Kamis, 05 Oktober 2023

KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN


KOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN

Orientasi

Tangerang Selatan (bahasa Sundaᮒᮍᮨᮛᮀ ᮊᮤᮓᮥᮜ᮪, atau disingkat Tangsel) adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi BantenIndonesia. Kota ini terletak 30 km sebelah barat Jakarta dan 90 km sebelah tenggara kota Serang atau ibukota provinsi Banten.

Kota Tangerang Selatan awalnya termasuk di wilayah keresidenan Batavia. Keresidenan ini telah dibentuk pada zaman penjajahan Belanda. Kemudian berkembang menjadi bagian dari Kabupaten Tangerang. Pada saat itu, ada 3 etnis yang mendominasi di Tangerang Selatan, yakni Mayoritas orang Betawi Sunda, dan Tionghoa.

Kota Tangerang Selatan mulai menjadi kota mandiri sejak tahun 2008. Pembentukan wilayah ini sebagai kota otonom berawal dari keinginan warga di kawasan Tangerang Selatan untuk menyejahterakan masyarakat. Warga merasa kurang diperhatikan oleh pemerintah Kabupaten Tangerang sehingga banyak fasilitas terabaikan.

Berdasarkan hal itu, bertahun-tahun dilakukan perundingan akhirnya dibuatlah sebuah Undang Undang pendirian Tangerang Selatan yaitu UU Nomor 51 Tahun 2008, tertanggal 26 November 2008. Undang Undang tersebut kemudian menjadi pelengkap dari sejarah Kota Tangerang Selatan. Pembentukan Kota Tangerang Selatan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, dengan 7 kecamatan hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang yang telah disetujui oleh DPRD Kabupaten Tangerang pada 27 Desember 2006.

Pada 27 Desember 2006, DPRD Kabupaten Tangerang menyetujui terbentuknya Kota Tangerang Selatan yang terdiri atas 7 kecamatan, yakni kecamatan CiputatCiputat TimurPamulangPondok ArenSerpongSerpong Utara dan Setu. Serta menetapkan kecamatan Ciputat sebagai pusat pemerintahan.

Pemerintah Kabupaten Tangerang juga telah menyiapkan dana sebesar 20 Milyar untuk proses awal berdirinya Kota Tangerang Selatan. Dana itu dianggarkan untuk biaya operasional kota baru selama 1 tahun pertama dan merupakan modal awal dari daerah induk untuk wilayah hasil pemekaran.

Geografis

Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106'38'–106'47’ BT dan 06'13'30'–06'22'30' LS. Wilayah Kota Tangerang Selatan diantaranya dilintasi oleh Kali AngkeKali Pesanggrahan dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi kota di sebelah barat.

Letak geografis Tangerang Selatan berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur, selain itu Tangerang Selatan juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa Barat.

Batas Wilayah

Utara

Kota Tangerang

Timur

Kota Administrasi Jakarta Selatan dan Kota Depok

Selatan

Kota Depok dan Kabupaten Bogor

Barat

Kabupaten Tangerang

Topografi

Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah dan memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0–3% sedangkan ketinggian wilayah antara 0 – 25 m dpl. Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 bagian, yaitu :

Kemiringan antara 0–3% meliputi Kecamatan CiputatKecamatan Ciputat TimurKecamatan PamulangKecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara.

Kemiringan antara 3–8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Setu.

Geologi

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa kecamatan memiliki lahan yang bergelombang seperti di perbatasan antara Kecamatan Setu dan Kecamatan Pamulang serta sebagian di Kecamatan Ciputat Timur.

Kondisi geologi Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium, yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, dan bongkah. Jenis batuan ini mempunyai tingkat kemudahan dikerjakan yang baik sampai sedang, unsur ketahanan terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan masih cukup layak untuk kegiatan perkotaan.

Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Tangerang Selatan berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang secara umum cocok untuk pertanian atau perkebunan.

Meskipun demikian, dalam kenyataannya makin banyak yang berubah penggunaannya untuk kegiatan lainnya yang bersifat non-pertanian. Untuk sebagian wilayah seperti Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu, jenis tanah ada yang mengandung pasir khususnya untuk wilayah yang dekat dengan Sungai Cisadane.

Iklim

Iklim di wilayah Kota Tangerang Selatan adalah iklim tropis dengan tipe (Af) yang memiliki intensitas curah hujan yang tinggi, yakni berkisar antara 1.800–2.200 mm per tahun. Temperatur udara berada di sekitar 23,4 °C–34,2 °C. Rata-rata kelembaban udara adalah 80,0% sedangkan intensitas matahari adalah 49,0%. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu ±375 mm, sedangkan keadaan curah hujan terendah terjadi di bulan Juli ±75 mm dan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah ≥155 mm. Rata-rata hari hujan per tahun ialah ≥140 hari hujan dengan rata-rata hari hujan tertinggi pada bulan Desember sebanyak 19 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 4,9 km/jam dan kecepatan maksimum rata-rata 38,3 km/jam.

Pemerintahan

Wali Kota

Wali kota Tangerang Selatan adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kota Tangerang Selatan. Wali kota Tangerang Selatan bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Banten. Saat ini, wali kota atau kepala daerah yang menjabat di Kota Tangerang Selatan ialah Benyamin Davnie, dengan wakil wali kota Pilar Saga Ichsan. Mereka menang pada Pemilihan umum Wali Kota Tangerang Selatan 2020, untuk periode jabatan 2021-2024, dan dilantik oleh bupati BantenWahidin Halim, pada tanggal 26 April 2021 di Pendopo Provinsi Banten Kota Serang. Benyamin merupakan wali kota Tangerang Selatan ke-2 setelah kota dibentuk tahun 2008.

Demografi

Suku bangsa

Kota Tangerang Selatan berada di pulau Jawa, dan berbatasan langsung dengan DKI Jakarta. Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2020, per bulan September 2020, penduduk kota ini sebanyak 1.354.350 jiwa, dimana laki-laki sebanyak 678.159 jiwa dan perempuan sebanyak 676.191 jiwa. Luas wilayah Tangerang Selatan yakni km, sehingga kepadatan penduduk sekitar jiwa/km.

Kota Tangerang Selatan termasuk sebagai salah satu kota industri, sehingga banyak penduduk dari luar provinsi Banten bekerja dan menetap di Tangerang Selatan. Hal ini juga memengaruhi keberagaman penduduk kota ini, baik dari segi suku bangsa maupun agama yang dianut. Jika pada masa penjajahan Belanda, Tangerang Selatan didominasi oleh tiga suku, yakni Betawi, Sunda dan Tionghoa, maka saat ini penduduknya lebih beragam. Penduduk dari suku lain yang utamanya ada di kota ini yakni orang JawaSunda BantenBatakMinangkabauCirebonAcehMelayu, dan sebagian suku lainnya dari seluruh penjuru Indonesia.

Agama

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri 2021 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk kota Tangerang Selatan menganut agama Islam yakni sebanyak 89,30%.

Penduduk dari suku SundaJawa,BetawiBantenCirebonMinangkabauMelayuCirebon pada umumnya beragama Islam.

Pemeluk agama Kristen sebanyak 9,46%, dengan rincian Protestan sebanyak 5,91% dan Katolik 3,55%, yang umumnya dianut oleh suku BatakMinahasaTionghoaNias, dan lainnya.[1] Kemudian penduduk yang menganut agama Buddha sebanyak 1,02%, umumnya adalah orang Tionghoa, dan agama Hindu dianut sebanyak 0,22%, umumnya adalah orang Bali.

Perekonomian

Perkembangan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kota Tangerang Selatan pada tahun 2007 adalah sebesar Rp.5.256.882, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan adalah sebesar Rp.2.768.764. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 2007 mencapai 1.042.682 orang, PDRB per-kapita adalah sebesar Rp.5.042.000.

Perkembangan PDRB Kota Tangerang Selatan cenderung menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun demikian juga dengan PDRB per-kapita. Pada tahun 2007, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) adalah sebesar 6,51%. Pada tahun 2003, PDRB per-kapita atas dasar harga konstan adalah sebesar Rp 863.517. Kecamatan yang memberikan kontribusi paling besar adalah Kecamatan Ciputat Timur yaitu sebesar Rp 167 Trilyun atau 31,93% dari total PDRB. Sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Setu dengan Rp 71 Trilyun atau 1,35%.

Struktur Ekonomi

Berdasarkan Data PDRB tahun 2007, struktur ekonomi Tangerang Selatan didominasi oleh sektor Usaha Pengangkutan dan Komunikasi (30,29%) serta Perdagangan Hotel dan Restoran (26,81%). Sektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar adalah Bank, Persewaan dan Jasa Perusahaan (15,40%).

Struktur ekonomi tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Tangerang Selatan didominasi oleh sektor tersier, yaitu Pengangkutan dan Komunikasi, Perdagangan Hotel dan Restoran serta Bank, Persewaan dan Jasa Perusahaan, yang memberikan kontribusi hampir 90%.

Sektor sekunder berupa Industri Pengolahan; Listrik, Gas, Air Bersih, dan Konstruksi memberikan kontribusi 8,76%, dan sektor primer seperti Pertanian, Pertambangan dan Penggalian hanya memberikan kontribusi kurang dari 2%. Jika dilihat kecenderungan sejak tahun 2004 hingga tahun 2007, sektor primer dan sekunder mengecil kontribusinya secara signifikan sedangkan sektor tersier meningkat kontribusinya.

Kota Tangerang Selatan memiliki sekitar 1.214 sekolah, 254.167 siswa dan 15.398 guru.

Perguruan Tinggi

1.        UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.        Universitas Muhammadiyah Jakarta (Kampus Tangerang Selatan)

3.        Universitas Pamulang

4.        Universitas Pembangunan Jaya

5.        Universitas Terbuka

6.        Universitas Internasional Liaison Indonesia

7.        Institut Teknologi Indonesia Serpong (ITI Serpong)

8.        Institut Ilmu Al-Qur'an

9.        Politeknik Keuangan STAN

10.    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten (STIKES Banten)

11.    Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan (STIE Ahmad Dahlan)

12.    Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis Indonesia (STIE Bisnis Indonesia)

13.    Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Paripurna (STIE Paripurna)

14.    Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Tangerang Selatan (STP Sahid Tangerang Selatan)

15.    Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Amanah Al-Gontory (STAI Al-Amanah Al-Gontory)

Stasiun

Kota Tangerang Selatan memiliki 5 stasiun KRL yang masih beroperasi, diantaranya:

1.        Stasiun Pondok Ranji

2.        Stasiun Jurangmangu

3.        Stasiun Sudimara

4.        Stasiun Rawa Buntu

5.        Stasiun Serpong

Selain itu, Kota Tangerang Selatan juga memiliki 1 stasiun yang sudah berhenti beroperasi dikarenakan Vandalisme, yaitu:

Stasiun Pondok Betung

Pusat Perbelanjaan

1.        Bintaro XChange Mall (Pondok Aren)

2.        Plaza Bintaro Jaya (Pondok Aren)

3.        Transpark Bintaro Mall (Pondok Aren)

4.        Living World Alam Sutera (Serpong Utara)

5.        BSD Plaza (Serpong)

6.        ITC BSD (Serpong)

7.        Teraskota (Serpong)

 

-oooooooooo oOo oooooooooo-

Sumber : Google Wikipedia

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...