KABUPATEN PATI
PROVINSI JAWA TENGAH
Orientasi
Pati (bahasa Jawa: ꦥꦛꦶ, translit. Pathi) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Pati. Kabupaten ini terkenal dengan semboyan Pati Bumi Mina Tani. Penduduk kabupaten Pati berjumlah 1.324.188 jiwa pada akhir tahun 2020,[4] dan 1.348.397 jiwa di tahun 2021.
Batas Wilayah
Batas wilayah administrasi Kabupaten Pati meliputi:
Sebagian besar wilayah Kabupaten Pati adalah dataran rendah. Bagian selatan (perbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora) terdapat rangkaian Pegunungan Kapur Utara. Bagian barat laut (perbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara) berupa perbukitan. Bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Rembang. Sungai terbesar adalah Sungai Juwana, yang bermuara di daerah Juwana.
Ibu kota Kabupaten Pati terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten, berada di jalur panturaSemarang-Surabaya, sekitar 75 km sebelah timur Semarang. Jalur ini merupakan jalur ramai yang menunjukkan diri sebagai jalur transit. Jalur melewati Kota Pati ada dua: dalam kota dan jalur lingkar Pati. Kendaraan umum dan besar melalui jalan lingkar Pati. Sementara kendaraan pribadi dapat memilih antara jalan dalam kota yang cukup sempit atau jalur lingkar.
Terdapat sungai besar yaitu Bengawan Silugonggo (Sungai Silugonggo). Saat musim penghujan sering kali sungai ini meluap. Tata kelola sungai ini ditangani oleh Balai Pengelolan Sumber Daya Air (PSDA) Serang Lusi Juana (Seluna).
Sejarah
Sejarah Kabupaten Pati berpangkal dari beberapa gambar yang terdapat pada Lambang Daerah Kabupaten Pati yang sudah disahkan dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1971 yaitu gambar yang berupa: "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara". Menurut cerita rakyat yang terdapat juga pada kitab Babat Pati dan kitab Babat lainnya, dua pusaka yaitu "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara" merupakan lambang kekuasan dan kekuatan yang juga merupakan simbul kesatuan dan persatuan. Barangsiapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menguasai dan berkuasa memerintah di Pulau Jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah Raden Sukmayanapembesar dari Majasemi andalan Kadipaten Carangsoka.
Masa Kadipaten Carangsoka (1292 M)
Menjelang akhir abad ke XIII atau sekitar tahun 1292 M, di Pulau Jawa terjadi kekosongan penguasa pemerintahan. Kerajaan Pajajaran mulai runtuh, Kerajaan Singasari surut, sedang Kerajaan Majapahit belum berdiri. Di Pantai utara Pulau Jawa Tengah, sekitar Gunung Muria bagian Timur, muncul penguasa lokal yang mengangkat dirinya sebagai adipati, wilayah kekuasaannya disebut kadipaten.
Ada dua penguasa lokal di wilayah itu yaitu
Penguasa Kadipaten Paranggaruda, Adipatinya bernama Yudhapati, wilayah kekuasaannya meliputi sungai Juwana ke selatan, sampai pegunungan Gamping Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan. Mempunyai putra bernama Raden Jasari.
Penguasa Kadipaten Carangsoka, Adipatinya bernama: Puspa Andungjaya, wilayah kekuasaannya meliputi utara sungai Juwana sampai pantai Utara Jawa Tengah bagian timur. Adipati Carangsoka mempunyai seorang putri bernama Rara Rayungwulan Kedua kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestarikan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan, kedua adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra dan putrinya itu.
Utusan Adipati Paranggaruda untuk meminang Rara Rayungwulan telah diterima, namun calon mempelai putri meminta bebana (persyaratan) agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama Sapanyana.
Untuk memenuhi bebana itu, Adipati Paranggaruda menugaskan penggede kemaguhan bernama Yuyurumpung agul-agul Paranggaruda. Sebelum melaksanakan tugasnya, lebih dulu Yuyurumpung berniat melumpuhkan kewibawaan Kadipaten Carangsoka dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan Sondong Majerukn kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan kepada Yuyurumpung, dapat direbut kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan Sondong Majeruk tewas dalam perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan Pusaka itu diserahkan kembali kepada Raden Sukmayana. Usaha Yuyurumpung untuk menguasai dan memiliki dua pusaka itu gagal.
Walaupun demikian Yuyurumpung tetap melanjutkan tugasnya untuk mencari Dalang Sapanyana agar perkawinan putra Adipati Paranggaruda tidak mangalami kegagalan (berhasil dengan baik).
Pada Malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinaan dapat diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang Kulit oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi pelaminan menuju ke panggung dan kemudian melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Pahargyan perkawinan antara Raden Jasari dan Rara Rayungwulan gagal total.
Adipati Yudhapati merasa dipermalukan, emosi tak dapat dikendalikan lagi. Sekaligus menyatakan permusuhan terhadap Adipati Carangsoka. Dan peperangan tidak dapat dielakkan. Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka memimpin prajurit Carangsoka, mengalami luka parah dan kemudian wafat. Raden Kembangjaya (adik kandung Raden Sukmayana) meneruskan peperangan. Dengan dibantu oleh Dalang Sapanyana, dan yang menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan prajurit Paranggaruda. Adipati Paranggaruda, Yudhapati dan putra lelakinya gugur dalam palagan membela kehormatan dan gengsinya.
Oleh Adipati Carangsoka, karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan Rara Rayungwulan kemudian diangkat menjadi pengganti Carangsoka. Sedang dalang Sapanyana diangkat menjadi patihnya dengan nama Singasari.
Kadipaten Pesantenan
Untuk mengatur pemerintahan yang semakin luas wilayahnya ke bagian selatan, Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama Kadipaten Pesantenan dengan gelar "Adipati Jayakusuma" di Pesantenan.
Adipati Jayakusuma hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu Raden Tambra. Setelah ayahnya wafat, Raden Tambra diangkat menjadi Adipati Pesantenan, dengan gelar "Adipati Tambranegara". Dalam menjalankan tugas pemerintahan Adipati Tambranegara bertindak arif dan bijaksana. Menjadi songsong agung yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya, serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan dan kesejahteraannya semakin meningkat.
Kabupaten Pati
Untuk mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya, Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri menuju ke arah barat yaitu, di Desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati.
Dalam prasasti Tuhannaru, delapan Lempengan Baja dan bertuliskan huruf Jawa kuno, yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang tersimpan di museum Trowulan. Pada lempengan yang keempat antara lain berbunyi bahwa: .....Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan Abhiseka Wiralanda Gopala pada tanggal 13 Desember 1323 M. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama Dyah Malayuda dengan gelar "Rakai", Pada saat pengumuman itu bersamaan dengan pisuwanan agung yang dihadiri dari Kadipaten pantai utara Jawa Tengah bagian Timur termasuk Raden Tambranegara berada di dalamnya.
Pati bagian Kerajaan Majapahit
Raja Jayanagara dari Majapahit mengakui wilayah kekuasaan para adipati itu dengan memberi status sebagai tanah perdikan, dengan syarat bahwa para adipati itu setiap tahun harus menyerahkan Upeti berupa bunga.
Bahwa Adipati Raden Tambranegara juga hadir dalam pisuwanan agung di Majapahit itu terdapat juga dalam Kitab Babad Pati yang disusun oleh K.M. Sosrosumarto dan S. Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula yang lengkapnya berbunyi:
...Tan alami pajajaran kendhih, keratonnya ing tanah Jawa angalih Majapahite, ingkang jumeneng ratu, Brawijaya ingkang kapih kalih, ya Jaka Pekik wasta, putra Jaka Suruh, Kyai Ageng Pathi nama, Raden Tambranegara sumewa maring Keraton Majalengka.
Artinya Tidak lama kemudian Kerajaan Pajajaran kalah, Kerajaan Tanah Jawa lalu pindah ke Majapahit, adapun yang menjadi rajanya adalah Brawijaya II, yaitu Jaka Pekik namanya, putranya Jaka Suruh. Pada waktu itu Kyai Ageng Pati, yang bernama Tambranegara menghadap ke Majalengka, yaitu Majapahit.
Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa Raden Tambranegara Adipati Pati turut serta hadir dalam pisowanan agung di Majapahit. Pisowanan agung yang dihadiri oleh Raden Tambranegara ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa pindahnya Kadipaten Pesantenan dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi Kabupaten Pati itu pada bulan Juli dan Agustus 1323 M (Masehi). Ada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 yaitu: 3 Juli, 7 Agustus dan 14 Agustus 1323.
Hari Jadi Pati
Kemudian diadakan seminar pada tanggal 28 September 1993 di Pendopo Kabupaten Pati yang dihadiri oleh para perwakilan lapisan masyarakat Kabupaten Pati, para guru sejarah SMA se-Kabupaten Pati, Konsultan, Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah UNDIP Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa pada tanggal 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi Kabupaten Pati.
Tanggai 7 Agustus 1323 ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Pati dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor: 2/1994 tanggal 31 Mei 1994, sehingga menjadi momentum Hari Jadi Kabupaten Pati dengan surya sengkala "KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI" yang bermakna "Dengan bekerja keras dan penuh doa kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah".
Kecamatan
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Pati
Kabupaten Pati terdiri dari 21 kecamatan, 5 kelurahan, dan 401 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.283.790 jiwa dengan luas wilayah 1.489,19 km² dan sebaran penduduk 862 jiwa/km².
Kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan adalah Juwana di sebelah timur, Tayu di sebelah utara, dan Kayen di bagian selatan. Untuk Juwana dan Tayu keduanya merupakan kota pelabuhan yang berada di pesisir Laut Jawa. Sedangkan sebagian Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo berada di bawah pegunungan Kendeng. Di Kayen pula, berdiri RSUD milik pemerintah kabupaten dan merupakan satu-satunya kecamatan di luar ibu kota kabupaten yang memiliki fasilitas RS milik pemerintah.
Selain terkenal dengan bandeng prestonya, Pati adalah salah satu dari dua kabupaten penghasil buah Manggisterbesar di Jawa Tengah selain Cilacap.
1. Sentra buah Jambu monyet, di Desa Muktiharjo dan Margorejo
2. Sentra buah kelapa kopyor genjah (kelapa yang dagingnya terpisah dengan tempurung) di Jawa Tengah
3. Sentra buah Manggis, di Desa Jepalo dan Gunungsari
4. Kerajinan kuningan, di Kecamatan Juwana
5. Usaha susu sapi, di Desa Sukoharjo dan margorejo
6. Industri garam, di Kecamatan Batangan dan Wedarijaksa
7. Pabrik Gula (PG) Trangkil,[12] di Desa Trangkil, Trangkil
8. Pabrik Gula Pakis Baru, di Desa Pakis, Tayu
9. Industri ceriping singkong aneka rasa (Banyuurip)
10. Sentra industri berbahan kapuk randu, di Desa Karaban, Kecamatan Gabus (produk kasur, bantal, guling dll).
11. Sentra padi dan kacang hijau, di Desa Jambean Kidul, Muktiharjo, Margorejo Pati.
12. Perkebunan Kopi, di Desa Jrahi, Gunungwungkal dan Sitiluhur
13. Industri Tepung Tapioka, di Desa Ngemplak dan Sidomukti Margoyoso
14. Industri Kain Batik Bakaran, di Desa Bakaran, Juwana
15. Industri batu bata, di Kecamatan Trangkil
16. Industri terasi udang rebon, di Kecamatan Juwana, Margoyoso dan Tayu
Kesehatan
Klinik
1. Klinik Sejahtera
2. BKIA Bhayangkari
3. Klinik Keluarga Sehat
4. Klinik Pratama Mega Sehat Pati
Rumah sakit
1. RSUD RAA Soewondo
2. RS Keluarga Sehat Hospital (KSH) Pati
3. RS Mitra Bangsa
4. RS Fastabiq
5. RSB Harapan
6. RSB Asifa
7. RS Paru-paru
8. RS Islam Pati
9. RS Assuyuthiyyah Guyangan
10. RSU Kayen
11. RS Keluarga Sehat Hospital (KSH) Tayu
Pendidikan
SMA/SMK
SMA/ SMK di Kabupaten Pati adalah antara lain sebagai berikut:
1. MA Abadiyah, di Kecamatan Gabus
2. MA Al-Hikmah, di Kecamatan Margoyos
3. MA Al-Ikhlas, di Kecamatan Tlogowungu
4. MA As-Salamah, di Kecamatan Pati
5. MA Bustanul Ulum, di Kecamatan Wedarijaksa
6. MA Darul Falah, di Kecamatan Cluwak
7. MA Darul Ulum, di Kecamatan Jaken
8. MA Darul Ulum, di Kecamatan Tlogowungu
9. MA I'anatut Tholibin, di Kecamatan Margoyoso
10. MA Ihya'ul Ulum, di Kecamatan Wedarijaksa
11. MA Khoiriyah, di Kecamatan Margoyoso
12. MA Khoiriyah, di Kecamatan Gembong
13. MA Khoiriyatul Ulum, di Kecamatan Trangkil
14. MA Madarijul Huda, di Kecamatan Dukuhseti
15. MA Manabi'ul Falah, di Kecamatan Margoyoso
16. MA Manahijul Huda, di Kecamatan Dukuhseti
17. MA Manba'ul Ulum, di Kecamatan Pati
18. MA Mathali’ul Falah, di Kecamatan Margoyoso
19. MA Matholi’ul Falah, di Kecamatan Juwana
20. Matholi’ul Huda, di Kecamatan Pucakwangi
21. Matholi’ul Huda, di Kecamatan Trangkil
22. MA Miftahul Falah, di Talun Kayen
23. MA Miftahul Huda, di Kecamatan Tayu
24. MA Miftahul Ulum, di Tambakromo
25. MA Miftahul Ulum, di Trimulyo Kayen
26. MA Miftahut Thulab, di Kecamatan Sukolilo
27. MA Misbahul Ulum, di Pasucen Trangkil
28. MA Mujahidin, di Gembong
29. MA Muwahidun, di Gembong
30. MA Negeri 1 Pati, di Margorejo
31. MA Negeri 2 Pati, di Kecamatan Tayu
32. MA NU Bageng, di Gembong
33. MA Nurul Hikmah Banyuurip, di Desa Banyu urip kecamatan Margorejo
34. MA Nurul Quran, di Kecamatan Pucakwangi
35. MA PGIP Hadiwijaya, di Margoyoso
36. MA PPKP Darul Ma’la, di Kecamatan Winong
37. MA Raudlotusy Syubban, di Kecamatan Winong
38. MA Raudlotut Tholibin, di Kecamatan Tayu
39. MA Salafiyah, di Tlogowungu
40. MA Salafiyah, di Margoyoso
41. MA Silahul Ulum, di Trangkil
42. MA Sirojul Anam, di Kecamatan Tayu
43. MA Sirojul Huda, di Kecamatan Kayen
44. MA Sultan Agungm di Kecamatan Sukolilo
45. MA Sunan Muria, di Cluwak
46. MA Sunan Prawoto, di Kecamatan Sukolilo
47. MA Tarbiyatul Banin, di Kecamatan Winong
48. MA Tarbiyatul Banin Banat, di Dukuhseti
49. MA Tarbiyatul Islamiyah, di Kecamatan Pucakwangi
50. MA Thoriqotul Ulum, di Wedarijaksa
51. MA Walisongo, di Kecamatan Kayen
52. SMA Bokpri 1, di Pati
53. SMA Bokpri 3, di Dukuhseti
54. SMA Cadangan, di Pati
55. SMA Dharma Putra, di Pati
56. SMA Islam Raudlotul Falah, di Gembong
57. SMA Islam Tuan Sokolangu, di Gabus
58. SMA IT Yaumi Fatimah, di Pati
59. SMA Joyo Kusumo, di Desa Pasuruhan Kayen
60. SMA Kesuma, di Margoyoso
61. SMA Muhammadiyah 01, di Kecamatan Pati
62. SMA Muhammadiyah 02, di Kecamatan Sukolilo
63. SMA Muhammadiyah 03, di Kecamatan Sukolilo
64. SMA Muria, di Margorejo
65. SMA Nasional, di Kecamatan Pati
66. SMA PGRI 1, di Pati
67. SMA PGRI 2, di Kayen
68. SMA PGRI 3, di Tayu
69. SMA Rifaiyah, di Kecamatan Kayen
70. SMA Taman Madya, di Kecamatan Juwana
71. SMA Wahid Hasyim, di Pati
72. SMA Yos Soedarso, di Pati
73. SMAN 1 Batangan, di Batangan
74. SMAN 1 Jakenan, di Kecamatan Jakenan
75. SMAN 1 Juwana, di Kecamatan Juwana
76. SMAN 1 Kayen, di Kayen
77. SMAN 1 Pati, di Pati
78. SMAN 1 Tayu, di Tayu
79. SMAN 2 Pati, di Kecamatan Pati
80. SMAN 3 Pati, di Pati
81. SMK Jamaah Pasrah (JAPA), di Kecamatan Dukuhseti
82. SMK Al Falah, di Kecamatan Winong
83. SMK An Najah, di Kecamatan Kayen
84. SMK Assalamah, di Pati
85. SMK Bani Muslim, di Pati
86. SMK Bina Tunas Bangsa, di Kecamatan Juwana
87. SMK Cordova, di Desa Kajen
88. SMK Farming, di Tlogowungu
89. SMK Gajah Mada 01, di Kecamatan Margoyoso
90. SMK Gajah Mada 02, di Pati
91. SMK Kesuma, di Margoyoso
92. SMK Mambaul Huda, di Dukuh Seti
93. SMK Muhammadiyah 01, di Pati
94. SMK Muhammadiyah 02, di Tayu
95. SMK Nahdlotul Ulama, di Gembong
96. SMK Nasional, di Pati
97. SMK Pelayaran, di Tayu
98. SMK Permata Nusantara, Jalan Raya Gabus Pati, KM 0,5 Gabus
99. SMK Salafiyah Margoyoso, di Desa Kajen
100. SMK Taruna Bangsa, di Gabus
101. SMK Telkom Terpadu AKN Marzuqi, di Kecamatan Pati
102. SMK Tunas Harapan, di Pati
103. SMKN 1 Pati, di kecamatan Pati
104. SMKN 2 Pati, di kecamatan Margorejo
105. SMKN 3 Pati, di kecamatan Pati
106. SMKN 4 Pati, di kecamatan Margorejo
107. SMKN Cluwak, di kecamatan Cluwak
108. SMK Manahijul Huda, di kecamatan Dukuhseti
109. SMK Multimedia Nurul Qur'an, di Pucakwangi
Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi / Universitas di Kabupaten Pati adalah antara lain sebagai berikut:
2. Sekolah Tinggi Agama Islam Pati (STAIP)
3. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STIMIK) AKI Pati
4. Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAKWW) Pati
5. Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Pati
6. Akademi Kebidanan (Akbid) Bakti Utama Pati
7. Akademi Kebidanan (Akbid) Duta Dharma Pati
8. Akademi Perawat (Akper) Pragola Pati
9. Akademi Pertanian Pragola Pati
10. Universitas Terbuka (UT) Pati
11. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Syekh Jangkung Pati
Wisata alam
Pati memiliki tempat wisata alami, yaitu:
1. Air Terjun Grenjengan Sewu, di Desa Jrahi
2. Air Terjun Nglarangan, di Desa Jepalo, GunungWungkal
3. Air Terjun Gambir, Jepalo, Gunungwungkal
4. Embung mini JraHi, di Jrahi, Kec. Gunungwungkal
5. Arga Pesona, di Desa Beketel Kayen
6. Waduk Gunung RoWo, Sitilihur
7. Danau Terpus Beketel, di Desa Beketel Kayen
8. Air Terjun Tadah Hujan, di Desa Sukolilo
9. Air Terjun Grenjengan Seno, di Payak, Cluwak, Pati
10. Curug Tadah Hujan, Kec. Sukolilo
11. Gua Wareh, di Desa Kedumulyo, Sukolilo PATI
12. Gua Pancur, di Desa Jimbaran Kayen
13. Rawa Teratai, di Pengging Wangi, Kasiyan
14. Air Terjun Klating, di Desa Mojoagung / dukuh Klating, PucakWangi
15. Bukit Pandang Ki Santa Mulya, di Desa Durensawit Kayen
16. Waduk Seloromo, di Desa Gembong
17. Air Terjun Plorodan Semar, di Sumbersari, Kayen
Wisata sejarah
Pati memiliki tempat wisata sejarah, yaitu:
1. Masjid Agung Pati, di Desa kaborongan Pati Lor
2. Pintu Gerbang Majapahit, di Desa Muktiharjo/Rendole
3. Masjid Syekh Ahmad Mutamakkin ( Masjid keramat yang tidak bisa di ubah bangunannya, Seperti Halnya Masjid Demak )
4. Petilasan Syekh Jangkung, di Desa kayen
5. Genuk Kemiri (Peninggalan Raden Kembang Joyo), di Dukuh Kemiri, Desa Kalidoro
Wisata keluarga
Pati memiliki tempat wisata untuk keluarga, yaitu:
1. Juwana Water Fantasy, di Desa Bumimulyo (Mujil)
2. Byar-Byur Water Park, di Desa Winong
3. Sendang Tirta Marta Sani, di Desa Tamansari
4. Kebun Binatang TPA Pati, di Desa Banyuurip
5. Taman Wisata Keluarga PTPN IV Jollong, di Sitirejo Gembong
Wisata religi
Pati yang di Kenal sebagai Kota Santri memiliki banyak tempat wisata ziarah, berikut adalah Daftar Wisata Religi Pati yaitu:
1. Makam Nyai Ageng Ngerang, di Desa Tambakromo
2. Makam Mbah Eyang Paluombo, di Dukuh Bibis Desa Margorejo
3. Makam Ki Ageng Ngerang I (Mbah Ronggo Joyo), di Desa Trimulyo, Juwana, Pati, Dukuh Ngerang.
4. Syekh Ronggo Kusumo, di Desa Ngemplak Kidul, Margoyoso, PATI
5. Raden Adipati Tombronegoro, di Pati Lor
6. Makam Mbah Tabek Merto, di Desa Prawoto
7. Makam Syekh Ahmad Mutamakkin, di Desa Kajen
8. Makam KH. Abdullah Salam (Mbah Dullah), Desa Kajen, Margoyoso
9. Makam KH. Sahal Mahfudz, di Desa Kajen
10. Makam KH. Suyuthi Abdul Qodir, di Desa Guyangan, Trangkil
11. Makam Sunan Ngerang (Syekh Muhammad Nurul Yaqin) Guru Sunan Muria, di Dukuh Ngerang, Desa Pekuwon (Pakuan, Pakuwon)
12. Makam Sunan Makhdum (Sayyid Abdurrahman Al-Makhdum) Pimpinan Walisongo I, di Desa Parenggan, Pati Kota
13. Makam Sunan Prawoto (Raja Kerajaan Demak Ke-4), di Desa Prawoto, Sukolilo
14. Syekh Hendro Kusumo bin Ahmad Muthammaqin, Desa Sukoharjo, Margorejo
15. Makam Syekh Jangkung (Saridin), Desa Landoh
16. Makam Bandung Bondowoso Ratu Pengging,
17. Syekh Brojoseti, Desa dukuhseti, Kec. Dukuhseti
18. Makam Prabu Angling Dharma, di Dukuh Mlawat, Desa Baleadi
19. Makam Mahapatih Batik Madrim, di Desa Kedungwinong
20. Makam Syekh Abdullah al-'Asyîq Ki Ageng Kiringan, di Dusun Kiringan Kidul, Desa Pundenrejo, Tayu, Pati
Perayaan
Acara yang diadakan setiap tahun di Pati, di antaranya:
1. Meron
2. Sedekah Bumi Pati
3. Sedekah Laut Juwana
4. Sedekah Laut Tayu
5. Pati Batik Carnival
6. Haul 10 Syuro Kajen
Seni Budaya
Kesenian budaya tradisional Pati adalah:
1. Barongan
2. Ketoprak
3. Meron–kecamatan Sukolilo
4. Lomban–kecamatan Juwana
5. Lampor–Kecamatan Tlogowungu–Ds. Gunungsari
Transportasi
Kabupaten Pati berada di Pantura Jakarta–Semarang–Surabaya–Banyuwangi,
Banyak Bus Bus Antar Kota Antar Provinsi yg lewati ini
Terminal Pati tipe B ( milik Pemerintah Provinsi melalui Dinas Perhubungan)
Jalur kereta api yang nonaktif di Kabupaten Pati (SJS SEMARANG JUWANA S ) Yaitu :
1. Stasiun Pati
3. Stasiun Tayu
Kuliner
Masakan khas kabupaten Pati, yaitu:
1. Nasi Gandul
2. Sego Tewel
3. Kela Mrica
4. Botok Masin
5. Soto Kemiri
Jajanan khas kabupaten Pati, yaitu:
3. Roti moho (Kue mohong)
4. Jenang Landoh (Jatimulyo)
5. Tape Sukolilo
6. Tape Gembong
Minuman khas kabupaten Pati, yaitu:
1. Es Kelapa Kopyor
3. Wedang Coro
4. Wedang Cemoe
5. Kopi Jrahi
6. Kopi Jolong
Oleh-oleh khas kabupaten Pati, yaitu:
3. Kerupuk Ampo
4. Petis Bandeng
5. Jenang Landoh
6. Manggis
7. Jeruk Pamelo
8. Kerajinan Kuningan
9. Batik Bakaran
-oooooooooo oOo ooooo
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar