KOTA BANJARMASIN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Orientasi
Banjarmasin adalah kota terbesar di provinsi Kalimantan Selatan, yang berada di Indonesia. Kota ini pernah menjadi ibu kota provinsi Kalimantan (1945–1956) dan provinsi Kalimantan Selatan (1956–2022). Kota Banjarmasin yang dijuluki Kota Seribu Sungai ini memiliki wilayah seluas 98,46 km² yang wilayahnya merupakan delta atau kepulauan yang terdiri dari sekitar 25 buah pulau kecil (delta) yang dipisahkan oleh sungai-sungai di antaranya Pulau Tatas, Pulau Kelayan, Pulau Rantauan Keliling, Pulau Insan, Pulau Kembang, Pulau Bromo dan lain-lain.
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2021, Kota Banjarmasin memiliki penduduk sebanyak 672.343 jiwa dengan kepadatan 6.829 jiwa/km². Wilayah metropolitan Banjarmasin yaitu Banjar Bakula memiliki penduduk sekitar 1,9 juta jiwa.
Sejarah
Sejarah Kota Banjarmasin
Kerajaan Banjar
Kota Banjarmasin sebelum tahun 1526 adalah nama kampung yang terletak di bagian utara muara Sungai Kuin, yaitu kawasan Kelurahan Kuin Utara dan Alalak Selatan saat ini. Banjarmasin berasal dari kata Banjarmasih, nama asli Banjarmasin sebelum dirobah nama oleh Belanda dari kata Banjarmasih. Dalam kontrak di abad ke-17 (tahun 1663) dengan VOC masih kita dapatkan istilah Bandzermasch (Banjarmasih). Banjarmasih adalah nama suatu kampung di muara sungai Kuyin, sebuah anak sungai Barito, Muara Kuyin terletak antara pulau Kembang dan pulau Alalak. Kampung Banjar Masih terbentuk oleh lima aliran sungai kecil, yaitu Sungai Sipandai, Sungai Sigaling, Sungai Keramat, Sungai Jagabaya dan Sungai Pangeran yang semuanya bertemu membentuk sebuah danau. Kata Banjar berasal dari Bahasa Melayu yang berarti kampung atau juga berarti berderet-deret sebagai letak perumahan kampung berderet sepanjang tepian sungai.
Pada abad ke-16, muncul Kerajaan Banjar Masih dengan raja pertama Raden Samudera, seorang pelarian yang terancam keselamatannya oleh pamannya Pangeran Tumenggung yang menjadi raja Kerajaan Negara Daha sebuah kerajaan Hindu di pedalaman (Hulu Sungai). Kebencian Pangeran Tumenggung terjadi ketika Maharaja Sukarama masih hidup berwasiat agar cucunya Raden Samudera yang kelak menggantikannya sebagai raja. Raden Samudera sendiri adalah putra dari pasangan Puteri Galuh Intan Sari (anak perempuan Maharaja Sukarama) dan Raden Bangawan (keponakan Maharaja Sukarama). Atas bantuan Arya Taranggana, mangkubumi negara Daha, Raden Samudera melarikan diri ke arah hilir sungai Barito yang kala itu terdapat beberapa kampung di antaranya kampung Banjar (disebut juga Banjar Masih).
Sekitar tahun 1520, Patih Masih (kepala Kampung Banjar) dan para patih (kepala kampung) sekitarnya sepakat menjemput Raden Samudera yang bersembunyi di kampung Belandean dan setelah berhasil merebut Bandar Muara Bahan di daerah Bakumpai, yaitu bandar perdagangan negara Daha dan memindahkan pusat perdagangan ke pelabuhan Bandar (dekat muara sungai Kelayan) beserta para penduduk dan pedagang, kemudian menobatkan Raden Samudera menjadi raja dengan gelar Pangeran Samudera. Hal ini menyebabkan peperangan dan terjadi penarikan garis demarkasi dan blokade ekonomi dari pantai terhadap pedalaman.
Pangeran Samudera mencari bantuan militer ke berbagai wilayah pesisir Kalimantan, yaitu Kintap, Satui, Swarangan, Asam Asam, Laut Pulo, Pamukan, Pasir, Kutai, Berau, Karasikan, Biaju, Sebangau, Mendawai, Sampit, Pembuang, Kota Waringin, Sukadana, Lawai dan Sambas.
Hal ini untuk menghadapi Kerajaan Negara Daha yang secara militer lebih kuat dan penduduknya kala itu lebih padat. Bantuan yang lebih penting adalah bantuan militer dari Kesultanan Demak yang hanya diberikan kalau raja dan penduduk memeluk Islam. Kesultanan Demak dan majelis ulama Walisanga kala itu sedang mempersiapkan aliansi strategis untuk menghadapi kekuatan kolonial Portugis yang memasuki kepulauan Nusantara dan sudah menguasai Kesultanan Malaka.
Sultan Trenggono mengirim seribu pasukan dan seorang penghulu Islam, yaitu Khatib Dayan yang akan mengislamkan raja Banjar Masih dan rakyatnya. Pasukan Pangeran Samudera berhasil menembus pertahanan musuh. Mangkubumi Arya Taranggana menyarankan rajanya daripada rakyat kedua belah pihak banyak yang menjadi korban, lebih baik kemenangan dipercepat dengan perang tanding antara kedua raja. Tetapi pada akhirnya Pangeran Tumenggung akhirnya bersedia menyerahkan kekuasaan kepada Pangeran Samudera.
Dengan kemenangan Pangeran Samudera dan diangkutnya rakyat negara Daha (orang Hulu Sungai) dan penduduk Bandar Muara Bahan (orang Bakumpai) maka muncullah kota baru, yaitu Banjar Masih yang sebelumnya hanya sebuah desa yang berpenduduk sedikit. Pada 24 September 1526 bertepatan tanggal 6 Zulhijjah 932 H, Pangeran Samudera memeluk Islam dan bergelar Sultan Suriansyah (1526-1550). Rumah Patih Masih dijadikan keraton, juga dibangun paseban, pagungan, sitilohor (sitihinggil), benteng, pasar dan masjid (Masjid Sultan Suriansyah). Muara sungai Kuin ditutupi cerucuk (trucuk) dari pohon ilayung untuk melindungi keraton dari serangan musuh. Di dekat muara sungai Kuin terdapat rumah syahbandar, yaitu Goja Babouw Ratna Diraja seorang Gujarat.
Kerajaan Banjar Masih berkembang pesat, Sultan Suriansyah digantikan anaknya Sultan Rahmatullah 1550-1570, selanjutnya Sultan Hidayatullah 1570-1620 dan Sultan Musta'in Billah 1520-1620. Kota-kota yang terkenal di pulau Kalimantan pada awal abad ke-18 adalah Borneo (Brunei City), Ноrmata (Karimata), Marudo, Bendamarfin (Banjarmasin), dan Lava (Lawai). Untuk memperkuat pertahanan terhadap musuh, Sultan Mustainbillah mengundang Sorang, yaitu panglima perang suku Dayak Ngaju beserta sepuluh orang lainnya untuk tinggal di keraton. Seorang masuk Islam dan menikah dengan adik sultan, kemungkinan dia adik dari isteri Sultan, yaitu Nyai Siti Diang Lawai yang berasal dari kalangan suku Biaju (Dayak Ngaju). Tahun 1596, Belanda merampas 2 jung lada dari Banjarmasin yang berdagang di Kesultanan Banten. Hal ini dibalas ketika ekspedisi Belanda yang dipimpin Koopman Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin tanggal 7 Juli 1607.
Pada tahun 1612, armada Belanda tiba di Banjar Masih (Banjar Lama) untuk membalas atas ekspedisi tahun 1607. Armada ini menyerang Banjar Masih dari arah pulau Kembang dan menembaki keraton di sungai Kuin pusat pemerintahan Kesultanan Banjar sehingga kota Banjar (kini Banjar Lama) atau kampung Keraton dan sekitarnya hancur, sehingga ibu kota kerajaan dipindahkan dari Banjar Masih ke Martapura. Walaupun ibu kota kerajaan telah dipindahkan tetapi aktivitas perdagangan di pelabuhan Banjarmasin (kota Tatas) tetap ramai.
Menurut berita dinasti Ming tahun 1618 menyebutkan bahwa terdapat rumah-rumah di atas air yang dikenal sebagai rumah Lanting (rumah rakit) hampir sama dengan apa yang dikatakan Valentijn. Di Banjarmasin (kota Tatas) banyak sekali rumah dan sebagian besar mempunyai dinding terbuat dari bambu (bahasa Banjar: pelupuh) dan sebagian dari kayu. Rumah-rumah itu besar sekali, dapat memuat 100 orang, yang terbagi atas kamar-kamar. Rumah besar ini dihuni oleh satu keluarga dan berdiri di atas tiang yang tinggi. Menurut Willy, kota Tatas (kini Banjarmasin Tengah di sungai Martapura) terdiri dari 300 buah rumah. Bentuk rumah hampir bersamaan dan antara rumah satu dengan lainnya yang dihubungkan dengan titian. Alat angkutan utama pada masa itu adalah jukung atau perahu.
Selain rumah-rumah panjang di pinggir sungai terdapat lagi rumah-rumah rakit yang diikat dengan tali rotan pada pohon besar di sepanjang tepi sungai. Kota Tatas (kini Banjarmasin) merupakan sebuah wilayah yang dikelilingi sungai Barito, sungai Kuin dan Sungai Martapura seolah-olah membentuk sebuah pulau sehingga dinamakan Pulau Tatas. Di utara Pulau Tatas adalah Banjar Lama (Kuin) bekas ibu kota pertama Kesultanan Banjar, wilayah ini tetap menjadi wilayah Kesultanan Banjar hingga digabung ke dalam Hindia Belanda tahun 1860.
Sedangkan pulau Tatas dengan Benteng Tatas (Fort Tatas) menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda yang sekarang menjadi pusat kota Banjarmasin saat ini. Nama Banjarmasih, oleh Belanda lama kelamaan diubah menjadi Banjarmasin, namun nama Banjarmasin biasanya mengaju kepada kota Tatas di sungai Martapura, sedangkan nama Banjar Masih mengacu kepada Banjar Lama di sungai Kuin. Kota Banjarmasin modern merupakan aglomerasi pulau Tatas (Kota Tatas), Kuin (Banjar Lama) dan daerah sekitarnya.
Masa Pendudukan Belanda
Kesultanan Banjar dihapuskan Belanda pada tanggal 11 Juni 1860, merupakan wilayah terakhir di Kalimantan yang masuk ke dalam Hindia Belanda, tetapi perlawanan rakyat di pedalaman Barito baru berakhir dengan gugurnya Sultan Muhammad Seman pada 24 Januari 1905. Kedudukan golongan bangsawan Banjar sesudah tahun 1864, sebagian besar hijrah ke wilayah Barito mengikuti Pangeran Antasari, sebagian lari ke rimba-rimba, antara lain hutan Pulau Kadap Cinta Puri, sebagian kecil dengan anak dan isteri dibuang ke Betawi, Bogor, Cianjur dan Surabaya, sebagian mati atau dihukum gantung. Sementara sebagian kecil menetap dan bekerja dengan Belanda mendapat ganti rugi tanah, tetapi jumlah ini amat sedikit.
Tahun 1747, VOC-Belanda memperoleh Pulau Tatas (Banjarmasin bagian Barat) yang menjadi pusat Banjarmasin semenjak saat itu hingga ditinggalkan Belanda tahun 1809. Tahun 1810 Inggris menduduki Banjarmasin. dan menyerahkannya kembali kepada Belanda tahun 1817. Daerah Banjar Lama (Kuin) dan Banjarmasin bagian Timur masih tetap menjadi daerah pemerintahan pribumi di bawah Sultan Banjar dengan pusat pemerintahan di keraton Martapura (istana kenegaraan) hingga diserahkan pada tanggal 14 Mei 1826.
Pada tahun 1835, misionaris mulai beroperasi di Banjarmasin. Tahun 1849, Banjarmasin (Pulau Tatas) menjadi ibu kota Divisi Selatan dan Timur Borneo. Saat itu, rumah Residen terletak di Kampung Amerong berhadap-hadapan dengan Istana pribadi Sultan di Kampung Sungai Mesa yang dipisahkan oleh sungai Martapura. Pulau Tatas yang menjadi daerah hunian orang Belanda dinamakan kotta-blanda.
Ditetapkan dalam Staatblaad tahun 1898 no. 178., kota ini merupakan Onderafdeeling Banjarmasin en Ommelanden (1898-1902), yang merupakan bagian dari Afdeeling Bandjermasin en Ommelanden (Banjarmasin dan daerah sekitarnya). Tahun 1918, Banjarmasin, ibu kota Residentie Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo mendapat Gemeente-Raad. Pada 1 Juli 1919, Deean gemeente mulai berlaku beranggotakan 7 orang Eropa, 4 Bumiputra dan 2 Timur Asing.
Pada tahun 1936, ditetapkan Ordonantie pembentukan Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost (Stbld. 1936/68). Borneo Barat dan Borneo Selatan-Timur menjadi daerah Karesidenan dan sebagai Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost yang pusat pemerintahannya adalah Banjarmasin. Tahun 1937, otonomi kota Banjarmasin ditingkatkan dengan Stads Gemeente Banjarmasin karena Banjarmasin sebagai ibu kota Gouvernement Borneo.
Masa Pendudukan Jepang
Tanggal 16 Februari 1942, Jepang menduduki Banjarmasin. Kemudian Jepang membentuk pemerintahan pendudukan bagi Borneo & kawasan Timur di bawah Angkatan Laut Jepang.
Masa Kemerdekaan Indonesia
Tanggal 17 September 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu (tentara Australia) yang memasuki Banjarmasin. Pada tanggal 1 Juli 1946, H. J. van Mook menerima daerah Borneo en de Groote-Oost dari tentara pendudukan Sekutu dan menyusun rencana pemerintahan federal melalui Konferensi Malino (16-22 Juli 1946) dan Konferensi Denpasar (7-24 Desember 1946) yang memutuskan pembentukan 4 negara bagian yaitu Jawa, Sumatra, Borneo (Netherlands Borneo) dan Timur Besar (Negara Indonesia Timur), namun pembentukan negara Borneo terhalang karena ditentang rakyat Banjarmasin.
Pada tahun 1946, Banjarmasin sebagai ibu kota Daerah Banjar satuan kenegaraan sebagai daerah bagian dari Republik Indonesia Serikat. Kotapradja Banjarmasin termasuk ke dalam Daerah Banjar, meskipun demikian Daerah Banjar tidak boleh mencampuri hak-hak dan kewajiban rumah-tangga Kotapradja Banjarmasin dalam daerahnya sendiri.
Geografis
Letak
Kota Banjarmasin terletak pada 3°15' sampai 3°22' Lintang Selatan dan 114°32' Bujur Timur, ketinggian tanah asli berada pada 0,16 m di bawah permukaan laut dan hampir seluruh wilayah digenangi air pada saat pasang. Kota Banjarmasin berlokasi daerah kuala sungai Martapura yang bermuara pada sisi timur Sungai Barito. Letak Kota Banjarmasin nyaris di tengah-tengah Indonesia.
Kota ini terletak di tepian timur sungai Barito dan dibelah oleh Sungai Martapura yang berhulu di Pegunungan Meratus. Kota Banjarmasin dipengaruhi oleh pasang surut air laut Jawa, sehingga berpengaruh kepada drainase kota dan memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan perdagangan.
Menurut data statistik 2001 dari seluruh luas wilayah Kota Banjarmasin yang kurang lebih 98,46 km² ini dapat dipersentasikan bahwa peruntukan tanah saat sekarang adalah lahan tanah pertanian 3.111,9 ha, perindustrian 278,6 ha, jasa 443,4 ha, permukiman adalah 3.029,3 ha dan lahan perusahaan seluas 336,8 ha. Perubahan dan perkembangan wilayah terus terjadi seiring dengan pertambahan kepadatan penduduk dan kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan ilmu pengetahuan teknologi.
Batas wilayah
Batas-batas wilayah Kota Banjarmasin adalah sebagai berikut:
Utara |
|
Timur |
|
Selatan |
|
Barat |
Fungsi dan Penggunaan Tanah
Tanah aluvial yang didominasi struktur lempung adalah merupakan jenis tanah yang mendominasi wilayah Kota Banjarmasin. Sedangkan batuan dasar yang terbentuk pada cekungan wilayah berasal dari batuan metaforf yang bagian permukaan ditutupi oleh kerakal, kerikil, pasir dan lempung yang mengendap pada lingkungan sungai dan rawa.
Penggunaan tanah di Kota Banjarmasin tahun 2003 untuk lahan pertanian seluas 2.962,6 ha, industri 278,6 ha, perusahaan 337,3 ha, jasa 486,4 ha dan tanah perumahan 3.135,1 ha. Dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya lahan pertanian cenderung menurun, sementara untuk lahan perumahan mengalami perluasan sejalan dengan peningkatan kegiatan ekonomi dan pertumbuhan penduduk. Luas optimal Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebuah kota adalah 30% dari luas kota, sedangkan kota Banjarmasin hanya memiliki 10 sampai 12% RTH saja.
Iklim
Kota Banjarmasin beriklim iklim sabana tropis (Aw) dengan curah hujan yang cukup tinggi sepanjang tahun. Curah hujan yang turun rata-rata per tahunnya kurang lebih 2.400 mm dengan fluktuasi tahunan berkisar antara 1.600-3.500 mm, jumlah hari hujan dalam setahun kurang lebih 150 hari dengan suhu udara yang sedikit bervariasi, sekitar 26 °C.
Kota Banjarmasin termasuk wilayah yang beriklim tropis. Angin Muson dari arah Barat yang bertiup akibat tekanan tinggi di daratan Benua Asia melewati Samudera Hindia menyebabkan terjadinya musim hujan, sedangkan tekanan tinggi di Benua Australia yang bertiup dari arah Timur adalah angin kering pada musim kemarau. Hujan lokal turun pada musim penghujan, yaitu pada bulan-bulan November–April. Dalam musim kemarau sering terjadi masa kering yang panjang. Curah hujan tahunan rata-rata sampai 2.628 mm dari hujan per tahun 156 hari. Suhu udara rata-rata sekitar 25 °C - 38 °C dengan sedikit variasi musiman. Fluktuasi suhu harian berkisar antara 74-91%, sedangkan pada musim kemarau kelembabannya rendah, yaitu sekitar 52% yang terjadi pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober.
Sungai
Sungai menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kota Banjarmasin sehingga Banjarmasin mendapat julukan "kota seribu sungai" meski sungai yang mengalir di Banjarmasin tak sampai seribu. Sungai menjadi wadah aktivitas utama masyarakat zaman dahulu hingga sekarang, utamanya dalam bidang perdagangan dan transportasi. Sungai-sungai yang membelah kota ini, diupayakan sebagai magnet ekonomi, khususnya pariwisata. Data dari Dinas Kimprasko Banjarmasin menunjukkan pada 1997 di Ibu Kota Kalimantan Selatan itu terdapat 117 sungai, kemudian pada 2002 berkurang menjadi 70 sungai, lalu pada 2004 sampai sekarang hanya tinggal 60 sungai. Penataan kota Banjarmasin semestinya penataan daratan harus mengikuti penataan sungai, artinya penataan sungai yang didahulukan baru penataan daratan.
Berikut adalah beberapa nama sungai yang mengaliri
Kota Banjarmasin.
Catatan: Tabel di bawah belumlah lengkap.
No |
Nama sungai |
Panjang (km) |
Daerah yang dialiri |
No |
Nama sungai |
Panjang (km) |
Daerah yang dialiri |
1 |
11,50 |
Banjarmasin bagian barat |
25 |
1,10 |
Banua Anyar dan Pengambangan |
||
2 |
17,00 |
Sepanjang kota Banjarmasin |
26 |
0,63 |
|||
3 |
2,90 |
27 |
?? |
||||
4 |
3,10 |
Kuin Cerucuk, Kuin Utara, Kuin Selatan, Pangeran, Pasar Lama |
28 |
?? |
Sungai Jingah |
||
5 |
3,30 |
Pangeran, Kuin Utara |
29 |
?? |
Sepanjang Jl. Veteran |
||
6 |
1,38 |
Pelambuan |
30 |
?? |
Pemurus Dalam |
||
7 |
11,90 |
Alalak Utara |
31 |
?? |
Basirih |
||
8 |
1,50 |
Basirih Selatan |
32 |
?? |
Mantuil |
||
9 |
2,10 |
Andai |
33 |
?? |
Mantuil |
||
10 |
2,20 |
Teluk Dalam, Telaga Biru |
34 |
?? |
Sungai Lulut |
||
11 |
2,02 |
35 |
?? |
Pemurus Dalam |
|||
12 |
2,00 |
36 |
?? |
Kelayan Timur dan Kelayan Selatan |
|||
13 |
2,54 |
Kawasan Pekapuran |
37 |
?? |
Basirih Selatan |
||
14 |
0,30 |
Kawasan Pemurus |
38 |
?? |
|||
15 |
1,25 |
39 |
?? |
Kuin Utara |
|||
16 |
1,60 |
40 |
?? |
Kelayan Selatan |
|||
17 |
2,60 |
Tanjung Pagar |
41 |
?? |
Alalak Tengah |
||
18 |
4,40 |
Kawasan Kelayan |
42 |
?? |
Alalak Tengah |
||
19 |
2,30 |
43 |
?? |
Kuin Utara |
|||
20 |
1,50 |
44 |
?? |
Kuin Utara |
|||
21 |
?? |
45 |
?? |
||||
22 |
?? |
Mawar |
46 |
?? |
|||
23 |
?? |
47 |
?? |
Kuripan |
|||
24 |
Antasan Besar |
48 |
1,68 |
sungai andai |
Demografi
Kota Banjarmasin terdiri atas 5 kecamatan, yaitu:
1. Banjarmasin Barat: 13,13 km²
2. Banjarmasin Selatan: 38,27 km²
3. Banjarmasin Tengah: 6,66 km²
4. Banjarmasin Timur: 23,86 km²
5. Banjarmasin Utara: 16,54 km²
Jumlah penduduk di wilayah ini dapat diperincikan sebagai berikut: Tabel Jumlah Penduduk Banjarmasin tahun 2015
Nomor |
Kecamatan |
Luas (km²) |
Jumlah Penduduk (jiwa) |
Kepadatan (jiwa/km²) |
1 |
38,27 |
157.678 |
4.120 |
|
2 |
23,86 |
120.062 |
5.032 |
|
3 |
13,13 |
149.732 |
11.404 |
|
4 |
6,66 |
94.750 |
14.227 |
|
5 |
16,54 |
153.218 |
9.263 |
|
Jumlah |
98,46 |
675.440 |
6.860 |
Perkembangan populasi penduduk Banjarmasin.
No. |
Tahun |
Populasi |
1 |
1780 |
2.300 jiwa |
2 |
1900 |
52.685 jiwa |
3 |
1930 |
57.822 jiwa |
4 |
1990 |
481.371 jiwa |
5 |
2000 |
527.724 jiwa |
6 |
2005 |
589.115 jiwa |
7 |
2010 |
625.395 jiwa |
8 |
2020 |
657.663 jiwa |
Suku bangsa
Mayoritas penduduk kota Banjarmasin berasal dari suku Banjar (79,26%). Penduduk asli yang mendiami Banjarmasin adalah orang Banjar Kuala yang memiliki budaya sungai dengan interaksi masyarakat yang sangat kuat terhadap sungai baik dalam kegiatan sosial maupun ekonomi. Hal ini dapat diihat dari adanya Pasar Terapung yang menjadi salah satu objek wisata andalan Kota Banjarmasin. Di perkampungan sepanjang aliran-aliran sungai hampir 100% masih dihuni masyarakat asli Banjar Kuala. Di Banjarmasin juga banyak orang Banjar dari daerah-daerah lain di Kalimantan Selatan, baik dari sekitar kawasan Banjar Bakula yang juga didiami suku Banjar Kuala, maupun dari kawasan dari Banua Anam yang didiami suku Banjar Hulu dan Banjar Batang Banyu.
Suku minoritas terbesar yang cukup mudah ditemui di Banjarmasin yaitu suku Jawa (10,27%), Madura (3,17%) dan keturunan Tionghoa (1,56%). Orang Jawa umumnya tersebar merata, sedangkan orang Madura dan Tionghoa berkelompok mendiami beberapa kantong pemukiman. Di kawasan kampung Gadang, Kelayan, Pekapuran dan Pekauman terdapat pengelompokan pemukiman berdasarkan etnis Banjar, Madura dan Tionghoa.
Di Banjarmasin juga terdapat pemukinan keturunan Arab di kawasan Jalan Antasan Kecil Barat yang biasa menjadi tujuan wisata kuliner khas Timur Tengah. Komunitas Suku Dayak yang bisa ditemui di Banjarmasin biasanya Suku Dayak Bakumpai yang berasal dari Kabupaten Barito Kuala sampai hulu Sungai Barito, Suku Dayak Meratus yang berasal dari kawasan Pegunungan Meratus, Suku Dayak Ngaju dan Suku Dayak Maanyan yang berasal dari Kalimantan Tengah.
Suku-suku lainnya yang terdapat di Banjarmasin yaitu suku Bugis, Sunda, Batak dan lain-lain. Umumnya etnis-etnis lain yang sudah lama menetap di Banjarmasin akan mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Banjar karena sudah mengikuti adat istiadat, budaya dan bahasa Banjar, atau melakukan perkawinan dengan orang Banjar.
Komposisi Suku bangsa di kota Banjarmasin tahun 2010 antara lain:
Nomor |
Suku Bangsa |
Jumlah |
Persentase |
1 |
495.764 |
79,26% |
|
2 |
64.212 |
10,27% |
|
3 |
19.825 |
3,17% |
|
4 |
9.732 |
1,56% |
|
5 |
5.727 |
0,92% |
|
6 |
3.742 |
0,60% |
|
7 |
2.941 |
0,47% |
|
8 |
2.354 |
0,38% |
|
9 |
Suku-suku lainnya |
30.916 |
3,37% |
Jumlah |
625.481 |
100% |
Agama
Islam adalah agama mayoritas yang dianut sekitar 95.54% masyarakat Kota Banjarmasin. Agama Islam memberi pengaruh kuat pada kebudayaan masyarakat Banjar. Perkembangan Islam di tanah Banjar dimulai seiring dengan sejarah pembentukan entitas Banjar itu sendiri. Islam memang telah berkembang jauh sebelum berdirinya Kerajaan Banjar di Kuin Banjarmasin, meskipun dalam kondisi yang relatif lambat lantaran belum menjadi kekuatan sosial-politik. Kerajaan Banjar menjadi tonggak sejarah pertama perkembangangan Islam di wilayah selatan pulau Kalimantan. Agama lain yang dianut masyarakat Banjarmasin, yaitu Kristen, Katolik, Buddha, Hindu dan Khonghucu yang kebanyakan dianut masyarakat keturunan Tionghoa dan pendatang.
Berikut penduduk Kota Banjarmasin menurut agama yang dianut:
Nomor |
Agama |
Jumlah |
Konsentrasi |
1 |
597.556 |
95,54% |
|
2 |
15.095 |
2,41% |
|
3 |
6.484 |
1,04% |
|
4 |
4.262 |
0,68% |
|
5 |
437 |
0,07% |
|
6 |
122 |
0,02% |
|
7 |
Lainnya |
1.525 |
0.24% |
Total |
625.481 |
100,00% |
Agama di Banjarmasin
1. Islam (95.54%)
2. Kristen (2.41%)
3. Katolik (1.04%)
4. Buddha (0.68%)
5. Hindu (0.07%)
6. Khonghucu (0.02%)
7. Lainnya (0.24%)
8. Tidak tahu (0%)
Berikut jumlah tempat ibadah di Kota Banjarmasin tahun 2015:
Tempat ibadah (2015) |
|||
No |
Agama |
Tempat Ibadah |
Jumlah |
1 |
200 |
||
813 |
|||
Jumlah |
1.013 |
||
2 |
31 |
||
Jumlah |
31 |
||
3 |
10 |
||
Jumlah |
10 |
||
4 |
1 |
||
Jumlah |
1 |
||
4 |
8 |
||
Jumlah |
8 |
||
Pemerintahan
Dewan Perwakilan
Artikel utama: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Banjarmasin
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Banjarmasin dalam dua periode terakhir.
Partai Politik |
Jumlah Kursi dalam Periode |
|
2014-2019[50] |
2019-2024 [51] |
|
6 |
5 |
|
3 |
6 |
|
5 |
5 |
|
8 |
6 |
|
1 |
1 |
|
4 |
5 |
|
5 |
2 |
|
4 |
9 |
|
3 |
0 |
|
5 |
5 |
|
1 |
1 |
|
Jumlah Anggota |
45 |
45 |
Jumlah Partai |
11 |
10 |
Kecamatan
Artikel utama: Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Banjarmasin
Kota Banjarmasin memiliki 5 kecamatan dan 52 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 647.003 jiwa dengan luas wilayah 72,00 km² dan sebaran penduduk 8.986 jiwa/km².
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Banjarmasin, adalah sebagai berikut:
Kode |
Kecamatan |
Jumlah |
Daftar |
63.71.03 |
9 |
||
63.71.01 |
12 |
||
63.71.05 |
12 |
||
63.71.02 |
9 |
||
63.71.04 |
10 |
||
TOTAL |
52 |
Daftar Penguasa Banjarmasin
Penguasa Banjarmasin semula adalah patih (kepala desa), setelah menjadi Kesultanan adalah Sultan Banjar, setelah perpindahan ibu kota kerajaan ke Martapura, pelabuhan Banjarmasin di bawah otoritas Putera Mahkota atau adik Sultan Banjar, dan setelah dikuasai Belanda, Banjarmasin di bawah Residen Belanda.
Penguasa Kota Banjarmasin:
1. Patih Masih, kepala kampung Banjarmasih (Kuin Utara)
2. Sultan Suriansyah, Sultan ke-1, berkedudukan di Kuin
3. Sultan Rahmatullah, Sultan ke-2, berkedudukan di Kuin
4. Sultan Hidayatullah, Sultan ke-3, berkedudukan di Kuin
5. Sultan Mustain Billah, berkedudukan di Kuin
6. Sultan Agung, berkedudukan di Sungai Pangeran
7. Pangeran Abdullah bin Sultan Muhammadillah, Putra Mahkota
8. Pangeran Dupa, Putra Mahkota[55]
9. Jan van Suchtelen (1747-1752), residen Belanda di Tatas
10. Bernard te Lintelo (1752-1757), residen Belanda di Tatas
11. R. Ringholm (1757-1764), residen Belanda di Tatas
12. Lodewijk Willem de Lile (1760-1764), residen Belanda di Tatas
13. Willem Adriaan Palm (1764-1777), residen Belanda di Tatas
14. Piter Waalbek (1777-1784), residen Belanda di Tatas
15. Barend van der Worm (1784-1787), residen Belanda di Tatas
16. Alexander Hare (1812), Resident-Comissioner Inggris di Tatas
17. C. L. Hartmann
A. M. E. Ondaatje (1858), residen Belanda di Banjarmasin.
18. I.N. Nieuwen Huyzen (1860), residen Belanda di Tatas
19. C.C. Tromp. (mulai 11 November 1870).
20. Ronggo 1876: Pangeran Toemenggoeng Tanoe Karsa
21. Ronggo 6 Agustus 1876-24 Maret 1893: Raden Toemenggoeng Soeria Kasoema
22. C.A. Kroesen (1898), residen Belanda di Tatas
23. Ronggo 24 Maret 1893-1906: Kiahi Mas Djaja Samoedra
24. C.J. Van Kempen (1924), residen Belanda di Tatas. Mulai tahun 1919 Banjarmasin memiliki Burgemester (Wali kota)
25. J. De Haan (1924-1929), residen Belanda di Tatas
26. R. Koppenel (1929-1931), residen Belanda di Tatas
27. W.G. Morggeustrom (1933-1937), residen Belanda di Tatas
Pendidikan
Sekolah Menengah Atas Negeri
14. SMA Bur Anwar Banjarmasin
15. SMA Don Bosco Banjarmasin
16. SMA Idhata Banjarmasin
17. SMA Islam Sabilal Muhtadin
18. SMA Kartika VI-3 Banjarmasin
19. SMA KORPRI Banjarmasin
20. SMA Kristen Banjarmasin
21. SMA Kristen Kanaan Banjarmasin
22. SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin
23. SMA Muhammadiyah 2 Banjarmasin
24. SMA PGRI 1 Banjarmasin
25. SMA PGRI 2 Banjarmasin
26. SMA PGRI 3 Banjarmasin
27. SMA PGRI 4 Banjarmasin
28. SMA PGRI 6 Banjarmasin
29. SMA PGRI 7 Banjarmasin
30. SMALB YPLB Pejambuan Banjarmasin
31. SMALB- B/C DHARMA WANITA BANJARMASIN TIMUR
Sekolah Menengah Kejuruan
2. SMK NU Banjarmasin
3. SMK Bina Banua Banjarmasin
4. SMK Farmasi Mandiri
5. SMK Muhammadiyah 1 Banjarmasin
6. SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin
7. SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin
8. SMK Syuhada Banjarmasin
9. SMK Unggulan Husada Banjarmasin
10. SMF ISFI Banjarmasin
Madrasah Aliyah
Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Banjarmasin
Madrasah Aliyah Negeri 2 (Model) Kota Banjarmasin
1. Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota Banjarmasin
2. MAS Al-Istiqomah
3. MAS Irtiqaiyah
4. MAS Muhammadiyah
5. MAS Siti Mariam
6. MAS SMIP 1946
Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi yang ada di Kota Banjarmasin antara lain:
1. Akademik Bidan (Akbid) Bunga Kalimantan
2. Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari
3. Universitas Achmad Yani (UVAYA)
4. Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjary (UNISKA)
5. Universitas Lambung Mangkurat (ULM)
6. Politeknik Negeri Banjarmasin (POLIBAN)
7. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Jami Banjarmasin
8. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Indonesia Banjarmasin)
9. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bina Banua
10. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIEI)[64]
11. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional (STIENAS)
12. Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sultan Adam (STIH SA)
13. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Banjarmasin
14. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Suaka Insan
17. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin
18. Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis (STT GKE) Banjarmasin
19. (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) STIE Panca setia Banjarmasin
Kesehatan
Berikut ini adalah daftar rumah sakit di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang sudah terdaftar di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:
№ |
Kode |
Nama Rumah Sakit |
Jenis |
Tipe |
Alamat |
1. |
6371072 |
RSUD |
B |
Jalan Brigjend H. Hasan Basri №1, Alalak Utara, Kec. Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70125 |
|
2. |
6371013 |
RSUD |
A |
Jalan Ahmad Yani №43, Sungai Baru, Kec. Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70233 |
|
3. |
6371130 |
RS Bedah |
B |
Jalan Ahmad Yani №73, Kebun Bunga, Kec. Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70235 |
|
4. |
6371152 |
RS |
C |
Jalan Ahmad Yani №68, Kebun Bunga, Kec. Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70237 |
|
5. |
6371050 |
RS |
C |
Jalan Mayjen Sutoyo №408, Pelambuan, Kec. Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70129 |
|
6. |
6371153 |
RS Gigi & Mulut |
B |
Jalan Simpang Ulin №28, Sungai Baru, Kec. Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70122 |
|
7. |
6371046 |
RS |
C |
Jalan Letjen S. Parman №88, Pasar Lama, Kec. Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70115 |
|
8. |
6371094 |
RS |
C |
Jalan Pangeran Antasari №139, Sungai Baru, Kec. Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70233 |
|
9. |
6371024 |
RS |
C |
Jalan Zafri Zam Zam №60, Belitung Selatan, Kec. Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70124 |
|
10. |
6371155 |
RSIA |
C |
Jalan Zafri Zam Zam №55, Kuin Cerucuk, Kec. Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70129 |
|
11. |
6371156 |
RSUD Sultan Suriansyah |
RSUD |
C |
Jalan Rantauan Darat RT.04 RW.01, Kelurahan Kelayan Selatan, Kec. Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin 70246 |
Radio
1. RRI Banjarmasin
2. Radio Jaringan Nirwana Group Banjarmasin
3. Radio Abdi Persada
4. Radio Smart FM
5. i-Radio Banjarmasin 90,10 FM
6. Radio Al-Jihad FM 105,10
7. Radio Gema FM 105,90
8. Radio DBS FM 101,90
9. Radio SKY (Swara Kayutangi) 89,30 FM
10. Radio Music Channel 96,00 FM
11. Radio Khana 98,40 FM
12. Radio Sabilal Muhtadin 88,50 FM
13. Radio Nusantara Antik 102,70 FM
14. Radio Madinatussalam 90,90 FM
15. RRI Pro 4 87,70 FM
16. RRI Pro 3 92,50 FM
17. RRI Pro 2 95,20 FM
18. RRI Pro 1 97,60 FM
19. Kumala 96,80 FM
20. SUN FM 103,50
21. Kanal FM 105,50
22. Pelangi FM 94,40
23. MNC Trijaya 104,30 FM
24. Nirwana 99,20 FM
25. Rafada UIN 107,70 FM
26. Gol Radio 106,70 FM
Surat Kabar Harian
3. Barito Post
4. Mata Banua
6. Metro Banjar
8. Televisi
9. Artikel utama: Daftar stasiun televisi di Kalimantan Selatan
10. Tabloid Lokal
11. Tabloid URBANA
12. Serambi UMMAH
Pariwisata
Obyek Wisata
Kota Banjarmasin memiliki berbagai objek wisata, baik wisata alam, wisata sejarah, wisata kuliner, maupun wisata pendidikan.
1. Festival Budaya Pasar Terapung
2. Masjid Sultan Suriansyah (1526) terletak di tepi Sungai Kuin.
3. Masjid Jami Sungai Jingah Banjarmasin
4. Komplek Makam Sultan Suriansyah
5. Komplek Makam Pangeran Antasari
9. Pasar Terapung Muara Kuin di muara Sungai Kuin, salah satu anak Sungai Barito.
10. Taman Agro Wisata PKK Banjar Bungas
11. Patung Bekantan
12. Menara Pandang
13. Kawasan Industri Kayu Rakyat di Kelurahan Alalak Selatan dan Tengah.
14. Taman Siring Sungai Martapura yang terletak di tengah kota Banjarmasin, berseberangan dengan Masjid Raya Sabilal Muhtadin.
Lagu Daerah
6. Banua Banjar
7. Pambatangan
8. Anak Pipit
9. Uma-Abah
10. Ampat-Lima
11. Baras Kuning
12. Galuh Banjar
-oooooooooo oOo oooooooooo-
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar