KISAH IMAM MAHDI
Orientasi
Misteri
Kedatangan Nabi Isa dan Imam Mahdi
Dajjal tidak akan muncul sebelum kedatangan Imam
Mahdi. Dalam berbagai hadits Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam menceritakan sosok Imam Al-Mahdi yang berasal dari
keturunannya.
“Bila tidak tersisa dari
dunia kecuali satu hari –Za’idah (salah seorang rawi) mengatakan dalam
haditsnya- tentu Allah akan panjangkan hari tersebut, sehingga Allah utus
padanya seorang lelaki dariku –atau dari keluargaku-. Namanya sesuai dengan
namaku dan nama ayahnya seperti nama ayahku. Ia memenuhi bumi dengan keadilan
sebagaimana sebelumnya telah dipenuhi dengan kedzaliman dan keculasan.” (Hasan
Shahih, HR. Abu Dawud)
Sesuai dengan sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam maka Imam Mahdi bernama Muhammad
atau Ahmad dengan ayah bernama Abdullah. Sifat fisik Imam Mahdi seperti hadits
yang diriwayatkan oleh Abu Daud. Tersingkap rambutnya dari arah kepala bagian
depan atau dahinya lebar, hidungnya mancung ujungnya tajam bagian tengahnya
agak naik, secara sederhana bisa disimpulkan bahwa hidung Imam Mahdi tidak
pesek. Imam Mahdi akan hidup dan memimpin dunia selama 7 atau 9 tahun, hal ini
sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, “Akan datang pada umatku Al-Mahdi, bila masanya pendek maka 7 tahun
kalau tidak maka 9 tahun.” (HR. Ibnu Majjah)
Selama masa kepemimpinan Imam Mahdi maka kaum muslimin
akan hidup bertabur nikmat dan rezeki dari Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Kedatangan Imam Mahdi pada dasarnya akan mempersatukan kaum
muslimin yang terpecah dan berkelompok-kelompok. Dan setelah mampu
mempersatukan kaum muslimin maka imam Al-Mahdi menegakan negara Islam dalam
satu bendera. Imam Mahdi didalam kalangan penganut Syiah di yakini dengan Imam
yang kedua belas. Imam Mahdi sejatinya telah turun di tahun 356 H namun kaum
syiah percaya bahwa Allah Subhanahu
wa Ta’ala menyembunyikan
Imam Mahdi secara ghaib dan akan memunculkannya pada saatnya nanti.
Jihad Al-Mahdi dan
Pasukannya
Imam Mahdi akan mengibarkan panji-panji jihad fi
sabilillah, dan memerdekakan negeri-negeri Islam yang dikuasai oleh kaum kafir.
Imam mahdi akan memimpin berbagai peperangan, yang dimulai dari jazirah Arab,
kemudian berlanjut ke negeri Persia, dan negeri Rum. Allah memberinya
kemenangan. Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam berpesan:
“Ketika kalian melihatnya
(Imam Mahdi) maka ber-bai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak
diatas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR. Ibnu
Majah)
Al-Mahdi didukung oleh ‘Thaiyfah Mansyurah’ mereka adalah pasukan Islam yang berpegang
teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana generasi awal umat
Islam. Pasukan pembela Al-Mahdi ini disebut ‘Ashabu Rayati Sud’ mereka memegang panji-panji hitam seperti
bendera hitam yang dibawa oleh pasukan Rasulullah. Dalam sebuah hadits
disebutkan: “Akan keluar suatu kaum
dari arah Timur, mereka akan memudahkan kekuasaan bagi Al-Mahdi,” dalam
hadits lain disebutkan dari Khurasan “Akan
keluar beberapa bendera hitam tak sesuatupun bisa menahannya sampai akhirnya
bendera-bendera itu di tegakkan di Baitul Maqdis.”
‘Ashabu
Rayati Sud’ muncul saat kematian raja Saudi yang kemudian dilanjutkan
dengan pertikaian 3 putra khalifah untuk memperebutkan Ka’bah. Seorang analisis
politik Timur Tengah, Tony Carter, menilai pemerintah Arab Saudi kini tengah
berada di dalam perpecahan. Sepeninggalan Raja Fath, kekuasaan Arab Saudi
terpecah pada empat orang pangeran. Dan setelah raja Abdullah berkuasa sebagian
kekuasaan politik masih tetap dipegang oleh pangeran Nayev, pangeran Sultan dan
pangeran Salman. Diperkirakan setelah raja Abdullah wafat, perseteruan antara 3
pangeran Arab akan makin memuncak. Apakah skenario ini persis seperti Sabda
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa
Sallam,
“Akan berperang tiga orang
di sisi perbendaharaanmu. Mereka adalah putra khalifah. Tetapi, tak seorangpun
diantara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera
hitam dari arah timur. Lantas mereka memerangi kamu (bangsa Arab) dengan suatu
peperangan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelumnya. Maka ketika kalian
melihatnnya (Imam Mahdi) maka ber-bai’at-lah dengannya walaupun harus
merangkak-rangkak diatas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah
Al-Mahdi.” (HR. Ibnu Majah) Siapakah sesungguhnya kelompok pembela Al-Mahdi yang
disebut ‘Ashabu Rayati Sud’
ini? Ketika turun Surat Muhammad ayat 38 yang mengabarkan bahwa bangsa Arab
suatu saat akan berpaling dari Rasulullah,
“… Jika kamu berpaling
(dari agama), niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan
mereka tidak akan seperti kamu.” (QS: Muhammad: 47: 38) Para sahabat saat itu
bertanya kepada Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam, “Jika kita berpaling, maka siapakah yang akan
menggantikan tempat kita?” Nabi meletakkan tangannya yang penuh berkah keatas
bahu Salman Al-Farisi dan bersabda, “Ia
dan kaumnya yang akan menggantikanmu. Demi Dzat yang jiwa yang berada dalam
genggamannya. Jika agama ini bertaburan di Suraya maka sebagian dari orang
Persia akan mencarinya dan memegangya.”
Bangsa Persia kini tersebar selain di Iran, juga di
Iraq, Afghanistan, dan Pakistan. Dalam hadits lain Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutnya
sebagai bani Ishaq atau keturunan Ish atau putra Nabi Ishaq dan keturunan dari
Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam. Merekalah
yang akan menggantikan penduduk asli Madinah yang menjadi pendukung Al-Mahdi.
Merekalah yang disebut oleh nabi yang akan bertempur dengan bangsa Rum dalam
peperangan yang dahsyat, dan memenangkannya.
Sebagian dari ulama menilai kelompok Taliban di
Afghanistan yang saat ini ditakuti oleh pasukan Amerika Serikat menjadi cikal
bakal kelompok Al-Mahdi. Meskipun kaum muslim fundamentalis ini sering dirusak
citranya oleh media barat. Namun karakter dan kehidupan mereka dianggap lebih
cocok sebagai kaum militan yang teguh, menegakkan ajaran Islam secara utuh.
Mereka juga memiliki keahlian tempur yang hebat. Sebagai bekal menjadi pasukan
Al-Mahdi. Pandangan ini belum tentu benar, tapi belum tentu salah juga. Hanya
Allah yang maha Tahu. Siapakah kaum yang paling berhak menjadi pembela
Al-Mahdi. Wallahu a’lam.
Misteri Nabi Isa di akhir
Zaman
Turunnya Nabi Isa ‘alaihis salaam menjadi salah satu tanda besar makin dekatnya
Kiamat. Ada sekitar 33 hadits Shahih bahkan sebagian dari ahli hadits
mengatakan jumlahnya sekitar 90 hadits tentang kedatangan Nabi Isa pada akhir
zaman. Dalam sebuah hadits:
“Isa ibn Maryam akan turun
di ‘Menara Putih’ (Al-Mannaratul Baidha’) di Damsyik (Damaskus) bagian timur,” (HR. Thabrani
dari Aus bin Aus)
Dalam hadits lain disebutkan “Ia mengenakan 2 potong baju yang di celup ja’faran dan waros dan
meletakan kedua telapak tangan diatas sayap-sayap 2 malaikat. Jika dia
menundukan kepalanya maka akan menetes jika dia mengangkatnya turunlah air
seperti mutiara. Maka tiada seorang kafir pun yang akan mencium aroma nafasnya
kecuali dia mati dan nafasnya tercium dari jarak sejauh pandangannya.”
Saat turun Nabi Isa ikut mendirikan shalat bersama
Imam Mahdi. Imam Mahdi kemudian berkata “Majulah
wahai Rahullah jadilah imam.” Nabi Isa menjawab, “Tidak diantara kalian ada pemimpin yang telah dimuliakan oleh
Allah dalam umat ini.” Nabi Isa turun kebumi tidak membawa syariat
baru tapi melanjutkan syariat Nabi Muhammad untuk menegakan agama tauhid dan
meluruskan kaumnya yang menyembahnya sebagai Tuhan. Nabi Isa bersama pasukan
Al-Mahdi berhasil menaklukan Roma kemudian membunuh babi dan memecah salib.
Sejak itulah umat Nasrani berbondong-bondong memeluk agama Islam kecuali kaum
Yahudi. Pasukan Islam di dalam kepemimpinan Al-Mahdi dan Nabi Isa kemudian
memerangi bangsa Yahudi. Inilah tanda-tanda kiamat yang paling besar
sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam:
“Tidak akan
terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan Yahudi. Maka kaum
Muslimin membunuh mereka sampai Yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan
pohon-pohonan Dan berkatalah batu dan pohon. Wahai muslim wahai hamba Allah ini
Yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia kecuali pohon Gorqhod karena ia
adalah pohon Yahudi.” (HR. Muslim)
Bangsa Yahudi dipimpin Dajjal akan melakukan
perlawanan. Inilah perang terbesar pada akhir Zaman. Dajjal bersama pasukan
Yahudi akhirnya berhasil dikalahkan. Dalam sebuah riwayat, saat Dajjal
melarikan diri dihadang oleh Nabi Isa ‘alaihis
salaam, badannya mendadak meleleh seperti lilin terkena api. Maka
musnahlah Dajjal yang hidup di muka bumi lebih dari 4000 tahun. Setelah itu
bumi akan diliputi keamanan dan kedamaian. Nabi Isa akan hidup di bumi selama
24 tahun menegakan keadilan dan kedamaian. Dalam hadits lain disebut selama 40
tahun. Nabi Isa kemudian wafat dan dimakamkan disamping makam Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Saat
ini makam untuk Nabi Isa yang berada di mesjid Nabawi sudah disiapkan untuk
menyambut nabiyullah ini.
Kebenaran Terjadinya Kiamat
dengan Turunnya Nabi Isa a.s.
Turunnya Nabi Isa ‘alaihis salaam ke muka bumi ini merupakan tanda yang jelas
datangnya hari kiamat, Allah berfirman dalam Surat Az-Zukhruf: “Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar adalah
tanda bagi hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu
dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” (QS: Az-Zukhruf: 43: 61) Turunnya
Nabi Isa juga kedatangan Al-Mahdi untuk menumpas Dajjal merupakan tanda-tanda
akhir zaman yang wajib kita percayai. Maha benar Allah dengan segala
firman-Nya. [Syahida.com]
Sumber: Khazanah Trans7
Cerita dan Ciri ciri Kedatangan Imam Mahdi
dalam Hadis (Penjelasan Lengkap)
Cerita tentang imam Mahdi yang sangat simpang siur serta banyak
sekali versinya, menimbulkan banyak persepsi di seluruh lapisan serta golongan
masyarakat dunia, baik muslim maupun non-muslim, dan yang paling khawatir
bahkan ketakutan adalah yang non muslim, karena mereka merasa terancam terkuak
kesalahannya. Bagi orang islam tidak menjadi masalah
apapun selain menjadi kabar gembira akan datangnya seorang pemimpin yang akan
mengembalikan kejayaan, kebesaran serta keagungan islam agama dari Allah,
apapun versi cerita tersebut, terutama versi hadis yang shahih, terkecuali
versi yang memang direkayasa untuk menyesatkan ummat.
Paling tidak cerita tentang imam Mahdi
tersebut dapat membuat kita kembali mengingat Islam yang pernah mencapai puncak
kejayaannya pada zaman Rasulullah SAW, yang kemudian menjadi terpuruk
pengamalannya sebab digerogoti oleh segala macam masalah yang muncul. Masa imam Mahdi adalah
masa yang diberikan Allah atas permintaan Rasulullah SAW, demi seluruh ummatnya
agar mendapatkan kesempatan untuk terselamatkan dalam naungan kebenaran Islam
yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Masalah kedatangan imam Mahdi ini menimbulkan banyak sekali
pertanyaan serta rasa penasaran bagi seluruh umat, misalnya apakah beliau
benar-benar terbukti ada dan akan muncul pada masa yang akan datang, ataukah
semua itu hanya disusun oleh seseorang atas dasar khayalan belaka? Dari pertanyaan
tersebut, penulis akan mencoba sedikit menguraikan dan menjelaskannya dalam
makalah sederhana ini berdasarkan informasi-informasi yang telah penulis
peroleh. Semoga bermanfaat dan segala kekurangan dapat dimaklumi.
Redaksi hadits Kemunculan Imam Mahdi
Artinya: Nabi bersabda: “Akan datang di
kalangan umatku al-Mahdi, yang hidup dan bergabung bersama mereka selama tujuh
(minimal) hingga sembilan tahun (maksimal). Kemudian mereka menikmati
kenikmatan yang luar biasa (selama 7 sampai 9 tahun) yang tidak pernah mereka
rasakan (sebelumnya), dan diberikan pula kepada mereka makanan serta tidak ada
suatu apapun yang dapat merendahkan (derajat mereka), hingga suatu ketika
mereka melihat harta yang berlimpah, lalu datanglah seorang lelaki (kepada
al-Mahdi) seraya berkata: “Wahai al-Mahdi, berikanlah kepadaku. Al-Mahdi berkata:
ambillah (sesuka hatimu”).
Setelah dilakukan proses takhrij berkenaan
dengan hadis di atas, hadis tersebut berkualitas dhaif, akan tetapi dapat kita
jumpai pula bahwa ternyata ada hadis lain yang bertema sama dengan hadis
tersebut yang berkualitas berbeda. Hadits tersebut dhaif walaupun sanad hadis tersebut
muttasil marfu’, namun kebanyakan rawinya adalah peringkat 2, 3, 5 dan ada satu
rawi yang berada pada tingkat 8, sedang penilaian berdasarkan jarh wa ta’dil
menunjukkan bahwa meskipun kebanyakan ulama’ mengatakan bahwa rawi-rawi dalam
hadis di atas tsiqah, suduq akan tetapi ada salah seorang perawi yang dinilai
shalih dan dhaif yaitu Zaid ibn Khawariy.
Di bawah ini adalah hadits-hadits bertema
sama dengan kualitas berbeda yang berbeda yang diperoleh dari proses takhrij:
Ø Sunan
Abu Daud no. 3736[2]:
Dari
Abu Sa’id al Khudri, RAsulullah bersabda: “Al-Mahdi berasal dari keluargaku,
ubun-ubunnya tidak berambut, berhidung mancung, dia akan menyebarkan keadilan
dan kebijaksanaan di seluruh penjuru bumi setelah sebelumnya diliputi oleh
kedzaliman dan kerusakan, dan dia berkuasa selama 7 tahun”.
Ø Sunan
Tirmidzi no. 2158[3]
Dari Abu Sa’id al-Khudri
r.a., dari Nabi SAW. bersabda: Sungguh dari ummatku (nanti) akan muncul
al-Mahdi, yang hidup (bersama pengikutnya) lima, tujuh, atau sembilan, Sa’id
yang meriwayatkan hadis ini, ragu-ragu. Lalu kami bertanya, apa maksudnya yang
demikian itu?” Ia menjawab: “Tahun.” Sabda Nabi selanjutnya: “Maka datanglah
seorang laki-laki kepadanya, lalu berkata: “Hai Mahdi berilah aku!” Kata Mahdi:
Kemudian ia datang kepadanya membawa (sesuatu) dengan kainnya sekuat-kuat ia
membawanya.
Penjelasan Hadits Ciri ciri Kedatangan Imam Mahadi
Dalam hadis pokok tadi bahwasanya diterangkan akan datang di
kalangan umat nabi Muhammad seorang al-Mahdi yang hidup dan bergabung
bersamanya selama tujuh hingga sembilan tahun. [4] Kemudian mereka menikmati
kenikmatan yang luar biasa yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya dan
diberikan pula kepada mereka kenikmatan- kenikmatan berupa makanan dan sesuatu
yang membuat mereka bahagia. Kekayaan-kekayaan yang dimiliki oleh Imam tersebut
senantiasa diberikan kepada siapa saja yang menginginkan dan membutuhkannya.
Dari takhrij yang dilakukan terhadap hadis pertama, ditemukan 2
hadis yang selaras namun dalam matannya mengenai berapa tahunkah imam Mahdi
hidup di dunia terdapat perbedaan makna, yakni hadis pertama menggunakan lafadz
فَسَبْعٌ وَإِلَّا فَتِسْعٌ ( 7 sampai 9 tahun) kemudian hadis kedua menggunakan lafadz سَبْعَ سِنِينَ (7 tahun) dan hadis yang ketiga yakni خَمْسًا أَوْ سَبْعًا أَوْ تِسْعًا (5, 7, 9 tahun). Jadi mengenai tahun berapa lamanya tidak bisa
diperkirakan
secara pasti.
Agar lebih jelasnya mengenai seluk beluk
imam Mahdi dalam hadis tersebut dan bagaimana penjelasan tentangnya maka kita
perlu mengetahui sejarahnya, tentunya berdasarkan hadis yang telah disabdakan
oleh Nabi kita, Muhammad SAW.
Ø Siapakah imam Mahdi itu? Sejarah imam Mahdi dalam Kajian
Islam
Ketika
sedang gencar-gencarnya fitnah Dajjal di alam ini, dan manusia banyak yang
menjadi pengikutnya, tiba-tiba alam ini dikejutkan dengan adanya hatif (suara
tanpa rupa) yang mengatakan: Wahai manusia sesungguhnya telah telah keluar di
kota Mekkah, ia berasal dari kota Karimah. Keluarnya Imam Mahdi ini bertepatan
pada malam sepuluh bulan Dzulhijjah, tahun ganjil dari tahun Hijriyah. [5]
Suara
tadi biasa didengar oleh seluruh manusia di dunia ini, dan semua faham akan
maksud suara ini. Setelah itu manusia berbondong-bondong pergi ke Mekah, mereka
ingin tahu wajah imam Mahdi yang sebenarnya, sedangkan iblis saat itu dalam
keadaan bingung, karena orang yang menyelamatkan keimanan manusia telah datang,
orang inilah yang nantinya akan menjadi musuh utama Iblis dan Dajjal. Datangnya
Imam Mahdi ini adalah salah satu di antara tanda-tanda Kiamat kubro.
Dari
segi bahasa, al-Mahdi berarti orang yang diberi petunjuk. Dalam bidang
kepemimpinan dan kenegaraan, al-Mahdi berarti pemimpin yang melaksanakan
syariat Allah dan berlaku adil terhadap rakyatnya tanpa membeda-bedakan. Bila
kita menilai pemimpin adil berdasarkan makna ini, maka kita akan banyak
menemukan pemimpin-pemimpin adil yang diberi petunjuk oleh Allah.
Pemimpin
dengan kriteria seperti itu berderet sepanjang masa keemasan Islam. Mereka
semua dapat dikategorikan al-Mahdi, dalam arti mereka memimpin berdasarkan
syariat Allah dan menegakkan keadilan di muka bumi ini. Akan tetapi yang di
maksudkan dalam riwayat-riwayat hadits yang akan dijelaskan di sini adalah
al-Mahdi yang keluar di akhir zaman bersamaan dengan turunnya Isa al-Masih.[6]
Imam
Mahdi yang dimaksud adalah seseorang pemimpin yang memegang kendali umat,
memperbarui agama, memimpin dengan landasan Islam, menebarkan keadilan di
antara manusia, tidak ada satu sunnah Islam kecuali dia menegakkannya, tidak
ada bid’ah kecuali dia memberantasnya pada saat itu. Umat mengecap nikmat di
bawah kepemimpinannya yang belum pernah didengar sebelumnya. Beliau adalah
seorang Muslim berusia muda yang akan dipilih oleh Allah s.w.t. untuk
menghancurkan semua kezaliman dan menegakkan keadilan di muka bumi sebelum
datangnya hari kiamat.
Dalam
hadis telah banyak yang menerangkan bahwasanya al-Mahdi adalah Muhammad
(Ahmad), ia putra Abdullah yang masih keturunan dari Rasulullah SAW dari
sayyidina Husein, putra Fatimah binti Muhammad SAW.[7] Juga dalam hadis yang
lain, Rasulullah bersabda:
Diantara
semua hadis-hadis ini menegaskan bahwa al-Mahdi berasal dari Nabi saw dari
putra Fatimah Az-Zahra.
Ø Ciri-ciri Kedatang Imam Mahdi
Imam
Mahdi adalah seorang lelaki yang masih muda, mukanya bersinar, jenggotnya
sempurna, pada pipinya terdapat tahi lalat, kulitnya bangsa Arab (tidak kuning
tidak pula hitam). Bentuk tubuhnya seperti bentuk tubuh Israil (besar
tinggi).[11] Diantara ciri-cirinya yang lain yang telah dijelaskan oleh hadis
Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, merupakan hadis hasil takhrij
berkualitas shahih sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu: “Al-Mahdi
dari keluargaku, ubun-ubunnya tidak berambut, berhidung mancung, dia akan
menyebarkan keadilan dan kebijaksanaan di seluruh penjuru bumi setelah
sebelumnya diliputi oleh kedzaliman dan kerusakan, dan dia berkuasa selama 7
tahun.” (H.R Abu Dawud) Juga dalam hadis yang diriwayatkan Abu Nu’aim dari
Hudzaifah bahwa Rasulullah SAW bersabda[12]:
“Al-Mahdi adalah seorang
lelaki dari keturunanku. Warna kulitnya seperti warna kulit orang Arab dan
fisiknya seperti orang Israel”
Beliau berujud manusia,
begitulah pendapat ulama-ulama besar seperti Imam Hasan Al Bashri Imam Qatadah,
Imam Thabrani, Imam Ibnu Majah, Imam Abu Daud, Imam Ahmad (Imam Hambali), Imam
Ibnu Hajar Al Haitsami, Imam Abu Hasan Al Iraqi, Imam Al Hafiz Abu Nuaim, Imam
Sayuti, Syeikh Al Hafiz Abdullah bin Siddiq, dan banyak sekali lainnya. Mengenai
sifat-sifatnya al-Mahdi adalah seorang manusia yang akhlaknya menyerupai Rasul
kita SAW. Kasih sayangnya, pemurahnya, tawadhu’nya, keadilannya, keberaniannya,
tawakalnya, sabarnya, takutnya pada Tuhan, khusyuknya dalam shalat.[13]
Tanda-tanda Kedatangan
Imam Mahdi
Dalam bukunya Saleh A. Nahdi disebutkan tanda-tanda munculnya imam
Mahdi, diantaranya:
Ø Pada zaman itu agama
kristen akan mempunyai supremasi yang kuat atas semua agama-agama, baik
bilangan maupun pengaruhnya.
Ø
Keadaan umat Islam pada saat itu menjadi asing.
Ø
Banyak umat Islam di Arab banyak yang menyimpang dari ajaran Islam.
Ø
Rusaknya akhlak dan moral umat manusia.
Ø
Banyak anak yang durhaka pada orangtuanya.
Ø
Perbedaan antara orang kaya dan orang miskin sangat mencolok. Orang miskin hina
dan ditelantarkan sebaliknya orang kaya dihormati dan dipuji-puji.
Ø
Muncul berbagai macam penyakit-penyakit yang tidak pernah dikenal oleh
orang-orang terdahulu
Ø
Keadaan perhubungan (transportasi dan komunikasi) sangat mudah.
Ø
Hilangnya kekuatan politik umat Islam.
Ø
Terjadinya gerhana bulan dan matahari dalam satu bulan.
Ø
Perang Irak-Iran
Al-Mahdi dari keluarga Nabi SAW, Bukan Isa
a.s.[14] Sebagai alasan bahwa al-Mahdi bukan Isa, yakni karena terdapat riwayat
mutawatir yang menjelaskan bahwa al-Mahdi berasal dari keluarga Nabi. Di antara
hadis tersebut adalah riwayat Abu Dawud dari Ummu Salamah, Rasulullah SAW
bersabda: “Al-Mahdi berasal dari keluargaku dari anak Fathimah”.(H.R. Abu
Dawud)
“Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum datang seorang lelaki dari ahlul baitku memimpin. Namanya sama dengan Namaku”(H.R. Ahmad)
“Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum datang seorang lelaki dari ahlul baitku memimpin. Namanya sama dengan Namaku”(H.R. Ahmad)
Ada sebuah pendapat yang mengatakan bahwa
al-Mahdi adalah seorang laki-laki dari keluarga Rasulullah SAW dari anak cucu
Hasan bin Ali, yang keluar di akhir zaman saat dunia dipenuhi ketidakadilan dan
kedzaliman, lalu ia mengisinya dengan keadilan. Mayoritas hadis menunjukkan hal
ini. Keberadaan al-Mahdi berasal dari keturunan Hasan memiliki rahasia sejarah,
yaitu Hasan r.a menyerahkan kepemimimpinannya kepada Muawiyah bin Abu Sufyan
pascaperang shiffin demi kemashlahatan umat. Karena itu Allah memberi
keturunannya kekhalifahan yang menjamin keadilan yang memenuhi dunia.
Ini merupakan Sunnah Allah yang berlaku
bagi hamba-hambaNya, siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah
memberinya atau keluarganya sesuatu lebih baik dari yang ditinggalkannya.
Kondisi ini tidak ada pada Husein a.s karena ia menginginkan kekhalifahan,
perang untuknya, namun tidak berhasil mendapatkannya. Wallahu a’lam.
Ada sekelompok ulama yang mengatakan bahwa
al-Mahdi adalah Isa bin Maryam. Dalam hal ini mereka berpegang pada hadis
riwayat Ibnu Majah: Kesahihan riwayat ini dipertanyakan dan sarat kritik. Ibnu Majah
di dalam al-Sunan meriwayatkan hadis ini dari Yunus bin Abdul A’la, dari
Syafi’I, dari Muhammad bin Khalid al-Jundi, dari Iban bin Shalih, dari Hasan,
dari Anas bin Malik, dari Nabi SAW. Riwayat ini hanya dimiliki oleh Muhammad bin
Khalid al-Jundi. Kebanyakan ulama’ menilai sebagai hadis munkar. [15]
Tugas al-Mahdi
Al-Mahdi mempunyai tiga tugas dasar [16]:
Ø
Menghancurkan seluruh sistem filsafat yang mengingkari keberadaan
Allah.
Ø
Memerangi takhayul dengan membebaskan Islam penindasan orang-orang
munafik yang telah menyimpangkan agama, dan kemudian mengungkap dan
melaksanakan akhlak Islam sejati yang didasarkan pada aturan Al Qur’an.
Ø
Memperkuat seluruh dunia Islam, baik secara politik maupun sosial,
dan kemudian mengembangkan perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan serta
memecahkan berbagai masalah kemasyarakatan.
Kondisi Umat Islam Saat Kemunculan al-Mahdi [17]
Kondisi dimana al-Mahdi akan muncul diawali dengan pertempuran
yang sangat dahsyat. Peperangan besar ini terjadi antara blok umat Islam dan
Bani Ashfar. Pada mulanya, umat Islam dan Bani Ashfar bersekutu melawan musuh.
Tetapi karena suatu peristiwa akhirnya mereka mengkhianati perjanjian damai itu
dan mengadakan permusuhan terhadap umat Islam. Dari pertempuran-pertempuran ini,
umat Islam mengalami kekalahan hingga umat Islam tersisa dalam jumlah sedikit.
Akhirnya mereka mencari perlindungan, namun kemudian datanglah pasukan kiriman
dari arah Syam untuk mengejar mereka yang tinggal sedikit. Namun justru mereka
dibenamkan Allah di sebuah padang pasir bernama Baidha.
Dalam kondisi seperti itu, Allah memberi pertolongan dengan
memunculkan pemimpin yang akan memenuhi dunia dengan keadilan. Kisah
pengangkatan al-Mahdi dimulai dari perselisihan kaum muslimin ketika ada seorang
khalifah meninggal mengenai siapakah yang akan menggantikannya. Lalu tiba-tiba
ada seorang lelaki Quraisy datang dari Madinah menuju Mekah untuk mencari
perlindungan Kabah. Selanjutnya mereka mendatangi orang ini dan membaiatnya di
antara rukun Kabah dan maqam Ibrahim a.s. akan tetapi sebenarnya imam Mahdi
tidak mau untuk dibaiat. Terbenamnya pasukan musuh tadi di Baidha merupakan
pertanda yang paling penting untuk mengetahui al-Mahdi, karena peristiwa itu
bersamaan waktunya dengan baiat umat Islam terhadap al-Mahdi. Pada saat itulah,
kaum muslimin tahu yang mereka baiat adalah al-Mahdi.
Kemudian keadaan agama Islam yang sebelumnya dianggap rendah dan
hina menjadi agama yang mulia dan diagungkan. Orang yang buruk tingkah lakunya
banyak yang meninggal, fitnah-fitnah pun hilang di tengah masyarakat, tidak ada
pelacuran, tidak ada barang riba, tidak ada yang minum khamr. Hati setiap orang
merasa damai, tentram dan menerima semua ketentuan Allah dan ajaran agama
Islam, dimana-mana tempat masyarakat tampak rukun, tentram dan bersaudara,
orang yang tadinya melarat bisa menjadi kaya, tampak makmur hidupnya murah
sandang dan pangan, sampai-sampai pada akhirnya sedekah dibawa keliling ke
tengah masyarakat tidak ada yang mau menerima, karena semua orang ingin bersedekah.
Hal ini karena keadaan ekonomi mereka sangatlah cukup. [18]
Mengenai hal tersebut, banyak hadits shahih telah menyebutkan
adanya seorang khalifah di mana kemakmuran mencapai puncaknya pada zamannya
sehingga dia meraup harta kekayaan dengan kedua tangannya tanpa menghitungnya,
dia membagikan harta itu tanpa perhitungan. Akan tetapi riwayat-riwayat itu
tidak menyebutkan nama khalifah tersebut. Dari Abu Said Al-Khudri bahwasanya Nabi
saw bersabda, “Akan muncul di kalangan kalian seorang khalifah yang meraup
harta kekayaan dengan kedua tangannya tanpa menghitungnya.” Dalam
riwayat lain, “Memberikan harta kepada manusia tanpa perhitungan.” Dalam
riwayat lain, “Akan muncul di akhir umatku seorang khalifah yang meraup harta
kekayaan dengan kedua tangannya.” Pada zamannya imam Mahdi inilah bisa
dikatakan sebagai masa pencapaian kemakmuran, dan juga masa keemasan Islam
karena belum pernah ada suatu pemerintahan Islam yang semakmur dan sedamai
seperti zamannya imam Mahdi ini.
Imam Mahdi mengadakan sidang[20]
Sebelum Imam Mahdi melaksanakan tugasnya, beliau bermunajat kepada
Allah memohon petunjuk dan pertolongan dari Allah. Ia senang menyendiri di
dekat Ka’bah untuk beribadah dan memohon petunjuk dari Allah. Pada suatu ketika
saat ketika ia bermunajat kepada Allah beliau diikuti oleh 313 orang lelaki.
Kemudian ia langsung mengadakan sidang kilat dengan 313 orang tadi. Dalam
sidang tersebut ia berkata kepada mereka, bahwa dirinya telah dikehendaki oleh
Allah untuk menata peradaban manusia dengan menegakkan syariat Islam yang telah
dijalankan oleh Rasulullah SAW.
Kemudian Imam Mahdi membaiat para pembantunya serta merumuskan
undang-undang Islam berdasarkan syari’ah Rasulullah SAW yang akan ia gunakan
untuk menata dan memerintah umat manusia. Setelah selesai sidang itu maka Imam
Mahdi pergi ke Kufah (masih daerah Iran) di sana Imam Mahdi mempersiapkan
tentaranya untuk berperang, yaitu perang sabil.
Kedudukan Imam Mahdi dalam Islam
Dalam mengatur pemerintahan, Imam Mahdi bertempat tinggal di tanah
Arab. Namun hukum pemerintahannya biasa dilaksanakan ke seluruh dunia.
Sedangkan untuk mengendalikan jalannya pemerintahan di negeri-negeri Ajam
(selain bangsa Arab), Imam Mahdi mengangkat wakilnya (semacam gubernur)
diambilkan dari orang-orang terpilih yang cakap. Imam Mahdi itu mempunyai wakil
banyak sekali, yang diambilkan dari para Wali Allah yang berbangsa Ajam untuk
membantu Imam Mahdi dalam menegakkan Islam.
Pada masa itu hukum Islam benar-benar dilaksanakan, tiada
peraturan yang mengatur Negara dan rakyat selain hukum Islam. Hal ini
dijelaskan dalam suatu hadis: Imam Mahdi menegakkan Syariat Islam, serta
menghidupkan apa-apa yang sudah tercecer dari sunah Rasulullah SAW. Sejak itu
Islam menjadi jaya dan luhur kalimatnya, yakni masa kekuasaan Imam Mahdi
tresebut sehingga dapatlah ditetapkan pemerintahannya di atas bumi. (HR. Abu
Daud).[21]
Lamanya imam Mahdi hidup di dunia
Dalam hadits Imam Mahdi akan memimpin selama 7 atau 8 atau 9
tahun.[22] Semasa kepemimpinannya Imam Mahdi akan membawa kaum muslimin untuk
memerangi kezaliman, hingga satu demi satu kedzaliman akan tumbang takluk
dibawah kekuasaannya. Kemenangan demi kemenangan yang diraih Imam Mahdi dan
pasukannya akan membuat murka raja kezaliman (Dajjal) sehingga membuat Dajjal
keluar dari persembunyiannya dan berusaha membunuh Imam Mahdi serta
pengikutnya. Kekuasaan dan kehebatan Dajjal bukanlah lawan tanding Imam Mahdi
oleh karena itu sesuai dengan takdir Allah, maka Allah swt akan menurunkan Nabi
Isa dari langit yang bertugas membunuh Dajal. Imam Mahdi dan Nabi Isa akan
bersama-sama memerangi Dajjal dan pengikutnya, hingga Dajjal mati ditombak oleh
Nabi Isa di pintu Lod dalam kompleks al-Aqsa.[23]
Kesimpulan dan Penutup
Dari kumpulan riwayat di atas jelaslah bagi kita secara tersurat
dan tersirat bahwa al-Mahdi adalah seorang yang shalih yang muncul dari arah
timur, dia lari dari Madinah berlindung ke baitullah, lalu dia di baiat di
Ka’bah yang mulia di antara rukun dan maqam, lalu satu pasukan diutus untuk
membunuhnya, tetapi mereka dibenamkan, Allah memberikan pertolongan dan
dukungan kepadanya dan dia berhukum kepada Islam. Dia menyebarluaskan keadilan
di antara manusia, kemakmuran dan ketenteraman merata, dia bertemu dengan Nabi
Isa dan dia menjadi imam bagi umat lalu dia membantunya membunuh Dajjal, dia
hidup 7 atau 9 tahun.
Pemaparan-pemaparan di atas, setidaknya dapat kita rinci sebagai
berikut: [24]
Ø
Imam Mahdi akan muncul di akhir zaman.
Ø
Nama beliau adalah Muhammad bin Abdullah atau Ahmad bin Abdullah.
Ø
Beliau termasuk ahlul bait Rasulullah SAW, yakni cucu moyang dari
Fathimah binti Rasulillah. Keterangan ini termuat dalam hadis yang diriwayatkan
oleh Imam Abu Dawud dan Hakim.
Ø
Akhlak dan perangainya sangat mirip dengan Rasulullah SAW, akan
tetapi dalam raut muka dan lain-lain tak ada kemiripan. (diriwayatkan oleh Abu
Dawud, bersumber dari sahabat Ali ra)
Ø
Beliau akan memerintah dengan penuh keadilan dan kejujuran yang
merata ke seluruh permukaan bumi. Sebaliknya, sebelum itu telah merajalela
kedzaliman dan kesewenang-wenangan.
Ø
Syari’at Islam akan beliau tegakkan, seluruh sunah Rasulullah yang
sebelumnya telah terkubur akan beliau hidupkan.
Ø
Kedudukan beliau cukup kokoh dan mantap. Dan sebab sifat
keadilannya maka kehidupan pada saat itu menjadi makmur dan merata di seluruh
permukaan bumi. Bahkan begitu banyak harta yang diinfakkan. Beliau membagikan
harta secara merata kepada seluruh rakyat, dengan tanpa menghitung-hitungnya.
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Muslim.
Ø
Kemudian muncullah Dajjal, lalu nabi Isa AS turun. Selanjutnya
antara Imam Mahdi dan Nabi Isa As bersekutu untuk membinasakan Dajjal. Akhirnya
Imam Mahdi wafat dan kaum muslimin menshalatinya.
Dari pemaparan tadi, setidaknya ada beberapa hal yang perlu kita
pegangi bahwa kita sebagai umat Islam yang beriman wajib percaya bahwa seorang
imam Mahdi akan muncul di akhir zaman, karena hal ihwal imam Mahdi telah banyak
digambarkan dalam hadis-hadis Nabi saw.
Kiranya demikianlah makalah yang dapat penulis sajikan, semoga
bermanfaat dan tak lupa kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
untuk perbaikan selanjutnya.
Catatan kaki
Ø [1]
HR Ibnu Majjah no. 4073, CD ROM Mausu’ah al Hadis as Syarif. Global Islamic
Software, 1991-1997
Ø [2]
HR Abu Daud no. 3736, CD ROM Mausu’ah al Hadis as Syarif. Global Islamic
Software, 1991-1997
Ø [3]
HR Tirmidzi no. 2158, CD ROM Mausu’ah al Hadis al-Syarif . Global Islamic
Software, 1991-1997
Ø [4] Artinya bahwa beliau
akan berada di bumi selama 7, 8, atau 9 tahun.
Ø [5] Fuad Kauma. Langit
pun terguncang. (Yogyakarta: Penerbit Mitra Pustaka) hlm. 28
Ø [6] Muslih Abdul Karim.
Isa dan al-Mahdi, (Jakarta: Gema Insani, 2005 ) hlm. 205-206
Ø [7] Fuad Kauma. Langit
pun terguncang. (Yogyakarta: Penerbit Mitra Pustaka) hlm. 30
Ø [8] HR. Abu Dawud no.
4282, CD ROM Mausu’ah al Hadis as Syarif. Global Islamic Software, 1991-1997
Ø [9] HR. Tirmidzi no.
2231, CD ROM Mausu’ah al Hadis as Syarif. Global Islamic Software, 1991-1997
Ø [10] HR. Ibnu Majah no.
4135, CD ROM Mausu’ah al Hadis as Syarif. Global Islamic Software, 1991-1997
Ø [11] Fuad Kauma. Langit
pun terguncang. (Yogyakarta: Penerbit Mitra Pustaka) hlm. 30
Ø [12] Muslih Abdul Karim.
Isa dan Al-Mahdi. (Jakarta: Gema Insani, 2005) hlm. 209
Ø [13] Http://kawansejati.ee.itb.ac.idl
Ø [14] Muslih Abdul Karim.
Isa dan Al-Mahdi. (Jakarta: Gema Insani, 2005) hlm. 209-210
Ø [15] Muslih Abdul Karim.
Isa dan Al-Mahdi. (Jakarta: Gema Insani, 2005) hlm. 211
Ø [16] Harun Yahya. Hari
Akhir dan Imam Mahdi. Hlm. 12
Ø [17] Muslih Abdul Karim.
Isa dan al-Mahdi, (Jakarta: Gema Insani, 2005 ) hm. 215-219
Ø [18] Fuad Kauma. Langit
pun terguncang. (Yogyakarta: Penerbit Mitra Pustaka) hlm.37
Ø [19] HR Muslim no. 2913,
CD ROM Mausu’ah al Hadis as Syarif . Global Islamic Software, 1991-1997
Ø [20] Fuad Kauma, dalam
terj. Kitab Wafirru Ilallah, oleh: Mundzir Nadzir
Ø [21] Fuad Kauma. Langit
pun terguncang. (Yogyakarta: Penerbit Mitra Pustaka) hlm. 35-36
Ø [22] Yang terbanyak
yakni hadis yang menerangkan 7 tahun lamanya.
Ø [23] Umur Umat Islam,
Kedatangan Imam Mahdi, dan Munculnya Dajjal” karya Amin Muhammad Jamaluddin.
Penerbit Cendekia.
Ø [24] Choiran A. Marzuki.
Qiamat, Surga dan Neraka. (Yogyakarta: Mitra Pustaka. 1997) hlm 58-60
Tidak ada komentar:
Posting Komentar