Rabu, 28 Februari 2024

KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

 

KABUPATEN KARIMUN

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Orientasi

Karimun adalah sebuah wilayah kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Ibu kota Kabupaten Karimun adalah Tanjung Balai Karimun. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 7.984 km², dengan luas daratan 1.524 km² dan luas lautan 6.460 km². Kabupaten Karimun terdiri dari 198 pulau dengan 67 diantaranya berpenghuni.

Pada tahun 2020, kabupaten Karimun memiliki jumlah penduduk sebanyak 257.297 jiwa, dengan kepadatan penduduk 281,81 jiwa/km². Kabupaten Karimun berbatasan dengan kabupaten Kepulauan Meranti di sebelah Barat, kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hilir provinsi Riau di sebelah Selatan, Selat Malaka di sebelah Utara, dan kota Batam di sebelah Timur.

Sejarah

Karimun dahulu berada di bawah kekuasaan kerajaan Sriwijaya hingga keruntuhannya pada abad ke-13, dan pada masa itu pengaruh ajaran Hindu dan Buddha mulai masuk ke Pulau Karimun. Hal ini dibuktikan dengan adanya Prasasti yang berada di Pasir Panjang. Pada masa itu disebutkan Karimun sering dilalui oleh kapal-kapal dagang karena letaknya yang strategis di Selat Melaka, hingga pengaruh Kesultanan Melaka mulai masuk pada tahun 1414.

Pada Tahun 1511 Melaka jatuh ke tangan Portugis, sejak saat itu banyak rakyat Melaka yang tinggal berpencar di pulau-pulau yang berada di Kepulauan Riau termasuk di Pulau Karimun, Pulau Kundur, Pulau Buru dan sekitarnya. Sejak kejatuhan Melaka dan digantikan perannya oleh Kesultanan Johor, Pulau Karimun dijadikan basis kekuatan angkatan laut untuk menentang Portugis sejak masa pemerintahan Sultan Mahmud Syah I (Sultan Johor I | 1513-1528) hingga Sultan Ali Jalla Abdul Jalil Syah II (Sultan Johor IV | 1581-1597).

Catatan Singkat Sejarah Kabupaten Karimun

Oktober 14, 2021oleh M Rasyid Nur-Edukasi, Humaniora, Literasi

Catatan Sejarah Kabupaten Karimun, ini saya share ulang dari posting admin di website Pemerintah Kabupaten Karimun dengan alamat www.karimunkab.go.id yang diposting pada 14 April 2016 yang lalu. Postingan ini bersempena Hari Jadi Kabupaten Karimun tahun 2021 ini. Pada HUT (Hari Ulang Tahun) atau Hari Jadi Kabupaten Karimun ke-22 yang jatuh pada 12 Oktober 2021, ini tidak berlebihan jika kita –terutama kami masyarakat Kabupaten Karimun, tentunya– mengulang-ulang baca catatan sejarah Kabupaten Berazam ini.

Meskipun catatan sejarah singkat ini dibuat pada lima tahun yang lalu, namanya catatan sejarah kan tidak akan berubah untuk kejadian-kejadian masa lalu itu. Jika ada yang belum tercatat di sini karena peristiwa baru, nanti kita cari ulang tambahannya. Tentang catatan-catatan pasca tahun 20216, misalnya dapat saja dicari pada media lainnya.

Menurut catatan yang kita baca di beberapa referensi, dulu, Karimun berada di bawah kekuasaan kerajaan Sriwijaya. Artinya nama Karimun ini sudah lama ada hingga keruntuhan Sriwijaya pada abad ke-13. Pada masa itu pengaruh agama Budha sudah mulai masuk. Ini dapat dibuktikan dengan adanya Prasasti di Desa Pasir Panjang. Pada masa itu disebutkan Karimun sering dilalui kapal-kapal dagang hingga pengaruh Kerajaan Malaka (Islam) mulai masuk pada tahun 1414.

Tahun 1511 Malaka jatuh ke tangan Portugis. Saat itu Sultan Mansyur Syah yang memerintah memberi larangan pada keturunan raja-raja untuk tinggal di Malaka.  Dan mendirikan kerajaan-kerajaan kecil. Lalu muncullah kerajaan Indrasakti, Indrapura, Indragiri, dan Indrapuri. Sementara itu banyak rakyat Malaka yang tinggal berpencar di pulau-pulau yang berada di Kepulauan Riau termasuk di Pulau Karimun. Sejak kejatuhan Malaka dan digantikan perannya oleh kerajaan Johor, Karimun dijadikan basis kekuatan angkatan laut untuk menentang Portugis yakni sejak masa pemerintahan Sultan Mahmud Syah I (1518-1521) hingga Sultan A’la Jala Abdul Jalil Ri’ayat Syah (1559-1591).

Pada kurun waktu 1722-1784, Karimun berada dalam kekuasaan Kerajaan Riau-Lingga dan pada masa itu daerah Karimun, terutama Kundur dikenal sebagai penghasil gambir dan penghasil tambang (seperti  timah, granit, dll) dan Karimun berkembang menjadi daerah perdagangan serta mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Raja Ali Haji.

Jauh sebelum ditandatanganinya Treaty of London, Kerajaan Riau-Lingga dan Kerajaan Melayu dilebur menjadi satu sehingga semakin kuat dengan wilayah kekuasaan meliputi Kepulauan Riau, daerah Johor dan Malaka (Malaysia), Singapura dan sebagian kecil wilayah Indragiri Hilir. Setelah Sultan Riau meninggal pada tahun 1911, Pemerintah Hindia Belanda menempatkan amir-amirnya sebagai District Thoarden untuk daerah yang besar dan Onder District Thoarden untuk daerah yang agak kecil. Pemerintah Hindia Belanda akhirnya menyatukan wilayah Riau-Lingga dengan Indragiri untuk dijadikan sebuah karesidenan yang dibagi menjadi 2 (dua) Afdelling, yaitu Afdelling Tanjungpinang dan Afdelling Indragiri.

Berdasarkan Surat Keputusan delegasi Republik Indonesia, Provinsi Sumatera Tengah tanggal 18 Mei 1950 No. 9/Deprt. menggabungkan diri ke dalam Republik Indonesia dan Kepulauan Riau diberi status daerah Otonom Tingkat II yang dikepalai oleh Bupati sebagai kepala daerah dengan membawahi 4 (empat) kawedanan (semacam kecamatan yang lebih luas).

Adapun kewedanaan yang menjadi bagian dari Kepulauan Riau itu adalah,

1) Kawedanaan Tanjungpinang meliputi wilayah Kecamatan Bintan Selatan;

2) Kawedanaan Karimun meliputi wilayah Kecamatan Karimun, Kundur dan Moro;

3) Kawedanaan Lingga meliputi wilayah Kecamatan Lingga, Singkep dan Senayang; serta

4) Kawedanaan Pulau Tujuh meliputi wilayah Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur.

Kepulauan Riau sendiri adalah bagian dari Provinsi Riau, saat itu.

Kemudian Surat Keputusan No. 26/K/1965 dengan mempedomani Instruksi Gubernur Riau tanggal 10 Februari 1964 No. 524/A/1964 dan Instruksi No. 16/V/1964 dan Surat Keputusan Gubernur Riau tanggal 9 Agustus 1964 No. UP/247/5/1965, tanggal 15 November 1965 No. UP/256/5/1965 menetapkan, terhitung mulai 1 Januari 1966 semua daerah administratif kawedanan dalam kabupaten Kepulauan Riau dihapuskan. Yang ada hanyalah kecamatan.

Pada tahun 1999, berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999 Kabupaten Kepulauan Riau dimekarkan menjadi 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Kepulauan Riau, Kabupaten Karimun, dan Kabupaten Natuna. Artinya, Karimun diresmikan sebagai kabupaten yang berdiri sendiri dengan terdiri dari 3 (tiga) wilayah kecamatan, 6 (enam) kelurahan, dan 24 (dua puluh empat) desa.

Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Daerah No. 16 Tahun 2001, Kabupaten Karimun dimekarkan menjadi 7 (tujuh) wilayah kecamatan dengan 19 (sembilan belas) kelurahan dan 25 (dua puluh lima) desa. Setelah itu Karimun mengalami pemekaran kembali menjadi 9 kecamatan dengan 22 (duapuluh dua) kelurahan dan 32 (tigapuluh dua) desa.

Dan pemekaran terakhir adalah pada tahun 2012, berdasarkan Perda No. 02 Tahun 2012, bulan Juli 2012. Pemekaran ini menjadikan wilayah Kabupaten Karimun menjadi 12 (dua belas) kecamatan, dengan 42 (empat puluh dua) desa dan 29 (dua puluh sembilan) kelurahan. Hinga saat ini, 12 kecamatan inilah yang menjadi bagian Kabupaten Karimun. Kedua belas kecamatan itu adalah Karimun, Meral, Tebing dan Meral Barat (ada di Pulau Karimun); Lalu Kundur, Kundur Barat, Kundur Utara (ada di Pulau Kundur); Moro (di Pulau Moro); Buru (di Pulau Buru); Durai (di Pulau Durai); Ungar (di Pulau Ungar) dan Belat (di Pulau Belat).***

Juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id

Pemerintahan

Kecamatan

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Karimun

Kabupaten Karimun memiliki 12 kecamatan, 29 kelurahan dan 42 desa (dari total 70 kecamatan, 141 kelurahan dan 275 desa di seluruh Kepulauan Riau). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 240.891 jiwa dengan luas wilayahnya 912,75 km² dan sebaran penduduk 264 jiwa/km².

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Karimun, adalah sebagai berikut:

Kemendagri

Kecamatan

Jumlah
Kelurahan

Jumlah
Desa

Status

Daftar
Desa/Kelurahan

21.02.12

Belat


6

Desa

Degong

Lebuh

Penarah

Sebele

Sei Asam

Tebias

21.02.06

Buru

2

2

Desa

Tanjung Batu Kecil

Tanjung Hutan

Kelurahan

Buru

Lubuk Puding

21.02.09

Durai


4

Desa

Sanglar

Semembang

Tanjung Kilang

Telaga Tujuh

21.02.03

Karimun

6

3

Desa

Parit

Selat Mendaun

Tulang

Kelurahan

Lubuk Semut

Sungai Lakam Barat

Sungai Lakam Timur

Tanjung Balai

Tanjung Balai Kota

Teluk Air

21.02.02

Kundur

3

3

Desa

Lubuk

Sebesi

Sei Ungar

Kelurahan

Gading Sari

Tanjung Batu Barat

Tanjung Batu Kota

21.02.08

Kundur Barat

1

4

Desa

Gemuruh

Kundur

Sawang Laut

Sawang Selatan

Kelurahan

Sawang

21.02.07

Kundur Utara

1

4

Desa

Perayun

Sei Ungar Utara

Tanjung Berlian Barat

Teluk Radang

Kelurahan

Tanjung Berlian Kota

21.02.04

Meral

6

-

Kelurahan

Baran Barat

Baran Timur

Meral Kota

Parit Benut

Sei Raya

Sungai Pasir

21.02.10

Meral Barat

2

2

Desa

Pangke

Pangke Barat

Kelurahan

Darussalam

Pasir Panjang

21.02.01

Moro

2

10

Desa

Buluh Patah

Jang

Keban

Niur Permai

Pauh

Pulaumoro

Rawajaya

Selat Mie

Sugie

Tanjung Pelanduk

Kelurahan

Moro

Moro Timur

21.02.05

Tebing

5

1

Desa

Pongkar

Kelurahan

Harjosari

Kapling

Pamak

Tebing

Teluk Uma

21.02.11

Ungar

1

3

Desa

Batu Limau

Ngal

Sungaibuluh

Kelurahan

Alai


TOTAL

29

42



Sarana Prasarana

Bank

1.        Bank /Lembaga Keuangan yang beroperasi di kabupaten ini antara lain:

2.        Bank Negara Indonesia

3.        Bank Mandiri

4.        Bank Rakyat Indonesia

5.        Bank Panin

6.        Bank Danamon

7.        Bank Central Asia

8.        Bank BTN

9.        Bank Riau Kepri

10.    BPR Karimun Sejahtera

11.    PD. BPR Karimun

12.    PT BPR Mega Mas Lestari

13.    PT Buana Artha Mulia

14.    BFI Finance

15.    FIF Finance

 

-----ooooo oOo ooooo-----

Sumber : Google Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...