Selasa, 02 April 2024

KABUPATEN WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN

 

KABUPATEN WAJO

PROVINSI SULAWESI SELATAN

Orientasi 

Kabupaten Wajo (Bugisᨀᨅᨘᨄᨈᨛ ᨓᨍᨚ ) adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi SelatanIndonesiaIbu kota kabupaten ini terletak di Sengkang. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.506,19 km² dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 379.396 jiwa pada tahun 2021.

Sejarah

Kerajaan Wajo § Sejarah

Pembentukan Kerajaan Wajo

Wajo berarti bayangan atau bayang-bayang (wajo-wajo). Kata Wajo dipergunakan sebagai identitas masyarakat sekitar 605 tahun yang lalu yang menunjukkan kawasan merdeka dan berdaulat dari kerajaan-kerajaan besar pada saat itu.

Di bawah bayang-bayang (wajo-wajo, bahasa Bugis, artinya pohon bajo) diadakan kontrak sosial antara rakyat dan pemimpin adat dan bersepakat membentuk Kerajaan Wajo. Perjanjian itu diadakan di sebuah tempat yang bernama Tosora yang kemudian menjadi ibu kota kerajaan Wajo.

Ada versi lain tentang terbentuknya Wajo, yaitu kisah We Tadampali, seorang putri dari Kerajaan Luwu yang diasingkan karena menderita penyakit kusta. Dia dihanyutkan hingga masuk daerah Tosora. Kawasan itu kemudian disebut Majauleng, berasal dari kata maja (jelek/sakit) oli' (kulit). Konon kabarnya dia dijilati kerbau belang di tempat yang kemudian dikenal sebagai Sakkoli (sakke'=pulih; oli=kulit) sehingga dia sembuh.

Saat dia sembuh, beserta pengikutnya yang setia ia membangun masyarakat baru, hingga suatu saat datang seorang pangeran dari Bone (ada juga yang mengatakan Soppeng) yang beristirahat di dekat perkampungan We Tadampali. Singkat kata mereka kemudian menikah dan menurunkan raja-raja Wajo. Wajo adalah sebuah kerajaan yang tidak mengenal sistem to manurung sebagaimana kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan pada umumnya. Tipe Kerajaan Wajo bukanlah feodal murni, tetapi kerajaan elektif atau demokrasi terbatas.

Perkembangan Kerajaan Wajo

Dalam sejarah perkembangan Kerajaan Wajo, kawasan ini mengalami masa keemasan pada zaman La Tadampare Puang Ri Maggalatung Arung Matowa, yaitu raja Wajo ke-6 pada abad ke-15. Islam diterima sebagai agama resmi pada tahun 1610 saat Arung Matowa Lasangkuru Patau Mula Jaji Sultan Abdurrahman memerintah. Hal itu terjadi setelah Gowa, Luwu dan Soppeng terlebih dahulu memeluk agama Islam.

Pada abad ke-16 dan 17 terjadi persaingan antara Kerajaan Makassar (Gowa Tallo) dengan Kerajaan Bugis (Bone, Wajo dan Soppeng) yang membentuk aliansi Tellumpoccoe untuk membendung ekspansi Gowa. Aliansi ini kemudian pecah saat Wajo berpihak ke Gowa dengan alasan Bone dan Soppeng berpihak ke Belanda. Saat Gowa dikalahkan oleh armada gabungan Bone, Soppeng, VOC dan Buton, Arung Matowa Wajo pada saat itu, La Tenri Lai To Sengngeng tidak ingin menandatangani Perjanjian Bungaya.

Akibatnya pertempuran dilanjutkan dengan drama pengepungan Wajo, tepatnya Benteng Tosora selama 3 bulan oleh armada gabungan Bone, di bawah pimpinan Arung Palakka.

Setelah Wajo ditaklukkan, tibalah Wajo pada titik nadirnya. Banyak orang Wajo yang merantau meninggalkan tanah kelahirannya karena tidak sudi dijajah.

Hingga saat datangnya La Maddukkelleng Arung Matowa WajoArung PenekiArung SengkangSultan Pasir, dialah yang memerdekakan Wajo sehingga mendapat gelar Petta Pamaradekangngi Wajo (Tuan yang memerdekakan Wajo).

Masa Hindia Belanda

Politik pasifikasi, yang dilancarkan Belanda. memaksa semua kerajaan di Sulawesi Selatan untuk tunduk. Dua sasaran utama Belanda, yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone. Saat itu Kerajaan Wajo bersekutu dengan Kerajaan Bone. Wajo mengirim pasukan yang dipimpin oleh Jenerala Cakunu dan La Mappa Daeng Jeppu untuk membantu Kerajaan Bone. Pasukan gabungan berbagai kerajaan sekutu Bone dan Bone akhirnya kalah. Belanda kemudian berperang melawan Ranreng Tuwa. Arung Matowa saat itu, Ishak Manggabarani dipaksa oleh Belanda untuk membayar Sebbu Kati yaitu denda perang dan menandatangani perjanjian pendek. Isi dari Perjanjian pendek tersebut (korte veklaring) adalah tunduknya kerajaan lokal (Kerajaan Wajo) pada pemerintah Belanda.

Belanda kemudian menjadikan Wajo sebagai onderafdeling dengan ibu kota Sengkang. Saat itu, terjadi pemindahan ibu kota dari Tosora ke Sengkang. onderafdeling Wajo (ibu kota Sengkang) bersama onderafdeling Bone (ibu kota Watampone) dan onderafdeling Soppeng (ibu kota Watangsoppeng) dibawahi oleh afdeling Bone (ibu kota Pompanua). Sedang afdeling Bone merupakan salah satu dari beberapa afdeling (Makassar, Gowa, Bonthain, Pare-pare, Palopo) yang dibawahi oleh Provinsi Groote Oost. Sedang Provinsi Groote Oost dibawahi oleh pemerintah Hindia Belanda. Adapun onderafdeling Wajo, membawahi 4 distrik yaitu, Distrik Majauleng, Distrik Sabbamparu, Distrik Takkalalla, dan Distrik Pitumpanua. Tiap Distrik membawahi Wanua.

Kontroversi

Arung Matowa Wajo masih kontroversi, yaitu:

Versi pertama, pemegang jabatan Arung Matowa adalah Andi Mangkona Datu Soppeng sebagai Arung Matowa Wajo ke-45, setelah dia terjadi kekosongan pemegang jabatan hingga Wajo melebur ke Republik Indonesia.

Versi kedua hampir sama dengan yang pertama, tetapi Ranreng Bettempola sebagai legislatif mengambil alih jabatan Arung Matowa (jabatan eksekutif) hingga melebur ke Republik Indonesia.

Versi ketiga, setelah lowongnya jabatan Arung Matowa maka Ranreng Tuwa (H.A. Ninnong) sempat dilantik menjadi pejabat Arung Matowa dan memerintah selama 40 hari sebelum kedaulatan Wajo diserahkan kepada Gubernur Sulawesi saat itu, yaitu Bapak Ratulangi.

Berkas:Administrasi-wajo24.jpg

Peta administrasi Kabupaten Wajo

Geografi

Secara geografis, Kabupaten Wajo terletak pada 3°39' - 4°16' Lintang Selatan dan 119°53' - 120°27' Bujur Timur. Sebagian besar wilayahnya berupa dataran rendah hingga dataran rendah bergelombang dengan ketinggian wilayah 0-520 Mdpl. Hanya sebagian kecil yang berupa perbukitan di bagian utara. Bagian timur berupa dataran rendah dan pesisir Teluk Bone, termasuk pulau-pulau pasir di perairan Teluk Bone. Sedangkan bagian barat merupakan dataran aluvial Danau Tempe-Danau Sidenreng.

Batas wilayah

Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara

Kabupaten Sidenreng Rappang dan Kabupaten Luwu

Timur

Teluk Bone

Selatan

Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone

Barat

Kabupaten Sidenreng Rappang dan Kabupaten Soppeng

Demografi

Bahasa

Bahasa resmi instansi pemerintahan di Kabupaten Wajo adalah bahasa Indonesia. Menurut Statistik Kebahasaan 2019 oleh Badan Bahasa, terdapat satu bahasa daerah di Kabupaten Wajo, yaitu bahasa Bugis (khususnya dialek Wajo).

Pemerintahan

Kecamatan

Kabupaten Wajo terdiri dari 14 kecamatan, 48 kelurahan dan 142 desa. Pada tahun 2017, kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.504,06 km² dan jumlah penduduk sebesar 460.719 jiwa dengan sebaran penduduk 184 jiwa/km².

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Wajo, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri

Kecamatan

Jumlah
Kelurahan

Jumlah
Desa

Status

Daftar
Kelurahan

73.13.07

Belawa

3

6

Desa

Lautang

Leppangeng

Limporilau

Ongkoe

Sappa

Wele

Kelurahan

Belawa

Macero

Malangke

73.13.11

Bola

1

10

Desa

Balielo

Bola

Lattimu

Lempong

Manurung

Pasir Putih

Pattangngae

Rajamawellang

Sanreseng Ade

Ujungtanah

Kelurahan

Solo

73.13.13

Gilireng

1

8

Desa

Abbatireng

Alausalo

Arajang

Lamata

Mamminasae

Paselloreng

Poleonro

Polewalie

Kelurahan

Gilireng

73.13.14

Keera

1

9

Desa

Awo

Awota

Ciromanie

Inrello

Keera

Labawang

Lalliseng

Paojepe

Pattirolokka

Kelurahan

Ballaere

73.13.05

Majauleng

4

14

Desa

Bottobenteng

Bottopenno

Bottotanre

Cinnong Tabi

Laerung

Lamiku

Liu

Rumpia

Tajo

Tellulimpoe

Tengnga

Tosora

Tua

Watanrumpia

Kelurahan

Limpomajang

Macanang

Paria

Uraiyang

73.13.09

Maniang Pajo

3

5

Desa

Abbanuangnge

Kalola

Mattirowalie

Minangatellue

Sogi

Kelurahan

Anabanua

Dualimpoe

Tangkoli

73.13.02

Pammana

2

14

Desa

Abbanuangnge

Kampiri

Lagosi

Lampulung

Lapaukke

Lempa

Pallawarukka

Patila

Simpursia

Tadangpalie

Tobatang

Tonrong Tengnga

Watampanua

Wecudai

Kelurahan

Cina

Pammana

73.13.12

Penrang

1

9

Desa

Benteng

Lawesso

Makmur

Padaelo

Penrang

Raddae

Tadangpalie

Temmabarang

Walanga

Kelurahan

Doping

73.13.10

Pitumpanua

4

23

Desa

Abbanderangnge

Ale Lebbae

Alesilurengnge

Batu

Bau-Bau

Botto Tengnga

Bulu Siwa

Buriko

Jauh Pandang

Kaluku

Kompong

Lacinde

Lauwa

Lompo Bulo

Lompoloang

Maccolli Loloe

Marannu

Mattiro Walie

Padang Loang

Simpellu

Tangkoro

Tanrongi

Tellesang

Kelurahan

Benteng

Bulete

Siwa

Tobarakka

73.13.01

Sabangparu

3

12

Desa

Benteng Lompoe

Bila

Liu

Mallusesalo

Pallimae

Pasaka

Salotengnga

Tadangpalie

Ugi

Ujung Pero

Wage

Worongnge

Kelurahan

Sompe

Talotenreng

Walennae

73.13.04

Sajoanging

3

6

Desa

Akkotengeng

Alewadeng

Barangmamase

Sakkoli

Salobulo

Towalida

Kelurahan

Akkajeng

Assorajang

Minangae

73.13.03

Takkalalla

2

11

Desa

Ajuraja

Aluppang

Botto

Ceppaga

Lagoari

Lamarua

Leweng

Manyili

Pantai Timur

Parigi

Soro

Kelurahan

Bocco

Peneki

73.13.08

Tanasitolo

4

15

Desa

Assorajang

Inalipue

Lowa

Mannagae

Mario

Nepo

Pajalele

Pakkanna

Palippu

Tonralipue

Ujung Baru

Ujunge

Wae Tuwo

Wajoriaja

Wewangrewu

Kelurahan

Baru Tancung

Mappadaelo

Pincengpute

Tancung

73.13.06

Tempe

16


Kelurahan

Atakkae

Bulu Pabbulu

Cempalagi

Laelo

Lapongkoda

Maddukelleng

Mattirotappareng

Padduppa

Pattirosompe

Salomenraleng

Siengkang

Sitampae

Teddaopu

Tempe

Watallipue

Wiringpalennae


TOTAL

48

142



Kabupaten Wajo dulunya terdiri dari 10 kecamatan, akan tetapi sejak tahun 2000 terjadi pemekaran hingga saat ini terdapat 14 kecamatan.

----- ooooo oOo ooooo ------

Sumber : Google Wikipedia

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...