KABUPATEN NIAS BARAT
PROVINSI SUMATERA UTARA
Orientasi
Nias Barat adalah
kabupaten di bagian barat Pulau Nias,
Sumatra Utara, Indonesia. Berdasar UU No. 46 Tahun 2008
Kabupaten Nias Barat berdiri pada tanggl 26 November 2008.
Kemudia Kabupaten ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia,
Mardiyanto,
pada 26 Mei
2009,
sebagai salah satu hasil pemekaran dari Kabupaten
Nias.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Nias Barat tahun 2021, penduduk kabupaten ini pada tahun 2020 berjumlah 89.994 jiwa dengan kepadatan penduduk 173 jiwa/km2.
Geografis
Batas Wilayah
Utara |
|
Timur |
Kecamatan Botomuzöi, Kecamatan Gidö, Kecamatan Hili Serangkai, dan Kecamatan Ma'u |
Selatan |
|
Barat |
Sejarah
Kabupaten Nias Barat merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Nias berdasarkan UU Nomor 46 Tahun 2008 Kabupaten ini terdiri dari 8 kecamatan dan 105 desa. Nias Barat menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB) pada masa Bupati Nias Binahati B. Baeha dan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Mardiyanto meresmikan Nias Barat menjadi DOB, Selasa (26/05/2009), sekaligus melantik Faduhusi Daeli sebagai Penjabat Bupati (Pj) Nias Barat. Setelah 18 bulan Faduhusi Daeli mengundurkan diri sebagai Penjabat Bupati Nias Barat oleh karena menjadi calon bupati Nias Barat definitif. Roda pemerintahan, kemudian, dijalankan oleh Pelaksana Tugas Bupati Nias Barat Drs. Sudirman Waruwu.
Pada 2 Februari 2011 untuk pertama kalinya, Nias Barat melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada). Ada tiga pasangan calon, yakni: Faduhusi Daeli-Sinar Abdi Gulö (FASIA), Yupiter Gulö-Raradödö Daeli (PIRA), dan Adrianus Aroziduhu Gulö dan Hermit Hia (AARO’ÖHE). Pasangan calon yang terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Nias Barat definitif adalah Adrianus Aroziduhu Gulö dan Hermit Hia. Mereka dilantik oleh Pelaksana Tugas Gubernur Sumatra Utara pada 13 April 2011.
Pemerintahan
Daftar Bupati
Bupati |
Wakil Bupati |
Periode |
Adrianus Aroziduhu Gulö, SH., MH |
Hermit Hia, S.Ip |
13 April 2011-13 April 2016 |
Faduhusi Daeli, S.Pd |
Khenoki Waruwu |
22 April-sekarang |
Kecamatan
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Nias Barat :
1. Lahömi
2. Lölöfitu Moi
3. Mandrehe
6. Moro'ö
7. Sirombu
8. Ulu Moro'ö
Pariwisata
Potensi pariwisata di Kabupaten Nias Barat sangat besar terutama karena langsung berbatasan dengan Samudera Hindia di sebelah barat kabupaten ini. Nias Barat memiliki andalan pariwisata kepulauan yakni kepulauan Hinako yang terdiri atas delapan pulau-pulau kecil yang indah antara lain:
1. Pulau Hinako
2. Pulau Bögi
3. Pulau Bawa
4. Pulau Asu
5. Pulau Imana
6. Pulau Heruanga
7. Pulau Hamutala
8. Pulau Langu
Delapan pulau ini terletak di Kecamatan Sirombu Nias Barat. Pulau-pulau kecil ini memiliki pantai berpasir putih, terumbu karang, dan perkebunan kelapa masyarakat. Pulau Asu dan Pulau Bawa sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara untuk kegiatan surfing (berselancar) dan diving (penyelaman) karena memiliki ombak yang tinggi dan terumbu karang yang banyak. Pulau-pulau ini masih terjaga karena pada umumnya sangat minim penghuni bahkan ada yang tidak berpenghuni sama sekali seperti Pulau Hamutala, Pulau Heruanga dan Pulau Langu.
Selain di kepulauan, kini Destinasi Wisata di Nias Barat sudah bertambah :
1. Desa Wisata Tetehosi "Kamadu Beach" dilaunching 07 April 2021.
Sejarah Panjang Gempa Nias Sejak 1896-2021
- Sabtu, 15 Mei 2021 | 13:47 WIB
AYOCIREBONG.COM-- Gempa bumi dengan magnitudo (M) 6,7 mengagetkan masyarakat di Pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara, Jumat 14 Mei 2021. Kekuatan gempa mengakibatkan guncangan kuat sehingga guncangannya membuat masyarakat panik dan keluar rumah. Merespons potensi dampak bahaya, Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) mengatakan masyarakat membutuhkan kesiapsiagaan untuk selamat.
BNPB mengimbau bahwa gempa bumi yang dapat terjadi sewaktu-waktu dan patut diwaspadai oleh masyarakat. BNPB selalu mengimbau masyarakat untuk waspada dan siap siaga dalam menghadapi tak hanya gempa bumi tetapi juga tsunami.
"Masyarakat Pulau Nias dan sekitarnya memang berada di kawasan dengan potensi gempa bumi dan tsunami kelas sedang hingga tinggi. Salah satunya Gunung Sitoli. Kota dengan enam kecamatan berada pada kategori sedang hingga tinggi potensi gempa bumi. Sedangkan 4 kecamatan di kota ini berada pada kategori yang sama untuk potensi bahaya tsunami," tulis keterangan resmi BNPB, Sabtu 15 Mei 2021.
Kesiapsiagaan dalam menghadapi bahaya geologi ini tidak terlepas dari catatan sejarah ratusan tahun lalu. Berdasarkan Katalog Tsunami Indonesia Tahun 416 – 2018, sejumlah tsunami terjadi di barat daya Sumatera menunjukkan gempa bumi dan tsunami merupakan suatu keniscayaan. Misal pada periode 1800 – 1899 beberapa gempa besar memicu terjadinya tsunami. Gempa M7,2 pada 1843 mengakibatkan tsunami yang berdampak di Pulau Nias.
Catatan BMKG menyebutkan bahwa sekitar pukul 00.30 waktu setempat di Gunung Sitoli, sebuah gelombang pasang datang dari tenggara dengan suara yang mengerikan. Hampir seluruh pantai di Pulau Nias terkena gelombang tersebut. Sebuah kampung bernama De Mego yang berjarak 2 km dari Gunung Sitoli tersapu seluruhnya. Bahkan kapal-kapal ikan disungai digambarkan terbawa ke daratan sejauh 30 – 50 km dari tempat tambatan. Berselang 9 tahun, tepatnya 11 November 1852, gempa M6,8 memicu terjadinya tsunami. Wilayah pantai di Pulau Nias kembali terdampak gempa waktu itu.
Selanjutnya pada 1861, gempa besar M8,5 yang terjadi di barat daya Sumatera memicu terjadinya tsunami. Beberapa wilayah terdampak tsunami, seperti Pulau Nias dan sekitarnya. Berdasarkan BMKG, Gunung Sitoli mengalami serangan tsunami parah. Dikutip dari katalog tsunami, awalnya air laut surut sejauh 32 m, kemudian kembali dengan kecepatan yang sangat tinggi dan menghancurkan sejumlah desa di pantai. Peristiwa itu mengakibatkan banyak penduduk setempat meninggal dunia.
Pada 1896 gempa bumi dengan M6,8 kembali mengguncang barat daya Sumatera, khususnya Pulau Nias. Digambarkan pada tahun itu, sekitar satu jam pascagempa air bah data dan 6 jam kemudian terjadi lebih dahsyat menerjang Gunung Sitoli. Gempa M6,7 yang terjadi pada hari ini, Jumat (14/5), pukul 13.33 WIB, juga dirasakan masyarakat di wilayah administrasi lain di Pulau Nias, yaitu Kabupaten Kabupaten Nias, Nias Barat dan Nias Selatan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis parameter III – IV MMI di wilayah Kota Gunung Sitoli, Kabupaten Nias, Nias Barat dan Nias Selatan.
Skala MMI atau Modified Mercalli Intesity merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa. Berdasarkan informasi BMKG, IV MMI mendeskripsikan gempa dirasakan banyak orang yang berada di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah, serta gerabah pecah, jendela dan pintu berderik dan dinding berbunyi. Pada 1896 gempa bumi dengan M6,8 kembali mengguncang barat daya Sumatera, khususnya Pulau Nias. Digambarkan pada tahun itu, sekitar satu jam pascagempa air bah data dan 6 jam kemudian terjadi lebih dahsyat menerjang Gunung Sitoli.
Gempa M6,7 yang terjadi pada hari ini, Jumat (14/5), pukul 13.33 WIB, juga dirasakan masyarakat di wilayah administrasi lain di Pulau Nias, yaitu Kabupaten Kabupaten Nias, Nias Barat dan Nias Selatan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis parameter III – IV MMI di wilayah Kota Gunung Sitoli, Kabupaten Nias, Nias Barat dan Nias Selatan.
Skala MMI atau Modified Mercalli Intesity merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa. Berdasarkan informasi BMKG, IV MMI mendeskripsikan gempa dirasakan banyak orang yang berada di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah, serta gerabah pecah, jendela dan pintu berderik dan dinding berbunyi.
----- ooooo oOo ooooo -----
Sumber : Google Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar