KABUPATEN KUBU RAYA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Orientasi
Kabupaten Kubu Raya (Melayu Jawi: كابوڤاتين كوبو رايا) adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah kecamatan Sungai Raya. Kabupaten Kubu Raya memiliki luas wilayah 6.985,24 km2 dan berpenduduk sebanyak jiwa 609.392 jiwa (2020). Kabupaten ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Mempawah.
Sejarah
Kabupaten Kubu Raya sangat erat kaitannya dengan keberadaan Kerajaan Kubu. Penembahan Kubu, dimulai dari kedatangan 45 orang dari kampung Ar Ridha Tarim Hadramaut (sekitar tahun 1720 M atau 17 Ramadhan 1144 H ), yang di antaranya:
1. Syarif Idrus, keturunannya telah berkembang menyebar ke daerah Kubu.
2. Syarif Akhmad.
3. Syarif Abdurrakhman As Sagaf.
4. S Husein Jamallel yang kemudian di Indonesia menamai dirinya dengan Habib Husein Al Qadri, menurunkan sultan-sultan Kesultanan Pontianak.
Kubu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Indonesia. Kecamatan Kubu merupakan satu-satunya kecamatan yang memiliki keunikan tersendiri di Kabupaten Kubu Raya. Di kecamatan ini sebagaimana tercatat dalam sejarah pernah berdiri sebuah Kerajaan Kubu, yang terbukti hingga saat ini makam seorang pendirinya, Syarif Idrus bin Abdurrahman Al-Idrus yang menjadi raja kesultanan pada waktu itu masih tetap terjaga dan terawat sebagai salah satu potensi wisata ziarah yang ada di kabupaten termuda di Kalimantan barat saat ini.
Asal Nama
Menurut catatan cerita rakyat, Kubu awalnya adalah sebagai tempat kubu pertahanan (Benteng) pada masa kolonialisme Belanda dan Jepang tahun 1778 oleh Sultan Syarif Al-Idrus, selaku Raja pertama Kesultanan Kubu sekaligus pendiri dan pembuka lahan perkampungan Kubu yang kemudian dikenal dengan Kecamatan Kubu.
Sejarah Kesultanan Kubu
Sejarah Kesultanan Kubu berawal ketika 45 penjelajah Arab yang berasal dari daerah Hadramaut, Yaman, di Selatan Jazirah Arab, yang mendapat perintah dari guru pengajiannya untuk menyebarkan Syariat Islam di lautan sebelah Timur (Asia). Salah seorang dari 45 pemuda Arab yang telah membuka lahan perkampungan tersebut ialah Syarif Idrus Al-Idrus.
Sayyidis Syarif Idrus bin Abdurahman Al-Idrus, lahir pada hari Kamis 17 Ramadhan 1144 H ( 1732 M ) dikampung Al-Raidhah terim ( Hadramaut ). Dia meninggalkan kampung halamannya dalam rangka Syiar agama Islam. Banyak negeri dan tempat yang dilalui dan disinggahi termasuk dikepulauan Nusantara hingga diriwayatkan akhirnya ia tiba menyusuri sepanjang sungai terentang ( dimuara pulau Bengah ), didaerah itulah dia berhasrat untuk menetap dan membuka perkampungan untuk itu permohonannya mendapat restu dari Sultan Ratu, Raja di Simpang ( Matan Kalimantan Barat ).
Di situlah tahun 1182 H (1768 M) Dia dan beberapa orang anak buahnya yang berasal dari Hadramaut dan di Bantu oleh suku-suku Bugis dan Melayu membuka sebuah perkampungan yang sekarang telah diakui sebagai Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat Indonesia.
Dipersimpangan muara pada tiga buah anak sungai dibuatlah benteng-benteng guna menghalau serangan dari perompak laut (lanun) yang pada masa itu masih merajalela. Perkampungan yang dibuka kemudian berkembang menjadi negeri yang kemudian diberi nama Kubu (Kecamatan Kubu). Di Kubu ini dia dinobatkan menjadi Raja Pertama pada tahun 1775 M dan bergelar Tuan Besar Raja Kubu, yang mana kelak bekas Istana tersebut didirikan Masjid Raya sekarang.
Tidak lama setelah didirikan, permukiman baru yang dibangun Syarif Idrus didatangi banyak orang dan kemudian terjadi saling interaksi lintas etnis dan budaya di sana. Setiap hari, orang-orang dari Suku Dayak yang berlalu-lalang di Sungai Kapuas Kecil, menyempatkan diri untuk mengunjungi kampung baru yang didirikan Syarif Idrus itu. Orang-orang Suku Dayak itu tertarik dengan segala hal baru yang mereka temukan di tempat tersebut, terutama kepemimpinan Syarif Idrus. Bahkan, mereka menawarkan diri untuk diizinkan bergabung di bawah kepemimpinan Syarif Idrus. Maka kemudian permukiman itu semakin lama semakin besar dan perlahan-lahan berubah menjadi sebuah bandar perdagangan yang sangat ramai. Pada tahun 1772 M, seluruh rakyat bersepakat mengangkat Syarif Idrus menjadi pemimpin mereka. Di bawah pimpinan Syarif Idrus, banyak kemajuan yang diperoleh, terutama dalam bidang pertahanan, ekonomi, dan perdagangan.
Kemakmuran permukiman yang didirikan oleh Syarif Idrus di tepi Sungai Kapuas Kecil ternyata memancing niat buruk gerombolan perompak (lanun) untuk menjarahnya. Beberapa kali perkampungan Syarif Idrus menjadi korban keganasan para bajak laut sehingga mengalami kerugian yang tidak sedikit. Oleh karena itu, Syarif Idrus kemudian memutuskan kebijakan untuk memindahkan pusat pemerintahannya ke daerah di pinggir anak Sungai Kapuas Besar (dikenal juga dengan nama Sungai Terentang) dan membuat sistem pertahanan yang lebih kuat sebagai langkah untuk mengantisipasi serangan dari luar. Kubu pertahanan dibuat dengan cara menimbun sungai agar tidak dapat dicapai oleh musuh.
Sejak benteng pertahanan tersebut dibangun dengan kokoh, mulailah orang menamakan kampung itu dengan sebutan Kubu yang berlaku hingga saat ini menjadi salah satu Kecamatan pada Kabupaten Kubu Raya. Benteng pertahanan yang dibangun oleh para pengikut setia Syarif Idrus terbukti kuat. Kendati telah berkali-kali mendapat serangan dari musuh, tapi benteng pertahanan ini masih cukup ampuh menahannya. Inilah awal mula mengapa tempat itu disebut dengan nama Kubu dan kemudian menjadi Kesultanan Kubu.
Kedigdayaan benteng tersebut justru membuat penduduk Kubu menjadi lengah. Mereka terlanjur sangat meyakini bahwa benteng perkampungan mereka tidak dapat ditembus oleh musuh yang sekuat apapun. Mereka tidak memperhitungkan lagi bahwa musuh tetap mencari akal untuk menerobos benteng hinggapada suatu ketika, terjadilah serbuan mendadak dari orang-orang Siak. Karena dalam kondisi yang tidak siap, pihak Kubu menjadi kocar-kacir karena serangan itu.
Saat serbuan itu terjadi, Syarif Idrus yang sedang menunaikan ibadah shalat akhirnya tewas terbunuh. Atas kejadian tersebut, penduduk Kubu dan keturunannya bersumpah tidak akan menjalin kekerabatan, termasuk menikah dan dinikahi, dengan dan oleh orang Siak beserta anak-cucunya. Kejadian penyerangan Kubu oleh Siak itu terjadi di penghujung abad ke-18, atau kira-kira pada tahun 1795.
Sistem pemerintahan
Pada awal berdirinya, Kubu hanya merupakan sebuah perkampungan kecil yang dibentuk atas prakarsa Syarif Idrus. Akan tetapi, lama-kelamaan permukiman yang terletak di muara sungai tersebut semakin lama semakin banyak didatangi orang, bahkan kemudian menjadi bandar dagang yang ramai. Tidak hanya pengikut Syarif Idrus saja yang tinggal di tempat itu, melainkan juga orang-orang Suku Dayak yang sebelumnya sering melintas dan melihat ada permukiman penduduk di situ. Orang-orang Suku Dayak tersebut kagum terhadap pola kehidupan dan terutama gaya kepemimpinan Syeh Idrus. Oleh karena itu, orang-orang Suku Dayak kemudian berkeputusan untuk menggabungkan diri ke wilayah yang dipimpin Syarif Idrus.
Atas kesepakatan warga yang berasal dari berbagai etnis dan kalangan, kemudian diputuskan bahwa Syeh Idrus diangkat menjadi pemimpin mereka hingga kemudian tempat itu dikenal dengan nama Kesultanan Kubu. Sebelum Syarif Idrus gugur akibat serangan dari orang-orang Siak pada tahun 1795, raja pertama Kesultanan Kubu ini ternyata telah menandatangani kontrak politik dengan Belanda. Sejak itu, jalannya sistem pemerintahan Kesultanan Kubu berada di bawah hegemoni Belanda karena secara turun-temurun, sultan-sultan yang berkuasa di Kesultanan Kubu selalu bersedia mengadakan kesepakatan dengan Belanda.
Kontrak politik yang dibuat Belanda itu berisi hampir sama dengan kontrak politik serupa antara Belanda dengan kerajaan-kerajaan lainnya di Kalimantan Barat. Beberapa poin terpenting dalam perjanjian itu antara lain pihak Kesultanan dan Belanda mengatur sistem pemerintahan dan mempertahankan Kesultanan bersama-sama. jika Sultan wafat, pihak Kesultanan boleh mengajukan calon Sultan kepada Belanda, sementara yang berhak mengangkat Sultan secara resmi adalah pihak Belanda. Sultan mengangkat para menteri harus dengan sepengetahuan pihak Belanda. Sultan hanya boleh membangun benteng atas persetujuan pihak Belanda. Sebaliknya, apabila Belanda hendak mendirikan benteng, Sultan harus mengizinkan dan membantu pelaksanaan pembangunan benteng Belanda tersebut.
Berikutnya, apabila ada
tentara/pegawai Belanda yang lari kepada Sultan, Sultan harus menyerahkannya
kembali kepada pihak Belanda. mata uang Belanda yang berlaku di Batavia juga
diberlakukan di wilayah Kesultanan; Sultan tidak diharuskan memungut cukai kepada
pihak Belanda, harga jual atas hasil hutan dan hasil bumi di wilayah Kesultanan
ditentukan oleh pihak Belanda, bila terjadi serangan dari luar, pihak Belanda
akan membantu Sultan. Sultan dan daerah bawahannya wajib membantu Belanda
terhadap serangan musuh yang datang dari darat dan laut dan Sultan dihimbau
agar mengadakan upacara sebagai bentuk kesetiaan kepada Belanda (Hasanudin
& Budi Kristanto, dalam Humaniora,
No.1/2001)
Pada tahun 1910, pemerintah kolonial Hindia Belanda mendirikan Bestuur Commite, sebuah lembaga pemerintahan untuk mengawasi jalannya pemerintahan Kesultanan Kubu. Syarif Kasimin, salah seorang kerabat Kesultanan Kubu, diangkat oleh Belanda untuk memimpin Bestuur Commite. Belanda juga mengangkat seorang abdi setia bernama Syarif Shaleh untuk ikut mengurusi lembaga bentukan kolonial itu.
Pemerintahan Kesultanan Kubu juga memiliki lembaga internal yang dinamakan Dewan Kesultanan. Anggota-anggota dari lembaga ini adalah orang-orang yang berasal dari keluarga Kesultanan Kubu. Fungsi Dewan Kesultanan adalah sebagai penasihat kesultanan dan mampu mempengaruhi kebijakan Sultan meski keputusan akhir masih tetap berada di tangan Sultan. Dewan Kesultanan juga dapat memainkan perannya ketika terjadi pemilihan kandidat calon Sultan sebelum diserahkan kepada pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Setelah era penjajahan Belanda dan Jepang berakhir, wilayah Kesultanan Kubu dijadikan sebagai wilayah Self Bestuur (kurang lebih setara dengan daerah otonomi) sejak tahun 1949-1958. Pada tahun 1958 itulah riwayat Kesultanan Kubu berakhir dan menggabungkan diri sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kota Kubu kemudian menjadi ibu kota Kecamatan Kubu, Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.
Sejak tahun 2007, Kecamatan Kubu telah resmi dikembangkan menjadi Kabupaten Kubu Raya dan disahkan dengan Undang-Undang No.35 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Kubu Raya di Provinsi Kalimantan Barat pada tanggal 10 Agustus 2007 dan untuk pertamakalinya telah mengadakan Pemilihan Kepala Daerah (Bupati) Kabupaten Kubu Raya pada tanggal 25 Oktober 2008.
Desa Kelurahan Kubu
1. Air Putih
2. Ambawang
3. Baru
4. Bemban (Sungai Bemban
5. Dabong (Dabung)
6. Jangkang Dua
7. Jangkang Satu
8. Kubu
9. Mengkalang
10. Olak Olak Kubu
11. Pelita Jaya
12. Pinang Dalam
13. Pinang Luar
14. Sei/Sungai Selamat
15. Sei/Sungai Terus
16. Sepakat Baru
17. Seruat Dua
18. Seruat Tiga
19. Teluk Nangka
20. Kampung Baru
Pendidikan
Daftar Sekolah Menengah Pertama / Sederajat
1. SMP Negeri 1 Kubu
2. SMP Negeri 2 Kubu
3. SMP Negeri 3 Kubu
4. SMP Negeri 4 Kubu
5. SMP Negeri 5 Kubu
6. SMP Negeri 6 Kubu
7. SMP Negeri 7 Kubu
8. SMP Negeri 8 Kubu
9. SMP Negeri 9 Kubu
10. SMP Negeri 10 SATAP Kubu
11. MTs Khairussa'adah Kubu
Daftar Sekolah Menegah Atas :
1. SMA Negri 1 Kubu
2. SMA Negeri 2 Terpadu Kubu
3. SMA PGRI Olak-olak Kubu
4. SMK Negeri 1 Kubu ( Kampung Baru)
5. MA Khairussa'addah Kubu
6. MA Mujahidin 2 Air Putih
Geografi
Secara geografis Kabupaten Kubu Raya terletak pada 108° 35’ – 109° 58’ Bujur Timur dan 0° 44’ Lintang Utara – 1° 01’ Lintang Selatan. Kabupaten ini berada di bagian barat Provinsi Kalimantan Barat. Luas wilayahnya yaitu 6.985,20 km² terdiri dari daratan seluas 4.785 km² dan lautan seluas 2.197 km² dengan 39 pulau-pulau kecil. Kabupaten Kubu Raya secara umum merupakan daerah dataran yang relatif datar dengan garis pantai sepanjang 149 Km.
Batas wilayah
Kabupaten Kubu Raya mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara |
|
Timur |
|
Selatan |
|
Barat |
Pemerintahan
Kecamatan
Artikel utama: Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kubu Raya
Kabupaten Kubu Raya terdiri dari 9 kecamatan dan 117 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 601.356 jiwa dengan luas wilayah 6.958,22 km² dan sebaran penduduk 86 jiwa/km².
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kubu Raya, adalah sebagai berikut:
Kode |
Kecamatan |
Jumlah |
Daftar Desa/Kelurahan |
61.12.05 |
15 |
||
61.12.02 |
5 |
||
61.12.06 |
20 |
||
61.12.07 |
6 |
||
61.12.03 |
14 |
||
61.12.09 |
13 |
||
61.12.01 |
20 |
||
61.12.08 |
14 |
||
61.12.04 |
10 |
||
TOTAL |
117 |
Dari sisi administrasi Kabupaten Kubu Raya terdiri atas 9 kecamatan, 101 desa, dan 370 dusun dengan luas keseluruhan 6.985,20 km², yaitu:
1. Kecamatan Batu Ampar, terdiri dari 15 desa, 50 dusun dan luas wilayah 2.002,00 km².
2. Kecamatan Terentang, terdiri dari 9 desa, 24 dusun dan luas wilayah 786,40 km².
3. Kecamatan Kubu, terdiri dari 18 desa, 65 dusun dan luas wilayah 1.211,60 km².
4. Kecamatan Teluk Pakedai, terdiri dari 14 desa, 46 dusun dan luas wilayah 291,90 km².
5. Kecamatan Sungai Kakap, terdiri dari 12 desa, 48 dusun dan luas wilayah 453,13 km².
6. Kecamatan Rasau Jaya, terdiri dari 6 desa, 27 dusun dan luas wilayah 11,07 km².
7. Kecamatan Sungai Raya, terdiri dari 12 desa, 47 dusun dan luas wilayah 929,30 km²
8. Kecamatan Sungai Ambawang, terdiri dari 12 desa, 48 dusun dan luas wilayah 726,10 km².
9. Kecamatan Kuala Mandor-B, terdiri dari 5 desa, 21 dusun dan luas wilayah 473,00 km².
Lambang Daerah
Logo berbentuk perisai dengan garis lengkung dan garis lurus menyatu berwarna hitam dan biru di dalamnya, mengandung arti bahwa wilayah Kabupaten Kubu Raya merupakan daerah daratan dan pulau-pulau yang dipisahkan oleh sungai dan laut, serta mempunyai potensi sebagai daerah lalu lintas perdagangan dan pariwisata.
Pada sisi kanan benteng terdapat butiran padi yang berjumlah 17 dan pada sisi kirinya terdapat 7 lembar daun kelapa yang berpangkal pada angka "2007", serta di bawahnya terdapat tulisan Kubu Raya, yang mengandung arti bahwa berdirinya Kabupaten Kubu Raya pada tanggal 17 Juli 2007. Butiran padi dan lembar daun kelapa menunjukan bahwa Kabupaten Kubu Raya merupakan daerah dengan potensi hasil pertanian dan perkebunan yang subur.
Di tengah logo terdapat benteng (kubu pertahanan) yang terdiri dari 9 bagian yaitu 1 di tengah, 4 di sisi kanan, dan 4 di sisi kiri, yang mengandung arti bahwa Kabupaten Kubu Raya pada saat pembentukan terdiri atas 9 Kecamatan, dengan pusat pemerintahan berada di Kecamatan Kubu.
Pada sisi bawah benteng terbentang perahu yang sarat muatan dengan riak ombak di depannya dan layar mengembang serta tiang perahu yang kokoh, mengandung arti transportasi air sebagai media lalu lintas perdagangan hasil usaha keras masyarakat, yaitu hasil laut, pertanian, perkebunan, industri, dan tambang, menuju kehidupan yang bermartabat dan sejahtera.
Pada sisi paling bawah terdapat pita bertuliskan "Kubu Raya", mengandung arti budaya masyarakat Kubu Raya heterogen selalu bersatu, harmonis sebagai pencerminan rasa persatuan dan kesatuan.
Pada sisi atas benteng terdapat bintang segi lima dan enam sinar yang memancar mengandung arti Pancasila sebagai dasar dalam mewujudkan enam harapan masyarakat yang tertib, aman, mudah pelayanan, adil dan merata, makmur, indah, lestari, beriman dan bertaqwa dalam ridho Tuhan Yang Maha Esa.
Arti Komposisi Warna
1. Warna Dasar biru laut, melambangkan keyakinan. Dengan daerah perairan sebagai pemisah daratan, tetapi masyarakat yakin lautan raya sangat berpotensi dengan hasil lautnya juga sebagai lalu lintas pertumbuhan ekonomi sekaligus membuka kerjasama pada bidang pariwisata dan perdagangan baik nasional maupun internasional.
2. Warna hitam, melambangkan perjuangan dan kerja keras dalam menggali dan mengelola potensi daerah menuju masyarakat adil dan makmur.
3. Warna merah dan putih melambangkan keberanian dan kesucian. Berani bersaing dengan daerah lain atas dasar keberanian dan kesucian jiwa di bawah panji Merah Putih Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Warna hijau melambangkan kesuburan. Dengan Potensi daerah pertanian dan perkebunan yang subur menjadikan masyarakat yang produktif bekerja sesuai dengan keahlian dan kemampuannya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai penunjangnya.
5. Warna kuning emas melambangkan keagungan, berawal dari sejarah perjuangan mengusir penjajah oleh pejuang-pejuang Kubu Raya.
Prestasi Daerah
Kabupaten Kubu Raya dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2007 dan secara definitif dipimpin Bupati H. Muda Mahendrawan, SH bersama dengan Wakil Bupati DR. Drs. Andreas Muhrotien, M.Si sejak dilantik oleh Gubernur Kalimantan Barat pada tanggal 17 Februari 2009 di Kantor Bupati Kubu Raya. Dalam kurun waktu tersebut, banyak prestasi yang dicapai antara lain:
1. Masuk nominasi 10 Besar Daerah Pemekaran Paling Berprestasi berdasarkan hasil evaluasi daerah otonom pada tanggal 20 Mei 2010.
2. Mendapat penghargaan reward Pelayanan Terpadu dari BKPMD-RI.
3. Dipercaya menjadi tempat penyelenggaraan Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Rakernas APKASI) Ke-7 dan Musyawarah Nasional Luar Biasa pada tanggal 24 Juni 2011.
4. Juara Runner-up I Puteri Pariwisata Tingkat Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2010.
5. Peringkat Ke-3 Pekan Olahraga Provinsi 2010 pada tanggal 17–31 Juli 2010 di Pontianak.
6. Juara Umum Kedua Pesta Paduan Suara Gerejawi(PESPARAWI) Tingkat Provinsi Kalimantan Barat dan mewakili Kalimantan Barat mengikuti pertandingan tingkat nasional.
7. Desa PAL IX Kec. Sungai Kakap Juara I Lomba Desa Tingkat Provinsi dan mewakili Kalimantan Barat di Lomba Tingkat Nasional.
8. Dua Atlet Bridge Kabupaten Kubu Raya mengikuti Pertandingan di Thailand mewakili Indonesia.
9. Juara Umum Parade Lagu Daerah Nusantara Tingkat Nasional.
10. Juara Umum Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Ke-21 Tingkat Povinsi Kalimantan Barat.
11. Memperoleh Penghargaan Otonomi Award Tahun 2011.
12. Juara I Puteri Pariwisata Tingkat Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 dan 2012.
13. Pelajar Kabupaten Kubu Raya mewakili Kalimantar Barat dalam Olimpiade Sains Tingkat Nasional Tahun 2011.
14. Bupati Kubu Raya terima Penghargaan Innovative Government Award Tahun 2011.
15. Petani Kabupaten Kubu Raya Terbaik Nasional.
16. Juara Umum Festival Budaya Bumi Khatulistiwa (FBBK) Tingkat Provinsi Kalimantan Barat.
17. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Desa PAL IX Kabupaten Kubu Raya Juara I Tingkat Nasional Tahun 2011.
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Anggrek Desa Bintang Mas Kabupaten Kubu Raya Juara Harapan III Lomba Posyandu Tingkat Nasional Tahun 2012.
BPMPT Kabupaten Kubu Raya menjadi Pelayanan Terpadu Satu Pintu Terbaik di Kalimantan Barat Tahun 2012.
· Juara Umum Renang Tingkat Povinsi Kalimantan Barat Tahun 2012.
· Juara I Duta Lingkungan Hidup Tingkat Povinsi Kalimantan Barat Tahun 2012.
· Juara I Festival Lomba Seni Siswa Nasional Tingkat Povinsi Kalimantan Barat Tahun 2012.
· Juara Umum Drum Band Pelajar Tingat Povinsi Kalimantan Barat Tahun 2011, 2012, 2013.
· Juara II Umum Pekan Olahraga Pelajar Daerah Tingkat Povinsi Kalimantan Barat Tahun 2012.
· Juara I Sepak bola Piala Pangdam XII Tanjungpura Tahun 2012.
· Juara I Lomba Gita Bahana Nusantara Tingkat Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2012.
· Paskibra Kabupaten Kubu Raya terpilih menjadi anggota Paskibraka Tingkat Nasional Tahun 2012.
1. Juara Harapan I Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Tahun 2012.
2. Lima Besar Terbaik Nasional Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2012.
3. Juara I Tenis Meja Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (POPWIL) Tahun 2012
4. Juara II Tingkat Nasional Program Penanaman 1 Miliar Pohon Tahun 2011.
5. Penghargaan dari Kementerian Kehutanan Indonesia atas Prestasi Koperasi KSU Sungai Seloan Desa Kubu Kecamatan Kubu melaksanakan Program Hutan Tanaman Rakyat ±700 Ha.
6. Bupati Kubu Raya, H. Muda Mahendrawan, SH terpilih sebagai satu dari 7 Kepala Daerah Pilihan “Bukan Bupati Biasa” Tahun 2012 dari Majalah Tempo Edisi Khusus Desember 2012.
7. Miss Indonesia 2013 Vania Larissa (berasal dari Kubu Raya) mewakili Indonesia di ajang Miss World 2013.
8. Puteri Indonesia Pariwisata 2018 Wilda Octaviana Situngkir (berasal dari Kubu Raya) mewakili Indonesia di ajang Miss Supranational 2018 di Polandia.
-oooooooooo oOo oooooooooo-
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar