Orientasi
Orthosiphon aristatus atau dikenal dengan nama kumis kucing termasuk tanaman
dari famili Lamiaceae/Labiatae.
Tanaman ini merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia
yang mempunyai manfaat dan kegunaan yang cukup banyak dalam menanggulangi
berbagai penyakit.
Sejarah
Kumis
kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang tegak.
Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea
(Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur)
dan songot koneng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah Afrika
tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia.
Nama
Daerah
Kumis kucing (Melayu – Sumatra),
kumis kucing (Sunda), remujung (Jawa), se-salaseyan, songkot koceng (Madura).
Ciri-ciri
Kumis
kucing termasuk terna
tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya dan tingginya mencapai 2 meter. Batang
bersegi empat
agak beralur berbulu pendek atau gundul. Helai daun berbentuk bundar atau lojong, lanset, bundar telur atau
belah ketupat
yang dimulai dari pangkalnya,[2]
ukuran daun panjang 1 – 10 cm dan lebarnya 7.5mm – 1.5 cm. urat daun
sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan
berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang
tangkai daun 7 – 29 cm. Ciri khas tanaman ada pada bagian kelopak bunga
berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian
yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni
berupa tandan
yang keluar dari ujung cabang dengan panjang
7–29 cm, dengan ukuran panjang 13 – 27mm, di bagian atas ditutupi oleh
bulu pendek berwarna ungu
dan kemudian menjadi putih,
panjang tabung 10 – 18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm, helai bunga tumpul, bundar.
Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga
bagian atas. Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75 – 2mm. 2.3. gagang
berbulu pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm.
Distribusi
Distribusi kumis kucing yaitu di :
asia-Iklim subtropis
Cina: Cina - Fujian,
Guangxi, Hainan, Yunnan
asia-Iklim Tropis
Malesia: Indonesia;
Malaysia;
Papua Nugini;
Filipina
AUSTRALASIA: Australia:
Australia - Queensland
Kegunaan
secara Empiris
Daun
Kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai menanggulangi berbagai
penyakit, Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang
memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati
rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai
upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun
tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing
manis, albuminuria, dan penyakit syphilis., reumatik dan menurunkan kadar
glukosa darah. Selain bersifat diuretik, kumis kucing juga digunakan sebagai
antibakteri.
Pertumbuhan
Iklim
1)
Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman ini adalah lebih dari
3.000 mm/tahun.
2)
Dengan sinar matahari penuh tanpa ternaungi. Naungan akan menurunkan kadar
ekstrak daun.
3)
Keadaan suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah panas sampai
sedang.
Media Tanam
1)
Tanaman ini dapat dengan mudah tumbuh di lahan-lahan pertanian, untuk produksi
sebaiknya dipilih tanah yang gembur, subur, banyak mengandung humus/bahan
organik dengan tata air dan udara yang baik.
2)
Tanah Andosol dan Latosol sangat baik untuk budidaya kumis kucing.
Ketinggian
Ketinggian
tempat optimum tanaman kumis kucing 500 - 1.200 m dpl.
Hama
dan Penyakit
Hama
Selama
ini tidak ada hama atau penyakit yang benar-benar merusak tanaman kumis kucing.
Hama yang sering ditemukan adalah kutu daun dan ulat daun.
Penyakit
Penyakit
yang menyerang disebabkan oleh jamur upas (Upsia salmonicolor atau Corticium
salmonicolor). Jamur ini menyerang batang atau cabang tanaman yang berkayu.
Pengendalian dilakukan dengan perbaikan tata air, meningkatkan kebersihan
kebun, memotong bagian yang sakit, pergiliran tanaman dan penyemprotan
pestisida selektif.
Gulma
Gulma
yang banyak tumbuh di lahan pertanaman kumis kucing cukup bervariasi dan
kebanyakan dari jenis gulma kebun seperti rumput teki, lulangan, ageratum,
alang-alang, dan rumput-rumput lainnya
Pengendalian hama/penyakit
secara organic
Sama
seperti pada tanaman obat lainnya bahwa pengendalian hama/penyakit secara
organic pada pertanaman kumis kucing lebih diusahakan secara PHT (pengendalian
hama secara terpadu). Termasuk di dalamnya system bercocok tanam secara tumpang
sari akan dapat menghambat serangan hama/penyakit. Untuk pengendalian gulma
sebaiknya dilakukan secara manual dengan cara penyiangan seperti telah
dijelaskan di atas. Namun apabila diperlukan dapat diterapkan penyemprotan
dengan insektisida maupun pestisida nabati. Beberapa tanaman yang dapat
dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan digunakan dalam pengendalian hama
antara lain adalah:
1. Tembakau
(Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak sebagai
fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids.
2. Piretrum
(Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin yang dapat digunakan
sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat saraf pusat yang aplikasinya
dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah, nyamuk, kutu,
hama gudang, dan lalat buah.
3. Tuba
(Derris elliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung rotenone untuk
insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan.
4. Neem
tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung azadirachtin yang
bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap
seperti wereng dan serangga pengunyah seperti hama penggulung daun
(Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif untuk menanggulangi serangan
virus RSV, GSV dan Tungro.
5. Bengkuang
(Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yang
dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida.
6. Jeringau
(Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama asaron dan biasanya
digunakan untuk racun serangga dan pembasmi cendawan, serta hama gudang
Callosobrocus.
Khasiat Kumis Kucing Obati Ginjal
Hingga Asam Urat, Begini Cara Mengolahnya
Ø Kumis kucing (Orthosiphon
aristatus Bl. Miq.) atau remujung dari suku Labiatea merupakan
tumbuhan semak. Tingginya bisa mencapai 1,5 m.
Ø Batangnya bersegi empat, berbulu
pendek atau gundul. Daunnya lonjong, tepinya bergerigi.
Ø Bunganya berupa tandan yang
keluar di ujung cabang berwarna ungu pucat atau putih. Benang sarinya lebih
panjang daripada tabung bunga.
Kumis
kucing bersifat antiradang dan memperlancar air seni.
Kandungan ostosifonin dan
garam kalium (terutama pada daunnya), merupakan komponen utama yang membantu
larutnya asam urat,
fosfat, dan oksalat dalam tubuh manusia, terutama dalam kandung kemih, empedu,
maupun ginjal sehingga dapat mencegah terjadinya endapan batu ginjal.
Kandungan
saponin dan tanin pada daun itu juga bisa mengobati keputihan.
Kegunaan dan penggunaannya
Nyeri buang air seni:
Cara I: Seduh sejumput daun kumis kucing
yang dikeringkan dan minum seperti teh, boleh diberi gula aren.
Cara II: 1 sendok daun kumis kucing
dilumatkan, 7 batang meniran, rebus dengan dua gelas air sampai air tinggal
setengah. Minum air rebusan itu 3x sehari.
Batu ginjal:
Cara I: 25 g daun kumis kucing, 25 g
daun ngokilo, 25 g daun meniran dengan akarnya, 25 g daun keji beling, dicuci.
Rebus dengan 4 gelas air sampai mendidih. Minum air rebusan itu dalam sehari.
Cara II: 3 genggam daun kumis kucing, 5
helai daun keji beling dicuci, rebus dengan 2 gelas air. Minum airnya 2x
sehari, pagi dan sore, selama 10 hari. Sesudah 10 hari, ganti dengan air
rebusan jagung muda, 1x sehari. Hindari makan daging kambing, durian, serta
makanan pedas.
1. Rematik: Sesendok kecil daun kumis kucing dilumatkan, 1
sendok makan daun meniran dilumatkan, direbus dengan segelas air sampai airnya
tinggal 3/4. Saring. Lalu diminum.
2. Sakit pinggang: 7 helai daun dan 2 potong akar
kumis kucing dicuci bersih. Rebus dengan segelas air. Usai direbus, biarkan
satu malam, baru diminum.
3. Radang ginjal: 40 helai bunga dan daun kumis
kucing, 3 belimbing wuluh tua dicuci, dihaluskan. Seduh dengan 2 gelas air.
Minum 3x sehari. Lakukan selama seminggu.
4. Masuk angin: 1 sendok daun kumis kucing dicuci dan direbus
dengan segelas air sampai airnya tinggal setengah. Diminum sekaligus.
5. Demam:
100 g akar kumis kucing dicuci bersih, rebus dengan 3 gelas air. Setelah
mendidih, saring, dan ambil airnya. Minum air rebusan ini 1 gelas sehari.
(Diambil
dari Intisari Extra Health Maret 2016)
Manfaat
Tanaman Kumis Kucing untuk Mengobati Infeksi Saluran Kencing
Kumis
kucing yang punya nama latin Orthosiphon aristatus ini banyak tumbuh di
negara-negara Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Singapura, Malaysia dan
Brunei Darussalam. Karena bentuknya yang mirip helai kumis kucing, tanaman ini
juga dikenal sebagai cat whiskers atau java plant. Selain
sebagai tanaman hias, tanaman kumis kucing juga biasa dijadikan obat herbal
untuk banyak kondisi kesehatan tertentu. Salah satu manfaat kumis kucing yang
paling tersohor adalah mengobati infeksi saluran kencing dan penyakit ginjal.
Manfaat
kumis kucing untuk mengobati infeksi saluran kencing
Kumis
kucing pada umumnya dijadikan obat herbal untuk melawan infeksi bakteri,
seperti pada luka di kulit atau gusi yang bengkak. Berkat sifat antijamur dan
antiradangnya juga, masih ada banyak lagi manfaat kumis kucing lainnya, mulai
dari mengobati rematik dan asam urat, penyakit ginjal (terutama batu ginjal),
sebagai obat alergi, hingga menghentikan kejang.
Namun,
manfaat kumis kucing yang utama dan sudah dibuktikan oleh sejumlah penelitian
medis adalah sebagai obat infeksi saluran kencing berkat efek diuretiknya.
Manfaat
kumis kucing ini pernah dilaporkan oleh sebuah penelitian yang diterbitkan di
jurnal Ethnoparmhacology yang melakukan pengujian pada beberapa tikus
lab. Tikus-tikus ini diberikan minum air yang telah ditambahkan ekstrak kumis
kucing.
Hasilnya
diketahui bahwa di dalam tubuh, ekstrak kumis kucing bekerja memicu peningkatan
produksi urin yang membuat Anda jadi lebih sering buang air kecil. Secara tidak langsung, bolak-balik
buang air kecil dapat membantu membilas bakteri yang masuk ke dalam kandung
kemih. Hal ini pun membantu mengurangi kemungkinan bakteri untuk bisa menempel
pada sel-sel di dinding saluran kemih, yang dapat menimbulkan infeksi.
Hal
yang harus diperhatikan saat mengonsumsi kumis kucing
Hingga
saat ini belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk menentukan dosis obat herbal
kumis kucing yang aman, beserta kemungkinan risikonya.
Penelitian
di atas menemukan bahwa ekstrak kumis kucing juga sedikit
meningkatkan serum BUN dan kadar glukosa darah. Meski peningkatan kadar
urea darah dan glukosa darah dalam tingkat wajar masih dibilang aman, ini bisa
menjadi acuan bahwa Anda tidak boleh sembarangan mengonsumsi obat herbal
tersebut.
Pasalnya,
peningkatan
kadar urea darah yang terlalu tinggi justru dapat menandakan
gangguan pada saluran kemih atau bahkan kerusakan ginjal. Peningkatan kadar
gula darah sendiri pun telah terkait dengan risiko berbagai macam gangguan
kesehatan dalam jangka panjang.
Ingat: Sebelum menggunakan obat-obatan
herbal atau suplemen sebagai obat infeksi saluran kencing, sebaiknya
konsultasikan dulu dengan dokter untuk mencari tahu dosis yang aman untuk
Anda. Pastikan untuk mengikuti petunjuk pemakaian yang yang tertera pada
label produk sebelum menggunakannya.
Sumber
: Google Wikipedia
Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
BalasHapusmampir di website ternama I O N Q Q
paling diminati di Indonesia