Jumat, 07 Juni 2024

KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA


KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PROVINSI SUMATERA UTARA

Orientasi

Humbang Hasundutan (surat Batak Toba: ᯂᯔᯮ᯲ᯅᯰ ᯂᯘᯉᯮ᯲ᯑᯮᯖᯉ᯲) adalah sebuah kabupaten di Sumatra Utara, Indonesia. Dibentuk pada 28 Juli 2003, kabupaten ini mempunyai luas sebesar 2.335,33 km² dan beribu kotakan Dolok Sanggul. Kondisi fisik kabupaten ini berada pada ketinggian 330-2.075 meter dpl.

Menurut data tahun Sensus Penduduk 2010 penduduknya berjumlah 171.650 jiwa, dan diakhir tahun 2020, penduduknya berjumlah 197.751 jiwa. Motto daerah kabupaten ini adalah Bona pasogit nauli yang dalam bahasa Batak Toba berarti "Kampung halaman yang indah". Kabupaten Humbang Hasundutan dipimpin oleh Bupati Dosmar Banjarnahor dan Oloan Paniaran Nababan sebagai wakil bupati.

Geografi

Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan salah satu kabupaten di wilayah Sumatra Utara. Kabupaten ini mempunyai luas wilayah sebesar 251.765,93 Ha yang terbagi kedalam 10 kecamatan. Secara geografis, kabupaten ini terletak antara 2°13'–2°28' Lintang Utara dan 98°10'–98°57' Bujur Timur.

Batas wilayah

Utara

Kabupaten Samosir

Timur

Kabupaten Tapanuli Utara

Selatan

Kabupaten Tapanuli Tengah

Barat

Kabupaten Pakpak Bharat

Topografi

Secara topografi, wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki sifat muka tanah bergelombang dan berbukit dengan ketinggian antara 330–2075 mdpl. Kemiringan tanah di wilayah ini terbagi menjadi tiga, yaitu datar dengan persentase 11% dari luas wilayah keseluruhan Kabupaten Humbang Hasundutan, landai dengan persentase 20% dari luas wilayah keseluruhan Kabupaten Humbang Hasundutan, dan miring/terjal sebesar 69% dari luas wilayah keseluruhan Kabupaten Humbang Hasundutan.

Pemerintahan

Bupati dan Wakil Bupati

Bupati Humbang Hasundutan adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan. Bupati Humbang Hasundutan bertanggungjawab kepada Gubernur provinsi Sumatra Utara. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kabupaten Humbang Hasundutan ialah Dosmar Banjarnahor, dengan wakil bupati Oloan Paniaran Nababan. Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Humbang Hasundutan 2020. Dosmar Banjarnahor merupakan bupati Humbang Hasundutan ke-2 setelah kabupaten ini didirikan, dan merupakan periode kedua baginya pada Pilkada 2020. Mereka dilantik oleh gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi, pada 26 Februari 2021 di Kota Medan.

Kecamatan

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Humbang Hasundutan

Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri dari 10 kecamatan, 1 kelurahan, dan 153 desa dengan luas wilayah mencapai 2.335,33 km² dan jumlah penduduk sekitar 195.111 jiwa (2017) dengan kepadatan penduduk 84 jiwa/km².

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Humbang Hasundutan, adalah sebagai berikut:

Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri dari 10 kecamatan yaitu:

1.        Baktiraja

2.        Dolok Sanggul

3.        Lintong Nihuta

4.        Onan Ganjang

5.        Pakkat

6.        Paranginan

7.        Parlilitan

8.        Pollung

9.        Sijama Polang

10.    Tarabintang

Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar adalah Dolok Sanggul dengan 43.197 jiwa sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di kecamatan Sijamapolang dengan 5.112 jiwa.

Demografi

Suku Bangsa

Mayoritas penduduk kabupaten Humbang Hasundutan merupakan suku Batak Toba, sama halnya dengan kabupaten pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara lainnya yakni Kabupaten Samosir dan Kabupaten Toba. Marga-marga Batak Toba yang memiliki populasi signifikan di Kabupaten Humbang Hasundutan meliputi: Sihombing, Silaban, Hutasoit, Simamora, Manalu, Purba, Marbun, Sihite, Simanullang, Sinaga, Situmorang, Nainggolan dan lainnya. Terkhusus di wilayah Papatar (kecamatan Pakkat, Parlilitan dan Tara Bintang) terdapat populasi suku Batak Pakpak yang signifikan. Marga-marga Pakpak yang memiliki populasi signifikan di Kabupaten Humbang Hasundutan meliputi: Tumanggor, Berutu, Tinambunan, Barasa, Meka, Mungkur, Maharaja, Baringin, dan lainnya.

Selain Batak Toba dan Pakpak, ada sebagian kecil yang merupakan etnis Batak lainnya, yakni Karo, Simalungun, dan Angkola-Mandailing. Ada pula sebagian kecil suku Jawa, Aceh, Minangkabau dan Tionghoa-Indonesia, yang banyak terdapat di Dolok Sanggul, pusat-pusat kecamatan.

Agama

Mayoritas penduduk kabupaten Humbang Hasundutan memeluk agama Kristen, sebagian besar beragama Islam, sebagian kecil Parmalim, dan Buddha. Suku asli di kabupaten Humbang Hasundutan yakni Batak Toba, umumnya memeluk agama Kristen Protestan dan sebagian memeluk Katolik, Islam dan kepercayaan asli suku Batak yaitu Parmalim. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2021 mencatat bahwa pemeluk agama Kekristenan sebanyak 96,88%, dengan rincian Protestan 84,00% dan Katolik 12,88%. Sebagian lagi menganut agama Islam yakni 3,07%, kemudian kepercayaan Parmalim 0,04% dan sebagian kecil menganut agama Buddha yakni 0,01%.

Bahasa

Surat Batak

Batak Toba yang merupakan suku asli dan dominan di Kabupaten Humbang Hasundutan, memengaruhi pada bahasa komunikasi yang digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa Batak Toba adalah Bahasa utama yang digunakan oleh penduduk Humbang Hasundutan, selain dari Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi Indonesia.

Aksara dasar (ina ni surat) dalam surat Batak merepresentasikan satu suku kata dengan vokal inheren /a/. Terdapat 19 aksara dasar yang dimiliki semua varian aksara Batak, sementara beberapa aksara dasar yang hanya digunakan pada varian tertentu. Bentuknya dapat dilihat sebagaimana berikut:

Ina ni Surat


a

ha

ka

ba

pa

na

wa

ga

ja

da

ra

ma

ta

sa

ya

nga

la

nya

i

u

Batak Toba

A

Ha

Ka

Ba

Pa

Na

Wa


Wa

Ga

Ja

Da

Ra

Ma

Ta


Ta

Sa

Ya

Nga

La

Nya

I

I

Bentuk-bentuk di atas merupakan bentuk yang digeneralisasi, tidak jarang suatu naskah menggunakan varian bentuk aksara atau tarikan garis yang sedikit berbeda jika dibandingkan dengan bahasa Batak lainnya, sesuai daerah asal dan media yang digunakan.

Aksara i () dan u () hanya digunakan untuk suku kata terbuka, misal pada kata dan ina ᯤᯉ dan ulu ᯥᯞᯮ. Untuk suku kata tertutup yang diawali dengan bunyi i atau u, digunakanlah aksara a ( atau ) bersama diaktirik untuk masing-masing vokal, misal pada kata indung ᯀᯪᯉ᯲ᯑᯮᯰ dan umpama ᯀᯮᯔ᯲ᯇᯔ.

Ekonomi

Mayoritas penduduk Humbang Hasundutan adalah petani. Komoditas pertanian terbesar adalah kopi dengan luas panen 9.246 Ha dan produksi 6.461 ton (Humbahas Dalam Angka 2007). Perkebunan kopi terdiri dari 48.45% luas lahan pertanian dan perkebunan.Selain kopi, kabupaten ini juga kaya dengan kemenyan. Dengan luas panen 5.235 Ha menghasilkan 1.278 ton. Luas lahan kemenyan mencapai 23,16%. Komoditas lainnya adalah karet, kulit manis, kemikir, coklat, kelapa sawit, aren, kelapa, tebu, jahe, cengkih, dan andaliman.

Pertanian

Komoditas pertanian andalan penduduk adalah cabe dengan luas panen 612 Ha menghasilkan 3.086 ton (Humbahas Dalam Angka 2007). Tanaman cabe mencapai 39,97% lahan pertanian. Selain cabe penduduk juga bertanam andaliman, kubis, tomat, kentang, sawi, wortel dan bawang merah.

Kehutanan

Di bidang kehutanan, kabupaten Humbang Hasundutan memiliki lahan 159.392 Ha hutan terdiri dari hutan produksi 84.540 Ha; hutan lindung 74.852 Ha. Kawasan hutan terbesar berada di kecamatan Parlilitan yakni 38,58% dari hutan yang ada di kabupaten ini.

Pembangkit listrik

Potensi ekonomi lain di kabupaten Humbang Hasundutan adalah pembangkit listrik. Terdapat 10 lokasi air terjun yang dapat dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik. Air terjun dengan ketinggian jatuh tertinggi adalah Aek Sipang dengan ketinggian 125 meter. Berikutnya adalah Sipulak (75 m), Sisira (75 m), Simarhilang (50 m), dan lain-lain. Sebanyak 4 air terjun ini berada di satu desa yakni Sijarango (Janjimatogu), kecamatan Pakkat.

Sejarah Singkat Diskominfo

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan telah membentuk 29 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri atas urusan pemerintah wajib dan urusan pemerintah Pilihan.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi khususnya dalam urusan pemerintahan bidang komunikasi dan informatika, statistik dan persandian, dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Humbang Hasundutan, yang dibentuk Peraturan Bupati Humbang Hasundutan Nomor 15 Tahun 2022 Tentang perubahan atas Peraturan Bupati Humbang Hasundutan Nomor 46 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Humbang Hasundutan.

Sejarah Singkat Raja Sisingamangaraja XII

Raja Sisingamangaraja XII adalah seorang raja yang sangat pemberani dan menolak tunduk pada pemerintah kolonial Belanda. Dengan semangatnya yang membara dan juga mendapat dukungan serta bantuan dari masyarakat Sumatera Utara, Raja Sisingamangaraja XII berhasil melakukan perlawanan sengit dan membuat Belanda merasa kualahan. Merasa terancam, Belanda pun mengejar-ngejar Raja Sisingamangaraja beserta keluarganya, dan bahkan mereka sempat menghancurkan istana kerajaan yang berada di Bakkara pada tahun 1883.

Meskipun demikian, hal itu sama sekali tidak menyurutkan semangat Raja Sisingamangaraja XII untuk terus melakukan perlawanan pada Belanda. Sang raja bersama dengan pengikutnya bahkan telah berjanji akan terus berjuang hingga titik darah penghabisan untuk mengusir Belanda dari Tanah Air. Cerita heroik Raja Sisingamangaraja XII yang bergelar Patuan Bosar Ompu Pulau Batu itu pun berakhir pada 17 Juni 1907, setelah sang raja meninggal karena tertembak.

Selain meninggalkan cerita heroik akan keberaniannya melawan penjajah, Raja Sisingamangaraja XII juga meninggalkan istana dan beberapa peninggalan bersejarah lainnya. Istana Sisingamangaraja sendiri adalah bangunan yang menjadi tempat tinggal raja yang memiliki luas sekitar 100 m x 100 m. Saking luasnya, di dalam istana juga terdapat tiga buah rumah, yang masing-masing disebut dengan Rumah Bolo, Sopo Bolon, dan Sopo Parsaktian. Menariknya, di dalam istana juga terdapat makan dari Raja Sisingamangaraja X dan Raja Sisingamangaraja XI.

Menurut informasi, istana ini juga sempat dibakar oleh pasukan Tuanko Rao (Bonjol) pada tahun 1825 dan kemudian dibakar kembali oleh pasukan Belanda pada tahun 1878 yang lalu. Sehingga bentuk Istana Sisingamangaraja yang sekarang adalah hasil dari renovasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia bersama masyarakat pada tahun 1978 yang lalu.

Selain bisa belajar sejarah mengenai perjuangan Raja Sisingamangaraja, di komplek istana para pengunjung juga bisa menikmati keindahan alam dari Sumatera Utara. Karena tepat di sebelah istana terdapat perbukitan hijau yang bisa menyejukkan mata.

----- ooooo oOo ooooo -----

Sumber : Google Wikipedia

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...