KOTA PEKALONGAN
PROVINSI JAWA TENGAH
Orientasi
Pekalongan (Hanacaraka: ꦥꦏꦭꦺꦴꦔꦤ꧀, Pegon: ڤكلوڠن, translit. Pakalongan, Hanzi: 北加隆岸; Pinyin: Běi Jiā Lóng Àn, Belanda: Pacalongan) adalah kota di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini merupakan pelabuhan
terpenting di Jawa Tengah dan terkenal dengan batiknya
Pekalongan
merupakan kota pertama di Indonesia dan kota Asia
Tenggara pertama
yang menjadi bagian dari Jaringan Kota Kreatif UNESCO.
Pekalongan berbatasan dengan Laut Jawa di Utara, Kabupaten Batang di Timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah Selatan dan Barat, dan terletak di Jalur Pantura. Pekalongan berjarak 101 km sebelah barat kota Semarang, atau 384 km sebelah timur Jakarta. Pekalongan dikenal dengan julukan "Kota Batik", karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif. Pada tahun 2021, jumlah penduduk kota Pekalongan sebanyak 315.997 jiwa dengan kepadatan 6.983 jiwa/km².
Sejarah
Nama Kota Pekalongan (Gemeente Pekalongan) dapat ditelusuri pada arsip dokumen Keputusan Pemerintah Hindia Belanda (Gouvernements Besluit) Nomor 40 tahun 1931. Nama Pekalongan diambil dari kosakata bahasa Jawa 'Along' (dapat banyak) dan di bawah lambang kota tertulis 'Pek-along-an'.
Hal ini diikuti dengan keputusan DPRD Kota Besar Pekalongan tanggal 29 Januari 1957 dan tambahan Lembaran Daerah Swatantra Tingkat I Jawa Tengah tanggal 15 Desember 1958, serta persetujuan Pepekupeda Teritorium 4 dengan SK Nomor KTPS-PPD/00351/II/1958 yang menyatakan bahwa nama Pekalongan berasal dari kata 'Pek-Along-An' yang berarti pendapatan atau dalam bahasa Jawa Krama disebut dengan 'Pangangsalan'.
Pada pertengahan abad ke-19 di kalangan kaum liberal Belanda muncul pemikiran etis, yang selanjutnya dikenal sebagai politik etis, yang menyerukan Program Desentralisasi Kekuasaan Administratif yang memberikan hak otonomi kepada setiap Karesidenan dan Kota Besar serta pembentukan dewan-dewan daerah di wilayah administratif tersebut.
Pemikiran kaum liberal ini ditanggapi oleh Pemerintah Kerajaan Belanda dengan dikeluarkannya Staatbland Nomor 329 Tahun 1903 yang menjadi dasar hukum pemberian hak otonomi kepada setiap residensi dan untuk Kota Pekalongan. Hak otonomi ini diatur dalam Staatblaad Nomor 124 tahun 1906 tanggal 1 April 1906 tentang Decentralisatie Afzondering van Gelmiddelen voor de Hoofplaatss Pekalongan uit de Algemenee Geldmiddelen de dier Plaatse yang berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Pada tanggal 8 Maret 1942 Pemerintah Hindia Belanda menandatangani
penyerahan kekuasaan kepada tentara Jepang. Jepang menghapus keberadaan
dewan-dewan daerah, sedangkan Kabupaten dan Kotamadya diteruskan dan hanya
menjalankan pemerintahan dekonsentrasi
Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus oleh dwitunggal Soekarno-Hatta di Jakarta, ditindaklanjuti rakyat Pekalongan dengan mengangkat senjata untuk merebut markas tentara Jepang pada tanggal 3 Oktober 1945. Perjuangan ini berhasil, sehingga pada tanggal 7 Oktober 1945 Pekalongan bebas dari tentara Jepang.
Secara yuridis formal, Kota Pekalongan dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar dalam lingkungan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, maka Pekalongan berubah sebutannya menjadi Kotamadya Dati II Pekalongan.
Terbitnya PP Nomor 21 Tahun 1988 tanggal 5 Desember 1988 dan ditindaklanjuti dengan Inmendagri Nomor 3 Tahun 1989 mengubah batas wilayah Kotamadya Dati II Pekalongan sehingga luas wilayahnya berubah dari 1.755 Ha menjadi 4.465,24 Ha dan terdiri dari 4 Kecamatan, 22 desa dan 24 kelurahan. Sejalan dengan era reformasi yang menuntut adanya reformasi disegala bidang, diterbitkan PP Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 32 Tahun 2004 yang mengubah sebutan Kotamadya Dati II Pekalongan menjadi Kota Pekalongan.
Kota Pekalongan pertama kali menggunakan coat of armsbergaya Belanda yang pada perisainya tergambar tiga ekor ikan di jaring. Representasi ini melambangkan bahwa Pekalongan merupakan pusat penangkapan ikan utama di Jawa Tengah bagian utara.
Lambang Kota Pekalongan yang kini digunakan ditetapkan berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Besar Pekalongan Tentang Bentuk Lambang Kota Besar
Pekalongan tanggal 29 Januari 1957 dan kini menggunakan Peraturan Daerah Kota Pekalongan No. 3
Tahun 2017. Lambang ini berupa perisai yang dimahkotai benteng 5
menara.
Pada perisai utama terdapat canting di atas bidang kuning emas (Or), tiga ikan berenang pada bidang biru (Azure), serta motif batik Jlamprang menyilang dari kanan atas ke kiri bawah (per bend sinister).
Pada tanggal 30 Januari 2015, Wali Kota Pekalongan Basyir Ahmad meluncurkan logo baru dan dikukuhkan berdasarkan Perda No. 10 Tahun 2014. Logo ini diluncurkan untuk memberikan citra baru bahwa Pemerintah Kota harus melayani masyarakat. Ahmad menyebut bahwa logo ini "tidak hanya milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat.
" Logo Kota Pekalongan tampil dengan bentuk yang lebih modern, membentuk lingkaran dengan unsur-unsur seperti orang bekerja, canting, ikan, dan orang beribadah. Ahmad menyebut bahwa lambang ini akan disandingkan dengan emblem UNESCO untuk memudahkan pemasaran dan penjenamaan.
Logo ini mendapat komplain dari masyarakat Kota Pekalongan karena bentuknya terlalu abstrak dan tak terkesan formal. Akhirnya Pemerintah Kota memutuskan untuk mengembalikannya ke coat of arms yang dibuat tahun 1958 dengan mengukuhkan Perda No. 3 Tahun 2017.
Kota Pekalongan membentang antara 6º50’42”–6º55’44” LS dan 109º37’55”–109º42’19” BT. Berdasarkan koordinat fiktifnya, Kota Pekalongan membentang antara 510,00–518,00 km membujur dan 517,75–526,75 km melintang, dimana semuanya merupakan daerah datar, tidak ada daerah dengan kemiringan yang curam, terdiri dari tanah kering 67,48% Ha dan tanah sawah 32,53%.
Berdasarkan jenis tanahnya, di Kota Pekalongan memiliki jenis tanah yang berwarna agak kelabu dengan jenis aluvial kelabu kekuningan dan aluvial yohidromorf. Jarak terjauh dari Utara ke Selatan mencapai ± 9 km, sedangkan dari Barat ke Timur mencapai ± 7 km.
Batas wilayah
Batas wilayah administrasi Kota Pekalongan yaitu:
Iklim dan cuaca
Kota Pekalongan merupakan daerah beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 40 mm–300 mm per bulan, dengan jumlah hari hujan 120 hari. Keadaan suhu rata-rata di Kota Pekalongan dari tahun ke tahun tidak banyak berubah, berkisar antara 17–35 °C.
Pemerintahan
Secara administrasi pemerintahan Kota Pekalongan dipimpin oleh seorang Wali kota dan Wakil Wali kota yang membawahi koordinasi atas wilayah administrasi kecamatan yang dikepalai oleh seorang camat. Kecamatan dibagi lagi menjadi beberapa kelurahan yang dikepalai oleh seorang lurah. Seluruh camat dan lurah merupakan jajaran pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kota. Sejak 2005, Wali kota Pekalongan dan wakilnya dipilih langsung oleh warga kota dalam pilkada, setelah sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD.
Demografi
Agama
Sejak dulu, Kota Pekalongan dikenal sebagai salah satu kota dengan tingkat religiusitas yang cukup tinggi, indikatornya adalah dengan banyaknya jumlah pondok pesantren yang ada yakni 44 buah dengan jumlah santri mencapai 4.706 orang. Keberagaman pemeluk agama tidak lagi menimbulkan permasalahan yang berarti menunjukkan kondusifnya kehidupan antar umat beragama Kota Pekalongan.
Agama Islam merupakan agama mayoritas penduduk Kota Pekalongan, sedangkan agama lain yang dianut sebagian warga Kota Pekalongan adalah Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Untuk memenuhi kebutuhan peribadatan, di Kota Pekalongan terdapat berbagai jenis tempat ibadah berupa Masjid 106 unit, Musholla 613 unit, 13 buah Gereja Kristen, 2 Gereja Katolik, 1 Pura dan 5 Wihara yang tersebar diseluruh kecamatan Kota Pekalongan.
Etnis
Kota Pekalongan secara etnik didominasi oleh Suku Jawa yang bertutur dengan Bahasa Jawa dialek Pekalongan yang secara dialek dekat dengan Bahasa Jawa Banyumasan dialek Tegal ataupun Bahasa Jawa Semarang. Sejarah Pekalongan sebagai kota pelabuhan dan perdagangan membuatnya memiliki sejumlah komunitas pendatang yang menonjol, seperti etnis Cina dan Arab, selain tentu saja suku-suku Nusantara lain seperti suku Melayu dan Banjar.
Ekonomi
Karena letaknya sangat strategis yaitu di antara Jakarta dan Surabaya, perekonomian Kota Pekalongan cukup maju di antara kota-kota lain di Jawa Tengah yaitu dalam bidang industri, perikanan dan properti. Dalam bidang perikanan, Kota Pekalongan memiliki sebuah pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa.
Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai daerah. Selain itu di Kota Pekalongan banyak terdapat perusahaan pengolahan hasil laut, seperti ikan asin, terasi, sarden, dan kerupuk ikan, baik perusahaan berskala besar maupun industri rumah tangga.
Pusat perbelanjaan
Kota Pekalongan memiliki beberapa pusat perbelanjaan dari mall, pasar grosir hingga pasar tradisional.
1. Mall
4. Pekalongan Square
5. Yogya Toserba Pekalongan
6. Superindo Supermarket
7. PasarPasar Grosir Batik Setono
8. Pasar Induk Banjarsari (Berhenti Operasi Sementara karena Kebakaran)
9. Pasar Induk Grogolan
10. Pasar Induk Banyu Urip
11. Pasar Pagi Keraton
12. Pasar Podosugih
13. Pasar Anyar
14. Pasar Kraton
15. Pasar Poncol
16. Pasar Klego
17. Pasar Induk Kuripan
18. Pasar Buah Banjarsari
19. Industri
20. Galangan kapal kayu
21. Galangan kapal fiberglass
22. Galangan kapal baja (PT Barokah Marine)
23. Pabrik es balok
24. Industri Ikan Asin
25. Industri Pemindangan ikan
26. Pabrik Pengalengan Ikan Maya
27. Industri Kecil Pembuatan Terasi
28. Pabrik Pembuatan Fillet Ikan
29. Industri Kerajinan Batik
30. Industri Pembuatan Mebel Rotan dan Bambu
31. Industri Kecil Makanan Ringan
32. Pabrik Rokok Sigaret Kretek
33. Pabrik Teh
34. Industri Pembuatan Sarung
35. Industri Kain
36. Hiburan
37. Cinema XXI Pekalongan Square dan Transmart Pekalongan
38. Karaoke Happy Puppy Plaza Pekalongan
39. Sahid International Convention Center
40. Crown Dupan Club
Pariwisata
Kota Pekalongan dikenal akan batiknya yang telah mendunia, banyak wisatawan yang datang atau sekedar singgah di Kota Pekalongan. Tempat wisata di Kota Pekalongan tidak hanya wisata batik saja, tetapi terdapat juga wisata keagamaan, sejarah dan alam.
Tempat wisata
2. Kampoeng Batik Kauman
3. Kampung Wisata Batik Pesindon
4. Kampung Wisata ATBM Medono
5. Kampung Wisata Canting Landungsari
6. Pantai Pasir Kencana
7. Pantai Slamaran Indah
8. Seaworld Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP)
9. Wisata Hutan Bakau (Mangrove Park)
10. Water Park Dupan
11. Kawasan Kota Tua Jetayu
12. Ziarah Makam Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Atas
13. Taman Kota Kawasan Mataram
14. Monumen 03-10-1945
Acara dan perayaan
Pada setiap tahun pada tanggal tertentu, Pemerintah atau warga Kota Pekalongan mengadakan berbagai acara yang menarik wisatawan, acara-acara tersebut diantaranya:
Pekan Batik Nusantara (PBN) dan Pekan Batik Internasional (PBI)
Pekan Batik Nusantara diadakan 1 tahun sekali pada bulan Oktober sedangkan Pekan Batik Internasional berlangsung setiap 3 tahun sekali pada bulan yang sama. Kegiatan yang diselenggarakan dalam acara ini adalah gala diner, fashion show, gelar budaya, seminar, karnaval kreasi busana batik, pameran produk batik dalm dan luar negeri, great sale dan wisata kuliner.
Perayaan HUT Kota Pekalongan
Diadakan 1 tahun sekali yaitu setiap tanggal 1 April, dalam acara ini dilakukan kirab dan gelar kesenian dan budaya khas Kota Pekalongan, karnaval serta berbagai event lomba. Tetapi pada tahun 2015, perayaan ini dilaksanakan dalam acara Pekan Kreatif Nusantara (PKN) yang konsep nya tidak jauh berbeda dengan Pekan Batik.
1. Hari Teknologi Nasional
Diselenggarakan 1 tahun sekali pada bulan September, agenda dalam acara ini adalah pameran inovasi daerah yang diikuti berbagai daerah di Indonesia serta lomba inovasi.
2. Nyadran
Tradisi Nelayan Pekalongan yang diadakan 1 tahun sekali dengan menggelar acara "ngelarung" sesaji ditengah laut yang diperebutkan oleh kalangan masyarakat nelayan.
3. Pek Tjun
Dilakukan 1 tahun sekali, kegiatan Pek Tjun menampilkan kebudayaan Tionghoa dengan puncak acara di Pantai Pasir Kencana dengan atraksi barongsai yang dilarung di laut serta lomba mendirikan telur ditengah terik matahari.
4. Cap Gomeh
Diselenggarakan 1 tahun sekali oleh umat Konghucu yang dipusatkan di Klenteng Pho An Thian, dengan kegiatan karnaval mengarak "para dewa" keliling kota yang diiringi kesenian Tionghoa.
5. Krapyakan atau Syawalan
Diselenggarakan 1 tahun sekali, sepekan usai Hari Raya Idul Fitri, acara ini berlokasi di Jalan Jlamprang, Krapyak dengan pemotongan lopis raksasa seberat 1 ton lebih dengan tinggi sekitar 2 meter.
6. Festival Pintoe Dalam
Digelar 1 tahun sekali selama 2 hari di sepanjang Jalan Blimbing, Pekalongan Timur, menyajikan kesenian dan makanan khas etnis Tionghoa.
7. Khoul
Acara ini dilaksanakan dalam rangka memperingati wafatnya Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alatas, diselenggarakan 1 tahun sekali menjelang bulan puasa Ramadan. Acara ini berlangsung di wilayah Makam Sapuro yang dihadiri masyarakat dari berbagai daerah di Nusantara dan Mancanegara.
Kota Pekalongan memiliki kuliner khas, diantaranya:
1. Tauto, merupakan salah satu makanan khas Kota Pekalongan, makanan ini merupakan sebagaimana makanan soto namun menggunakan daging kerbau dengan bumbu khas yaitu tauco.
2. Kopi tahlil, sebuah minuman kopi yang diracik dengan menggunakan bahan rempah-rempah seperti jahe, kapulaga, pandan.
3. Gule kambing kacang hijau, makanan ini dipengaruhi budaya khas Timur Tengah, gule kambing ini disajikan dengan dicampur bersama kacang hijau.
4. Nasi kebuli, merupakan nasi yang dimasak menggunakan rempah-rempah yang disajikan dengan potongan daging kambing yang dilengkapi acar nanas.
5. Garang asem, makanan yang berkuah bening dari daging sapi dengan racikan tomat dan cabai rawit gelondongan yang disajikan dalam kondisi panas. Biasa disajikan bersama megono.
6. Megono, makanan yang terbuat dari nangka muda yang dirajang, diramu dengan bumbu dan dimasak dengan cara dikukus.
7. Nasi uwet, makanan ini hampir mirip gulai kambing namun dengan kuah yang lebih encer karena tidak menggunakan santan.
8. Nasi Otot, makanan yang terdiri dari nasi dan otot sapi yang diberi bumbu yang khas, serta ditambah dengan tambahan gorengan.
9. Di Kota Pekalongan juga terdapat restoran atau kafe baik berjaringan nasional maupun lokal, diantaranya:
1) KFC Drive Thru Jalan Merdeka
2) KFC Box Pekalongan Square
3) Pizza Hut Restaurant Jalan Imam Bonjol
4) Domino's Pizza Jalan Gajah Mada
5) Richeese Factory Transmart Pekalongan
6) Wendy's Transmart Pekalongan
7) Solaria Transmart Pekalongan
8) Ichiban Sushi Transmart Pekalongan
9) Bakso Boedjangan Transmart Pekalongan
10) Es Teler 77 Transmart Pekalongan
11) Mokko Donuts Pekalongan Square
12) California Fried Chicken (Stasiun Pekalongan, Plaza Pekalongan)
13) Papa Ron's Pizza Pekalongan Square
14) Gahwaji Sky Lounge Hotel Namira Syariah
15) Teras Bali
16) Nostalgia Resto The Sidji Hotel
18) Jozzy cafe, Jalan Patiunus 36
19) Coffee and Beyond
20) Garuda Madoong Kencana
21) Warung Oemang
22) Taiwan Tea House
23) The Oasis Cafe
Kesenian
1. Wayang Kulit
2. Wayang Golek Cepak Gaya Pekalongan
3. Sintren
4. Simtuduror
5. Kesenian Banjar
6. Kesenian Melayu
Pendidikan
Kota Pekalongan memiliki sekitar 2.687 sekolah, 451.609 siswa dan 22.137 guru
Perguruan Tinggi
2. Universitas Terbuka Pekalongan
3. Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP)
4. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Widya Pratama (STMIK Widya Pratama)
5. Institut Agama Islam Negeri Pekalongan
6. Akademi Keperawatan Negeri (AKPER Negeri)
7. Akademi Kebidanan Harapan Ibu (AKBID Harapan Ibu)
8. Politeknik Batik Pusmanu Pekalongan
-oooooooooo oOo oooooooooo-
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar