati dengan menunjukkan anak panahnya yang kembali telah berlumuran darah Menara itu kemudian dirobohkan oleh Jibril menjadi tiga bagian yang menewaskan hampir seluruh pekerja. Haman jugalah yang menasihati Fir'aun untuk menolak misi keagamaan Musa. Pada peristiwa pelarian Bani Israel dari Mesir, Haman tenggelam bersama Fir'aun dan tentaranya.

Kisah Hamman dan Menara Langit
Istana Fir'aun terguncang hebat. Sang raja dikalahkan begitu saja oleh pemuda belia bernama Musa. Tipu dayanya memanggil para ahli sihir dari penjuru negeri Mesir berakhir kekalahan. Alih-alih mengalahkan Musa, para penyihir malah tertunduk sujud menyembah Tuhan Musa dan enggan lagi menuhankan Fir'aun. Fir'aun geram bukan kepalang. Ia mengamuk di atas singgasananya. Para menteri dan orang-orang disampingnya menjadi luapan kemarahannya. Semuanya dicaci kemudian diusir dari istananya.

Fir'aun menyendiri sembari menenggak anggur. Namun kemarahannya tak kunjung reda. Ia pun memanggil kembali semua menteri dan pejabat kerajaan untuk menghadapnya segera. Takut-takut, para pejabat memasuki istana. Melihat rajanya yang masih emosional, makin takut hati mereka. Sebentar lagi, raja negeri Mesir ini pasti meledak. Wajah sang raja tertekuk geram. Ia seakan baru saja ditampar keras oleh Musa. Sang Nabiyullah membuktikan ketuhanan Fir'aun palsu belaka. Ia sekedar manusia lemah yang berdusta mengaku Tuhan.

Ketika semua pembesar telah berkumpul, Fir'aun tiba-tiba bertanya pada perdana menterinya, "Hai Haman, Apakah aku ini seorang pendusta?" teriak Fir'aun. Hamman, pengikut setia Fir'aun pun langsung bertekuk lutut kemudian meyahut, "Siapa yang berani menuduh baginda Fir'aun sebagai pembohong?!" ujarnya membela. Fir'aun pun berkata, "Bukankah Musa mengatakan bahwa ada Tuhan di Surga?" ujar penguasa negeri piramida, geram."Musa telah berdusta!" ujar Hamman segera. Ia tak ingn tuannya marah.

Namun Fir'aun tak puas dengan jawaban Hamman. Ia pun memalingkan wajahnya dengan wajah masih merah padam. "Saya tahu Musa itu hanyalah tukang sihir yang berdusta," ujar Fir'aun.
Fir'aun kembali memandang Hamman dengan ide tipu daya yang lain, "Wahai pembesarku, akulah Tuhan kalian. Bersama Hamman, bagunlah untukku sebuah menara yang menjulang tinggi supaya aku sampai higga pintu-pintu langit. Aku ingin melihat Tuhan Musa, dan aku tahu bahwa Musa itu hanyalah seorang pendusta," ujar Fir'aun. Hati Fir'aun benar-benar tertutup. Ia terhalang menuju jalan yang lurus. Pun para pembesarnya tak dapat menolak perintah sang raja. Hamman pun segera memperintahkan para pembesar lain untuk memenuhi keinginan Fir'aun. Namun itu hanyalah sifat munafik Hamman.

Ia sebenarnya tahu betul bahwa mustahil membangun menara seperti yang diinginkan Fir'aun. Bahkan meski peradaban Mesir kala itu dipandang maju, membangun menara hingga pintu langit merupakan perkara ajaib yang tak mampu dilakukan. Kendati demikian, ia mengiyakan perintah Fir'aun agar sang raja tak murka padanya. Hingga kemudian, Hamman dengan kedudukannya meemberikan pengaruh bagi keputusan raja. Ia dengan mulut manisnya berusaha memuja Fir'aun.
"Namun paduka, untuk pertama kalinya saya merasa keberatan. Kendati Anda telah membangun menara menjulang, Anda tak akan pernah menemukan siapapun di langit. Karena memang tidak ada Tuhan selain Anda," ujar Hamman.

Mendengarnya, Fir'aun langsung berbangga diri dan memuja diri sendiri dengan ucapan Hamman. Fir'aun pun kemudian mendeklarasikan diri kembali sebagai Tuhan. "Wahai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku," ujar Fir'aun. Fir'aun pun kemudian menyebarkan rumor di tengah masyarakat. Setiap orang yang berani melawannya dan menyembah selainnya, maka akan mendapat hukuman mati. Fir'aun memperketat militernya. Ia menyebar semua aparat untuk menjaga eksistensinya sebagai Tuhan. Bani Israil pun dirundung teror Fir'aun tersebut. Apalagi Hamman mengusulkan agar Fir'aun membunuh setiap pria dan menodai setiap wanita diantara para pengikut Musa.

Semakin hari, Bani Israil tak kuat dengan siksaan Fir'aun. Mereka tak lagi sabar dengan keimanan. Bukan Bani Israil jika tak melawan nabi mereka.
Berbondong, mereka pun menemui Nabi Musa dan berkata, "Kami memang telah menderita masalah sebelum Anda datang kepada kami. Namun kami juga tetap menderita setelah Anda datang pada kami," keluh mereka. Dengan sabar, Musa hanya menjawab, "Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi-Nya, maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu,"jawab Nabiyullah.


Sebagaimana diketahui dalam kisah Nabi Musa, Allah di kemudian hari menyelamatkan Bani Israil dan membinasakan Fir'un, Hamman dan semua bala tentara mereka. "Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan," surah Al Qashshash ayat 6 yang terjemahnya : 6). dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang se- lalu mereka khawatirkan dari mereka itu[1113].


[1113] Fir'aun selalu khawatir bahwa kerajaannya akan dihancurkan oleh Bani Israil karena itu Dia membunuh anak-anak laki-laki yang lahir dalam kalangan Bani Israil. ayat ini menyatakan bahwa akan terjadi apa yang dikhawatirkannya itu.


Keterangan ayat menyebutkan bahwa yang dimaksud kekhawatiran Fir'aun dan Hamman ialah kerajaan yang akan hancur oleh Bani Israil. Oleh karena kekhawatiran tersebut, pemerintahan Fir'aun menyiksa Bani Israil. Namun Allah selalu menyelamatkan hambaNya dan membela nabiNya. Kisah Hamman tersebut dikisahkan dalam kitabullah dalam beberapa surat, diantaranya dalam Surah Al Qashshash ayat 6 dan ayat 38, Surah Al Mu'min ayat 36-37, serta Surah Al Ankabut ayat 38. Rujuklah kitab tafsir "Qashshashul Anbiya" karya Ibnu Katsir untuk kisah lengkap perjalanan hidup dan dakwah Nabiyullah Musa Alaihissalam.

Sumber : Google Wikipedia

Misteri Haman , Sebagaimana Disebutkan dalam Al Quran
Segala puji bagi Allah yang berfirman di dalam Al-Qur’an:
“Dan berkata Firaun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”. (QS Al-Qashash [28]: 38)

Firaun yang disebutkan dalam ayat ini berbicara dengan para bangsawan bangsanya bahwa ia tidak mengenal tuhan untuk mereka kecuali dirinya sendiri. Firaun memanggil Haman untuk memintanya membangunkan untuknya dari tanah yang dibakar, atau batu bata, bangunan yang sangat tinggi supaya ia bisa melihat Tuhannya Musa.

Ayat ini menunjuk kepada banyak mujizat seperti:
Ø Firaun memosisikan dirinya sebagai tuhan: seperti dalam perkataannya, “aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.” Riset arkeologi menemukan peradaban Mesir kuno yang memastikan bahwa Firaun sejak dinasti keempat mengklaim bahwa mereka adalah anak-anak Dewa Raa, dewa matahari yang disembah oleh orang Mesir kuno. Tidak hanya itu, nama Raa berada di antara para keluarga fir’aun, seperti Raa Nip, yang berarti dewa emas. Kata ilmuwan arkeologi, yang bukti paling jelas bahwa Firaun menganggap diri mereka sebagai tuhan adalah adanya lagu untuk matahari yang telah diabadikan dalam teks-teks di dalam piramida, yang mengidentifikasi Firaun sebagai dewa matahari. Lagu ini berbicara ke rakyat Mesir, termasuk daftar panjang yang menakjubkan tentang manfaat yang dapat dinikmati rakyat Mesir di bawah perlindungan dan penguasa dewa matahari, seperti yang diberikan Firaun kepada rakyat Mesir. Ia harus menerima hadiah yang sama dari rakyat Mesir. Itu sebabnya seluruh lagu diulang lagi dengan menempatkan nama firaun meskipun yang tercatat dalam lagu asli adalah nama “Raa atau Horase”.
Ø Keajaiban kedua adalah penggunaan batu bata oleh Fir’aun dalam membangun menara: Firaun meminta Haman untuk membangun istana yang tinggi atau menara dari tanah liat bakar yang merupakan batu bata. Hal ini dianggap sebagai mukjizat sejarah Alquran, karena telah menjadi pemikiran umum bahwa batu bata menurut para sejarahwan tidak muncul di Mesir kuno, kecuali setelah era Roma, dan ini menurut pendapat membuat para sejarahwan bertentangan dengan ayat yang menyatakan permintaan Firaun kepada Haman bahwa dia harus membangun sebuah istana yang tinggi dari tanah liat bakar atau batu bata. Pendapat para sejarahwan itu terus bertahan hingga Patry, seorang ilmuwan arkeologi menemukan sejumlah batu bata yang digunakan dalam membangun entombment dan juga digunakan dalam membangun beberapa bangunan dasar yang merujuk kepada masa Rammsis II , Mrinbtah dan Sity II dari dinasti keluarga kesembilan belas (1308-1184 SM). Dan ia menemukan batu bata itu dalam sebuah situs arkeologi yang tidak jauh dari Be Rammsis atau Kantir, Ibukota Fir’aun di timur Delta.
Ø Mukjizat ketiga menunjuk ke salah satu asisten Firaun dengan namanya Haman. Profesor Morris Bokay menyatakan sebagai berikut, “Al-Qur’an menyebutkan seseorang bernama Haman yang merupakan salah satu pembantu Firaun. Firaun memintanya untuk membangun bangunan yang tinggi atau sebuah istana tinggi memungkinkan Firaun—ketika ia berkata dengan sinis kepada Musa—untuk mencapai Allah dan melihat-Nya. Dan saya ingin tahu apakah nama itu tidak terhubung ke sebuah nama hiroglif, sehingga ia dapat disimpan sebagai salah satu dokumen era tersebut, sehingga kemudian “Nakhara” yang berarti “menulis surat suatu bahasa dalam surat bahasa lain” akan terjadi. Dan saya tidak akan puas dengan jawaban kecuali yang datang dari seorang ahli dalam bahasa hieroglif dan juga mengetahui bahasa Arab secara baik.

Jadi saya bertanya kepada seorang ilmuwan di bidang Egyptologue dari perancis tentang kedua hal tersebut. Saya menulis nama Haman, tapi saya tidak mengatakan apa-apa kepadanya tentang realitas teks yang bersangkutan. Saya hanya mengatakan kepadanya bahwa kata ini terkait dengan abad ketujuh sebelum masehi. Jawabannya yang pertama adalah bahwa nama asli itu tidak mungkin karena tidak mungkin untuk menemukan teks yang mencakup nama nama seorang pria terkemuka dalam bahasa hieroglif dan juga memiliki sajak hiroglif yang terkait dengan abad ketujuh sebelum masehi.

Nama ini tidak dikenal sampai sekarang. Itu karena bahasa hieroglif telah lama dilupakan. Di sisi lain, ia menyarankan saya untuk memeriksa kamus nama-nama pribadi kerajaan baru dan untuk mencari nama ini, dengan memberi isyarat kepada saya tentang bahasa hieroglifnya jika benar-benar ditemukan. Dan ketika saya mencari, saya menemukan tertulis dalam kamus ini persis seperti yang saya harapkan. Sungguh suatu kejutan!

Saya tidak hanya menemukan namanya, tetapi juga menemukan pekerjaannya, seperti yang ditulis dalam bahasa Jerman “kepala pekerja galian”. Tetapi tanpa tanda apapun tentang masanya, kecuali teks yang berkaitan dengan kerajaan yang berdiri di zaman Nabi Musa, dan pekerjaan yang ditulis menunjukkan bahwa ia bertanggungjawab di bidang konstruksi. Jadi, apa pendapat kita tentang perbandingan antara perintah Firaun kepada Haman sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an, dengan apa yang tertulis dalam buku ini.”

Mahabenar Allah dalam firman-Nya: “Dan berkata Firaun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta.” (QS Al-Qashash [28]: 38)

Sumber : Google Wikiedia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...