KISAH PERANG KHANDAQ
Orientasi
Perang Khandaq
(Arab:غزوة الخندق) juga dikenal sebagai Perang Al-Ahzab, Perang Konfederasi, dan Pengepungan
Madinah terjadi pada bulan Syawal tahun 5
Hijriah
atau pada tahun 627
Masehi,
pengepungan Madinah
ini dipelopori oleh pasukan gabungan antara kaum kafir Quraisy makkah dan
yahudi bani Nadir (al-ahzaab). Pengepungan
Medinah dimulai pada 31 Maret, 627 dan berakhir setelah 27 hari.
Sebab-sebat Perang
Khandaq
Etimologi
Pertempuran
ini dinamai Pertempuran Khandaq (Arab الخندق) karena parit yang digali oleh umat
Islam dalam persiapan untuk pertempuran. Kalimat Khandaq kata adalah bentuk
bahasa Arab dari bahasa Persia "kandak" (yang berarti "Itu yang
telah digali").
Pertempuran
juga disebut sebagai Pertempuran Konfederasi (bahasa Arab غزوة الاحزاب). Al-Qur'an menggunakan istilah
sekutu (Arab الاحزاب) dalam surah Al-Ahzab [Quran 33:9-32]
untukmenunjukkan konfederasi Arab pagan dan Arab Yahudi terhadap Islam.
Perang
Pengepungan
adalah "pertempuran kecerdasan", di mana para ahlik taktik Muslim
mengatasi lawan-lawan mereka, sementara jatuh korban sangatlah sedikit. Upaya
konfederasi untuk mengalahkan kaum Muslim gagal, dan kekuatan Islam menjadi
berpengaruh di wilayah tersebut. Akibatnya, tentara Muslim mengepung sekitar
Banu Qurayza, yang mengarah ke penyerahan tanpa syarat mereka. Kekalahan itu
menyebabkan Mekah kehilangan perdagangan mereka dan sebagian besar adalah
kehormatan harga diri mereka.
Untuk
melindungi Madinah dari serangan gabungan, maka dibuatlah parit sebagai
strategi berperang untuk menghindari serbuan langsung dari pasukan Al-Ahzab Quraisy
dan bani Nadir. Strategi
pembuatan parit di sela sela daerah yang tidak terlindungi oleh pegunungan
sebagai tempat perlindungan adalah strategi dari sahabat Rasulullah
S.A.W bernama Salman al-Farisi yang berasal dari Persia,
sehingga perang ini disebut dengan pertempuran parit/khandaq. Sejatinya
strategi ini berasal dari Persia, yang dilakukan apabila mereka terkepung atau
takut dengan keberadaan pasukan berkuda.
Lalu
digalilah parit di bagian utara Madinah selama sembilan/sepuluh hari. Pasukan
gabungan datang dengan kekuatan 10.000 pasukan yang siap
berperang. Pasukan gabungan membuat kemah di bagian utara Madinah, karena di
tempat itu adalah tempat yang paling tepat untuk melakukan perang. Pada
Pertempuran Khandaq, terjadi pengkhianatan dari kaum Yahudi
Bani
Qurayzhah atas kesepakatan yang telah disetujui sebelumnya untuk
mempertahankan kota Madinah, tetapi bani Quraizhah mengkhianati perjanjian itu.
Setelah
terjadi pengepungan selama satu bulan penuh Nua'im bin
Mas'ud al-Asyja'i yang telah memeluk Islam tanpa sepengetahuan
pasukan gabungan dengan keahliannya memecah belah pasukan gabungan. Lalu Allah S.W.T mengirimkan
angin yang memporakporandakan kemah pasukan gabungan, memecahkan periuk-periuk
mereka, dan memadamkan api mereka. Hingga akhirnya pasukan gabungan kembali ke
rumah mereka dengan kegagalan menaklukan kota Madinah.
Setelah peperangan itu, Rasulullah dan para sahabat berangkat menuju kediaman
bani quraizah untuk mengadili mereka.
Konfederasi
Awal
tahun 627, orang-orang Yahudi dari Bani Nadir bertemu dengan
Quraisy Mekah Arab. Huyayy bin Akhtab, bersama
dengan para pemimpin lainnya dari Khaybar,
melakukan perjalanan untuk sumpah setia dengan Safwan di Mekah. Sebagian
besar tentara Konfederasi dikumpulkan oleh pagan Quraish Mekah, yang dipimpin oleh Abu Sufyan,
yang menerjunkan 4.000 prajurit, 300 penunggang kuda, dan 1.000-1.500 orang
pada unta.
Bani
Nadir mulai meriahkan para perantau dari Najd. Mereka meminta Bani Ghatafan
dengan membayar setengah dari hasil panen mereka. Rombongan kedua terbesar ini,
menambahkan kekuatan sekitar 2.000 300 laki-laki berkuda yang dipimpin oleh Unaina bin
Hasan Fazari. Bani Asad juga setuju untuk bergabung
dengan mereka yang dipimpin oleh Thulaihah al-Asadi. Dari Bani Sulaim, Nadir dijamin
700 pria, meskipun akan jauh lebih besar memiliki beberapa pemimpinnya tidak
bersikap simpatik terhadap Islam. Para Bani Amir, yang memiliki
perjanjian dengan Muhammad, menolak untuk bergabung.
Suku-suku
lain termasuk Bani Murrah dengan 400
orang dipimpin oleh Hars bin Auf Murri dari Bani Shuja dengan 700
laki-laki dipimpin oleh Sufyan bin Abd Syams. Secara total, kekuatan tentara
Konfederasi, meskipun tidak disepakati oleh ulama, diperkirakan sekitar 10.000
laki-laki dengan enam ratus kuda. Pada akhir Maret 627 tentara yang dipimpin
oleh Abu Sufyan berbaris menuju Madinah.
Asal Mula
Sejarah Perang Khandaq – Perang Parit yang Mendunia
Sejarah perang Khandaq – Perang Parit yang merupakan
bagian dari perang antara umat Muslim melawan Quraysh ini terjadi pada Maret
hingga April di abat ke enam. Pertempuran Konfederasi ini merupakan sebuah
gempuran dua minggu terhadap Yathrib yang sekarang menjadi Madinah oleh bangsa
Arab dan Yahudi. Kekuatan pihak konfederasi sebagai pihak penyerang adalah
10.000 pasukan dengan 6.000 tentara berkuda dan beberapa pasukan unta,
sementara tentara pertahanan yang ada di Madinah hanya berjumlah 3.000 orang.
Pertempuran al-Ahzabini ini sendiri merupakan perang kecerdasan yang berhasil
dimenangkan oleh kaum Muslim yang berhasil mengalahkan musuh mereka secara
taktis dengan hanya mengalami sedikit korban. Perang ini tercatat dalam
al-Qur’an, yaitu pada surat al-Ahzab (surat ke-33) ayat 9 hingga 27.
Alasan Sejarah Dibalik Terjadinya
perang Khandaq
Sejarah perang Khandaq – Perang Parit – sudah menebar
bibitnya ketika pengusiran umat Muslim dari Mekkah. Setelah pengusiran ini,
beberapa kali umat Muslim maju ke dalam pertempuran melawan kaum Quraysh dari
Mekkah seperti misalnya dalam perang Badar tahun 624 dan perang Uhud pada tahun
625. Meskipun dalam perang Uhud umat Muslim tidak menang ataupun kalah,
kekuatan militer mereka mulai berkembang secara signifikan hingga pada bulan
April tahun 626 nabi Muhammad SAW memajukan 300 pasukan dan 10 kuda untuk
melawan 1.000 tentara Quraysh di Badar untuk kedua kalinya. Meskipun tidak ada
perselisihan yang terjadi, suku pesisir Arab mulai merasa terpukau dengan
kemampuan umat Muslim.
Awal mula terjadinya perang Khandaq yang mengambil
namanya dari bahasa Persia kandak – berarti “hal yang telah digali” – ini
adalah untuk menlindungi kota Madinah dari serangan. Serangan yang muncul
melawan tentara Madinah ialah sebuah pasukan gabungan yang berisi Bani Nadir
dan Bani Qaynuqa, dimana mereka berdua juga sudah membuat aliansi dengan Bani
Quraysh sebagai balas dendam karena pengusiran kedua kaum tersebut yang terjadi
ketika penyerangan Bani Qaynuqa dan Bani Nadir sebelumnya. Salah satu ilmuwan
Islam yang bernama Ibnu Kathir menyatakan bahwa pihak konfederasi menyerang
dikarenakan pemimpin kaum Yahudi yang merupakan anggota Bani Nadir datang ke
Mekkah untuk bertemu pemimpin Bani Quraysh dan memaksanya untuk berperang
melawan nabi Muhammad SAW.
Setelah Bani Nadir bersama Bani Qaynuqa bertemu dengan
pimpinan Bani Quraysh, konfederasi ini mulai mengumpulkan pasukan. Yang pertama
hanyalah kaum Quraysh pagan, dipimpin oleh Abu Sufyan yang berhasil
mengumpulkan 4.000 tentara kaki, 300 pasukan kavaleri kuda, dan sekitar 1.000
hingga 1.500 kavaleri unta. Sementara itu, Bani Nadir mulai memihak kaum nomad
dari Najd, dan mengajak Bani Ghatafan ke sisi mereka dengan membayar setengah
dari total hasil pertanian mereka. Perkumpulan baru ini menyumbangkan 2.000
orang dan 300 kavaleri kuda yang dipimpin oleh Unaina bin Hasan Fazari. Selain
itu, Bani Assad setuju untuk membantu dan dipimpin oleh Tuleha Asadi. Bani
Nadir juga berhasil membujuk Bani Sulaym bergabung dan menyumbangkan 700
pasukan. Kaum lainnya yang tergabung adalah Bani Murra dengan 400 orang dibawah
pimpinan Hars bin Auf Murri dan Bani Shuja dengan 700 pasukan yang dipimpin
oleh Ibnu Abd Shams. Gabungan seluruh kaum-kaum ini menghasilkan jumlah besar,
yaitu 10.000, dimana jumlah ini bisa bertambah besar kalau bukan karena
beberapa pemimpin kaum tersebut merasa kasihan dengan Islam.
Keputusan Nabi Muhammad SAW yang
Mempengaruhi Perang Khandaq
Berita tentang penyerangan yang akan menuju kepada
sejarah perang Khandaq – Perang Parit tiba di telinga nabi Muhammad SAW setelah
empat hari, yaitu disampaikan oleh orang-orang dari Bani Khuza’a. Mendengar
kabar tersebut, nabi Muhammad SAW mengumpulkan orang-orang Madiah untuk
mendiskusikan strategi yang paling tepat untuk menghalau musuh-musuh ini.
Taktik-taktik yang diajukan oleh masyarakat Madinah di antara lain adalah
langsung menghalau musuh mereka (sebuah taktik yang berhasil memenangkan perang
Badar), dan menunggu hingga musuh ada di dalam kota (pelajaran yang mereka
ambil menyusul kekalahan perang Uhud) meski akhirnya kaum Muslim yang kalah
jumlah memutuskan untuk melakukan pertempuran dengan taktik bertahan yaitu
dengan menggali parit yang berguna sebagai penghalang jika musuh tiba.
Metode penggalian parit yang mereka pelajari ketika
Salman yang berasal dari Persia memperkenalkannya ini membuat seluruh Muslim di
Madinah termasuk nabi Muhammad SAW bekerja keras untuk menggali parit besar
dalam waktu 6 hari. Parit ini hanya mereka gali di bagian utara, mengingat
Madinah sendiri merupakan sebuah kota yang dikelilingi oleh pegunungan berbatu
dan pohon, membuatnya tidak dapat ditembus oleh tentara dengan ukuran besar
terutama kavaleri. Penggalian parit ini juga kebetulan bersamaan dengan masa
paceklik di Madinah, sehingga wanita dan anak-anak dipindahkan ke bagian dalam
kota.
Sejarah perang Khandaq – Perang Parit – dimulai pada
31 Maret 627, dimanapada saat itu metode penyerangan besar-besaran bukanlah hal
biasa dalam dunia perang Arab. Karena hal itu juga, pasukan konfederasi sangat
tidak siap ketika mereka dihadapi dengan parit yang digali oleh umat Muslim.
Pihak konfederasi berusaha melewati parit dengan kuda, dan tetap gagal.
Akhirnya, dua hingga tiga minggu hanya berbalas-balasan umpatan, disusul dengan
pelepasan anak panah dari kejauhan. Meski begitu, hal ini tidak berlangsung
lama karena pihak konfederasi mulai kehabisan makanan dan akal.
Sejarah perang Khandaq – Perang Parit berakhir dengan
mundurnya pihak konfederasi. Kekalahan pihak penyerang ini kemudian disusul
dengan penyerangan kepada Bani Qurayza sebagai bayaran akan pengkhianatan
mereka karena sempat bergabung dengan pasukan konfederasi. Setelah 25 hari
penyerangan, pasukan Bani Qurayza menyerah dan umat Muslim mengambil alih
persediaan mereka. Sa’ad bin Mu’adh kemudian dipilih oleh nabi Muhammad SAW
sebagai penengah dan pemutus hukuman yang akan diterima oleh Banu Qurayza.
Kisah Perang Khandaq
Nabi Muhammad yang Penuh Hikmah
Kisah perang Khandaq- Apa itu perang Khandaq? Khandaq adalah bahasa Arab
yang memiliki makna "parit", dan pertempuran Khandaq juga sering
disebut dengan pertempuran Al-Ahzab. Tepatnya pada tahun 5 H (627 M), di
mana seluruh kaum arab telah mengepung madinah dengan jumlah pasukan yang
sangat besar.
Pasukan tersebut berniat membuat makar dengan menyerang Madinah serta menghabisi seluruh pasukan kaum muslimin. Siapa pelopor dari peperangan ini? Ya, siapa lagi kalau bukan pasukan gabungan dari Yahudi Bani Nadzir dan kafir Qurasiy. Merekalah golongan yang paling besar kebenciannya terhadap nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam. Lalu bagaimana kisahnya? Apa penyebab terjadinya perang Khandaq atau Ahzab?
Sebab-Sebab Terjadinya
Perang Khandaq
Cerita
perang Khandaq dimulai setelah Rasulullah shalallahu alaihi wassalam hijrah ke
Madinah, dan di sana beliau berusaha berdakwah dan menyebarkan Islam di Madinah
dan sekitarnya. Dengan izin Allah, banyak penduduk Madinah yang masuk Islam. Tapi
di Madinah bukan hanya ada orang muslim saja melainkan terdapat banyak suku
Yahudi yang tinggal di sana. Akhirnya terjadilah kesepakatan bahwa Rasulullah akan
memberikan kebebasan pada mereka untuk tetap tinggal di Madinah dengan syarat
mereka tidak mengganggu umat Islam, apalagi memeranginya.
Singkat cerita, kaum Yahudi pun menyepakati persyaratan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Akan tetapi tidak lama kemudian yakni setelah terjadi perang Uhud, suku Yahudi yang ada di Madinah mulai berubah. Mereka melanggar perjanjian terang terangan dan menunjukan permusuhan kepada Rasulullah dan para sahabat, bahkan mereka berkeinginan untuk memerangi beliau. Oleh karna itu, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan para sahabat tidak tinggal diam. Beliau pun memerangi dan mengusir mereka dari kota Madinah, dan di antara suku Yahudi yang diusir oleh kaum muslimin dari Madinah adalah suku Yahudi Bani Nadzir.
Kemudian setelah Bani Nadzir diusir, mereka pun pindah ke perkampungan Yahudi yang bernama perkampungan Khaibar. Di situ terdapat jumlah dan kekuatan yang lebih besar. Di samping itu, mereka mencermati kaum muslimin di setiap dakwah dan langkahnya. Namun hari demi hari terus berlalu justru malah membawa keuntungan bagi kaum muslimin. Kekuasaan mereka semakin mantap. Sehingga hal itu membuat orang orang yahudi semakin marah. Khususnya Yahudi Bani Nadzir. Akhirnya Bani Nadzir mencari berbagai macam cara untuk melampiaskan dendam kepada Rasulullah shalalallahu alaihi wassalam. Maka mereka menyiapkan pasukan dan kekuatan besar untuk menyerang Madinah. Karena jika mereka melakukannya sendiri tentu akan dapat dikalahkan dengan mudah oleh pasukan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.
Rencana Bani Nadzir
Mengumpulkan Pasukan yang Besar
Maka
mereka pun mendapatkan ide untuk membentuk serta mempersatukan pasukan-pasukan
dari seluruh bangsa Arab secara sembunyi-sembunyi sampai kaum muslimin tidak
ada yang mengetahuinya. Lalu berangkatlah 20 orang tokoh Yahudi Bani Nadzir
menemui orang kafir Makkah dan mengajak mereka bergabung untuk menyerang
Madinah. Orang kafir Makkah pun menerima ajakan tersebut. 20 tokoh Yahudi
Nadzir itu juga mengajak suku Yahudi Ghathafan. Yahudi Ghathafan pun juga
menerima ajakan mereka. Usaha 20 tokoh itu tidak berhenti sampai di sini,
mereka juga mengajak suku-suku Arab lain yang memusuhi Rasulullah dan umat
Islam. Secara serentak mengalir pasukan yang terdiri dari kafir Quraisy,
Kinanah dan sekutu lainnya dari penduduk Timamah dan dikomando oleh Abu Sufyan.
Hingga akhirnya mereka benar benar berhasil mengumpulkan suku suku Arab untuk menyerang dan menghancurkan kota Madinah. Bahkan jumlah gabungan pasukan Yahudi dan Kafir Makkah tersebut sangat banyak, hingga mencapai 10.000 orang pasukan. Menurut perhitungan jumlah tersebut melebihi jumlah penduduk Madinah termasuk wanita, anak-anak dan orang tua. Bayangkan saja jika pasukan ini menyerang kota Madinah tentu umat Islam di Madinah bisa langsung habis bertubi-tubi.
Rencana Perang Khandaq
atau Ahzab Diketahui Rasulullah
Dalam
sejarah perang khandaq menyebutkan bahwa pada awalnya Rasulullah shalallahu
alaihi wassalam tidak mengetahui rencana mereka, namun ada seorang sahabat yang
tahu dan langsung mengabarkan kepada nabi. Maka beliau pun mengumpulkan para
sahabat untuk bermusyawarah. Karena rencana atau makar mereka begitu membahayakan, namun ketahuilah bahwa
makar Allah lebih besar.
Kecerdasan
Salman Al-Farisi di Perang Khandaq
Apabila
kalian sudah pernah membaca kisah sahabat Salman Al-Farisi tentu kalian sudah tahu
bagaimana kecerdasan beliau dalam memberikan strategi perangnya kepada nabi.
Bagaimana ceritanya? Ya, ketika itu Rasulullah dan para sahabatnya sedang
berdiskusi secara panjang lebar dan lama, dan akhirnya mereka sepakat menerima
usulan dari seorang sahabat yang cerdik dan cerdas, yaitu Salman Al-Farisi.
Beliau berkata, "Wahai Rasulullah, dahulu jika ada musuh yang hendak menyerbu
dan mengepung kota kami, kami menggali parit yang dalam, parit itu dapat
menutupi kota kami sehingga musuh tidak bisa menyerang kami."
Kisah Menggali Parit
(Khandaq) yang Penuh Perjuangan dari Kaum Muslimin
Setelah
ide Salman di atas disetujui Rasulullah, mereka langsung membuat parit yang
mengelilingi kota Madinah. Strategi ini adalah strategi yang aneh, karena
bangsa Arab tidak pernah sekalipun melakukan siasat tersebut. Kemudian
Rasulullah pun mengumpulkan para sahabat dari kalangan laki-laki untuk menggali
parit yang dalam. Sehingga pasukan kafir terhalang masuk ke kota Madinah.
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam membagi para sahabat menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 10 orang laki laki. Dan setiap kelompok itu bertugas menggali parit sepanjang 18 meter. Mereka menggali dengan alat seadanya, karena memang zaman dahulu belum ada peralatan seperti sekarang ini yang sudah canggih. Subhanallah begitulah pengorbanan kaum muslimin dalam membela Islam. Parit yang digali Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan para sahabat sepanjang 2.250 meter. Lebar bagian atas kira kira 7 meter dan bagian bawah 4,5 meter. Sedangkan dalamnya lubang parit kira kira 3 meter.
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam membagi para sahabat menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 10 orang laki laki. Dan setiap kelompok itu bertugas menggali parit sepanjang 18 meter. Mereka menggali dengan alat seadanya, karena memang zaman dahulu belum ada peralatan seperti sekarang ini yang sudah canggih. Subhanallah begitulah pengorbanan kaum muslimin dalam membela Islam. Parit yang digali Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan para sahabat sepanjang 2.250 meter. Lebar bagian atas kira kira 7 meter dan bagian bawah 4,5 meter. Sedangkan dalamnya lubang parit kira kira 3 meter.
Di saat itu juga, Rasulullah shalalallahu alahi wassalam terus memompa semangat para sahabat, dalam hadits Shahih Bukhari disebutkan dari Sahl bin Saad ia berkata, "...Tidak ada kehidupan selain kehidupan Akhirat, Ampunilah dosa orang-orang Muhajirin dan Anshar"
Padahal pada waktu menggali parit, udara di kota Madinah sangat dingin. Di tambah lagi makanan dan minuman sulit didapatkan karena persediaan makanan dan kurma sudah habis. Bahkan mereka juga memasak gandum yang sudah rusak dan membusuk. Begitulah keadaan kaum muslim ketika menggali parit. Seorang sahabat yang bernama Anas bin Malik bercerita, "Rasulullah keluar ke daerah Khandaq (tempat parit digali). Di sana, sudah ada para sahabat Muhajirin dan juga Anshar. Mereka semua menggali parit itu di pagi hari dengan udara yang sangat dingin. Pada waktu itu mereka tidak memiliki pembantu yang dapat mengerjakan pekerjaan ini.
Rasulullah melihat keadaan mereka sangat kelelahan dan kelaparan, beliau berdoa, '..Ya Allah ampunilah sahabat Anshar dan Muhajirin." Mereka menjawab, "Kamilah yang telah berbaiat kepada Muhammad, siap berjihad selagi kami masih hidup."
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan para sahabat bekerja keras. Mereka semua bekerja dengan penuh semangat, tidak ada satupun dari mereka yang bersantai santai. Nabi juga ikut serta dalam menggali parit. Rasa lapar dan dingin tidak mereka pikirkan lagi, mereka terus bekerja dan tidak kenal lelah. Abu Thalhah bercerita, "Kami mengadukan kepada Rasulullah rasa lapar yang semakin terasa. Dan ternyata kami melihat di perut Rasulullah sudah terikat dua buah batu. akhirnya kami pun mengikat batu di perut kami."
Mu'jizat Nabi Muhammad
di Peristiwa Khandaq
Kisah perang Khandaq belumlah usai, saat Jabir bin Abdillah
melihat nabi kelaparan sampai-sampai perutnya diganjal batu, ia pun merasa iba
melihat kondisi Rasulullah yang menahan lapar begitu berat. Dia langsung pulang
dan mencari makanan yang ada di dalam rumahnya. Ternyata ia hanya memiliki
gandum sebanyak dua genggam tangan dan satu ekor kambing. Lalu Jabir memotong
kambing itu dan meminta istrinya untuk memasak daging kambing dan gandum tersebut.
Jabir pun datang menemui nabi Muhammad shalalahu alauhi wassalam dan mengajak beliau makan di rumahnya. Jabir menyampaikan ajakannya itu dengan membisikkan di telinga beliau. Hal ini dilakukannya karena gandum sangat sedikit. Ketika waktu makan tiba, ternyata Rasulullah shalallahu alaihi wassalam mengajak seluruh sahabat yang menggali parit. Jumlah mereka kira kira 1000 orang. Tentu Jabir dan istrinya sangat kebingungan, makanannya pasti tidak akan cukup. Jabir pun menemui Rasulullah dan menanyakan hal itu, tetapi nabi hanya tersenyum. Rasulullah pun menyuruh para sahabat itu masuk ke rumah Jabir satu persatu. Mereka semua memakan makanan yang sudah disiapkan istri Jabir. Para sahabat makan dengan puas dan kenyang di rumah Jabir, begitu juga Rasulullah.
Jabir pun datang menemui nabi Muhammad shalalahu alauhi wassalam dan mengajak beliau makan di rumahnya. Jabir menyampaikan ajakannya itu dengan membisikkan di telinga beliau. Hal ini dilakukannya karena gandum sangat sedikit. Ketika waktu makan tiba, ternyata Rasulullah shalallahu alaihi wassalam mengajak seluruh sahabat yang menggali parit. Jumlah mereka kira kira 1000 orang. Tentu Jabir dan istrinya sangat kebingungan, makanannya pasti tidak akan cukup. Jabir pun menemui Rasulullah dan menanyakan hal itu, tetapi nabi hanya tersenyum. Rasulullah pun menyuruh para sahabat itu masuk ke rumah Jabir satu persatu. Mereka semua memakan makanan yang sudah disiapkan istri Jabir. Para sahabat makan dengan puas dan kenyang di rumah Jabir, begitu juga Rasulullah.
Subhanallah padahal makanannya hanya sedikit bahkan setelah para sahabat makan, makanan tersebut masih utuh, seakan akan belum dimakan sama sekali. Inilah mukjizat yang Allah berikan kepada Rasulullah. Beliau mendoakan makanan yang sedikit hingga bisa menjadi banyak dan cukup dimakan oleh 1000 orang. Hal ini hanya Rasulullah saja yang bisa melakukannya.
Kemudian
orang-orang muslim terus melanjutkan tanpa henti-hentinya, padahal Madinah
ketika itu dikepung gunung-gunung dengan tanah berbatu dan bertanah kasar.
Hingga sore hari akhirnya dengan pertolongan Allah, Rasulullah dan para sahabat
berhasil menyelesaikan galian parit itu sebelum pasukan kafir sampai ke
Khandaq. Selain itu, nabi juga telah menyiapkan pasukan sebanyak 3000 orang.
Mereka semua berada di Khandaq, tepatnya di depan gunung Shala'.
Kedatangan Pasukan
Yahudi dan Kafir untuk Menghancurkan Madinah
Pasukan
kafir yang terdiri dari suku Ghathafan, Quraisy, Nadhir dan lainnya telah tiba
di daerah Khandaq dengan pasukan yang tak terkira jumlahnya. 4000 pasukan
Quraisy tiba di al Mujtama'ul Asyal kawasan Rumat, tepatnya antara Juruf dan
Za'abah. Sedangkan 6000 pasukan kabilah Ghathafan dan penduduk Najd tiba di
Dzanab dekat Uhud.
Al-Ahzab ayat 22:
Dan
tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka
berkata: "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita".
Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah
kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.
Perang
Khandaq atau Ahzab Dimulai
Pada tahun ke 5 H tepatnya malam Sabtu bulan Syawal, pasukan kafir tiba di Madinah.
Namun setelah mereka sampai di Madinah, tiba-tiba saja pasukan kafir sangat
terkejut dengan apa yang mereka dapati. Mereka tidak bisa masuk dan menyerang
Madinah, karena terhalang oleh parit yang panjang. Pasukan kafir itu sama
sekali tidak menyangka karena bangsa Arab tidak pernah mengenal adanya parit
ketika berperang. Mereka menyakini bahwa parit parit ini tipu daya kaum
muslimin, agar mereka tidak bisa menyerang Madinah.
Pasukan kafir pun berhadapan dengan pasukan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, namun dibatasi parit diantara mereka. Pasukan kafir mencari celah untuk dapat masuk dan menyerang pasukan Rasulullah. Mereka berjalan mengelilingi parit untuk mendapatkan jalan menyeberang. Tetapi, mereka tidak mendapatkannya. Salah seorang tentara kafir yang bernama Amr bin Abdu Wud berhasil menyeberangi parit lewat jalan sempit dan mengajak berduel pasukan kaum muslimin. Ali bin Abi Thalib maju melawannya dan sekali tebas dengan pedangnya orang kafir tersebut mati.
Pasukan kafir terus berusaha mencari jalan dan celah untuk masuk. Tetapi mereka gagal dan pasukan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam justru menyerang mereka dari balik parit itu dengan lemparan panah dan tombak. Perang ini berlangsung dengan cara saling melempar panah dan tombak. Sehingga menjadikan orang kafir tersebut jengkel dan marah, karena mereka kesulitan menyerang Madinah.
Perang Khandaq terus berlangsung selama beberapa hari. Pasukan Kafir membuat tenda di sana karena tidak bisa menyerang, begitu juga dengan pasukan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Ada enam orang sahabat yang wafat sebagai syahid. Sementara di pihak pasukan kafir terdapat 10 orang yang mati. Seorang sahabat mulia bernama Saad bin Muadz terkena lemparan panah, sehingga beliau terluka parah dan dirawat di salah satu tenda pasukan nabi.
Akhirnya Allah memberikan pertolongan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan para sahabatnya. Yakni Allah mengirimkan angin yang sangat kencang dan udara yang sangat dingin ketika malam tiba. Angin itu yang menghancurkan kemah-kemah pasukan kafir. Sehingga mereka semakin kedinginan dan tidak ada tempat berteduh. Semua pasukan kafir dilanda ketakutan. Akhirnya seluruh pasukan itu pulang ke Makkah dan kembali ke suku masing-masing. Begitulah pertolonganNya yang diberikan kepada Rasulullah dan para sahabat. Pasukan kafir sudah berusaha menyerang Madinah selama 1 bulan, namun dengan iman yang kuat dan kerja keras kaum muslimin, Allah menolong mereka dari kejahatan kaum kafir.
Hasil dari Perang
Khandaq
Jika
dilihat dari kisah Khandaq di atas jelas sekali bahwa pasukan muslimin
memenangkan perang ini dengan telak. Meskipun perang Khandaq atau Ahzab
bukanlah peperangan yang seru, menimbulkan banyak kerugian dan saling
berhadapan. Tapi tetap saja ini merupakan catatan sejarah perang yang sangat
menegangkan yang berakhir dengan pelecehan di pihak musuh Islam.
Sehingga
memberikan kesan, "Sebesar apapun kekuatan dimiliki musuh Islam untuk
melumatkan kaum muslimin, maka tidak akan bisa menganjurkannya"
Mereka
berbuat makar, namun makar Allah lebih besar.
Baiklah
sekian kisah perang Khandaq lengkap dan penuh hikmah. Semoga kita bisa
mengambil pelajarannya yang kemudian diceritakan juga pada peserta didik kita
di sekolah maupun di rumah. Wallahu'alam [ar-Rahiqul Makhtum, Sirah
Nabawiyah, Syaik Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri dan Buku Peperangan di Zaman
Rasulullah, Nizar Saad Jabal, Qids].
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar