Senin, 27 Agustus 2018

KISAH PERANG KHANDAQ


KISAH PERANG KHANDAQ


Orientasi
Perang Khandaq (Arab:غزوة الخندق) juga dikenal sebagai Perang  Al-Ahzab, Perang Konfederasi, dan Pengepungan Madinah terjadi pada bulan Syawal tahun 5 Hijriah atau pada tahun 627 Masehi, pengepungan Madinah ini dipelopori oleh pasukan gabungan antara kaum kafir Quraisy makkah dan yahudi bani Nadir (al-ahzaab). Pengepungan Medinah dimulai pada 31 Maret, 627 dan berakhir setelah 27 hari.

Sebab-sebat Perang Khandaq
Orang-Orang Yahudi yang diusir lalu ditempatkan di Khaibar, sebuah wilayah di luar Kota Madinah. Hal itu membuat mereka kecewa dan marah. Mereka terdiri atas duasuku utama, yaitu Bani Nadhir dan Bani Wail.

Etimologi
Pertempuran ini dinamai Pertempuran Khandaq (Arab الخندق) karena parit yang digali oleh umat Islam dalam persiapan untuk pertempuran. Kalimat Khandaq kata adalah bentuk bahasa Arab dari bahasa Persia "kandak" (yang berarti "Itu yang telah digali").
Pertempuran juga disebut sebagai Pertempuran Konfederasi (bahasa Arab غزوة الاحزاب). Al-Qur'an menggunakan istilah sekutu (Arab الاحزاب) dalam surah Al-Ahzab [Quran 33:9-32] untukmenunjukkan konfederasi Arab pagan dan Arab Yahudi terhadap Islam.

Perang
Pengepungan adalah "pertempuran kecerdasan", di mana para ahlik taktik Muslim mengatasi lawan-lawan mereka, sementara jatuh korban sangatlah sedikit. Upaya konfederasi untuk mengalahkan kaum Muslim gagal, dan kekuatan Islam menjadi berpengaruh di wilayah tersebut. Akibatnya, tentara Muslim mengepung sekitar Banu Qurayza, yang mengarah ke penyerahan tanpa syarat mereka. Kekalahan itu menyebabkan Mekah kehilangan perdagangan mereka dan sebagian besar adalah kehormatan harga diri mereka.

Untuk melindungi Madinah dari serangan gabungan, maka dibuatlah parit sebagai strategi berperang untuk menghindari serbuan langsung dari pasukan Al-Ahzab Quraisy dan bani Nadir. Strategi pembuatan parit di sela sela daerah yang tidak terlindungi oleh pegunungan sebagai tempat perlindungan adalah strategi dari sahabat Rasulullah S.A.W bernama Salman al-Farisi yang berasal dari Persia, sehingga perang ini disebut dengan pertempuran parit/khandaq. Sejatinya strategi ini berasal dari Persia, yang dilakukan apabila mereka terkepung atau takut dengan keberadaan pasukan berkuda.

Lalu digalilah parit di bagian utara Madinah selama sembilan/sepuluh hari. Pasukan gabungan datang dengan kekuatan 10.000 pasukan yang siap berperang. Pasukan gabungan membuat kemah di bagian utara Madinah, karena di tempat itu adalah tempat yang paling tepat untuk melakukan perang. Pada Pertempuran Khandaq, terjadi pengkhianatan dari kaum Yahudi Bani Qurayzhah atas kesepakatan yang telah disetujui sebelumnya untuk mempertahankan kota Madinah, tetapi bani Quraizhah mengkhianati perjanjian itu.

Setelah terjadi pengepungan selama satu bulan penuh Nua'im bin Mas'ud al-Asyja'i yang telah memeluk Islam tanpa sepengetahuan pasukan gabungan dengan keahliannya memecah belah pasukan gabungan. Lalu Allah S.W.T mengirimkan angin yang memporakporandakan kemah pasukan gabungan, memecahkan periuk-periuk mereka, dan memadamkan api mereka. Hingga akhirnya pasukan gabungan kembali ke rumah mereka dengan kegagalan menaklukan kota Madinah. Setelah peperangan itu, Rasulullah dan para sahabat berangkat menuju kediaman bani quraizah untuk mengadili mereka.

Konfederasi
Awal tahun 627, orang-orang Yahudi dari Bani Nadir bertemu dengan Quraisy Mekah Arab. Huyayy bin Akhtab, bersama dengan para pemimpin lainnya dari Khaybar, melakukan perjalanan untuk sumpah setia dengan Safwan di Mekah. Sebagian besar tentara Konfederasi dikumpulkan oleh pagan Quraish Mekah, yang dipimpin oleh Abu Sufyan, yang menerjunkan 4.000 prajurit, 300 penunggang kuda, dan 1.000-1.500 orang pada unta.
Bani Nadir mulai meriahkan para perantau dari Najd. Mereka meminta Bani Ghatafan dengan membayar setengah dari hasil panen mereka. Rombongan kedua terbesar ini, menambahkan kekuatan sekitar 2.000 300 laki-laki berkuda yang dipimpin oleh Unaina bin Hasan Fazari. Bani Asad juga setuju untuk bergabung dengan mereka yang dipimpin oleh Thulaihah al-Asadi. Dari Bani Sulaim, Nadir dijamin 700 pria, meskipun akan jauh lebih besar memiliki beberapa pemimpinnya tidak bersikap simpatik terhadap Islam. Para Bani Amir, yang memiliki perjanjian dengan Muhammad, menolak untuk bergabung.

Suku-suku lain termasuk Bani Murrah dengan 400 orang dipimpin oleh Hars bin Auf Murri dari Bani Shuja dengan 700 laki-laki dipimpin oleh Sufyan bin Abd Syams. Secara total, kekuatan tentara Konfederasi, meskipun tidak disepakati oleh ulama, diperkirakan sekitar 10.000 laki-laki dengan enam ratus kuda. Pada akhir Maret 627 tentara yang dipimpin oleh Abu Sufyan berbaris menuju Madinah.

Asal Mula Sejarah Perang Khandaq – Perang Parit yang Mendunia
Sejarah perang Khandaq – Perang Parit yang merupakan bagian dari perang antara umat Muslim melawan Quraysh ini terjadi pada Maret hingga April di abat ke enam. Pertempuran Konfederasi ini merupakan sebuah gempuran dua minggu terhadap Yathrib yang sekarang menjadi Madinah oleh bangsa Arab dan Yahudi. Kekuatan pihak konfederasi sebagai pihak penyerang adalah 10.000 pasukan dengan 6.000 tentara berkuda dan beberapa pasukan unta, sementara tentara pertahanan yang ada di Madinah hanya berjumlah 3.000 orang. Pertempuran al-Ahzabini ini sendiri merupakan perang kecerdasan yang berhasil dimenangkan oleh kaum Muslim yang berhasil mengalahkan musuh mereka secara taktis dengan hanya mengalami sedikit korban. Perang ini tercatat dalam al-Qur’an, yaitu pada surat al-Ahzab (surat ke-33) ayat 9 hingga 27.

Alasan Sejarah Dibalik Terjadinya perang Khandaq
Sejarah perang Khandaq – Perang Parit – sudah menebar bibitnya ketika pengusiran umat Muslim dari Mekkah. Setelah pengusiran ini, beberapa kali umat Muslim maju ke dalam pertempuran melawan kaum Quraysh dari Mekkah seperti misalnya dalam perang Badar tahun 624 dan perang Uhud pada tahun 625. Meskipun dalam perang Uhud umat Muslim tidak menang ataupun kalah, kekuatan militer mereka mulai berkembang secara signifikan hingga pada bulan April tahun 626 nabi Muhammad SAW memajukan 300 pasukan dan 10 kuda untuk melawan 1.000 tentara Quraysh di Badar untuk kedua kalinya. Meskipun tidak ada perselisihan yang terjadi, suku pesisir Arab mulai merasa terpukau dengan kemampuan umat Muslim.

Awal mula terjadinya perang Khandaq yang mengambil namanya dari bahasa Persia kandak – berarti “hal yang telah digali” – ini adalah untuk menlindungi kota Madinah dari serangan. Serangan yang muncul melawan tentara Madinah ialah sebuah pasukan gabungan yang berisi Bani Nadir dan Bani Qaynuqa, dimana mereka berdua juga sudah membuat aliansi dengan Bani Quraysh sebagai balas dendam karena pengusiran kedua kaum tersebut yang terjadi ketika penyerangan Bani Qaynuqa dan Bani Nadir sebelumnya. Salah satu ilmuwan Islam yang bernama Ibnu Kathir menyatakan bahwa pihak konfederasi menyerang dikarenakan pemimpin kaum Yahudi yang merupakan anggota Bani Nadir datang ke Mekkah untuk bertemu pemimpin Bani Quraysh dan memaksanya untuk berperang melawan nabi Muhammad SAW.

Setelah Bani Nadir bersama Bani Qaynuqa bertemu dengan pimpinan Bani Quraysh, konfederasi ini mulai mengumpulkan pasukan. Yang pertama hanyalah kaum Quraysh pagan, dipimpin oleh Abu Sufyan yang berhasil mengumpulkan 4.000 tentara kaki, 300 pasukan kavaleri kuda, dan sekitar 1.000 hingga 1.500 kavaleri unta. Sementara itu, Bani Nadir mulai memihak kaum nomad dari Najd, dan mengajak Bani Ghatafan ke sisi mereka dengan membayar setengah dari total hasil pertanian mereka. Perkumpulan baru ini menyumbangkan 2.000 orang dan 300 kavaleri kuda yang dipimpin oleh Unaina bin Hasan Fazari. Selain itu, Bani Assad setuju untuk membantu dan dipimpin oleh Tuleha Asadi. Bani Nadir juga berhasil membujuk Bani Sulaym bergabung dan menyumbangkan 700 pasukan. Kaum lainnya yang tergabung adalah Bani Murra dengan 400 orang dibawah pimpinan Hars bin Auf Murri dan Bani Shuja dengan 700 pasukan yang dipimpin oleh Ibnu Abd Shams. Gabungan seluruh kaum-kaum ini menghasilkan jumlah besar, yaitu 10.000, dimana jumlah ini bisa bertambah besar kalau bukan karena beberapa pemimpin kaum tersebut merasa kasihan dengan Islam.

Keputusan Nabi Muhammad SAW yang Mempengaruhi Perang Khandaq
Berita tentang penyerangan yang akan menuju kepada sejarah perang Khandaq – Perang Parit tiba di telinga nabi Muhammad SAW setelah empat hari, yaitu disampaikan oleh orang-orang dari Bani Khuza’a. Mendengar kabar tersebut, nabi Muhammad SAW mengumpulkan orang-orang Madiah untuk mendiskusikan strategi yang paling tepat untuk menghalau musuh-musuh ini. Taktik-taktik yang diajukan oleh masyarakat Madinah di antara lain adalah langsung menghalau musuh mereka (sebuah taktik yang berhasil memenangkan perang Badar), dan menunggu hingga musuh ada di dalam kota (pelajaran yang mereka ambil menyusul kekalahan perang Uhud) meski akhirnya kaum Muslim yang kalah jumlah memutuskan untuk melakukan pertempuran dengan taktik bertahan yaitu dengan menggali parit yang berguna sebagai penghalang jika musuh tiba.

Metode penggalian parit yang mereka pelajari ketika Salman yang berasal dari Persia memperkenalkannya ini membuat seluruh Muslim di Madinah termasuk nabi Muhammad SAW bekerja keras untuk menggali parit besar dalam waktu 6 hari. Parit ini hanya mereka gali di bagian utara, mengingat Madinah sendiri merupakan sebuah kota yang dikelilingi oleh pegunungan berbatu dan pohon, membuatnya tidak dapat ditembus oleh tentara dengan ukuran besar terutama kavaleri. Penggalian parit ini juga kebetulan bersamaan dengan masa paceklik di Madinah, sehingga wanita dan anak-anak dipindahkan ke bagian dalam kota.

Sejarah perang Khandaq – Perang Parit – dimulai pada 31 Maret 627, dimanapada saat itu metode penyerangan besar-besaran bukanlah hal biasa dalam dunia perang Arab. Karena hal itu juga, pasukan konfederasi sangat tidak siap ketika mereka dihadapi dengan parit yang digali oleh umat Muslim. Pihak konfederasi berusaha melewati parit dengan kuda, dan tetap gagal. Akhirnya, dua hingga tiga minggu hanya berbalas-balasan umpatan, disusul dengan pelepasan anak panah dari kejauhan. Meski begitu, hal ini tidak berlangsung lama karena pihak konfederasi mulai kehabisan makanan dan akal.

Sejarah perang Khandaq – Perang Parit berakhir dengan mundurnya pihak konfederasi. Kekalahan pihak penyerang ini kemudian disusul dengan penyerangan kepada Bani Qurayza sebagai bayaran akan pengkhianatan mereka karena sempat bergabung dengan pasukan konfederasi. Setelah 25 hari penyerangan, pasukan Bani Qurayza menyerah dan umat Muslim mengambil alih persediaan mereka. Sa’ad bin Mu’adh kemudian dipilih oleh nabi Muhammad SAW sebagai penengah dan pemutus hukuman yang akan diterima oleh Banu Qurayza.

Kisah Perang Khandaq Nabi Muhammad yang Penuh Hikmah
Kisah perang Khandaq- Apa itu perang Khandaq? Khandaq adalah bahasa Arab yang memiliki makna "parit", dan pertempuran Khandaq juga sering disebut dengan pertempuran  Al-Ahzab. Tepatnya pada tahun 5 H (627 M), di mana seluruh kaum arab telah mengepung madinah dengan jumlah pasukan yang sangat besar.

Pasukan tersebut berniat membuat makar dengan menyerang Madinah serta menghabisi seluruh pasukan kaum muslimin.  Siapa pelopor dari peperangan ini? Ya, siapa lagi kalau bukan pasukan gabungan dari Yahudi Bani Nadzir dan kafir Qurasiy. Merekalah golongan yang paling besar kebenciannya terhadap nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam. Lalu bagaimana kisahnya? Apa penyebab terjadinya perang Khandaq atau Ahzab?

Sebab-Sebab Terjadinya Perang Khandaq
Cerita perang Khandaq dimulai setelah Rasulullah shalallahu alaihi wassalam hijrah ke Madinah, dan di sana beliau berusaha berdakwah dan menyebarkan Islam di Madinah dan sekitarnya. Dengan izin Allah, banyak penduduk Madinah yang masuk Islam. Tapi di Madinah bukan hanya ada orang muslim saja melainkan terdapat banyak suku Yahudi yang tinggal di sana. Akhirnya terjadilah kesepakatan bahwa Rasulullah akan memberikan kebebasan pada mereka untuk tetap tinggal di Madinah dengan syarat mereka tidak mengganggu umat Islam, apalagi memeranginya.

Singkat cerita, kaum Yahudi pun menyepakati persyaratan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Akan tetapi tidak lama kemudian yakni setelah terjadi perang Uhud, suku Yahudi yang ada di Madinah mulai berubah. Mereka melanggar perjanjian terang terangan dan menunjukan permusuhan kepada Rasulullah dan para sahabat, bahkan mereka berkeinginan untuk memerangi beliau. Oleh karna itu, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan para sahabat tidak tinggal diam. Beliau pun memerangi dan mengusir mereka dari kota Madinah, dan di antara suku Yahudi yang diusir oleh kaum muslimin dari Madinah adalah suku Yahudi Bani Nadzir.

Kemudian setelah Bani Nadzir diusir, mereka pun pindah ke perkampungan Yahudi yang bernama perkampungan Khaibar. Di situ terdapat jumlah dan kekuatan yang lebih besar. Di samping itu, mereka mencermati kaum muslimin di setiap dakwah dan langkahnya. Namun hari demi hari terus berlalu justru malah membawa keuntungan bagi kaum muslimin. Kekuasaan mereka semakin mantap. Sehingga hal itu membuat orang orang yahudi semakin marah. Khususnya Yahudi Bani Nadzir. Akhirnya Bani Nadzir mencari berbagai macam cara untuk melampiaskan dendam kepada Rasulullah shalalallahu alaihi wassalam. Maka mereka menyiapkan pasukan dan kekuatan besar untuk menyerang Madinah. Karena jika mereka melakukannya sendiri tentu akan dapat dikalahkan dengan mudah oleh pasukan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.

Rencana Bani Nadzir Mengumpulkan Pasukan yang Besar
Maka mereka pun mendapatkan ide untuk membentuk serta mempersatukan pasukan-pasukan dari seluruh bangsa Arab secara sembunyi-sembunyi sampai kaum muslimin tidak ada yang mengetahuinya. Lalu berangkatlah 20 orang tokoh Yahudi Bani Nadzir menemui orang kafir Makkah dan mengajak mereka bergabung untuk menyerang Madinah. Orang kafir Makkah pun menerima ajakan tersebut. 20 tokoh Yahudi Nadzir itu juga mengajak suku Yahudi Ghathafan. Yahudi Ghathafan pun juga menerima ajakan mereka. Usaha 20 tokoh itu tidak berhenti sampai di sini, mereka juga mengajak suku-suku Arab lain yang memusuhi Rasulullah dan umat Islam. Secara serentak mengalir pasukan yang terdiri dari kafir Quraisy, Kinanah dan sekutu lainnya dari penduduk Timamah dan dikomando oleh Abu Sufyan.

Hingga akhirnya mereka benar benar berhasil mengumpulkan suku suku Arab untuk menyerang dan menghancurkan kota Madinah. Bahkan jumlah gabungan pasukan Yahudi dan Kafir Makkah tersebut sangat banyak, hingga mencapai 10.000 orang pasukan. Menurut perhitungan jumlah tersebut melebihi jumlah penduduk Madinah termasuk wanita, anak-anak dan orang tua. Bayangkan saja jika pasukan ini menyerang kota Madinah tentu umat Islam di Madinah bisa langsung habis bertubi-tubi.

Rencana Perang Khandaq atau Ahzab Diketahui Rasulullah
Dalam sejarah perang khandaq menyebutkan bahwa pada awalnya Rasulullah shalallahu alaihi wassalam tidak mengetahui rencana mereka, namun ada seorang sahabat yang tahu dan langsung mengabarkan kepada nabi. Maka beliau pun mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawarah. Karena rencana atau makar mereka begitu membahayakan, namun ketahuilah bahwa makar Allah lebih besar.

Kecerdasan Salman Al-Farisi di Perang Khandaq
Apabila kalian sudah pernah membaca kisah sahabat Salman Al-Farisi tentu kalian sudah tahu bagaimana kecerdasan beliau dalam memberikan strategi perangnya kepada nabi. Bagaimana ceritanya? Ya, ketika itu Rasulullah dan para sahabatnya sedang berdiskusi secara panjang lebar dan lama, dan akhirnya mereka sepakat menerima usulan dari seorang sahabat yang cerdik dan cerdas, yaitu Salman Al-Farisi. Beliau berkata, "Wahai Rasulullah, dahulu jika ada musuh yang hendak menyerbu dan mengepung kota kami, kami menggali parit yang dalam, parit itu dapat menutupi kota kami sehingga musuh tidak bisa menyerang kami."

Kisah Menggali Parit (Khandaq) yang Penuh Perjuangan dari Kaum Muslimin
Setelah ide Salman di atas disetujui Rasulullah, mereka langsung membuat parit yang mengelilingi kota Madinah. Strategi ini adalah strategi yang aneh, karena bangsa Arab tidak pernah sekalipun melakukan siasat tersebut. Kemudian Rasulullah pun mengumpulkan para sahabat dari kalangan laki-laki untuk menggali parit yang dalam. Sehingga pasukan kafir terhalang masuk ke kota Madinah.

Rasulullah shalallahu alaihi wassalam membagi para sahabat menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 10 orang laki laki. Dan setiap kelompok itu bertugas menggali parit sepanjang 18 meter. Mereka menggali dengan alat seadanya, karena memang zaman dahulu belum ada peralatan seperti sekarang ini yang sudah canggih. Subhanallah begitulah pengorbanan kaum muslimin dalam membela Islam. Parit yang digali Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan para sahabat sepanjang 2.250 meter. Lebar bagian atas kira kira 7 meter dan bagian bawah 4,5 meter. Sedangkan dalamnya lubang parit kira kira 3 meter.

Di saat itu juga, Rasulullah shalalallahu alahi wassalam terus memompa semangat para sahabat, dalam hadits Shahih Bukhari disebutkan dari Sahl bin Saad ia berkata, "...Tidak ada kehidupan selain kehidupan Akhirat, Ampunilah dosa orang-orang Muhajirin dan Anshar"

Padahal pada waktu menggali parit, udara di kota Madinah sangat dingin. Di tambah lagi makanan dan minuman sulit didapatkan karena persediaan makanan dan kurma sudah habis. Bahkan mereka juga memasak gandum yang sudah rusak dan membusuk. Begitulah keadaan kaum muslim ketika menggali parit. Seorang sahabat yang bernama Anas bin Malik bercerita, "Rasulullah keluar ke daerah Khandaq (tempat parit digali). Di sana, sudah ada para sahabat Muhajirin dan juga Anshar. Mereka semua menggali parit itu di pagi hari dengan udara yang sangat dingin. Pada waktu itu mereka tidak memiliki pembantu yang dapat mengerjakan pekerjaan ini.

Rasulullah melihat keadaan mereka sangat kelelahan dan kelaparan, beliau berdoa, '..Ya Allah ampunilah sahabat Anshar dan Muhajirin." Mereka menjawab, "Kamilah yang telah berbaiat kepada Muhammad, siap berjihad selagi kami masih hidup."

Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan para sahabat bekerja keras. Mereka semua bekerja dengan penuh semangat, tidak ada satupun dari mereka yang bersantai santai. Nabi juga ikut serta dalam menggali parit. Rasa lapar dan dingin tidak mereka pikirkan lagi, mereka terus bekerja dan tidak kenal lelah. Abu Thalhah bercerita, "Kami mengadukan kepada Rasulullah rasa lapar yang semakin terasa. Dan ternyata kami melihat di perut Rasulullah sudah terikat dua buah batu. akhirnya kami pun mengikat batu di perut kami."

Mu'jizat Nabi Muhammad di Peristiwa Khandaq
Kisah perang Khandaq belumlah usai, saat Jabir bin Abdillah melihat nabi kelaparan sampai-sampai perutnya diganjal batu, ia pun merasa iba melihat kondisi Rasulullah yang menahan lapar begitu berat. Dia langsung pulang dan mencari makanan yang ada di dalam rumahnya. Ternyata ia hanya memiliki gandum sebanyak dua genggam tangan dan satu ekor kambing. Lalu Jabir memotong kambing itu dan meminta istrinya untuk memasak daging kambing dan gandum tersebut.

Jabir pun datang menemui nabi Muhammad shalalahu alauhi wassalam dan mengajak beliau makan di rumahnya. Jabir menyampaikan ajakannya itu dengan membisikkan di telinga beliau. Hal ini dilakukannya karena gandum sangat sedikit. Ketika waktu makan tiba, ternyata Rasulullah shalallahu alaihi wassalam mengajak seluruh sahabat yang menggali parit. Jumlah mereka kira kira 1000 orang. Tentu Jabir dan istrinya sangat kebingungan, makanannya pasti tidak akan cukup. Jabir pun menemui Rasulullah dan menanyakan hal itu, tetapi nabi hanya tersenyum. Rasulullah pun menyuruh para sahabat itu masuk ke rumah Jabir satu persatu. Mereka semua memakan makanan yang sudah disiapkan istri Jabir. Para sahabat makan dengan puas dan kenyang di rumah Jabir, begitu juga Rasulullah.

Subhanallah padahal makanannya hanya sedikit bahkan setelah para sahabat makan, makanan tersebut masih utuh, seakan akan belum dimakan sama sekali. Inilah mukjizat yang Allah berikan kepada Rasulullah. Beliau mendoakan makanan yang sedikit hingga bisa menjadi banyak dan cukup dimakan oleh 1000 orang. Hal ini hanya Rasulullah saja yang bisa melakukannya.

Kemudian orang-orang muslim terus melanjutkan tanpa henti-hentinya, padahal Madinah ketika itu dikepung gunung-gunung dengan tanah berbatu dan bertanah kasar. Hingga sore hari akhirnya dengan pertolongan Allah, Rasulullah dan para sahabat berhasil menyelesaikan galian parit itu sebelum pasukan kafir sampai ke Khandaq. Selain itu, nabi juga telah menyiapkan pasukan sebanyak 3000 orang. Mereka semua berada di Khandaq, tepatnya di depan gunung Shala'.

Kedatangan Pasukan Yahudi dan Kafir untuk Menghancurkan Madinah
Pasukan kafir yang terdiri dari suku Ghathafan, Quraisy, Nadhir dan lainnya telah tiba di daerah Khandaq dengan pasukan yang tak terkira jumlahnya. 4000 pasukan Quraisy tiba di al Mujtama'ul Asyal kawasan Rumat, tepatnya antara Juruf dan Za'abah. Sedangkan 6000 pasukan kabilah Ghathafan dan penduduk Najd tiba di Dzanab dekat Uhud.

Al-Ahzab ayat 22:
Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.

Perang Khandaq atau Ahzab Dimulai
Pada tahun ke 5 H tepatnya malam Sabtu bulan Syawal, pasukan kafir tiba di Madinah. Namun setelah mereka sampai di Madinah, tiba-tiba saja pasukan kafir sangat terkejut dengan apa yang mereka dapati. Mereka tidak bisa masuk dan menyerang Madinah, karena terhalang oleh parit yang panjang. Pasukan kafir itu sama sekali tidak menyangka karena bangsa Arab tidak pernah mengenal adanya parit ketika berperang. Mereka menyakini bahwa parit parit ini tipu daya kaum muslimin, agar mereka tidak bisa menyerang Madinah.

Pasukan kafir pun berhadapan dengan pasukan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, namun dibatasi parit diantara mereka. Pasukan kafir mencari celah untuk dapat masuk dan menyerang pasukan Rasulullah. Mereka berjalan mengelilingi parit untuk mendapatkan jalan menyeberang. Tetapi, mereka tidak mendapatkannya. Salah seorang tentara kafir yang bernama Amr bin Abdu Wud berhasil menyeberangi parit lewat jalan sempit dan mengajak berduel pasukan kaum muslimin. Ali bin Abi Thalib maju melawannya dan sekali tebas dengan pedangnya orang kafir tersebut mati.

Pasukan kafir terus berusaha mencari jalan dan celah untuk masuk. Tetapi mereka gagal dan pasukan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam justru menyerang mereka dari balik parit itu dengan lemparan panah dan tombak. Perang ini berlangsung dengan cara saling melempar panah dan tombak. Sehingga menjadikan orang kafir tersebut jengkel dan marah, karena mereka kesulitan menyerang Madinah.

Perang Khandaq terus berlangsung selama beberapa hari.  Pasukan Kafir membuat tenda di sana karena tidak bisa menyerang, begitu juga dengan pasukan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Ada enam orang sahabat yang wafat sebagai syahid. Sementara di pihak pasukan kafir terdapat 10 orang yang mati. Seorang sahabat mulia bernama Saad bin Muadz terkena lemparan panah, sehingga beliau terluka parah dan dirawat di salah satu tenda pasukan nabi.

Akhirnya Allah memberikan pertolongan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan para sahabatnya. Yakni Allah mengirimkan angin yang sangat kencang dan udara yang sangat dingin ketika malam tiba. Angin itu yang menghancurkan kemah-kemah pasukan kafir. Sehingga mereka semakin kedinginan dan tidak ada tempat berteduh. Semua pasukan kafir dilanda ketakutan. Akhirnya seluruh pasukan itu pulang ke Makkah dan kembali ke suku masing-masing. Begitulah pertolonganNya yang diberikan kepada Rasulullah dan para sahabat. Pasukan kafir sudah berusaha menyerang Madinah selama 1 bulan, namun dengan iman yang kuat dan kerja keras kaum muslimin, Allah menolong mereka dari kejahatan kaum kafir.

Hasil dari Perang Khandaq
Jika dilihat dari kisah Khandaq di atas jelas sekali bahwa pasukan muslimin memenangkan perang ini dengan telak. Meskipun perang Khandaq atau Ahzab bukanlah peperangan yang seru, menimbulkan banyak kerugian dan saling berhadapan. Tapi tetap saja ini merupakan catatan sejarah perang yang sangat menegangkan yang berakhir dengan pelecehan di pihak musuh Islam.

Sehingga memberikan kesan, "Sebesar apapun kekuatan dimiliki musuh Islam untuk melumatkan kaum muslimin, maka tidak akan bisa menganjurkannya"
Mereka berbuat makar, namun makar Allah lebih besar.
Baiklah sekian kisah perang Khandaq lengkap dan penuh hikmah. Semoga kita bisa mengambil pelajarannya yang kemudian diceritakan juga pada peserta didik kita di sekolah maupun di rumah. Wallahu'alam [ar-Rahiqul Makhtum, Sirah Nabawiyah, Syaik Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri dan Buku Peperangan di Zaman Rasulullah, Nizar Saad Jabal, Qids].
Sumber : Google Wikipedia
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...