Kamis, 05 Oktober 2023

SEJARAH KOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU


SEJARAH KOTA BENGKULU

PROVINSI BENGKULU

Orientasi

Asal Usul Kota Bengkulu : Definisi, Sejarah, Cerita Rakyat

Bengkulu adalah salah satu kota, sekaligus ibu kota provinsi Bengkulu. Sebelumnya daerah Bengkulu berada dalam pengaruh kerajaan Inderapura dan kesultanan Banten. Kemudian dikuasai Inggris sebelum diserahkan kepada Belanda. Nama Bengkulu dulunya adalah “Bencoolen” nama Bencoolen pun berubah menjadi Bengkulu.

Karena, nama Bencoolen kurang mendasar bagi masyarakat nya karena bukanlah tabiat bangsa Melayu untuk menamakan daerahnya dengan nama daerah yang tidak dikenal. Sumber tradisional menyebutkan bahwa Bengkulu atau Bangkahulu berasal dari kata ‘Bangkai’ dan ‘Hulu’ yang maksudnya ‘bangkai di hulu’.

Konon menurut cerita, dulu pernah terjadi perang antara kerajaan-kerajaan kecil yang ada di Bengkulu. dan dari pertempuran itu banyak menimbulkan korban dari kedua belak pihak di hulu sungai Bengkulu. Korban-korban perang inilah yang menjadi bangkai tak terkuburkan di hulu sungai tersebut maka tersohorlah sebutan Bangkaihulu yang lama-kelamaan berubah pengucapan menjadi Bangkahulu atau Bengkulu.

Penamaan seperti ini mirip dengan kisah perang antara pasukan Majapahit dengan pasukan Pagaruyung di Padang Sibusuk, daerah sekitar bekas wilayah kerajaan Dharmasraya, yang juga mengisahkan bahwa penamaan Padang Sibusuk itu dari korban-korban perang yang membusuk di medan perang.Provinsi Bengkulu secara etimologis berasal dari bahasa Melayu-Jawa yaitu “Bang” yang berarti Pesisir dan ”Kulon” yang berarti barat Dimana secara berjalannya waktu berubah menjadi Bengkulu.

Sejarah Bengkulu

Zaman dahulu kala tersebutlah sebuah kerajaan di Bengkulu bernama Kerajaan Serut yang dipimpin oleh Ratu Agung. Ratu Agung memiliki tujuh orang anak. Si sulung yang bernama Pangeran Anak Dalam Muara Bengkulu, sedangkan si bungsu yang bernama Putri Gading Cempaka. Menurut dari cerita rakyat Bengkulu, asal mula dari nama Bengkulu itu berawal pada saat terjadii peperangan antara Kerajaan Serut dengan Kerajaan Aceh. Pangkal masalah tersebut ialah karena penolakan lamaran dari Putra Raja Aceh oleh Raja dari Anak Dalam Muara Bengkulu, yaitu Raja Kerajaan Serut.

Peperangan tersebut pecah antara kedua kerajaan ini dengan sangat hebatnya tanpa ada saah satu pihak menang ataupun  kalah. Pada saat Ratu Agung wafat, Pangeran Anak Dalam Muara Bengkulu kemudian dinobatkan menjadi penggantinya. Ia selanjutnya memerintah Kerajaan Serut dengan adil dan bijaksana meneruskan keadilan dari ayahandanya. Di bawah kepemimpinannya, perdagangan Kerajaan Serut mengalami perkembangan yang pesat.

Cerita Rakyat Kota Bengkulu

Pangeran Kerajaan Aceh Ingin Melamar Putri Gading Cempaka

Dengan berjalannya waktu, adik bungsu dari Raja Anak Dalam Muara Bengkulu, bernama Putri Gading Cempaka, tumbuh besar menjadi gadis yang cantik jelita. Dan banyak para pangeran serta saudagar kaya yang ingin mempersuntingnya.

Kemudian kecantikan Putri Gading Cempaka diketahuilah oleh seorang Pangeran yang berasal dari Kerajaan Aceh. Dan Sang Pangeran pun mengirim utusan ke Kerajaan Serut tersebut guna menyampaikan keinginan Pangeran Aceh untuk melamar Putri Gading Cempaka. Keinginan Sang Pangeran   melamar pun ditolak secara halus Raja Anak Dalam Muara Bengkulu.

Saat setelah mengetahui kalau keinginannya untuk melamar ditolak Raja Anak Dalam, Sang Pangeran Aceh tersebut merasa amat tersinggung. Pangeran Aceh marah bukan main. Kemudian ia meminta Kerajaan Aceh  menyerang Kerajaan Serut. Tak lama Kerajaan Aceh pun mengirim pasukan besar-besaran mengerahkan kapal-kapal perang.

Perang Kerajaan Aceh Dengan Kerajaan Serut

Kemudian Raja Anak Dalam Muara Bengkulu telah mengetahui bahwa kerajaan Serut akan di serang. Ia pun langsung menyiapkan siasat khusus guna menghadapi pasukan Kerajaan Aceh. Karena mengetahui kalau Kerajaan Aceh mempunyai pasukan yang kuat dan terkenal susah dikalahkan. Sang Raja memerintahkan pasukannya agar menebang pepohonan. Selanjutnya batang-batang kayu pohon itu dilemparkan ke sungai supaya dapat menghalangi gerak kapal dari pasukan Kerajaan Aceh.

Pasukan Kerajaan Serut langsung bekerja keras untuk menebangi pepohonan, dan langsung menghanyutkan batang-batang pohon itu ke sungai. Sementara itu sebagian pasukan yang lain berjaga guna menghadapi serangan pasukan dari Kerajaan Aceh. Saking banyaknya kayu-kayu pohon yang di hanyutkan sampai memenuhi sungai.

Kemudian saat pasukan Kerajaan Aceh itu tiba disungai yang akan menuju Kerajaan Serut, mereka pun kaget melihat banyaknya batang-batang pepohonan hanyut dari hulu sungai dan menghalangi kapal-kapal mereka. Dengan bersusah payah mereka pun berusaha menghindari kayu-kayu yang  menghambat perjalanan mereka. Agar dapat menghindari kayu-kayu itu, beberapa pun prajurit kemudian berteriak, “Empang ka hulu! Empang ka hulu!”. Dan pada akhirnya, kapal-kapal pasukan Kerajaan Aceh tersebut berhasil melaju dan melewati serta berhasil mendarat pada sebuah kaki bukit.

Prajurit-Prajirit Kerajaan Aceh kemudian melompat ke daratan. Dan prajurit Aceh langsung disambut  serangan dari para pasukan Kerajaan Serut yang sudah menunggu. Terjadilah peperangan hebat antara kedua pasukan tersebut. Karena siasat yang cerdik dari Raja Anak Dalam Muara Bengkulu, kehebatan pasukan Kerajaan Aceh pun, dapat diimbangi oleh para pasukan Kerajaan Serut. Cukup lama peperangan berlangsung tanpa ada tanda pasukan manakah yang bakal unggul dan pasukan manakah yang bakal kalah. Korban pun sudah banyak yang berjatuhan dari kedua belah pihak. Tetapi, kedua kekuatan pasukan kerajaan tampak berimbang.

Melihat peperangan tak kunjung berakhir, Raja Anak Dalam Muara Bengkulu pun sedih. Ia tak sanggup menyaksikan banyak korban yang berjatuhan. Kemudian dengan diiringi keenam adiknya dan beberapa kerabat keluarga kerajaan serta sebagian pengikut setianya, Raja Anak Dalam Muara Bengkulu pergi menuju Gunung Bungkuk. Mereka kemudian tinggal di gunung itu sampai perang selesai.

Empang Ka Hulu Asal Mula Nama Bengkulu

Dan karena tak ada tanda-tanda pasukan yang manakan yang akan menang, akhirnya peperangan tersebut berakhir dengan sendirinya. Kemudian kedua pihak setuju agar berdamai, dan tak meneruskan peperangan tersebut. Walaupun peperangan sudah selesai, tapi Raja Anak Dalam beserta keenam adik dan para pengikut setianya tetap tinggal dan tak pergi sari Gunung Bungkuk tersebut.

Dan sejak peperangan dahsyat itu, daerah Kerajaan Serut selanjutnya berubah sebutan namanya. Pada mulanya yang diteriakkan para prajurit Kerajaan Aceh, Empang Ka Hulu, kemudian berubah jadi Pangkahulu, dan berubah lagi jadi Bangkahulu serta pada akhirnya dengan berjalannya waktu, sekarang di kenal dengan nama yaitu namanya Bengkulu.

Kebiasaan Adat, Budaya Ciri Khas Kota Bengkulu

Selain itu, Suku ini juga melahirkan beberapa budaya yang menjadi ciri khas penduduk asli kota Bengkulu tepatnya orang Melayu Bengkulu, mungkin adat dan budaya tersebut tidak jauh berbeda dengan masyarakat suku lain yang ada di Bengkulu. Seperti halnya ciri khas yang tampak di permukaan masyarakat adalah adat-istiadat yang menjadi cerminan dari identitas suatu Suku Bangsa.

Masyarakat suku Melayu Bengkulu 90% menganut agama Islam, seperti hal nya suku melayu lainnya. Seperti melayu lainnya dalam pemikiran melayu “Melayu adalah Islam” Agama Islam sangat kuat pengaruhnya bagi suku Melayu Bengkulu, jika ada yang menganut agama non Islam itu berarti bukan orang asli suku Melayu Bengkulu melainkan suku campuran yang mengasingkan diri ke pemukiman orang-orang suku Melayu Bengkulu.

Sistem Religi ini sangat dikaitkan dengan watak masyarakat Melayu Bengkulu, yang berkat kehidupan yang religi ini dapat mengurangi konflik-konflik pertentangan perbedaan Agama, dan ini lah yang memperkuat hubungan kekerabatan Masyarakat Melayu Bengkulu. Dengan pengaruh Agama Islam yang sangat kental bagi kehidupan masyarakat Bengkulu ini juga berakibat orang melayu Bengkulu di pengaruhi oleh nilai-nilai dan budaya Islam. Di bidang kehidupan beragama, kesadaran untuk melaksanakan kegiatau atau ritual keagamaan cukup baik. Membangun hubungan antar agama yang aman, damai dan saling harga menghargai.

Diantara sistem religi ini yang berkaitan dengan adat istiadat antara lain : Kerajinan Kain Basurek, ini merupakan kain yang bertulisan huruf Arab gundul. Kain Basurek adalah kain yang menjadi pakaian adat orang Melayu Bengkulu. Pengaruh agama Islam sangat kental sekali pada kain Besurek Bengkulu. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya motif kaligrafi yang dipergunakan dalam pembuatan kain Besurek Bengkulu padahal sebelumnya motif kain Besurek Bengkulu lebih banyak didominasi oleh motif flora dan fauna.
Kemudian, ada Upacara ritual untuk mengenang gugurnya Hasan dan Husen cucu Nabi Muhammad saw. Yang orang Melayu Bengkulu menyebut nya dengan Tabot.

Perayaan ini setiap tahunnya selalu dilakukan. Tradisi ini merupakan sebuah adat yang diterima oleh masyarkat Bengkulu karena pengaruh dari India. Seperti hal nya, upacara ini sudah cukup lama tumbuh dan berkembang di sebagian masyarakat Kota Bengkulu, maka akhirnya dipandang sebagai upacara tradisional orang Bengkulu. Inti dari upacara tersebut adalah mengenang usaha dan upaya para pemimpin Syi’ah dan kaumnya yang berupaya mengumpulkan bagian-bagian dari jenazah Husien. Setelah semua bagian tubuhnya terkumpul kemudian diarak dan dimakamkan di Padang Karbala. Seluruh upacara berlangsung selama 10 hari, yaitu dari tanggal 01 sampai dengan 10 Muharram.

Menurut Orang yang mempercayi hal ini ia menyatakan Kebiasaan ini harus tetap dilaksanakan agar terhindar dari bencana yang menimpa Bengkulu. Pada perayaan nya biasa diisi dengan berbagai Pameran ataupun Lomba-lomba, seperti Lomba Dol, Ikan-ikan, Tari, Telong-telong. Adapun Susunan dari ritual ini adalah :

Pada 1 Muharam, upacara Mengambil Tanah, mengambil tanah ini di lakukan di tempat keramat. Di upacara ini sangat sakral dan masih kental tradisi nya.

Pada 5 Muharam, Duduk Penja, penja ini terbuat dari kuningan dan tembaga yang berbentuk seperti lengan dan jari-jari manusia. Penja merupakan benda keramat yang wajib dicuci dengan air limau.

Pada 6-7 Muharam, dilanjutkan dengan upacara Menjara, yang merupakan kegiatan berkunjung atau mendatangai kelompok keluarga keturunan tabot (KKT) lainnya. Untuk melakukan sebuah pertandingan, seperti dol.

Pada 8 Muharam, Arak Penja . di upacara ini setiap kelompok KKT akan mengirimkan masing-masing kelompok nya sekitar beberapa orang saja, yang sebagian besar terdiri dari pemuda-pemuda.

Pada 9 Muharam, Arak Sorban yaitu sorban putih diletakan pada tabot kecil dengan bendera yang bertuliskan Hasan dan Husen dengan huruf kaligrafi.

Pada 9 dan 10 Muharam, Arak Gedang Upacara ritual melepaskan Tabot dan bersanding di Gerga masing-masing. Dan KKT bergerak menuju lapangan atau tempat berlangsung nya festifal tabot dari markas nya secara berombongan, semua Tabot bertemu atau besanding .


Lirik Lagu Kota Bengkulu

Lirik lagu daerah Bengkulu yang berjudul “Bekatak kurak kariak” berikut ini :

Bekatak kurak kariak
Nyemuni di ghupun seghai
Katau kakak ai mela baliak
Katau ading kelau kudai

bekatak kurak karik
melumpat ke dalam payau
ulam pepat kakak ngajak baliak
tapi ading lum nyerilau

kurak karik, kurak kariak
luluak itu muni bekatak
mela baliak, mela baliak
tapi ading lum kila galak

Bekatak kurak kariak
Nyemuni di ghupun seghai
katau ading lum ndak baliak
ndak nunggu cecirut kudai

Bekatak kurak kariak
Nyemuni di ghupun seghai
Katau kakak ai mela baliak
Katau ading kelau kudai

bekatak kurak karik
melumpat ke dalam payau
ulam pepat kakak ngajak baliak
tapi ading lum nyerilau

kurak karik, kurak kariak
luluak itu muni bekatak
mela baliak, mela baliak
tapi ading lum kila galak

Bekatak kurak kariak
Nyemuni di ghupun seghai
Katau kakak ai mela baliak
Katau ading kelau kudai

bekatak kurak karik
melumpat ke dalam payau
ulam pepat kakak ngajak baliak
tapi ading lum nyerilau

kurak karik, kurak kariak
luluak itu muni bekatak
mela baliak, mela baliak
tapi ading lum kila galak

Bekatak kurak kariak
Nyemuni di ghupun seghai
katau ading lum ndak baliak
ndak nunggu cecirut kudai

Demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Asal Usul Kota Bengkulu : Definisi, Sejarah, Cerita Rakyat, kebiasaan Adat, Budaya, Ciri Khas, Peta dan Lirik Lagunya, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.

Sejarah Kota Bengkulu  Geografis, Budaya, & Peninggalan

Siapa yang tidak mengenal kota satu ini, kota Bengkulu yang masih berada satu pulau dengan pulau Sumatera. Dikenal dengan keindahan pemandangan pantai dan hasil lautnya. Sejarah kota Bengkulu juga tidak terlepas dari peran pendirinya di masa dahulu. Selain mereka dikenal karena perjuangan untuk mendirikan kota ini juga peninggalan bersejarah sebagai bukti dari pengorbanan selama ini.

Untuk mengetahui sejarah kota Bengkulu secara lengkap, berikut ini penjelasan lengkap dengan tempat wisatanya yang bisa kamu ketahui:

Sejarah Kota Bengkulu

Bengkulu merupakan sebuah provinsi di Indonesia. Dengan Ibukotanya berada di Kota Bengkulu. Provinsi yang terletak di bagian barat daya Pulau Sumatera.

Di wilayah Bengkulu dulunya berdiri kerajaan yang berdasarkan etnis seperti Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Selebar, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan juga ada Kerajaan Marau Riang.

Sejak tahun 1685 mendirikan pusat perdagangan lada, Bencoolen/Coolen yang berasal dari bahasa inggris “Cut Land” yang artinya tanah patah merupakan sebuah wilayah patahan gempa bumi yang paling aktif di dunia. Kemudian gudang penyimpanan di tempat yang sekarang menjadi Kota Bengkulu. Kala itu, ekspedisi EIC dipimpin oleh Ralph Ord dan William Cowley mencari pengganti pusat perdagangan lada setelah Pelabuhan Banten jatuh ditangan VOC, dan pihak EIC dilarang berdagang di sana. Pada tanggal 12 Juli 1685 mengizinkan Inggris mendirikan benteng dan juga gedung perdagangan. Benteng York kemudian didirikan tahun 1685 di daerah muara Sungai Serut.

Lalu penemuan deposit emas di daerah Rejang Lebong pada abad ke-19 menjadikan tempat tersebut menjadi pusat penambangan emas sampai abad ke-20.

Sebagian wilayah Bengkulu, dulunya pernah berada dibawah kekuasaan Indera Pura semenjak abad ke XVII. Sejak tahun 1713, dibangun Benteng Marlboro  sampai tahun 1719, dimana hingga sekarang masih tegak berdiri. Namun, perusahaan tersebut lama kelamaan menyadari jika tidak menguntungkan lagi karena tidak bisa menghasilkan lada dalam jumlah yang mencukupi.

Sejak dilaksanakannya perjanjian London pada Tahun 1824 maka Bengkulu diserahkan ke Belanda, dengan imbalan Malaka sekaligus penegasan atas kepemilikan Tumasik atau Singapura dan Pulau Belitung. Sejak perjanjian itu Bengkulu menjadi bagian dari Hindia Belanda.

Dan pada tahun 1930, kota Bengkulu menjadi tempat pembuangan sejumlah aktivis pendukung kemerdekaan, salah satunya adalah Presiden RI Sukarno. Dimana pada saat diasingkan Soekarno berkenalan dengan Fatmawati pertama kali dan menjadi istrinya.

Setelah kemerdekaan Indonesia, kota Bengkulu menjadi keresidenan dan masuk dalam provinsi Sumatra Selatan. Mulai sejak tanggal 18 November 1968 Bengkulu ditingkatkan statusnya menjadi provinsi ke-26 dan akhirnya berdiri sendiri terlepas dari provinsi Sumatra Selatan.

Wilayah Provinsi Bengkulu yang dibentuk berdasarkan UU No. 9 tahun 1967 yang meliputi wilayah bekas Keresidenan Bengkulu dengan luas wilayahnya 19.813 km2, terdiri dari empat Daerah Tingkat II, yaitu Kotamadya Bengkulu yang terdiri dari dua kecamatan, Kabupaten Bengkulu Utara (ibukota Argamakmur) yang terdiri dari 13 kecamatan, Kabupaten Bengkulu Selatan atau ibukota Manna yang terdiri dari 11 kecamatan, dan Kabupaten Rejang Lebong ibukota Curup yang terdiri dari 10 kecamatan.

Saat ini Wilayah Provinsi Bengkulu meliputi beberapa daerah yaitu :

1.        Kota Bengkulu

2.        Kabupaten Bengkulu Tengah

3.        Kabupaten Bengkulu Selatan

4.        Kabupaten Bengkulu Utara

5.        Kabupaten Kaur

6.        Kabupaten Kepahiang

7.        Kabupaten Lebong

8.        Kabupaten Rejang Lebong

9.        Kabupaten Muko Muko

10.    Kabupaten Seluma

Geografis Kota Bengkulu

Bengkulu salah satu Provinsi di Sumatera yang terletak pada titik koordinat 5°40’ – 2° 0’ LS 40’ – 104° 0’ BT dengan luas area sebesar 19.788.70 km2 (7,640,46 ) yang berbatasan dengan:

1.    Utara : Sumatera Barat

2.    Selatan : Lampung

3.    Barat   : Samudra Hindia

4.    Timur : Jambi dan Sumatera Selatan

Budaya Kota Bengkulu

Kota Bengkulu memiliki kesenian seperti batik besurek, yaitu kain batik yang dihiasi dengan huruf arab gundul dan menjadi salah satu budaya warisan budaya Indonesia serta turut memperkaya khasanah budaya. Kebudayaan bengkulu juga terdiri dari beberapa ciri yang berbeda karena dipengaruhi karena suku berbeda yaitu kebudayaan Suku Serawai, kebudayaan Rejang dan kebudayaan Pesisir. Budaya Tabot juga menjadi satu budaya yang unik yang memadukan tradisi lokal dan Islam secara kultural.

Jenis tarian tradisional dari Bengkulu juga menjadi salah satu budaya yang tidak bisa dihilangkan, seperti tari Tombak Kerbau, tari Putri Gading Cempaka, tari Pukek, tari Andun, tari Kejei, tari Penyambutan, tari Bidadari Menimang Anak dan tari Topeng. Dan untuk kesenian musik Bengkulu dikenal dengan beberapa musik yaitu musik dol, geritan, sarambeak, andei – andei dan sambei.

Wisata Kota Bengkulu

Berikut ini beberapa contoh wisata di kota Bengkulu yang bisa dikunjungi yaitu:

1.        Pantai Panjang, Pantai Pasir Putih, Pantai Tapak Paderi Dan Pantai Zakat

2.        Pulau Tikus

3.        Danau Dendam Tak Sudah

4.        Pantai Linau, Pantai Way Hawang, Pantai Laguna

5.        Arung Jeram Sungai Ketahun

6.        Taman Hutan Hujan Tropis

7.        Pusat Pelatihan Gajah Sebelat

8.        Danau Mas Harum Bastari & Suban Air Panas

9.        Pendakian Bukit Kaba

10.    Padma Raksasa

11.    Anggrek Air Vanda Hookeriana

12.    Taman Laut

13.    Pantai Sungai Suci

 

Budaya dan Peninggalan Sejarah

Beberapa bangunan peninggalan sejarah yang ada di kota Bengkulu, yaitu:

1.     Benteng Marlborough, dibangun oleh perusahaan india timur di bawah kepemimpinan Gubernur Joseph Callet mempunyai bentuk bangunan abad 18, menyerupai kura – kura.

2.     Rumah Pengasingan Bung Karno, rumah tempat pengasingan Soekarno oleh Belanda. Dan saat ini menjadi museum sejarah di Bengkulu.

3.      Parr and Hamilton Monuments, dibangun oleh Inggris untuk memperingati kekalahan mereka di Bengkulu.

4.        Museum Provinsi Bengkulu, terletak di bagian selatan dari jalan utama kota Bengkulu.

5.        Rejang Lebong, terdapat pemandian air panas serta dua air terjun berada di Curup, Bengkulu.

6.        Danau Pematang, danau yang berada di perbukitan dan bukit Kabal 19 km dari Curup.

7.      Danau Tes, adalah danau terbesar di provinsi Bengkulu dengan jarak 3 km dan digunakan juga sebagai pembangkit listrik tenaga air.

8.     Kolam Renang Tabarena, adalah kolam renang alam yang berada di sungai dengan air yang bersih dan dingin.

9.        Air Terjun Kepala Curup, berada di 29 km dari Curup dengan tinggi 100 meter.

10.   Sungai Air Putih, berada di Tambang Sawah, sekitar 15 km dari Muara Aman atau 80 km dari Curup

11. Makam Sentot Alibasyah, berada di Desa Bajak, Kecamatan Teluk Segara, Bengkulu. Sentot Alibasyah merupakan salah satu Panglima Pangeran Diponegoro.

12.    Pusat Pelatihan Gajah, berada di Seblat, kecamatan Napal Putih, Bengkulu Utara.

13. Gunung Kaba, dijadikan tempat rekreasi alam terfavorit bagi pendaki baik dari wilayah Bengkulu.

14.    Suban, sebuah tempat pemandian air panas ini terletak di kaki gunung kaba.

15.  Dengan demikian cukup jelas sejarah kota Bengkulu beserta dengan peninggalan, juga tempat wisata yang bisa kamu jumpai pada saat berkunjung ke Bengkulu. Semoga artikel ini menjadi manfaat dan juga wawasan untuk kamu semua.

Sejarah Bengkulu

Sejarah di Provinsi Bengkulu didukung oleh beberapa sumber-sumber bersejarah. Sumber sejarah tersebut terdiri atas sumber lisan, sumber benda, sumber tulisan, dan sumber bangunan di Provinsi Bengkulu. Secara umum, sejarah di Provinsi Bengkulu dapat dibagi menjadi:

Masa Pra-Islam

Masa Masuknya Islam

Masa Kolonial

Masa Kebangkitan Nasional

Asal Nama

Terdapat bermacam versi yang dapat kita temukan mengenai asal muasal nama Bengkulu. Ada ahli yang mengambil asal nama Bengkulu berdasarkan cerita dan legenda. Selain itu, adapula ahli yang mengambil asal nama Bengkulu berdasarkan kronologis waktu.

Pra-Islam

Pada zaman prasejarah, daerah Bengkulu diperkirakan sudah dihuni oleh manusia. Para pendatang dari Asia berbaur dengan manusia purba sekitar 4000 – 2000 SM. Sebagian masuk ke pedalaman, sementara yang lain menghuni daerah pantai. Penyebaran manusia tersebut merupakan cikal bakal Suku Bangsa Neo-Malayan. Beberapa suku bangsa itu antara lain: Suku Rejang (Rejang Lebong dan Bengkulu Utara), Suku Serawai / Pasemah (Bengkulu Selatan), Suku Kaur (Bintuhan), Suku Lembak di Kota Bengkulu dan sekitar Kota Curup). Bengkulu (Kota Bengkulu) dan suku Katahun (Muko-muko).

Beberapa bukti dari masa prasejarah menunjukkan bahwa Bengkulu pernah dihuni oleh manusia prasejarah yang memiliki kebudayaan dan tradisi megalitik. Tradisi megalitik adalah tradisi pemujaan terhadap batu-batu besar sebagai perwujudan dari roh nenek moyang. Batu-batu besar yang menunjukkan tradisi megalitik di Bengkulu hingga kini dapat diamati di wilayah Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Selatan.

Awal Kedatangan Islam

Islam diperkirakan masuk ke wilayah Bengkulu pada abad XV (dari Jawa). Sebelum masuknya Islam, masyarakat Bengkulu telah mengenal sistem tatanan masyarakat "Negara Suku", yakni wilayah-wilayah kecil yang dipimpin oleh pimpinan tertinggi kepala suku. Masuknya para pedagang dan utusan-utusan Islam ke wilayah Bengkulu berhasil membuat masyarakat lokal mengembangkan tatanan masyarakat yang tadinya berbentuk "Negara Suku" menjadi berbentuk kesultanan atau kerajaan. Kesultanan-kesultanan di Bengkulu yang berkembang pada periode Islam yang pernah disebutkan dalam sumber tambo dan sejarah ialah: Kerajaan Selebar, Kerajaan Sungai Lemau, dan Kerajaan Sungai Serut.

 Masuknya Kolonialisme

1.    Tahun 1664 – VOC memasuki Bengkulu dan mendirikan dewan perwakilan di Bengkulu. enam tahun kemudian Belanda menutup sementara kantornya dan dibuka kembali tahun 1824.

2.      24 Juni 1685 -- Inggris masuk ke Bengkulu. Mereka mendarat dan disambut oleh agen niaganya di Pulau Tikus (1 km dari kota pusat kota Bengkulu). Mereka tidak masuk ke pelabuhan Selebar (daerah Pulau Baai) karena kapal Sultan Banten dan kapal Belanda sedang bersandar di sana.

3.     16 Agustus 1695 -- Perjanjian antara Inggris dan Bengkulu ditandatangani. Isinya menyangkut tentang monopoli lada, perizinan membangun loji, dan keputusan dalam mengadili penduduk yang berbuat salah. Inggris terus memperluas wilayahnya sampai ke Muko-muko.

4.        Tahun 1692 -- Inggris mendirikan pos di daerah Triamang, Lais, Ketahun, Ipuh, Bantal, Seblat (1700).

5.        Tahun 1701 -- Inggris memperluas daerah ke wilayah Seluma, Manna, Kaur, dan Krui.

6.     Tahun 1718 -- Inggris membangun Benteng York dan Benteng Marlborough. Benteng tersebut merupakan upaya Rakyat Bengkulu merupakan ancaman bagi Inggris. Di Bantal, Muko-muko, pemberontakan rakyat dipimpin Sultan Mansyur dan Sultan Sulaiman. Itu sebabnya Inggris merasa perlu membangun benteng tersebut. Pemberontakan itu (1719) membuat Inggris kawatir dan akhirnya meninggalkan Bengkulu.

7.     Tahun 1724 -- Inggris kembali lagi. Dengan perjanjian yang lebih lunak yang di tanda tangani pada 17 April 1724

8.   15 Desember 1793 -- Captain Hamilton, pimpinan Angkatan Laut Inggris dibunuh rakyat Bengkulu. Dan pada 1807 rakyat Bengkulu berhasil membunuh Residen Thomas Parr.

9.     17 Maret 1824 -- Muncul perjanjian antara Belanda yang disebut Traktaat London (Perjanjian London) yang berisikan pertukaran daerah koloni antara Inggris dan Belanda. Dalam perjanjian tersebut, Bengkulu diserahkan kepada Belanda oleh Inggris dan Belanda menyerahkan kekuasaannya terhadap Singapura kepada Inggris.

10.  Dalam perjalanan sejarah Indonesia, Provinsi Bengkulu juga mempunyai peranan yang menonjol. Menurut catatan Prof. DR. Haji Abdullah Siddik (Sejarah Bengkulu: 1500-1990, Balai Pustaka, 1996), pada era penjajahan, Bengkulu sudah menyita perhatian negara-negara kolonilis Barat, terutama karena hasil buminya yang melimpah. Tahun 1511 para pedagang Eropa terutama Inggris dan Belanda mulai ramai melakukan pelayaran menyusuri pantai Barat Sumatera dari Aceh, melalui Selatan Sunda lalu ke Banten.

11.  Tahun 1685, dengan alasan perluasan kebun lada Inggris mulai menetap di Bengkulu. Saat itulah dimulai era tanam paksa lada terhadap rakyat. Tercatat, Inggris bertahan selama 139 tahun di Bengkulu. Penderitaan rakyat Bengkulu terus berlanjut dengan peralihan kekuasaan dari Inggris kepada Belanda, tahun 1724, sebagai konsekwensi perjanjian mereka (Traktat London). Bahkan kekejaman penjajah memuncak saat Jepang menguasai Tanah Air.

12.  Pendudukan tanpa rasa kemanusiaan itu tidak hanya melahirkan penderitaan bagi rakyat. Tapi juga membangkitkan perlawanan akibat telah diinjak-injaknya nilai luhur dan tradisi luhur masyarakat sekitar. Lebih seabad kemudian, aksi heroik menentang penjajahan masih terus bisa disaksikan. Sumbangsih rakyat Bengkulu terhadap kemerdekaan Indonesia tidak bisa begitu saja dihilangkan. Termasuk dalam periode mempertahankan kemerdekaan.

13.    Tanggal 23 Februari 1942 Jepang masuk kota Curup dan terus ke kota Bengkulu dan banyak membantai rakyat.

Masa Setelah Kemerdekaan

Bengkulu yang ditetapkan sebagai provinsi pada 18 November 1968 itu, kini memiliki sepuluh kabupaten/kota, yakni Kota Bengkulu, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Seluma.

Bengkulu juga menjadi salah satu mata rantai yang selalu dicatat oleh sejarah. Salah satu alasannya karena di bumi Rafflesia ini pula, Soekarno presiden pertama Republik Indonesia pernah menjalani pengasingan oleh pemerintah kolonial, selama empat tahun, 1938-1942. Seokarno kemudian menemukan cintanya di sini. Dia terpikat hati dengan salah seorang putri warga Muahammadiyah bernama Fatmawati. Putri yang dilahirkan di Desa Malabero, Kota Bengkulu, 5 Februari 1923 ini merupakan anak tunggal dari pasangan Hasan Din (Tokoh Muhammadiyah Bengkulu) dan Siti Chadijah.

Seokarno menikahi Fatmawati tahun 1943, ketika itu Fatmawati tepat menginjak usia 20 tahun. Pasangan itu dikaruniai lima anak, yakni Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra.

Ketika Seokarno menjadi Presiden Republik Indonesia, Ibu Fatmawati menjadi seorang ibu negara. Bendera pusaka merah-putih yang dikibarkan saat Proklamasi 17 Agustus 1945 tak lain adalah jahitan tangan Bu Fat.

Pada tanggal 18 November 1968, atas dasar UU No. 9/1967 Junkto Peraturan Pemerintah No. 20/1968, Keresidenan Bengkulu diresmikan menjadi salah satu Provinsi di Republik Indonesia yang ke-26 dengan Ali Amin sebagai Gubernur Bengkulu.

Sejarah Kota Bengkulu – Bengkulu Kota

Pada pertengahan abad ke-13 sampai dengan abad ke-16 di daerah Bengkulu terdapat 2 (dua) kerajaan yaitu : Kerajaan Sungai Serut dan Kerajaan Selebar. Pada tahun 1685 Inggris masuk ke Bengkulu dan menjajah Bengkulu selama kurang lebih 139 tahun (1685-1824). Sejak 1824-1942 daerah Bengkulu sepenuhnya berada dibawah kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda. Setelah Belanda kalah dari Jepang pada tahun 1942 dimulailah masa penjajahan Jepang selama kurang lebih 3 (tiga) tahun.

Pada pertengahan abad ke-13 sampai dengan abad ke-16 di daerah Bengkulu terdapat 2 (dua) kerajaan yaitu : Kerajaan Sungai Serut dan Kerajaan Selebar. Pada tahun 1685 Inggris masuk ke Bengkulu dan menjajah Bengkulu selama kurang lebih 139 tahun (1685-1824). Sejak 1824-1942 daerah Bengkulu sepenuhnya berada dibawah kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda. Setelah Belanda kalah dari Jepang pada tahun 1942 dimulailah masa penjajahan Jepang selama kurang lebih 3 (tiga) tahun.

Setelah Indonesia merdeka Bengkulu ditetapkan sebagai kota kecil di bawah pemerintahan Sumatera Bagian Selatan dengan luas 17,6 KM2 berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1956 tentang Pembentukan Kota Kecil Bengkulu. Pada tahun 1957 kota kecil Bengkulu berubah menjadi Kotapraja berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957, yang meliputi 4 (empat) wilayah kedatukan dengan membawahi 28 Kepemangkuan, yaitu :

- Kedatukan Wilayah I terdiri dari 7 kepemangkuan
- Kedatukan Wilayah II terdiri dari 7 kepemangkuan
- Kedatukan Wilayah III terdiri dari 7 kepemangkuan
- Kedatukan Wilayah III terdiri dari 7 kepemangkuan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1957 jo Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Pembentukan Propinsi Bengkulu, menetapkan Kota Bengkulu sebagai Ibukota Provinsi Bengkulu. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintah di Daerah, merubah sebutan Kotapraja menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu. Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu selanjutnya dibagi dalam 2 wilayah setingkat kecamatan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu Nomor : 821.27-039 tanggal 22 Januari 1981, yaitu :

- Wilayah Kecamatan Teluk Segara
- Wilayah Kecamatan Gading Cempaka

Dengan ditetapkannya Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu Nomor 440/1981 dan Nomor 444/1981 dan dikuatkan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu Nomor 141/1982 tanggal 1 Oktober 1982, menghapus wilayah Kedatukan dan Kepemangkuan menjadi kelurahan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41/1982 dalam wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu terbagi 2 (dua) Wilayah Kecamatan Definitif yang membawahi 38 kelurahan, yaitu :

- Kecamatan Teluk Segara membawahi 17 Kelurahan
- Kecamatan Gading Cempaka membawahi 21 kelurahan

Pada tahun 1986 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46/1986 tentang perubahan batas dan perluasan wilayah Kotamadya Dati II Bengkulu, luas wilayah Kotamadya Bengkulu berubah dari 17,6 KM2 menjadi 144,52 KM2 dan terdiri dari 4 wilayah kecamatan, 38 kelurahan serta 17 desa.


-oooooooooo oOo oooooooooo-

Sumber : Google Wikipedia

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...