KOTA MAKASSAR
Orientasi
Makassar (Lontara Makassar:
ᨀᨚᨈ ᨆᨀᨔᨑ, transliterasi: Kota
Mangkasara' ; Lontara Bugis:
ᨀᨚᨈ ᨆᨃᨔ,
transliterasi: Kota Mangkasa' ; Lontara Bugis:
ᨀᨚᨈ ᨍᨘᨄᨉ,
transliterasi: Kota Juppandang) adalah ibu kota Provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia.
Sebelumnya, kota yang sejak 1971 hingga 1999 dikenal secara resmi
sebagai Ujung Pandang ini merupakan kota terbesar di wilayah
Indonesia Timur dan pusat kota terbesar ketujuh di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Palembang,
dan Semarang
Kota ini terletak di pesisir barat daya pulau Sulawesi, menghadap Selat Makassar. Sebagian besar penduduknya adalah Suku Makassar atau Tu Mangkasaraʼ.
Menurut Bappenas, Makassar adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di Indonesia, bersama dengan Medan, Jakarta, dan Surabaya. Dengan memiliki wilayah seluas 175,77 km² dan jumlah penduduk lebih dari 1,4 juta jiwa, kota ini berada di urutan ketujuh kota terbesar di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Palembang, dan Semarang. Secara demografis, kota ini tergolong tipe multi etnik atau multi kultur dengan beragam suku bangsa yang menetap di dalamnya, di antaranya yang signifikan jumlahnya adalah Suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, dan Tionghoa. Makanan khas Makassar yang umum dijumpai di pelosok kota adalah Coto Makassar, Roti Maros, Jalangkote, Bassang, Kue Tori, Palubutung, Pisang Ijo, Sop Saudara dan Sop Konro.
Sejarah
14/3 kitab Nagarakretagama karya Mpu Prapanca pada abad ke-14, sebagai salah satu daerah taklukkan Majapahit. Walaupun demikian, Raja Gowa ke-9 Tumaparisi Kallonna (1510-1546) diperkirakan adalah tokoh pertama yang benar-benar mengembangkan kota Makassar. Ia memindahkan pusat kerajaan dari pedalaman ke tepi pantai, mendirikan benteng di muara Sungai Jeneberang, serta mengangkat seorang syahbandar untuk mengatur perdagangan.
Pada abad ke-16, Makassar menjadi pusat perdagangan yang dominan di Indonesia Timur, sekaligus menjadi salah satu kota terbesar di Asia Tenggara. Raja-raja Makassar menerapkan kebijakan perdagangan bebas yang ketat, di mana seluruh pengunjung ke Makassar berhak melakukan perniagaan di sana dan menolak upaya VOC (Belanda) untuk memperoleh hak monopoli di kota tersebut.
Selain itu, sikap yang toleran terhadap agama berarti bahwa meskipun Islam semakin menjadi agama yang utama di wilayah tersebut, pemeluk agama Kristen dan kepercayaan lainnya masih tetap dapat berdagang di Makassar. Hal ini menyebabkan Makassar menjadi pusat yang penting bagi orang-orang Melayu yang bekerja dalam perdagangan di Kepulauan Maluku dan juga menjadi markas yang penting bagi pedagang-pedagang dari Eropa dan Arab.Semua keistimewaan ini tidak terlepas dari kebijaksanaan Raja Gowa-Tallo yang memerintah saat itu (Sultan Alauddin, Raja Gowa, dan Sultan Awalul Islam, Raja Tallo).
Kontrol penguasa Makassar semakin menurun seiring semakin kuatnya pengaruh Belanda di wilayah tersebut dan menguatnya politik monopoli perdagangan rempah-rempah yang diterapkan Belanda melalui VOC. Pada tahun 1669, Belanda, bersama dengan La Tenri Tatta Arung Palakka dan beberapa kerajaan sekutu Belanda Melakukan penyerangan terhadap kerajaan Islam Gowa-Tallo yang mereka anggap sebagai Batu Penghalang terbesar untuk menguasai rempah-rempah di Indonesia timur. Setelah berperang habis-habisan mempertahankan kerajaan melawan beberapa koalisi kerajaan yang dipimpin oleh belanda, akhirnya Gowa-Tallo (Makassar) terdesak dan dengan terpaksa menanda tangani Perjanjian Bongaya.
Menurut catatan sejarah, cikal bakal lahirnya Kota Makassar berawal dari 1 April 1906. Saat itu pemerintah Hindia Belanda membentuk dewan pemerintahan Gemeentee di Kampung Baru, yang terletak di kawasan Pantai Losari dan Benteng Fort Rotterdam. Kawasan ini yang berkembang menjadi kota Makassar hingga kini disebut hari kebudayaan makassar, sebelumnya merupakan hari jadi Kotamadya Ujung Pandang.
Kota ini dahulu bernama Ujung Pandang dipakai pada tahun 1971 sampai tahun 1999. Alasan untuk mengganti nama Makassar menjadi Ujung Pandang dengan alasan politik, antara lain karena Makassar adalah nama sebuah suku bangsa padahal tidak semua penduduk kota Makassar adalah anggota dari etnik Makassar.
Nama Kota Makassar diubah menjadi Ujung Pandang terjadi pada tanggal 1 September 1971, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1971. Saat itu, Kota Makassar dimekarkan dari 21 kilometer persegi menjadi 115,87 Kilometer persegi, terdiri dari 11 wilayah kecamatan dan 62 lingkungan dengan penduduk sekitar 700 ribu jiwa.
Ujung Pandang sebenarnya adalah nama lain dari Makassar, yang dipakai sekitar tahun 1958 sampai tahun 2000. Pergantian nama Makassar dengan Ujung Pandang ini dilatar belakangi oleh nama Makassar yang menjadi nama sebuah suku bangsa di Makassar.
Nama Ujung Pandang sendiri adalah nama sebuah kampung di wilayah Kota Makassar. Ujung Pandang mulai dikenal pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-X, Tunipalangga yang pada tahun 1545 mendirikan Benteng Ujung Pandang sebagai kelengkapan benteng-benteng kerajaan Gowa yang sudah ada sebelumnya.
Terjadinya Perang Dunia Kedua dan berdirinya RI mengubah wajah Makassar. Perginya sebagian besar warga asing di tahun 1949 dan nasionalisasi perusahaan asing di akhir tahun 1950-an, membuatnya kembali menjadi sebuah kota provinsi. Pada tanggal 13 Oktober 1999, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999 nama Ujung Pandang dikembalikan menjadi Kota Makassar. Aturan ini sesuai dengan Undang-Undang Pemerintahan Daerah luas wilayah bertambah kurang lebih 4 mil kearah laut 10.000 Ha, menjadi 27.577 Ha.
Berawal dari proses reformasi yang terjadi sejak 21 Mei 1998, nama Makassar seolah kembali hidup untuk menggantikan Ujung Pandang. Barulah di penghujung masa jabatan Presiden BJ Habibie, nama Makassar kembali tanpa proses yang berbelit-belit.
Dalam konsideran Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 1999, di antaranya menyebutkan bahwa perubahan itu wujud keinginan masyarakat Ujung Pandang dengan mendapat dukungan DPRD Ujung Pandang dan perubahan ini sejalan dengan pasal 5 ayat (3) Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1999, bahwa perubahan nama daerah, ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Geografi
Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung Pandang, terletak antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan yang berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Kecamatan Liukang Tupabiring), sebelah Timur Kabupaten Maros (Kecamatan Mocongloe) dan Kabupaten Gowa (Kecamatan Pattallassang), sebelah selatan Kabupaten Gowa (Kecamatan Somba Opu dan Barombong) dan Kabupaten Takalar (Kecamatan Galesong Utara), serta sebelah Barat dengan Selat Makassar. Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2°(datar) dan kemiringan lahan 3-15° (bergelombang). Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi.
Kota Makassar adalah kota yang terletak dekat dengan pantai yang membentang sepanjang koridor barat dan utara dan juga dikenal sebagai “Waterfront City” yang di dalamnya mengalir beberapa sungai seperti Sungai Tallo, Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang) yang kesemuanya bermuara ke dalam kota. Kota Makassar merupakan hamparan daratan rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut.
Batas wilayah
Utara |
|
Timur |
|
Selatan |
|
Barat |
Letak Kota Makassar adalah di bagian selatan dari Pulau Sulawesi. Perkembangan wilayah Kota Makassar dimulai di sepanjang pesisir pantai yang berada di antara dua sungai besar, yaitu sungai Jeneberang dan sungai Tallo. Perbatasan Makassar bagian utara merupakan pedalaman yang didiami suku Bugis sedangkan perbatasan selatan didiami oleh suku Makassar. Perkembangan kota Makassar sebagai kota perdagangan dan kota pelabuhan ditunjang oleh wilayah utara. Wilayah pedalaman membawa komoditas sumber daya alam ke Makassar untuk dijual ke pasar. Bagian barat dari kota Makassar adalah selat Makassar dan terdapat sejumlah pulau kecil.
Pulau-pulau ini digunakan sebagai penunjang perkembangan kota, yakni sebagai pelindung dan memenuhi kebutuhan kota Makassar. Keberadaan pulau-pulau kecil digunakan sebagai pencegah gangguan badai dan ombak yang mengganggu perahu atau kapal-kapal yang melakukan perdagangan di pelabuhan Makassar. Masyarakat kota Makassar di pulau-pulau kecil ini sebagian besar dihuni oleh orang-orang suku Makassar yang mata pencahariannya berhubungan dengan laut.
Iklim
Kota Makassar memiliki kondisi iklim tropis yang bertipe iklim tropis muson (Am), hal tersebut ditandai dengan kontrasnya jumlah rata-rata curah hujan di musim penghujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya berlangsung sejak bulan November hingga bulan Maret dan musim kemarau berlangsung dari bulan Mei hingga bulan September. Wilayah Kota Makassar memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26,°C sampai dengan 29 °C. Rata-rata curah hujan per tahun di wilayah ini berkisar antara 2700–3200 milimeter.
Pemerintah
Kecamatan
Kota Makassar terdiri dari 15 kecamatan dan
153 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduk sebesar 1.663.479 jiwa dengan
luas wilayah 199,26 km² dan tingkat kepadatan penduduk sebesar 8.348 jiwa/km²
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Makassar, adalah sebagai berikut:
Kode |
Kecamatan |
Jumlah |
Daftar |
73.71.11 |
11 |
||
73.71.06 |
12 |
||
73.71.15 |
3 |
||
73.71.03 |
14 |
||
73.71.02 |
13 |
||
73.71.12 |
8 |
||
73.71.01 |
9 |
||
73.71.09 |
11 |
||
73.71.13 |
11 |
||
73.71.07 |
15 |
||
73.71.14 |
8 |
||
73.71.10 |
11 |
||
73.71.04 |
10 |
||
73.71.08 |
9 |
||
73.71.05 |
8 |
||
TOTAL |
153 |
Demografi
Penduduk
Makassar merupakan kota yang multi etnis Penduduk Makassar kebanyakan dari Suku Makassar dan Suku Bugis, sisanya berasal dari Toraja, Mandar, Buton, Tionghoa, Jawa dan sebagainya.
Tahun |
1971 |
1980 |
1990 |
2000 |
2010 |
2021 |
Jumlah penduduk |
Bahasa
Bahasa resmi instansi pemerintahan di Kota Makassar adalah bahasa Indonesia. Menurut Statistik Kebahasaan 2019 oleh Badan Bahasa, terdapat tiga bahasa daerah di Kota Makassar, yaitu bahasa Makassar, bahasa Bugis, dan bahasa Toraja.
Transportasi
Laut
Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Soekarno-Hatta menjadi nama pelabuhan, khususnya pelabuhan untuk kapal penumpang dan terminal penumpang. Pelabuhan ini dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo IV). Di area pelabuhan penumpang ini terdapat Masjid Babussalam. Masjid ini diresmikan Presiden Megawati, berbarengan dengan peresmian Terminal Petikemas Makassar, pada 21 Juli 2001. Sementara di kawasan ujung utara pelabuhan, atau ujung jalan Nusantara, terdapat awal Jalan Tol Reformasi (tol lingkar Makassar) yang menghubungkan kawasan pelabuhan dengan pusat kota. Jalan tol yang hanya sepanjang 3,1 km ini dikelola oleh PT Nusantara Infrastructure Tbk. Perusahaan milik Bosowa Group ini juga jadi pengelola jalan tol Bintaro-Bumi Serpong Damai (Jakarta/Tangerang).
Paotere adalah suatu pelabuhan perahu yang terletak di Kecamatan Ujung Tanah, Makassar. Pelabuhan yang berjarak ± 5 km (± 30 menit) dari pusat Kota Makassar ini merupakan salah satu pelabuhan rakyat warisan tempo doeloe yang masih bertahan dan merupakan bukti peninggalan Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo sejak abad ke-14 sewaktu memberangkatkan sekitar 200 armada Perahu Pinisi ke Malaka. Pelabuhan Paotere sekarang ini masih dipakai sebagai pelabuhan perahu-perahu rakyat seperti Pinisi dan Lambo dan juga menjadi pusat niaga nelayan.
Udara
Kota Makassar mempunyai sebuah bandara internasional, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin yang pada tanggal 26 September 2008 diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang menandakan mulai pada saat itu Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin beroperasi secara penuh di mana sebelumnya telah beroperasi tetapi hanya sebagian. Bandara Hasanuddin juga memiliki taksi khusus Bandara dengan harga yang bervariasi sesuai dengan region dari daerah yang dituju serta shuttle bus khusus yang melayani jalur dari dan ke bandara baru. Bahkan banyak taksi-taksi yang gelap yang juga menawarkan jasa kepada penumpang yang baru tiba di Makassar. Pada tahun 2009 diharapkan landasan pacu yang baru telah rampung dan bisa digunakan.
Darat
Pete-pete adalah sebutan angkot di Makassar dan sekitarnya. Pete-pete merah adalah angkot yang berasal dari Kabupaten Gowa dan melayani pengangkutan antar kota, sedangkan pete-pete biru adalah angkot yang berasal dari Kota Makassar itu sendiri dan hanya melayani pengangkutan di wilayah Makassar saja.
Bus
Taksi
Becak: Makassar terkenal dengan angkutan tradisional becak. Jumlahnya sendiri mencapai 1.500 unit. Pemerintah setempat memberlakukan becak untuk pariwisata dan khusus beroperasi di sekitar kawasan wisata saja. Tarifnya tergantung kesepakatan dengan pengayuh.
Bentor: Populasi becak motor di Makassar mulai ramai dan secara perlahan menggantikan becak. Bagian depan bentor adalah becak dan di belakangnya adalah motor.
Ojek
Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Makassar berada di peringkat paling tinggi di Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Makassar di atas 9%. Bahkan pada tahun 2008, pertumbuhan ekonomi Kota Makassar mencapai angka 10,83%. Pesatnya pertumbuhan ekonomi saat itu, bersamaan dengan gencarnya pembangunan infrastruktur yang mendorong perputaran ekonomi, seperti pembangunan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, jalan tol dan sarana bermain kelas dunia Trans Studio di Kawasan Kota Mandiri Tanjung Bunga.
Pada triwulan II tahun 2019 saja, Makassar mendapatkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) masing-masing sebesar Rp601,1 Miliar dan Rp 1 Trilliun. Penanaman Modal ini diserap 5 sektor yaitu sektor pertambangan dengan nilai paling besar yaitu Rp484,3 Miliar diikuti oleh sektor industri mineral non logal sebesar Rp377,1 Miliar, jasa lainnya sebesar Rp169,2 Miliar, sektor listrik, gas & air sebesar Rp164,7 Miliar dan sektor industri makanan sebesar Rp100,7 Miliar.
Selain investasi yang relatif besar, Makassar juga berhasil menciptakan usaha-usaha yang mengharumkan nama bangsa seperti PT CEPAT DAN BERSIH INDONESIA (QnC Laundry) yang berhasil membawa nama Indonesia ke panggung internasional melalui sebuah kompetisi laundry internasional di Milan pada tahun 2018 yang diadakan CINET, sebuah komite internasional untuk pemeliharaan tekstil. Ada juga produk terkenal dari Makassar yang banyak orang tidak tahu berasal dari Makassar yaitu Minyak Tawon yang bisa dijadikan minyak gosok, pijat dan urut. Minyak tawon ini dapat ditemukan di pusat oleh-oleh seperti Jalan Somba Opu. Ada juga Bugis Waterpark yang telah buka sejak tahun 2012 dan Jamesons Hardware Supermarket yang sudah menjamur ke seluruh Indonesia juga berasal dari Makassar.
Kesehatan
Berikut ini adalah daftar rumah sakit di Kota Makassar, Sulawesi Selatan yang sudah terdaftar di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:
№ |
Kode |
Nama Rumah Sakit |
Jenis |
Tipe |
Alamat |
1. |
7371395 |
RSUD |
B |
Jalan Perintis Kemerdekaan №14, Daya, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90243 |
|
2. |
7371362 |
RSUD |
B |
Jalan Daeng Ngeppe №14, Balang Baru, Kec. Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90224 |
|
3. |
7371026 |
RSUD |
B |
Jalan Dr. Ratulangi №81, Labuang Baji, Kec. Mamajang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90132 |
|
4. |
7371014 |
RSUD |
C |
Jalan Pahlawan №100, Bulurokeng, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90243 |
|
5. |
7371052 |
RS |
B |
Jalan Jend. M. Jusuf №57, Pattunuang, Kec. Wajo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90156 |
|
6. |
7371041 |
RS |
B |
Jalan Andi Mappaodang №63, Jongaya, Kec. Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90223 |
|
7. |
7371314 |
RSU |
B |
Jalan Paccerakkang №67, Berua, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90241 |
|
8. |
7371433 |
RS Gigi & Mulut |
C |
Jalan Lanto Daeng Pasewang №12, Maricaya Selatan, Kec. Mamajang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90113 |
|
9. |
7371373 |
RS |
B |
Jalan Letjen Hertasning №51, Pandang, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90222 |
|
10. |
7371426 |
RS |
C |
Jalan Toddopuli Timur №7, Borong, Kec. Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231 |
|
11. |
7371336 |
RS |
C |
Jalan Yosep Latumahina №1, Losari, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90113 |
|
12. |
7371340 |
RS |
B |
Jalan Urip Sumoharjo №264, Karampuang, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231 |
|
13. |
7371293 |
RS |
B |
Jalan A. P. Pettarani №56, Banta-Bantaeng, Kec. Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90222 |
|
14. |
7371074 |
RS |
C |
Jalan Satando №27, Tamalabba, Kec. Ujung Tanah, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90163 |
|
15. |
7371096 |
RS Khusus |
A |
Jalan Lanto Daeng Pasewang №34, Maricaya Selatan, Kec. Mamajang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90113 |
|
16. |
7371351 |
RS |
D |
Jalan Yusuf Daeng Ngawing №11, Tidung, Kec. Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90222 |
|
17. |
7371403 |
RS |
C |
Jalan Gunung Merapi №220, Pisang Selatan, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90141 |
|
18. |
7371030 |
RS |
B |
Jalan Jend. Sudirman №27, Pisang Utara, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90157 |
|
19. |
7371399 |
RS |
B |
Jalan Urip Sumoharjo №43, Karuwisi Utara, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90232 |
|
20. |
7371402 |
RS |
B |
Jalan Metro Tanjung Bunga №9, Panambungan, Kec. Mariso, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90112 |
|
21. |
7371063 |
RS |
B |
Jalan Somba Opu №273, Maloku, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90111 |
|
22. |
7371408 |
RS |
B |
Jalan Perintis Kemerdekaan №10, Tamalanrea Indah, Kec. Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90245 |
|
23. |
7371412 |
RS |
B |
Jalan Abdul Kadir №70, Balang Baru, Kec. Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90224 |
|
24. |
7371427 |
RS Gigi & Mulut |
C |
Jalan Satando №25, Tamalabba, Kec. Ujung Tanah, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90163 |
|
25. |
7371430 |
RSIA |
C |
Jalan H. Bau №11, Losari, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90113 |
|
26. |
7371410 |
RSIA |
C |
Jalan Andi Djemma №63, Banta-Bantaeng, Kec. Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90222 |
|
27. |
7371407 |
RSIA |
C |
Jalan Minasa Upa №9, Minasa Upa, Kec. Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221 |
|
28. |
7371406 |
RSIA |
C |
Jalan NIkel №21, Balla Parang, Kec. Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 9023 |
|
29. |
7371401 |
RSIA |
C |
Jalan Pengayoman №25, Masale, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231 |
|
30. |
7371425 |
RSIA |
C |
Jalan Perintis Kemerdekaan №217, Tamalanrea Indah, Kec. Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90245 |
|
31. |
7371223 |
RSIA |
B |
Jalan Arief Rate №15, Mangkura, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90113 |
|
32. |
7371176 |
RSIA |
C |
Jalan Sungai Saddang Lama №70, Maricaya Baru, Kec. Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90142 |
|
33. |
7371415 |
RSIA |
C |
Jalan Laccukang №25, Malimongan Baru, Kec. Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90213 |
|
34. |
7371397 |
RSIA |
C |
Jalan Toddopuli Raya №43, Borong, Kec. Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90222 |
|
35. |
7371429 |
RSIA |
C |
Jalan R.A Kartini №1, Baru, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90174 |
|
36. |
7371418 |
RSIA |
C |
Jalan Goaria №7, Sudiang, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90552 |
|
37. |
7371107 |
RSIA |
C |
Jalan Cambajawayya №24, Tello Baru, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90233 |
|
38. |
7371420 |
RSIA |
C |
Jalan Tamangapa №1, Tamangapa, Kec. Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90235 |
|
39. |
7371428 |
RSIA |
B |
Jalan A. P. Pettarani №82, Banta-Bantaeng, Kec. Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231 |
|
40. |
7371413 |
RSIA |
C |
Jalan Tamalanrea №9, Tamalanrea, Kec. Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90245 |
|
41. |
7371234 |
RSIA |
B |
Jalan Jend. Sudirman №14, Sawerigading, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90114 |
|
42. |
7371414 |
RSIA |
C |
Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo №230, Malimongan, Kec. Wajo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90165 |
|
43. |
7371201 |
RSIA |
C |
Jalan A. Mappanyukki №27, Kunjung Mae, Kec. Mariso, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90125 |
|
44. |
7371432 |
RSIA |
C |
Jalan Letjen Hertasning №52, Tidung, Kec. Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90222 |
|
45. |
7371180 |
RSIA |
C |
Jalan Jend. Sudirman №52, Sawerigading, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90114 |
|
46. |
7371256 |
RSIA |
B |
Jalan Gunung Merapi №75, Lajangiru, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90141 |
|
47. |
7371191 |
RSIA |
C |
Jalan R.A Kartini №15, Baru, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90174 |
|
48. |
7371400 |
RSIA |
C |
Jalan Veteran Selatan №201, Maricaya Selatan, Kec. Mamajang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90131 |
|
49. |
7371431 |
RSIA |
C |
Jalan Antang Raya №9, Tello Baru, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90233 |
|
50. |
7371325 |
RSU |
A |
Jalan Perintis Kemerdekaan №11, Tamalanrea Indah, Kec. Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90245 |
Pariwisata
Tempat Wisata
Makassar modern memiliki banyak tempat wisata yang digunakan untuk keperluan hiburan masyarakat Makassar maupun bagi wisatawan yang berasal dari kota maupun negara lain. Beberapa di antaranya yang paling digemari maayarakat makassar adalah:
Fort Rotterdam, merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan menawan. Benteng ini merupakan peninggalan sejarah Kesultanan Gowa, Kesultanan ini pernah berjaya sekitar abad ke-17 dengan ibu kota Makassar. Kesultanan ini sebenarnya memiliki 17 buah benteng yang mengitari seluruh ibu kota. Hanya saja, Benteng Fort Rotterdam merupakan benteng paling megah di antara benteng benteng lainnya dan keasliannya masih terpelihara hingga kini.
6. Makam Raja-Raja Tallo
9. Trans Studio Mall (Indoor Theme Park terbesar di Indonesia)
Desa Wisata Delta Lakkang
Benteng Panyua, Dinding benteng ini kukuh menjulang setinggi 5 meter dengan tebal dinding sekitar 2 meter, dengan pintu utama berukuran kecil. Jika dilihat dari udara benteng ini berbentuk segi lima seperti penyu yang hendak masuk ke dalam pantai. Karena benteng ini bentuknya mirip penyu, kadang juga benteng ini juga dinamakan Benteng Panynyua (Penyu). Benteng ini mempunyai 5 Bastion, yaitu bangunan yang lebih kukuh dan posisinya lebih tinggi di setiap sudut benteng yang biasanya ditempatkan kanon atau meriam di atasnya.
Seni Budaya
Atraksi permainan tradisional "Ma'raga", Adalah pertunjukan permainan bola raga yang dipindahkan dari kaki ke kaki atau ke tangan, pertunjukan ini dimainkan dengan suka cita. Para pemain menggunakan pakaian adat seperti passapu dan sarung, biasanya dimainkan oleh 6 orang pemain. Pertunjukan ini akan semakin menarik ketika para pemain mulai saling menopang hingga semakin tinggi dan tetap lihai memainkan bola dan tidak terjatuh ke tanah.
Atraksi permainan rakyat "Mappadendang".
Tarian magis "Pepe-pepeki ri Makka".
Tarian ritual Bissu "Ma'giri".
Pemain gendang "Gandrang Bulo".
Tarian-tarian tradisional seperti Tari Pakarena.
Kota Kembar
- Mobile, Alabama, Amerika Serikat
----- ooooo oOo ooooo -----
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar