Minggu, 21 Mei 2023

KISAH HAMZAH BIN ABDUL MUTHALIB

 

KISAH SAHABAT RASULULLAH

HAMZAH BIN ABDUL MUTHALIB

Orientasi

Hamzah bin Abdul Muthalib (bahasa Arabحمزه بن عبد المطلب; meninggal 3 H) adalah sahabat, paman, sekaligus saudara sepersusuan Nabi Muhammad . Hamzah memiliki julukan "Singa Allah" (أسد الله  asadullah) karena kepahlawanannya saat membela Islam.

Hamzah lahir diperkirakan hampir bersamaan dengan Nabi Muhammad. Ia merupakan anak dari Sayyidina Abdul-Muththalib dan Haulah binti Wuhaib dari Bani Zuhrah. Menurut riwayat, pernikahan Abdul-Muththalib dan Sayyidina Abdullah bin Abdul-Muththalib terjadi bersamaan waktunya, dan ibu dari Nabi, Sayyidah Aminah binti Wahab, adalah saudara sepupu dari Haulah binti Wuhaib Sayyidina Hamzah mempunyai otak yang cerdas dan pendirian yang kuat, dia termasuk tokoh Quraisy yang disegani.

Dia memeluk Islam pada tahun keenam kenabian (tahun 7 sebelum hijrah). Ia ikut hijrah bersama Rasulullah dan ikut dalam perang Badar. Nabi Muhammad menjulukinya “Asadullah” (Singa Allah) dan menamainya sebagai “Sayidus Syuhada”.

Kehidupan

Tahun 7 Sebelum Hijriyah: Masuk Islam

Sejak memeluk islam, Hamzah telah berniat untuk membaktikan segala keperwiraan, keperkasaan, dan juga jiwa raganya untuk kepentingan da'wah islam. Karena itu tidaklah mengherankan jika Nabi Muhammad menjulukinya dengan sebutan "Asadullah" yang artinya singa Allah.

Sementara itu, Abu jahal yang telah mengetahui bahwa Hamzah telah berdiri dalam barisan kaum muslimin berpikir bahwa perang antara kaum Quraisy dengan kaum muslimin sudah tidak dapat dielakkan lagi. Oleh karena itu, ia mulai menghasut dan memprovokasi orang-orang Quraisy untuk melakukan tindak kekerasan terhadap Rasulullah dan pengikutnya. Bagaimanapun, Hamzah tidak dapat membendung kekerasan yang dilakukan kaum Quraisy terhadap para sahabat yang lemah. Akan tetapi harus diakui, bahwa keislamannya telah menjadi perisai dan benteng pelindung bagi kaum muslimin lainnya. Lebih dari itu, dia menjadi daya tarik tersendiri bagi kabilah-kabilah Arab yang ada di sekitar jazirah Arab untuk lebih mendalam mengetahui Agama Islam.

Tahun 2 Hijriyah: Perang Badar

Pasukan kaum muslimin yang pertama kali dikirim oleh Nabi Muhammad SAW dalam perang Badar, dipimpin langsung oleh Hamzah dan Ali bin Abu Thalib menunjukkan keberaniannya yang luar biasa dalam mempertahankan Islam, hingga akhirnya kaum muslimin berhasil memenangkan perang tersebut secara gilang gemilang. Banyak korban dari kaum kafir Quraisy dalam perang tersebut, dan tentunya mereka tidak mau menelan kekalahan begitu saja. Maka mereka mulai mempersiapkan diri dan menghimpun segala kekuatan untuk menuntut balas kekalahan yang mereka alami sebelumnya.

Tahun 3 Hijriyah: Perang Uhud dan Syahid

Suku Quraisy disertai beberapa kafilah Arab lainnya bersekutu untuk menghancurkan kaum muslimin. Sasaran utama perang tersebut adalah Muhammad dan Hamzah. Mereka memiliki rencana yang keji terhadap Hamzah yaitu dengan menyuruh seorang budak yang mahir dalam menggunakan tombak dan organ hatinya akan diambil dan akan dimakan oleh Hindun yang memiliki dendam karena ayahnya Utbah bin Rabi'ah, dibunuh oleh Hamzah pada Perang Badar. Budak tersebut adalah Wahsyi bin Harb. Wahsyi diberi tugas membunuh Hamzah dan dijanjikan imbalan dimerdekakan dari perbudakan. Akhirnya kedua pasukan tersebut bertemu dan terjadilah pertempuran yang dahsyat, sementara Hamzah berada di tengah-tengah medan pertempuran untuk memimpin sebagian kaum muslimin. Ia mulai menyerang ke kiri dan ke kanan.

Seluruh pasukan kaum muslimin maju dan bergerak serentak ke depan, hingga akhirnya dapat diperkirakan kemenangan berada di pihak kaum muslimin. Dan seandainya pasukan pemanah yang berada di atas Bukit Uhud tetap patuh pada perintah Rosulullah untuk tetap berada di sana dan tidak meninggalkannya untuk memungut harta rampasan perang yang berada di lembah Uhud, niscaya kaum muslimin akan dapat memenangkan pertempuran tersebut.

Di saat mereka sedang asyik memungut harta benda musuh islam yang tertinggal, kaum kafir Quraisy melihatnya sebagai peluang dan berbalik menduduki bukit Uhud dan mulai melancarkan serangannya dengan gencar kepada kaum muslimin dari atas bukit tersebut. Tentunya penyerangan yang mendadak ini pasukan muslim terkejut dan kocar-kacir dibuatnya. Melihat itu semangat Hamzah semakin bertambah berlipat ganda. Ia kembali menerjang dan menghalau serangan kaum Quraisy.

Sementara itu Wahsyi terus mengintai gerak gerik Hamzah setelah menebas leher Siba' bin Abdul Uzza. Wahsyi mengambil ancang-ancang dan melempar tombaknya dari belakang yang akhirnya mengenai pinggang bagian bawah Hamzah hingga tembus ke bagian depan di antara dua pahanya. Lalu Ia bangkit dan berusaha berjalan ke arah Wahsyi, tetapi tidak berdaya dan akhirnya roboh dan meninggal sebagai syahid.

Usai peperangan, Nabi Muhammad dan para sahabatnya bersama-sama memeriksa jasad dan tubuh para syuhada yang gugur. Tidak sedikit pun terlintas di benaknya bahwa moral bangsa Arab telah merosot sedemikian rupa. Mereka merusak jasad Hamzah, merobek dadanya, dan mengambil hatinya.

Ibnu Katsir berkata dalam Usud al-Ghabah, "Dalam perang Uhud, Hamzah berhasil membunuh 31 orang kafir Quraisy. Sampai pada suatu saat, dia tergelincir sehingga ia terjatuh kebelakang dan tersingkaplah baju besinya. Pada saat itu, ia langsung ditombak dan dirobek perutnya. Lalu, hatinya dikeluarkan oleh Hindun kemudian dikunyahnya hati Hamzah tetapi tidak tertelan dan segera dimuntahkannya.

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq di dalam Sirah Ibnu Ishaq: "dari Abdurahman bin Auf bahwa Ummayyah bin Khalaf berkata kepadanya, “Siapakah salah seorang pasukan kalian yang dadanya dihias dengan bulu-bulu itu?”

Aku menjawab, “Dia adalah Hamzah bin Abdul Muthalib.”

Lalu, Umayyah berkata, “Dialah yang membuat kekalahan kepada kami.”"

Ketika dia melihat keadaan tubuh pamannya, dia sangat marah dan Allah menurunkan firmannya (QS an-Nahl ayat 126): Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar."

Setelah itu, Nabi bersama kaum muslimin menyalatkan jenazah pamannya dan para syuhada lainnya satu per satu. Pertama Hamzah disalatkan, lalu dibawa lagi jasad seorang syahid untuk disalatkan sementara jasad Hamzah tetap dibiarkan di situ. Lalu, jenazah itu diangkat, sedangkan jenazah Hamzah tetap di tempat. Kemudian dibawa jenazah yang ketiga dan dibaringkan di samping jenazah Hamzah. Lalu Nabi dan para sahabat lainnya menyalatkan mayat itu. Demikianlah Nabi menyalatkan para syuhada Uhud satu per satu, hingga jika di hitung, maka Muhammad dan para sahabatnya telah menyalatkan Hamzah sebanyak tujuh puluh kali. Abdurrahman bin Auf menyebutkan bahwa ketika perang Badar, Hamzah berperang di samping Muhammad dengan memegang 2 bilah pedang. Beliau juga salah satu syuhada yang darah masih mengalir dalam perang uhud.

As-Sabiqun al-Awwalun

Sahabat yang Menghadiri Perang Badar

Abbad bin Bisyr · Abbas bin Abdul-Muththalib · Abdullah bin Abbas · Abdullah bin Abdul-Asad · Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi · Abdullah bin Ja'far · Abdullah bin Mas'ud · Abdullah bin Rawahah · Abdullah bin Salam · Abdullah bin Ubay · Abdullah bin Umar · Abdullah bin Ummi-Maktum · Abdullah bin Zubair · Abdurrahman bin Abi Bakar · Abdurrahman bin Auf · Abu Ayyub al-Anshari · Abu Bakar · Abu Dujanah · Abu Dzar Al-Ghifari · Abu Hudzaifah bin al-Mughirah · Abu Hurairah · Abu Lubabah bin Abdul-Mundzir · Abu Martsad al-Ghanawi · Abu Musa Al-Asy'ari · Abu Qatadah · Abu Sufyan · Abu Sufyan bin Harits · Abu Thalhah al-Anshari · Abu Ubaidah bin al-Jarrah · Abu al-Aas bin al-Rabi' · Abu Darda · Abu Hudzaifah bin Utbah · Abu Sa'id al-Khudri · Attab bin Usaid · Al-Ala'a Al-Hadrami · Al-Barra' bin Malik · Al-Harits bin Hisyam · Al-Nahdiah · Ali bin Abi Thalib · Amir bin Abi Waqqas · Amir bin Fuhairah · Amru bin al-Jamuh · Amru bin Tsabit · Ammar bin Yasir · Amru bin Ash · An-Nu'man bin Muqarrin · An-Nu'man bin Malik · Anas bin Malik · Aqil bin Abu Thalib · Arfajah al-Bariqi · Aus bin As-Shamit · Basyir bin Sa'ad · Bilal bin Rabah · Bilal bin al-Harits · Al-Fadhl bin al-Abbas · Fatimah binti Asad · Fatimah binti Hizam · Fairuz ad-Dailami · Ghaurats bin Harits · Habibah binti Ubaidillah · Hakim bin Hazm · Halimah As-Sa'diyah · Hamzah bin Abdul-Muththalib · Hanzhalah bin Abi Amir · Haritsah binti al-Muammil · Hasan bin Ali · Hatib bin Abi Baitah · Hisyam bin al-Ash · Hudzaifah bin al-Yaman · Hujr bin Adi · Husain bin Ali · Ikrimah bin Abu Jahal · Ja'far bin Abi Thalib · Jarir bin Abdullah al-Bajali · Julaybib · Khabbab bin al-Arat · Khadijah binti Khuwailid · Khalid bin Sa`id · Khalid bin Walid · Khawlah binti Tsa'labah · Khubaib bin Adi · Khunais bin Hudzafah · Khuzaimah bin Tsabit · Khawlah binti Hakim · Layla binti al-Minhal · Lubabah binti al-Harith · Lubaynah · Malik bin Nuwairah · Marwan bin al-Hakam · Miqdad bin Amr · Mua'dz bin Jabal · Muawiyah bin Abu Sufyan · Muhammad bin Maslamah · Mughirah bin Syu'bah · Mush'ab bin Umair · Qatadah bin an-Nu'man · Qudamah bin Mazh'un · Rabi'ah bin Umayyah · Rabi'ah bin Harits · Rukanah al-Mutthalibi · Sa'ad bin ar-Rabi' · Sa'ad bin Abi Waqqas · Sa'ad bin Mu'adz · Sa'ad bin Ubadah · Saffiyah binti Abdul-Muththalib · Sa’id bin Al-Ash · Sa'id bin Amir al-Jumahi · Sa'id bin Zaid · Salim Maula Abi Hudzaifah · Salman al-Farisi · Shuhaib ar-Rumi · Sumayyah binti Khayyat · Syaibah bin 'Utsman · Tamim ad-Dari · Thalhah bin Ubaidillah · Thalib bin Abu Thalib · Tsuwaibah · Tsumamah bin Utsal · Ubadah bin ash-Shamit · Ubadah bin Al-Khasykhasy · Ubaidah bin al-Harits · Ubay bin Ka'ab · Umamah binti Zainab · Umar bin Khattab · Ummi Hani · Ummi Kultsum binti Ali · Ummi Kultsum binti Jarwila Khuzima · Ummi Syarik · Ummi Ubays · Uqbah bin Amir · Urwah bin Mas'ud · Usamah bin Zaid · Usaid bin Hudhair · Utbah bin Ghazwan · Utsman bin Affan · Utsman bin Mazh'un · Utsman bin Hunaif · Wahab bin Umair · Wahab bin Sa'ad · Wahsyi bin Harb · Yazid bin Abu Sufyan · Zaid bin Arqam · Zaid bin Haritsah · Zaid bin Tsabit · Zainab binti Ali · Zubair bin Awwam · Zunirah al-Rumiyah

 

Sumber : Google Wikipedia

 

 

KISAH HAMZAH BIN ABDUL MUTHALIB

YANG DIJULUKI SINGA ALLAH
Tim | CNN Indonesia
Rabu, 21 Apr 2021 17:00 WIB

Orientasi

Hamzah bin Abdul Muthalib merupakan sahabat, paman, sekaligus saudara sepersusuan Nabi yang memeluk agama Islam pada periode pertama atau dikenal sebagai as-sabiqun al-awwalun.

Hamzah dan Muhammad memiliki kedekatan hubungan yang erat karena keduanya banyak melakukan hal bersama sedari kecil, sehingga Hamzah pun sangat mengenal serta menyayangi Muhammad.

Ketika Muhammad sedang berupaya untuk menyebarluaskan dakwah mengenai ajaran agama Islam, Hamzah masih belum menjadi seorang Muslim.

Akan tetapi, rasa hormat untuk melindungi Nabi Muhammad selalu ada pada dirinya. Bahkan ia tidak pernah rela jika ada salah seorang yang menjelekkan atau menyakiti keponakannya itu.

Suatu waktu seseorang dari kaum Quraisy menjelek-jelekan Muhammad dan kabar tersebut didengar oleh Hamzah sampai membuatnya murka.

Meskipun status agama Hamzah belum Islam, dirinya sangat marah jika ada yang mencela Muhammad dalam hal apa pun.

Dengan suara lantang Hamzah membela keponakannya sambil menyatakan kepada kaum Quraisy perihal dirinya sudah mengikuti ajaran Muhammad.

Para kaum Quraisy yang mendengar pernyataan Hamzah itu dibuat gelisah karena ada kemungkinan pengikut Muhammad bisa jauh lebih banyak.

Setelah kejadian tersebut Hamzah sempat dilanda keraguan atas agama Islam. Namun pelarian dirinya hanya kepada Allah untuk meminta keyakinan, kebenaran serta petunjuk.

Maha suci Allah atas segala kuasanya mengabulkan doa-doa Hamzah sampai membuat dirinya yakin. Kemudian ia bergegas menemui Rasul untuk menceritakan kejadian yang dialaminya.

Mendengar apa yang terjadi pada Hamzah Rasul turut mendoakan agar dirinya diberikan keteguhan hati pada agama.

Hamzah menjadi pengikut ajaran Rasul dan sosoknya paling terdepan dalam membela Islam. Terutama ketika kaum Quraisy gencar menghasut yang memicu peperangan.

"Sejak masuk Islam, Hamzah mempersembahkan semua kekuatan, kemampuan, serta hidupnya untuk Allah dan agama, sampai Nabi memberinya gelar agung Assadullah wa Asadu Rasulihi (Singa Allah dan Rasul-Nya)," tulis Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW tentang Hamzah bin Abdul Muthalib, Singa Allah dan Pemimpin Para Syuhada.

Saat itu akan berlangsung Perang Badar. Kaum Muslim berhadapan dengan kaum Quraisy dan untuk pertama kalinya Rasul memercayai Hamzah sebagai penegak bendera Islam.

Pertumpahan darah serta kekecewaan banyak menimpa kaum Quraisy atas kekalahannya melawan kaum muslim selepas perang Badar. Akan tetapi, kaum Quraisy sesegera mungkin ingin membalas dendam untuk membunuh Hamzah pada perang berikutnya yaitu perang Uhud.

Rasa dendam serta amarah tinggi ada pada seluruh kaum Quraisy yang sudah tidak sabar untuk memburu Hamzah.

Nahas, Hamzah pun tewas oleh sebuah tombak yang diarahkan seseorang bernama Wahsyi dari kaum Quraisy saat Perang Uhud berlangsung. Kematian Hamzah dalam Perang Uhud diketahui Rasul dan menjadi luka terdalam hingga menggemparkan seluruh kaum.

Rasa cinta Nabi kepada Hamzah sangat besar. Dari peristiwa itu turunlah sebuah surah An-Nahl ayat 125-128 sebagai penghormatan untuk Hamzah yang telah mendapat pahala di sisi Allah.

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ 

125.  Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

وَإِنۡ عَاقَبۡتُمۡ فَعَاقِبُواْ بِمِثۡلِ مَا عُوقِبۡتُم بِهِۦۖ وَلَئِن صَبَرۡتُمۡ لَهُوَ خَيۡرٞ لِّلصَّٰبِرِينَ 

126.  Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.

وَٱصۡبِرۡ وَمَا صَبۡرُكَ إِلَّا بِٱللَّهِۚ وَلَا تَحۡزَنۡ عَلَيۡهِمۡ وَلَا تَكُ فِي ضَيۡقٖ مِّمَّا يَمۡكُرُونَ 

127.  Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.

إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحۡسِنُونَ 

128.  Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.

Itulah kisah Hamzah bin Abdul Muthalib sang 'Singa Allah' dan pemimpin para syuhada yang sangat tinggi dengan keyakinan serta teguh pendirian dalam menegakkan agama Islam.

 

Sumber : Google Wikipedia

 ooooooooo o0o oooooooo 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA Orientasi Asahan ( Jawi : اسهن ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi S...