PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Orientasi
Balikpapan adalah
sebuah kota di
Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.
Sebagai pusat bisnis dan industri, kota ini memiliki perekonomian terbesar di
seluruh Kalimantan, dengan total PDRB mencapai
Rp79,65 triliun pada tahun 2016. Dari sisi kependudukan, Balikpapan adalah
kota terbesar kedua di Kalimantan Timur (setelah Kota
Samarinda) dengan total penduduk sebanyak 645.727 pada tahun
2018 dan pada tahun 2019 berjumlah 655.178 jiwa.
Balikpapan merupakan salah satu dari 3 gerbang menuju ibu kota Indonesia yang baru, dengan keberadaan Pelabuhan Semayang (tersibuk kedua setelah Pelabuhan Samarinda) dan Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman yang merupakan yang tersibuk ketiga di Kalimantan, setelah Banjarmasin dan Pontianak.
Balikpapan berawal dari sebuah perkampungan nelayan di tepi Selat Makassar pada abad ke-19. Pengeboran pertama sumur minyak di kota ini dimulai pada 10 Februari 1897, yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Balikpapan. Pada tahun 1907, Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM) mendirikan kantor di kota ini, yang kemudian diikuti oleh masuknya investasi dari berbagai perusahaan multinasional. Berdasarkan survey persepsi masyarakat dengan 1000 responden, kota Balikpapan dinobatkan IAP sebagai salah satu kota paling layak huni di Indonesia tahun 2014 dan 2017.
Geografi
Kota Balikpapan memiliki wilayah 85% berbukit-bukit serta 12% berupa daerah datar yang sempit terutama berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan sungai kecil serta pesisir pantai. Dengan kondisi tanah yang bersifat asam (gambut) serta dominan tanah merah yang kurang subur. Sebagaimana layaknya wilayah lain di Indonesia, kota ini juga beriklim tropis. Kota ini berada di pesisir timur Kalimantan yang langsung berbatasan dengan Selat Makassar, memiliki teluk yang dapat dimanfaatkan sebagai pelabuhan laut komersial dan pelabuhan minyak.
Batas wilayah
Letak astronomis Balikpapan berada di antara 1,0 LS–1,5 LS dan 116,5 BT–117,5 BT dengan luas sekitar 503,3 km² dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara |
|
Timur |
|
Selatan |
|
Barat |
Topografi
Secara umum Kota Balikpapan berada pada ketinggian 0 sampai 100 meter di atas permukaan laut. Klasifikasi terbesar yaitu berada pada ketinggian 20-100 mdpl dengan luas 20.090,57 ha atau 51,66% dari luas wilayah, ketinggian >10-20 mdpl seluas 17.260 ha atau 34,17% dari luas wilayah dan ketinggian 0-10 mdpl seluas 6.980 Ha atau 13% dari luas wilayah. Dari sisi topografis sebagian besar wilayah Kota Balikpapan berada pada kemiringan lereng antara 15-40% yaitu seluas seluas 21.305,57 Ha atau 42,33% dari luas wilayah keseluruhan. Secara morfologis Kota Balikpapan terdiri dari 85% kawasan perbukitan dengan jenis tanah podsolik merah kuning yang memiliki karakter topsoil tipis, struktur tanah mudah tererosi. Sedangkan 15% lainnya merupakan daerah dataran yang terletak di sepanjang pantai timur dan selatan wilayah Kota Balikpapan dengan jenis tanah umumnya adalah alluvial.
Iklim
Suhu udara di wilayah Kota Balikpapan berada pada 23°–32 °C dengan tingkat kelembapan relatif sebesar ±84%. Wilayah Kota Balikpapan sendiri beriklim tropis dengan tipe (Af). Curah hujan di wilayah Balikpapan cenderung tinggi setiap tahunnya, yaitu berkisar antara 2.300–2.900 mm per tahun dan dengan jumlah hari hujan lebih dari 130 hari hujan per tahun.
Ekologi
Di Hutan Lindung Sungai Wain, yang merupakan daerah resapan air utama dan habitat satwa langka Kalimantan, mulai dirambah masyarakat dengan cara tebang bakar sehingga ketika musim kemarau sebagian kawasan tersebut menjadi tandus dan mengalami kerusakan 40%. Luas area hutan Sungai Wain yang mencapai 10 ribu hektare, perlahan tetapi pasti terus berkurang, hingga menyisakan 9 ribu hektare dengan kondisi hutan yang masih baik hanya 63%. Warga sekitar banyak mencari kayu untuk memasak di hutan tersebut walaupun di sekelilingnya telah dipagari kawat.
Sebelumnya antara tahun 2000 hingga 2001, pembalakan liar terjadi di 10 hingga 15 titik di hutan Sungai Wain, dan pada tahun 2009 hutan ini dilanda kebakaran bersama hutan Sungai Manggar yang membuat 15 hektare kawasan hutan terlalap api. Ancaman penambangan batu bara dari wilayah sekitar yang memberikan izin penambangan seperti Paser dan Kutai Kartanegara turut mengganggu ekosistem perbatasan hutan Sungai Wain.
Ekologi
Hutan kota di Telagasari yang diresmikan tahun 1996 dengan luas 29,4 hektare, kini telah menyusut hingga menjadi 8 hektare saja. Hutan di tengah kota ini telah dikelilingi permukiman penduduk.
Hutan lindung Sungai Manggar juga mengalami kerusakan cukup parah, yakni sekitar 60%. Waduk di hutan ini pun terancam karena lahan-lahan tambang batu bara dan pabrik bata didirikan begitu dekat sehingga terjadi pendangkalan air waduk. Mayoritas dari yang mendirikan tersebut bahkan diketahui merupakan masyarakat pendatang. Selain itu, pembangunan jalan tol Balikpapan–Samarinda yang direncanakan pemerintah Kaltim yang membelah hutan sepanjang 8 kilometer melintasi waduk bisa merusak kualitas sumber air bersih di Balikpapan tersebut.
Kerusakan hutan mengakibatkan Balikpapan mudah terjadi bencana banjir dan longsor setiap dilanda hujan deras. Suplai air bersih juga semakin berkurang karena resapan air kian menyempit, erosi mudah terjadi serta sedimen dari lokasi penambangan yang mengalir ke sungai memperkeruh dan mendangkalkan waduk, ditambah dengan kondisi Balikpapan yang hanya memiliki sedikit sungai dan tanah yang kurang subur.
Populasi maskot Balikpapan, beruang madu semakin sedikit yakni hanya tinggal 50 ekor. Hal ini disebabkan penambangan batu bara yang mempersempit habitat beruang madu, sehingga beruang madu enggan bereproduksi.
Selain beruang madu, satwa Balikpapan lainnya yang dinyatakan terancam punah yaitu bekantan, uwa-uwa Kalimantan, orangutan Kalimantan, trenggiling dan musang air Bennet. Sedangkan satwa di Balikpapan yang telah punah ialah banteng (Bos javanicus).
Daerah Balikpapan dan Balikpapan Seberang (Penajam) merupakan bagian dari wilayah negara dependen Kesultanan Kutai. Tahun 1942 Penajam termasuk dalam wilayah Balikpapan. Sejak sekitar tahun 1636, Kalimantan pada umumnya termasuk negara bagian Kutai, negara bagian Paser dan negara bagian Berau diklaim sebagai wilayah mandala negara Kesultanan Banjarmasin. Pada 1 Januari 1817, Sulaiman dari Banjar telah menyerahkan kedaulatannya atas sebagian besar Kalimantan kepada perusahaan VOC, yang kemudian diperbarui lagi pada tanggal 4 Mei 1826 pada masa Sultan Adam. Setelah itu Kalimantan pada umumnya menjadi wilayah negara Hindia Belanda.
Tahun 1844, bekas negara bagian Kutai secara resmi mendapat pengakuan sebagai negara dependensi di dalam negara Hindia Belanda. Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, Kutai termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8 Tahun 1855, Kutai merupakan sebagian dari de zuid- en oosterafdeeling van Borneo yang beribu kota di Banjarmasin.
Masa Hindia Belanda
Dengan ditemukannya sumber-sumber minyak di daerah Balikpapan dan daerah sekitarnya (Samboja, Sanga-Sanga dan Muara Badak), pemerintah Hindia Belanda akhirnya membeli wilayah ini dari Sultan Kutai Kertanegara serta dibangun untuk mendukung usaha-usaha pertambangan khususnya perminyakan dengan mendirikan kilang minyak, kantor operasi serta perumahan pegawai (sisa-sisa usaha pembangunan Hindia Belanda dapat dilihat dari permukiman para staf Pertamina). Aktivitas perminyakan ini juga membantu perpindahan penduduk terutama para pekerja dari Jawa, serta dari berbagai daerah. Saat itu perusahaan minyak yang dikenal adalah BPM, Shell dan KPM. Wilayah Balikpapan pada tahun 1930 itu meliputi Balikpapan Seberang (Penajam).
Masa Pendudukan Jepang
Pada masa Perang Dunia II, Jepang mengincar wilayah ini sebagai batu loncatan mengadakan serangan ke Jawa. Pada tanggal 23 Januari 1942, armada Jepang di bawah pimpinan Shizuo Sakaguchi merebut Balikpapan dari tangan pasukan Sekutu dan Hindia Belanda.[50][51] Wilayah Balikpapan saat itu meliputi Balikpapan Seberang (Penajam).[52] Nilai strategis kota Balikpapan juga diperhitungkan tentara sekutu, pada tahun 1945 tentara sekutu di bawah komando Australia merebut kota ini dari tangan Jepang pada pertempuran 26 Juni-15 Juli 1945 dalam usaha merebut kembali wilayah yang jatuh ke tangan Jepang.
Masa Republik Indonesia
Berita tentang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia agak terlambat sampai di kota ini, sekitar tahun 1945-1946 melalui pekerja BPM yang datang dari Jawa dalam rangka rehabilitasi kilang minyak yang hancur akibat perang yang dilanjutkan dengan pernyataan rakyat di Lapangan FONI. Namun karena Belanda berniat menguasai kembali kota ini maka terjadi peperangan yang berlanjut sampai pada pertempuran Sangatta. Pada masa pengakuan kedaulatan tahun 1949, wilayah ini diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat yang berlanjut kepada Republik Indonesia.
Pemerintahan
Kecamatan
Kota Balikpapan terdiri dari 6 kecamatan dan 34 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 619.983 jiwa dengan luas wilayah 527,00 km² dan sebaran penduduk 1.176 jiwa/km². Perda Balikpapan No. 8 tahun 2012 meresmikan pembentukan kecamatan baru, Balikpapan Kota.
Dalam Perda Balikpapan No. 7 tahun 2012 ditetapkan pemekaran 7 kelurahan baru. Dari 27 kelurahan sebelum pemekaran terdapat 369 RW dan 1.143 RT. Ini berarti bahwa jumlah RW sebelum dan sesudah pemekaran tidak berubah, sedangkan RT mengalami penambahan sebanyak 62 buah sehingga berubah dari jumlah 1.081 menjadi 1.143 RT.
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Balikpapan, adalah sebagai berikut:
Kode |
Kecamatan |
Jumlah |
Daftar Kelurahan |
64.71.01 |
4 |
||
64.71.02 |
6 |
||
64.71.03 |
6 |
||
64.71.04 |
6 |
||
64.71.05 |
7 |
||
64.71.06 |
5 |
||
TOTAL |
34 |
Mendapatkan status kota
Balikpapan adalah berstatus sebagai kota dengan wali kota sebagai kepala daerah dan DPRD sebagai legislatif serta memiliki perlengkapan pemerintahan dan aparatur pemerintah seperti Kepolisian, Kejaksaan Negeri, Rumah Tahanan dan Lembaga Permasyarakatan serta Pengadilan Negeri. Selain itu Balikpapan menjadi pusat pemerintahan untuk wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan.
Tercatat di antaranya kantor Polda (Kepolisian Daerah) Kalimantan Timur dan Kejaksaan Tinggi berpusat disini. Serta markas besar Angkatan Darat, yakni Komando Daerah Militer (KODAM) VI Mulawarman yang memiliki daerah operasi wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan berpusat di kota ini. KODAM yang memiliki motto "Gawi Manuntung Waja Sampai Kaputing" merupakan satu-satunya KODAM yang berpusat di kota, bukan ibu kota provinsi.
Demografi
Perubahan Kependudukan 2014
Jumlah Penduduk |
|
Tahun |
Jumlah |
1920 |
11.823 |
1930 |
23.411 |
1961 |
91.706 |
1971 |
137.340 |
1980 |
280.675 |
1990 |
344.405 |
2000 |
406.833 |
2017 |
778.908 |
Dengan semakin tumbuhnya perekonomian terutama sejak diberlakukannya otonomi daerah, kota ini terus menerus dibanjiri oleh pendatang dari berbagai daerah, sehingga pemerintah kota memberlakukan operasi kependudukan berupa Operasi KTP di pintu masuk kota, jalan raya, permukiman, bandara serta pelabuhan. Penduduk terutama dari etnis pendatang yang sudah lama menetap di Balikpapan yakni berasal dari etnis Banjar, Bugis, Makassar, Jawa Timur kemudian pendatang lain yang di antaranya beretnis Manado, Gorontalo, Madura, Jawa, Sunda dan lain-lain.
Di awal Juni 2014, jumlah penduduk mencapai 684.339 jiwa dengan jumlah pendatang selama tahun 2012 sebanyak 21.486 jiwa yang merupakan jumlah tertinggi selama tiga tahun terakhir. Jumlah pendatang tersebut mampu melampaui jumlah pendatang yang masuk di Singapura pada tahun yang sama yakni sebanyak 20.693 jiwa. Antara tahun 2003 hingga 2012, jumlah pendatang tercatat 170 ribu jiwa lebih, sebagian besar dari pendatang tersebut memenuhi persyaratan dan menjadi warga tetap, sedangkan sisanya dipulangkan atau pindah sendiri. Peningkatan jumlah penduduk terjadi akibat tingginya arus migrasi pendatang serta pertambahan alamiah (kelahiran), sehingga Balikpapan mulai tahun 2005 hingga saat ini menjadi kota terpadat penduduk di Kaltim.
Jumlah Pendatang 2013 |
||||||||||||||
Januari |
Februari |
Maret |
April |
Mei |
Juni |
Juli |
Total |
|||||||
2.871 |
2.008 |
2.443 |
2.710 |
2.884 |
2.549 |
3.082 |
25.535 |
Pertumbuhan pendatang dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kelahiran. Jumlah pendatang yang tinggi tidak dibarengi dengan kompetensi yang memadai dan tidak sesuai dengan sektor yang dibutuhkan. Tercatat sekitar 9 ribuan pendatang dengan pendidikan lulusan SD sempat mencari kerja di kota ini, namun tidak ada permintaan tenaga kerja dari lulusan SD. Daya tampung Balikpapan terhadap tenaga kerja sudah sangat minim, jumlah pencari kerja selalu jauh lebih tinggi dibandingkan permintaan tenaga kerja.
Jumlah pendatang yang mencari kerja melonjak drastis, sementara permintaan tenaga kerja yang rendah hanya mengakibatkan peningkatan angka pengangguran. Tingginya angka pengangguran dan pekerja sektor informal menjadi penyebab masalah penataan kota, permukiman tak layak, kekumuhan dan peningkatan kriminalitas. Pemerintah kota pun telah membuat peraturan kota yang mewajibkan seluruh pendatang untuk membayar dana jaminan serta memenuhi beberapa persyaratan hingga setengah tahun. Setiap penduduk juga diwajibkan untuk membawa KTP Balikpapan dalam perjalanan kemanapun.
Berdasarkan asalnya, pendatang berasal dari pulau-pulau di sekitar seperti Jawa, Madura dan Sulawesi. Jumlah pendatang paling banyak berasal dari Jawa yakni sebanyak 30%, kemudian diikuti dengan Banjar dan Bugis masing-masing sebanyak 20%, Toraja sebanyak 11%, Madura sebanyak 8%, Buton sebanyak 7% dan Betawi sebanyak 4%. Tingkat pendidikan pendatang didominasi oleh lulusan SLTA sebanyak 36%, diikuti lulusan SD sebanyak 25%, tidak tamat SD sebanyak 23%, lulusan SMP sebanyak 12% dan perguruan tinggi hanya 4%.
Alasan pendatang masuk ke Balikpapan beragam, paling banyak karena mencari pekerjaan (48%), kemudian karena pindah kerja (33%) dan karena ikut keluarga atau suami sebanyak 19%. Kesadaran pendatang dalam membuang sampah di Balikpapan bervariasi, ada yang membuangnya tepat di TPS hingga membuang bebas di sungai. Sekitar 50% pendatang membuang sampah di TPS, kemudian sebanyak 35% pendatang pengelolaan sampahnya dipungut oleh petugas, 11% pendatang membakar sampahnya dan sebanyak 4% membuangnya langsung ke sungai.
Dengan pertumbuhan pendatang yang sangat tinggi, pada tahun 2015 jumlah penduduk diprediksi meningkat menjadi 825.275 jiwa yang mengakibatkan 5,15% (42.502 jiwa) penduduk Balikpapan saat itu tidak dapat menikmati air bersih. Jumlah penduduk pada tahun 2033 diprediksi mencapai angka 1.102.366 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 2.190 jiwa/km2.
Jumlah penduduk miskin cenderung meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari BPS Balikpapan, pada tahun 2009 terhitung 18.440 jiwa penduduk Balikpapan merupakan penduduk miskin, kemudian pada tahun 2010 meningkat empat ribu jiwa menjadi 22.850 jiwa dan pada tahun 2011 terjadi penurunan sedikit namun belum juga berkurang dari jumlah tahun 2009 yakni sebanyak 19.820 jiwa.
Suku Bangsa
Kota Balikpapan dihuni berbagai macam suku bangsa. Suku bangsa terbesar yaitu suku Jawa (42,13%), disusul Bugis (19,94%), Banjar (13,65%), Buton (3,58%) dan Madura (2,48%). Kemudian ada juga suku bangsa lainnya, yaitu Dayak, Kutai, Toraja, Minahasa, Makassar, Mandar, Minang, Batak, Sunda, Tionghoa dan lain-lain.
Suku asli Balikpapan adalah Suku Balik yang sudah menjadi suku minoritas. Suku Balik biasanya digabungkan ke dalam Suku Dayak Paser karena dianggap serumpun sehingga disebut Paser-Balik, padahal sebenarnya Suku Balik tidak mau serta merta disamakan dengan Suku Paser, karena terdapat beberapa perbedaan. Seperti yang terjadi di kawasan Kalimantan lainnya, Suku Banjar yang datang ke Balikpapan menyerap unsur-unsur suku lokal melalui perkawinan campur (hibrida) dengan Suku Balik dan Suku Paser yang memunculkan komunitas Banjar-Balik.
Secara garis besar ada lima budaya dasar sukubangsa asal Kalimantan yang disebut Rumpun Kalimantan, empat di antaranya terdapat di Kalimantan Timur, khususnya Balikpapan yaitu: Banjar, Kutai, Dayak, Paser yang biasa disingkat Komunitas BAKUDAPA atau jika ditambah etnis Tidung menjadi BAKUDAPATI (akronim Banjar, Kutai, Dayak, Paser, Tidung) jika dihitung mencapai 31,39% populasi (sensus tahun 2000). Di antara keempat suku asal Kalimantan tersebut, Suku Banjar merupakan yang terbanyak sejak masa kolonial. Selain empat suku di atas, banyak pula suku-suku asal dari pulau Sulawesi, Jawa, Sumatra, dan pulau lainnya sehingga pada awal pertumbuhan kota Balikpapan setidaknya terbentuk tiga kantong permukiman Banjar, Bugis dan Jawa.
Salah satu pakaian adat di Balikpapan, antara lain Baju Takwo.
Bahasa Daerah
Bahasa daerah yang sering digunakan adalah:
1. Bahasa Paser
2. Bahasa Kutai
4. Bahasa Bugis
5. Bahasa Jawa
Umumnya bahasa yang digunakan pada keseharian warga Balikpapan adalah bahasa Indonesia.
Ekonomi
Perekonomian kota ini bertumpu pada sektor industri yang didominasi oleh industri minyak dan gas, perdagangan dan jasa. Kota ini memiliki bandar udara berskala internasional, yakni Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan serta Pelabuhan Semayang selain pelabuhan minyak yang dimiliki Pertamina.
Di sektor perdagangan, pemerintah kota melindungi pengusaha lokal Balikpapan dengan membentuk peraturan daerah yang tidak lagi menerbitkan izin kepada toko modern seperti minimarket dari luar kota untuk beroperasi di Balikpapan. Selain itu pemerintah kota juga akan mengatur jarak dan jam operasional setiap minimarket sehingga pengusaha lokal dapat bersaing di tengah kompetisi yang semakin ketat.
Pendidikan
Perguruan Tinggi
2. Politeknik Negeri Balikpapan
3. Politeknik Borneo Medistra
4. STT Migas
5. STIE Madani Balikpapan
6. STIE Balikpapan (STIEPAN)
8. Akademi Sekretari dan Manajemen Indonesia
9. Institut Teknologi Kalimantan (ITK)
10. Universitas Tri Dharma
11. Universitas Mulia
12. Institut Kristen Borneo
13. STIT Balikpapan (STITBA)
14. STAI Ibnu Khaldun Balikpapan
15. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur Balikpapan
Pondok Pesantren
1. Pondok Pesantren Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari
2. Pondok Pesantren Syaichona Cholil Balikpapan
3. Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien Balikpapan
4. Pondok Pesantren Salaf Subulus Salam Balikpapan
5. Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Izzah Km. 15 Balikpapan
6. Pondok Pesantren Asy-Syifa Balikpapan
7. Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan
8. Pondok Pesantren Terpadu Al-Mujahidin Balikpapan
9. Pondok Pesantren Bairuha Balikpapan
10. Pondok Pesantren Sabilal Muhtadin Balikpapan
11. Pondok Pesantren Baitul Makmur Balikpapan
12. Pondok Pesantren Nurul Khairat Lil Muhibbin Balikpapan
13. Pondok Pesantren Jam'iyyatul Islamiyah Balikpapan
14. Pondok Pesantren Insan Kamil Balikpapan
Agama
Rumah Ibadah
Rumah ibadah yang terdapat di Balikpapan antara lain:
1. Masjid Jami' Al-Aman, Damai
2. Masjid Jami' Darul Qahhar, Balikpapan Permai
3. Masjid Jami' Al-Wustho, Jl. Ahmad Yani
4. Masjid Jami' Al-Ula, Kampung Baru
5. Masjid Al-Mujahidin, Damai
6. Masjid Al-Amin, Sepinggan
7. Masjid At-Tin, Siaga Dalam
8. Masjid Raudhatul Ibadah, Gn. Bahagia
9. Masjid Al-Ikhwan, Sepinggan
10. Masjid Al-Ikhlas, Stal Kuda
11. Masjid Nurul Huda Gn. Bahagia
12. Masjid Sabilillah Damai Baru
13. Masjid Sudirman, Kodam VI/Mulawarman
14. Masjid Mi’rajul Mukminin Sungai Nangka
15. Masjid As-Salam, Kompleks SPN Stal Kuda
16. Masjid Nurul Haq Damai Bahagia
17. Masjid Namirah, Balikpapan Baru
18. Masjid Al-Madinah Sepinggan Baru
19. Masjid Baitur Rahim Sepinggan Baru
20. Masjid Al-Muthmainah Sepinggan Baru
21. Masjid Al-Falah, Batakan
22. Masjid Agung At-Taqwa, Klandasan
23. Masjid Baiturrahman, Lamaru
24. Masjid Raudhatul Jannah, Lamaru
25. Masjid Dwima As Salam, Kariangau
26. Masjid Istiqomah, Pertamina
27. Masjid Nurul Iman, Gn. Bahagia
28. Masjid Al-Ihsan, Gn. Sari
29. Masjid Ishlahul Ummah, Perum WIka
30. Masjid Cordoba, Perum Pelangi B Point.
31. Masjid Ar-Rahmah, Perum Sepinggan Pratama
32. Masjid Baitul Aman, Polres Balikpapan
33. Masjid Jabalussu'ada, Perum Bukit Damai Indah
34. Masjid Assalam, Perum Wika
35. Masjid Jami' Darussalam, Muara Rapak
36. Masjid Al-Munawwar, Jalan Ahmad Yani
37. Masjid Al-Hidayah, Perum BDS-2
38. Masjid Jabalussalam, Perum BDS-1
39. Masjid Faudzan Adzima, Perum Balikpapan Regency
40. Masjid Raya Ar-Rahim, Perum Balikpapan Regency
41. Masjid Madinatul Iman, Balikpapan Islamic Center, Ring Road
Gereja
1. Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Getsemani, Resort Balikpapan
3. Gereja Katolik St. Theresia, Prapatan
4. Gereja Katolik St. Petrus dan Paulus, Dahor
5. Gereja Katolik St. Martinus, Sepinggan
6. Gereja Bethany “Favor of God” Balikpapan
7. Gereja Pantekosta di Indonesia
10. Gereja Batak Karo Protestan
11. Gereja Kristen Protestan Simalungun
12. Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat Bukit Benuas
13. GPIB Maranatha
14. GPIB Bukit Sion
15. GPIB Getsemani
16. GPIB Syalom
17. GPIB Imanuel
18. GPIB PNIEL
19. GKS
20. GPMII Pandan Arum
21. GPMII Pasar Segar
23. Huria Kristen Batak Protestan Balikpapan, Resort Kalimantan Timur
24. Pura Giri Jaya Natha
25. Mahavihara Buddha Manggala
26. Vihara Eka Dharma Manggala
27. Kelenteng Setya Dharma ( Guang De Miao )
Organisasi Masyarakat
Organisasi masyarakat yang ada di kota Balikpapan, antara lain:
1. Hidayatullah
2. Muhammadiyah
5. Gerakan Pemuda Ansor
6. Gepak (Gerakan Pemuda Asli Kalimantan)
7. Gasak Libas
8. Laskar Pangeran Antarasari
9. Pemuda Pancasila
10. Garda Sikat
11. LDII
12. BASMARA (Badan Koordinasi Masyarakat Madura)
Transportasi
Darat
Armada transportasi darat yang ada di kota ini antara lain:
1. Taksi tanpa argo meter.
2. Taksi dengan argo meter.
3. Angkutan Kota (Angkot) dengan jalur atau trayek berdasarkan nomor.
4. Ojek atau sepeda motor.
5. Go-Jek dengan layanan bernama Go-Ride, Go-Food, dsb.
6. Grab.
7. Uber.
8. Terminal yang ada di kota ini bernama Batu Ampar.
Laut
Untuk transportasi laut, di kota ini terdapat armada:
1. Kapal Laut.
2. Speed Boat (Kapal Cepat).
3. Ketinting.
4. Kapal Ferry ke Penajam.
Udara
Kota Balikpapan memiliki sarana untuk transportasi udara, yaitu Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman yang dapat didarati pesawat seperti Boeing 737.
Kesehatan
Berikut ini adalah daftar rumah sakit di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur yang sudah terdaftar di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:
№ |
Kode |
Nama Rumah Sakit |
Jenis |
Tipe |
Alamat |
1. |
6471079 |
RSUD |
C |
Jalan Mayjend Sutoyo №30, Gunung Sari Ulu, Kec. Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76122 |
|
2. |
6471014 |
RSUD |
B |
Jalan MT. Haryono №656, Batu Ampar, Kec. Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76136 |
|
3. |
6471077 |
RS |
D |
Jalan MT. Haryono №7, Damai, Kec. Balikpapan Kota, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76114 |
|
4. |
6471073 |
RS |
C |
Jalan Jend. Sudirman №14, Klandasan Ilir, Kec. Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76113 |
|
5. |
6471036 |
RS |
B |
Jalan Tanjung Pura №1, Klandasan Ulu, Kec. Balikpapan Kota, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76112 |
|
6. |
6471086 |
RS |
C |
Jalan Sepinggan Baru №45, Sepinggan, Kec. Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76115 |
|
7. |
6471078 |
RS |
D |
Jalan Mulawarman №31, Sepinggan, Kec. Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76115 |
|
8. |
6471025 |
RS |
C |
Jalan Jend. Sudirman №1, Prapatan, Kec. Balikpapan Kota, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76111 |
|
9. |
6471051 |
RS |
C |
Jalan Ahmad Yani №12, Gunung Sari Ilir, Kec. Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76121 |
|
10. |
6471075 |
RS |
B |
Jalan MT. Haryono №23, Damai, Kec. Balikpapan Kota, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76114 |
|
11. |
6471082 |
RS Mata |
C |
Jalan Ruko Sentra Eropa №16, Damai, Kec. Balikpapan Kota, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76114 |
|
12. |
6471085 |
RSIA |
C |
Jalan Sepinggan Baru №104, Sepinggan, Kec. Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76115 |
|
13. |
6471080 |
RSIA |
C |
Jalan Letjen S. Parman №6, Gunung Sari Ulu, Kec. Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76122 |
|
14. |
6471074 |
RSIA |
C |
Jalan Imam Bonjol №1, Klandasan Ulu, Kec. Balikpapan Kota, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76112 |
|
15. |
6471062 |
RSIA |
B |
Jalan Letjen Suprapto №33, Baru Ilir, Kec. Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76131 |
Pariwisata
Tempat Wisata
Kota Balikpapan memiliki daerah wisata yang cukup banyak dan beragam, di antaranya adalah:
1. Taman Agrowisata, diresmikan tanggal 17 Desember 1997 oleh Bapak Tri Sutrisno, berlokasi di Jalan Soekarno Hatta km 23, dengan luas 100 ha dan memiliki berbagai koleksi tanaman tropis serta dilengkapi dengan tempat piknik terbuka, rumah panjang Dayak, tempat berkemah dan pemandangan alami, dilengkapi play ground, shelter, tempat parkir, mushola dan play group, dapat dikunjungi dengan angkutan kota trayek nomor 8.
2. Wana Wisata Km 10 adalah taman arboretum yang dibangun oleh PT Inhutani I Unit Balikpapan, dengan berbagai jenis pohon hutan dan buah-buahan langka, sebagai tempat berkemah dan jogging yang sejuk dan alami, dilengkapi gedung pertemuan, pusat informasi, gazebo, play ground dan warung kaki lima, dapat ditempuh dengan angkutan kota trayek nomor 8.
3. Karang Joang Resort, Golf dan Country Club Balikpapan, yaitu padang Golf Kariangau terletak di Kelurahan Karang Joang, tidak jauh dari sungai Wain, terdapat drive rain, hotel berbintang dengan teras dan pembakaran barbeque, club house dengan kolam renang dan activity room dengan karaoke, meja bilyard, bar dan ruangan dengan acara khusus serta tersedia menu masakan Tionghoa, Eropa dan Indonesia, dapat dipesan pada Resort & Golf Karang Joang, Jalan Soekarno Hatta Km 5,5 Balikpapan.
4. Jembatan Ulin Kariangau merupakan jembatan ulin terpanjang dengan panjang 800 m dan lebar 2 m, terletak 11 km dari pusat kota Balikpapan, terdapat hutan bakau dengan pemandangan lepas ke teluk Balikpapan dengan aktivitas nelayan dan kapal-kapal yang melintas dari pelabuhan Somber menuju Pelabuhan Penajam.
5. Pantai Manggar Segarasari merupakan tempat rekreasi pantai terletak 22 km dari pusat Kota Balikpapan tepatnya di kecamatan Balikpapan Timur. Di sana terdapat shelter, banana boat, speed boat, ruang informasi dan warung kaki lima. Pantai ini dapat dicapai dengan angkutan kota trayek nomor 7.
6. Hutan Lindung Sungai Wain merupakan hutan lindung dengan luas 10.025 ha yang dilalui sungai Wain yang panjangnya 18.300 m dengan airnya yang jernih dengan hutan bakau dan habitat burung, ikan, kepiting dan orang hutan.
7. Panorama Dermaga Penyeberangan Somber, dapat dicapai dengan trayek angkutan kota nomor 3.
8. Penangkaran Buaya seluas 6 hektar dengan 3000 ekor buaya di Desa Tertitip.
9. Monumen Jepang
10. Monumen Perjuangan Rakyat
11. Perkebunan Salak
12. Tugu Peringatan Divisi 7 Australia
13. Kilang Minyak Balikpapan
14. Monumen Mathilda
15. Taman Bekapai
16. Pantai Melawai
17. Pantai Lamaru
18. Pantai Polda
19. Pantai Strans (Pantai Banua Patra)
20. Gua Jepang
21. Meriam Peninggalan Jepang
22. Kampung Atas Air (Kampung Baru)
23. Museum Tanjungpura
24. Lapangan Merdeka
25. Kebun Raya Balikpapan
26. Lamin Etam Ambors
Lingkungan
RTH ( Ruang Terbuka Hijau )
Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Menteri PU No. 05/PRT/M/2008 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka HIjau di Kawasan Perkotaan, ruang terbuka hijau memiliki pengertian sebagi suatu area memanjang atau mengelompokkan yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Sedangkan Ruang Terbuka Hijau Publik menurut Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2008 merupakan ruang terbuka hijau yang ideal di dalam suatu kota ialah sebanyak 30 % di mana 20 % merupakan ruang terbuka hijau publik dan 10 % merupakan ruang terbuka hijau privat.
Semakin meningkatnya permintaan akan ruang khususnya untuk pemukiman dan lahan terbangun berdampak kepada semakin merosotnya kualitas lingkungan. Rencana Tata Ruang yang telah dibuat tidak mampu mencegah alih fungsi lahan di perkotaan sehingga Ruang Terbuka Hijau (RTH) semakin terancam dan kota semakin tidak nyaman untuk beraktivitas. Kota Balikpapan merupakan kota yang terpadat di Provinsi Kalimantan Timur, hal ini membuat kebutuhan RTH pada daerah ini lebih besar dibandingkan kota atau kabupaten lainnya di Provinsi Kalimantan Timur.
Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Balikpapan Tahun 2012, luasan RTH publik di Kota Balikpapan memiliki eksiting yang hanya seluas kurang lebih 4.582 Ha atau kurang lebih sekitar 12,92 % dari luas Kota Balikpapan. Luasan tersebut juga tidak merata persentase persebarannya di masing-masing kecamatan, antara lain: Kecamatan Balikpapan Barat 45,9 Ha (12,95%), Kecamatan Balikpapan Selatan 6,26 Ha (1,77 %), Kecamatan Balikpapan Timur 6,22 Ha (6,22 %), Kecamatan Balikpapan Tengah 1,22 Ha (0,34%), dan Kecamatan Balikpapan Utara 27,6 Ha (7,77 %).
Jenis RTH Publik di Kota Balikpapan yaitu:
Taman Kota
1. Taman Monpera
2. taman Bekapai
3. Taman Beruang Madu
4. Taman Melawai 2
5. Taman 3 Generasi
6. Taman Lalu Lintas
7. Bundaran Rapak
8. Taman Pelajar
9. Taman Batu Ampar
10. Taman Adipura
11. Taman Antasariu
12. Taman Kelurahan Karang Jati
Hutan Kota
1. Hutan Kota Telaga Sari
2. Hutan Kota TPA Manggar
3. Hutan Kota Praja Bakti Sepinggan
4. Hutan Kota Kel. Gunung Bahagia
5. Hutan Kota Manunggal
6. Hutan Kota Drainase Karang Anyar
7. Hutan Kota Praja Bhakti
8. Hutan Kota Bukit Radar
9. Hutan Pertamina
Jalur Hijau
1. Jalan Jendral Sudirman
2. Jalan Jenderal Sudirman
3. Jalan Piere Tendean
4. Jalan Marsma Iswahyudi
5. Jalan Jendral Sudirman
6. Jalan Uhuy Rahayu
7. Jalan Gunung Pipa
8. Jalan Soekarno Hatta Km 1
9. Jalan Soekarno Hatta
10. Jalur hijau karang rejo
11. Jalur Hijau Gunung Sari
12. Jalur Hijau Kelurahan Mekar Sari
13. Jalur Hijau R. Soeprapto
Pemakaman
1. Makam Prapatan
2. Makam Patok Merah
3. Makam Guung Tembak
4. Makam Lamaru Dalam ( Makam Jepang)
5. Makam Teritip
6. Makam Manggar
7. Makam Batakan
8. Makam Lamaru
9. Makam TMP Dharma Agung
10. Makam Sepinggan
11. Makam Pupuk
12. Makam Gunung Bahagia (BDS)
13. Makam Graha Indah
14. Makam Km 0,5
15. Makam Gn. Pipa
16. Makam Km 2,5
17. Makam Km 4
18. Makam Km 15
19. Makam Km 8
20. Makam Km 11
21. Makam Gunung Guntur
22. Makam Pasar Baru
23. Makam Gunung Sari Ilir
24. Makam Umum Baru Ulu
25. Pemakaman Gunung Sayur
26. Pemakaman Tionghoa
27. Makam Asrama Bukit
Pusat perbelanjaan
Kota Balikpapan memiliki beberapa Pusat Perbelanjaan, diantaranya:
1. Plaza Balikpapan
2. Trade Mall Balikpapan
3. E-Walk Balikpapan
4. Pentacity
5. Mall Balikpapan Baru
6. Rapak Plaza
7. Plaza Kebun Sayur
8. Living Plaza Balikpapan
9. Balikpapan Ocean Square Mall
10. Transmart Balikpapan
11. Lotte Mart
12. Pasar Segar
13. Pasar Klandasan
14. Pasar Kebun Sayur
15. Pasar Butun
Media Massa
Media Massa yang ada di Kota Balikpapan, diantaranya;
Televisi
Radio
1. Radio Fajar Perdana–87.9 FM
2. Onix Radio–88.7 FM
3. IDC FM Diarsipkan 2019-01-04 di Wayback Machine.–89.5 FM
4. Pangaba FM–90.3 FM
5. Radio Sangkakala Borneo–91.1 FM
6. Star Dangdut FM–91.5 FM
7. KPFM–95.4 FM
8. Radio Idola Diarsipkan 2020-10-24 di Wayback Machine. Balikpapan–96.2 FM
9. Smart FM Balikpapan Diarsipkan 2019-01-05 di Wayback Machine.–97.8 FM
10. RSPD–99.9 FM
11. Swara Media–101.3 FM
12. Pronam Liga Perdana–102.9 FM
13. Radio Voice Balikpapan Best FM–103.7 FM
14. Gemaya FM–104.5 FM
15. Ibnul Qoyyim–107.8 FM
Surat Kabar
1. Kaltim Post
Tokoh Terkenal
1. Hefri Olifian, aktor, model (pemeran Ustadz Addin dalam sinetron Lorong Waktu musim 3 hingga 6).
2. Bima Sakti Tukiman, Pesepakbola Nasional dan pelatih tim nasional.
3. Mr. Gamayel, Anggota Polri dan Komika juara 3 Stand Up Comedy Indonesia edisi 6
4. Saykoji, rapper, penyanyi, aktor Indonesia
5. Hendriawan Sie, pahlawan reformasi, mahasiswa Universitas Trisakti yang menjadi korban dari Tragedi Trisakti
---ooooo oOo ooooo---
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar