Kamis, 14 Februari 2019

KHASIAT DAUN KUMIS KUCING

DAUN KUMIS KUCING

Orientasi
Orthosiphon aristatus atau dikenal dengan nama kumis kucing termasuk tanaman dari famili Lamiaceae/Labiatae. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia yang mempunyai manfaat dan kegunaan yang cukup banyak dalam menanggulangi berbagai penyakit.

Sejarah
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan songot koneng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia.

Nama Daerah
Kumis kucing (Melayu – Sumatra), kumis kucing (Sunda), remujung (Jawa), se-salaseyan, songkot koceng (Madura).

Ciri-ciri
Kumis kucing termasuk terna tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya dan tingginya mencapai 2 meter. Batang bersegi empat agak beralur berbulu pendek atau gundul. Helai daun berbentuk bundar atau lojong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya,[2] ukuran daun panjang 1 – 10 cm dan lebarnya 7.5mm – 1.5 cm. urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun 7 – 29 cm. Ciri khas tanaman ada pada bagian kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang keluar dari ujung cabang dengan panjang 7–29 cm, dengan ukuran panjang 13 – 27mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi putih, panjang tabung 10 – 18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75 – 2mm. 2.3. gagang berbulu pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm.

Distribusi
Distribusi kumis kucing yaitu di    :
asia-Iklim subtropis
Cina: Cina - Fujian, Guangxi, Hainan, Yunnan
asia-Iklim Tropis
AUSTRALASIA: Australia: Australia - Queensland

Kegunaan secara Empiris
Daun Kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai menanggulangi berbagai penyakit, Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis., reumatik dan menurunkan kadar glukosa darah. Selain bersifat diuretik, kumis kucing juga digunakan sebagai antibakteri.

Pertumbuhan
Iklim
1) Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman ini adalah lebih dari 3.000 mm/tahun.
2) Dengan sinar matahari penuh tanpa ternaungi. Naungan akan menurunkan kadar ekstrak daun.
3) Keadaan suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah panas sampai sedang.
Media Tanam
1) Tanaman ini dapat dengan mudah tumbuh di lahan-lahan pertanian, untuk produksi sebaiknya dipilih tanah yang gembur, subur, banyak mengandung humus/bahan organik dengan tata air dan udara yang baik.
2) Tanah Andosol dan Latosol sangat baik untuk budidaya kumis kucing.
Ketinggian
Ketinggian tempat optimum tanaman kumis kucing 500 - 1.200 m dpl.

Hama dan Penyakit
Hama
Selama ini tidak ada hama atau penyakit yang benar-benar merusak tanaman kumis kucing. Hama yang sering ditemukan adalah kutu daun dan ulat daun.

Penyakit
Penyakit yang menyerang disebabkan oleh jamur upas (Upsia salmonicolor atau Corticium salmonicolor). Jamur ini menyerang batang atau cabang tanaman yang berkayu. Pengendalian dilakukan dengan perbaikan tata air, meningkatkan kebersihan kebun, memotong bagian yang sakit, pergiliran tanaman dan penyemprotan pestisida selektif.

Gulma
Gulma yang banyak tumbuh di lahan pertanaman kumis kucing cukup bervariasi dan kebanyakan dari jenis gulma kebun seperti rumput teki, lulangan, ageratum, alang-alang, dan rumput-rumput lainnya
Pengendalian hama/penyakit secara organic

Sama seperti pada tanaman obat lainnya bahwa pengendalian hama/penyakit secara organic pada pertanaman kumis kucing lebih diusahakan secara PHT (pengendalian hama secara terpadu). Termasuk di dalamnya system bercocok tanam secara tumpang sari akan dapat menghambat serangan hama/penyakit. Untuk pengendalian gulma sebaiknya dilakukan secara manual dengan cara penyiangan seperti telah dijelaskan di atas. Namun apabila diperlukan dapat diterapkan penyemprotan dengan insektisida maupun pestisida nabati. Beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah:
1.   Tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids.
2.     Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin yang dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat saraf pusat yang aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat buah.
3.   Tuba (Derris elliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung rotenone untuk insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan.
4.    Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung azadirachtin yang bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap seperti wereng dan serangga pengunyah seperti hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif untuk menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro.
5.   Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yang dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida.
6.  Jeringau (Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama asaron dan biasanya digunakan untuk racun serangga dan pembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus.

Khasiat Kumis Kucing Obati Ginjal Hingga Asam Urat, Begini Cara Mengolahnya
Ø  Kumis kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq.) atau remujung dari suku Labiatea merupakan tumbuhan semak. Tingginya bisa mencapai 1,5 m.
Ø  Batangnya bersegi empat, berbulu pendek atau gundul. Daunnya lonjong, tepinya bergerigi.
Ø  Bunganya berupa tandan yang keluar di ujung cabang berwarna ungu pucat atau putih. Benang sarinya lebih panjang daripada tabung bunga.

Kumis kucing bersifat antiradang dan memperlancar air seni.
Kandungan ostosifonin dan garam kalium (terutama pada daunnya), merupakan komponen utama yang membantu larutnya asam urat, fosfat, dan oksalat dalam tubuh manusia, terutama dalam kandung kemih, empedu, maupun ginjal sehingga dapat mencegah terjadinya endapan batu ginjal.
Kandungan saponin dan tanin pada daun itu juga bisa mengobati keputihan.

Kegunaan dan penggunaannya
Nyeri buang air seni:
Cara I: Seduh sejumput daun kumis kucing yang dikeringkan dan minum seperti teh, boleh diberi gula aren.
Cara II: 1 sendok daun kumis kucing dilumatkan, 7 batang meniran, rebus dengan dua gelas air sampai air tinggal setengah. Minum air rebusan itu 3x sehari.
Batu ginjal:
Cara I: 25 g daun kumis kucing, 25 g daun ngokilo, 25 g daun meniran dengan akarnya, 25 g daun keji beling, dicuci. Rebus dengan 4 gelas air sampai mendidih. Minum air rebusan itu dalam sehari.
Cara II: 3 genggam daun kumis kucing, 5 helai daun keji beling dicuci, rebus dengan 2 gelas air. Minum airnya 2x sehari, pagi dan sore, selama 10 hari. Sesudah 10 hari, ganti dengan air rebusan jagung muda, 1x sehari. Hindari makan daging kambing, durian, serta makanan pedas.

1.   Rematik: Sesendok kecil daun kumis kucing dilumatkan, 1 sendok makan daun meniran dilumatkan, direbus dengan segelas air sampai airnya tinggal 3/4. Saring. Lalu diminum.
2.   Sakit pinggang: 7 helai daun dan 2 potong akar kumis kucing dicuci bersih. Rebus dengan segelas air. Usai direbus, biarkan satu malam, baru diminum.

3.  Radang ginjal: 40 helai bunga dan daun kumis kucing, 3 belimbing wuluh tua dicuci, dihaluskan. Seduh dengan 2 gelas air. Minum 3x sehari. Lakukan selama seminggu.

4.   Masuk angin: 1 sendok daun kumis kucing dicuci dan direbus dengan segelas air sampai airnya tinggal setengah. Diminum sekaligus.

5.    Demam: 100 g akar kumis kucing dicuci bersih, rebus dengan 3 gelas air. Setelah mendidih, saring, dan ambil airnya. Minum air rebusan ini 1 gelas sehari.

(Diambil dari Intisari Extra Health Maret 2016)

Manfaat Tanaman Kumis Kucing untuk Mengobati Infeksi Saluran Kencing

Kumis kucing yang punya nama latin Orthosiphon aristatus ini banyak tumbuh di negara-negara Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam. Karena bentuknya yang mirip helai kumis kucing, tanaman ini juga dikenal sebagai cat whiskers atau java plant. Selain sebagai tanaman hias, tanaman kumis kucing juga biasa dijadikan obat herbal untuk banyak kondisi kesehatan tertentu. Salah satu manfaat kumis kucing yang paling tersohor adalah mengobati infeksi saluran kencing dan penyakit ginjal.

Manfaat kumis kucing untuk mengobati infeksi saluran kencing
Kumis kucing pada umumnya dijadikan obat herbal untuk melawan infeksi bakteri, seperti pada luka di kulit atau gusi yang bengkak. Berkat sifat antijamur dan antiradangnya juga, masih ada banyak lagi manfaat kumis kucing lainnya, mulai dari mengobati rematik dan asam urat, penyakit ginjal (terutama batu ginjal), sebagai obat alergi, hingga menghentikan kejang.

Namun, manfaat kumis kucing yang utama dan sudah dibuktikan oleh sejumlah penelitian medis adalah sebagai obat infeksi saluran kencing berkat efek diuretiknya.

Manfaat kumis kucing ini pernah dilaporkan oleh sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Ethnoparmhacology yang melakukan pengujian pada beberapa tikus lab. Tikus-tikus ini diberikan minum air yang telah ditambahkan ekstrak kumis kucing.

Hasilnya diketahui bahwa di dalam tubuh, ekstrak kumis kucing bekerja memicu peningkatan produksi urin yang membuat Anda jadi lebih sering buang air kecil. Secara tidak langsung, bolak-balik buang air kecil dapat membantu membilas bakteri yang masuk ke dalam kandung kemih. Hal ini pun membantu mengurangi kemungkinan bakteri untuk bisa menempel pada sel-sel di dinding saluran kemih, yang dapat menimbulkan infeksi.

Hal yang harus diperhatikan saat mengonsumsi kumis kucing
Hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk menentukan dosis obat herbal kumis kucing yang aman, beserta kemungkinan risikonya.

Penelitian di atas menemukan bahwa ekstrak kumis kucing juga sedikit meningkatkan serum BUN dan kadar glukosa darah. Meski peningkatan kadar urea darah dan glukosa darah dalam tingkat wajar masih dibilang aman, ini bisa menjadi acuan bahwa Anda tidak boleh sembarangan mengonsumsi obat herbal tersebut.

Pasalnya, peningkatan kadar urea darah yang terlalu tinggi justru dapat menandakan gangguan pada saluran kemih atau bahkan kerusakan ginjal. Peningkatan kadar gula darah sendiri pun telah terkait dengan risiko berbagai macam gangguan kesehatan dalam jangka panjang.

Ingat: Sebelum menggunakan obat-obatan herbal atau suplemen sebagai obat infeksi saluran kencing, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter untuk mencari tahu dosis yang aman untuk Anda. Pastikan untuk mengikuti petunjuk pemakaian yang yang tertera pada label produk sebelum menggunakannya.

Sumber : Google Wikipedia

1 komentar:

  1. Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
    mampir di website ternama I O N Q Q
    paling diminati di Indonesia

    BalasHapus

KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA

  KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA Orientasi Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah sebuah kabupaten di Provinsi S...