Jumat, 19 April 2024

KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH

 

KABUPATEN POSO

PROVINSI SULAWESI TENGAH

Orientasi

Kabupaten Poso adalah sebuah kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi TengahIndonesia. Kabupaten ini mempunyai luas wilayah 7.112,25 km² dan berpenduduk sebanyak 248.325 jiwa (2021) dan Ibu kota kabupaten terletak di Kota Poso.

Sejarah

Pada mulanya penduduk yang mendiami daerah Poso berada di bawah kekuasaan Pemerintah Raja-Raja yang terdiri dari Raja PosoRaja NapuRaja MoriRaja TojoRaja Una Una dan Raja Bungku yang satu sama lain tidak ada hubungannya.

Keenam wilayah kerajaan tersebut di bawah pengaruh tiga kerajaan, yakni: Wilayah Bagian Selatan tunduk kepada Kerajaan Luwu yang berkedudukan di Palopo, sedangkan Wilayah Bagian Utara tunduk di bawah pengaruh Raja Sigi yang berkedudukan di Sigi (Daerah Kabupaten Sigi) dan khusus wilayah bagian Timur, yakni daerah Bungku termasuk daerah kepulauan tunduk kepada Raja Ternate.

Sejak tahun 1880 Pemerintah Hindia Belanda di Sulawesi Bagian Utara mulai menguasai Sulawesi Tengah dan secara berangsur-angsur berusaha untuk melepaskan pengaruh Raja Luwu dan Raja Sigi di daerah Poso.

Masa Pendudukan Belanda

Pada 1918, seluruh wilayah Sulawesi Tengah dalam lingkungan Kabupaten Poso yang ketika itu telah dikuasai oleh Hindia Belanda dan mulailah disusun pemerintah sipil. Kemudian oleh Pemerintah Belanda wilayah Poso dalam tahun 1905-1918 terbagi dalam dua kekuasaan pemerintah, sebagian masuk wilayah Keresidenan Manado, yakni Onderafdeeling (kewedanan) Kolonodale dan Bungku, sedangkan kedudukan raja-raja dan wilayah kekuasaanya tetap dipertahankan dengan sebutan Self Bestuure-Gabieden (wilayah kerajaan) berpegang pada peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Belanda yang disebut Self Bestuure atau Peraturan Adat Kerajaan (hukum adat).

Pada 1919 seluruh wilayah Poso digabungkan dialihkan dalam wilayah Keresidenan Manado di mana Sulawesi tengah terbagi dalam dua wilayah yang disebut Afdeeling, yaitu: Afdeeling Donggala dengan ibu kotanya Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibu kotanya kota Poso yang dipimpin oleh masing-masing Asisten Residen.

Sejak 2 Desember 1948, Daerah Otonom Sulawesi Tengah terbentuk, meliputi Afdeeling Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibu kotanya Poso yang terdiri dari tiga wilayah Onder Afdeeling Chef atau lazimnya disebut pada waktu itu Kontroleur atau Hoofd Van Poltselyk Bestuure (HPB).

Distrik Sulawesi Tengah

Ketiga Onder Afdeeling ini meliputi beberapa Landschap dan terbagi dengan beberapa distrik, yakni:

1.    Onder Afdeeling Poso, meliputi: Landschap Poso Lage berkedudukan di Poso, Landschap Lore berkedudukan di Wanga, Landschap Tojo berkedudukan di Ampana, Landschap Una-una berkedudukan di Ampana.

2.    Onder Afdeeling Bungku dan Mori, meliputi: Landschap Bungku berkedudukan di Bungku, Landschap Mori berkedudukan di Mori.

3.    Onder Afdeeling Luwuk, meliputi: Landschap Banggai berkedudukan di Luwuk.

4.    Onder Afdeeling Donggala.

5.    Onder Afdeeling Palu.

6.    Onder Afdeeling Toli Toli.

7.    Onder Afdeeling Parigi.

Pada tahun 1949, setelah realisasi pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah disusul dengan pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah. Pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah merupakan tindak lanjut dari hasil Muktamar Raja-Raja se-Sulawesi Tengah pada tanggal 13-14 Oktober 1948 di Parigi yang mencetuskan suara rakyat se-Sulawesi Tengah agar dalam lingkungan Pemerintah Negara Indonesia Timur (NIT). Sul-Teng dapat berdiri sendiri dan ditetapkan bapak Rajawali Pusadan Ketua Dewan Raja-Raja sebagai Kepala Daerah Otonom Sulawesi Tengah.

Daerah Otonom

Selanjutnya, dengan melalui beberapa tahapan, Sulawesi Tengah melalui Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah yang dipimpin oleh A.Y. Binol pada tahun 1952 dikeluarkan PP No. 33 Tahun 1952 tentang pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah yang terdiri dari Onder Afdeeling Poso, Luwuk Banggai dan Kolonodale dengan ibu kotanya Poso dan daerah Otonom Donggala meliputi Onder Afdeeling Donggala, Palu, Parigi dan Toli Toli dengan ibu kotanya Palu.

Pada tahun 1959 berdasarkan UU No. 29 Tahun 1959 Daerah Otonom Poso dipecah menjadi dua daerah kabupaten, yakni Kabupaten Poso dengan ibu kotanya Poso dan Kabupaten Banggai dengan ibu kotanya Luwuk.

Geografi

Batas Wilayah

Utara

Teluk Tomini dan Kabupaten Parigi Moutong

Timur

Kabupaten Tojo Una-Una dan Kabupaten Morowali Utara

Selatan

Sulawesi Selatan

Barat

Kabupaten Sigi

Pemerintahan

Kecamatan

Kabupaten Poso terdiri dari 19 kecamatan, 28 Kelurahan dan 142 Desa dengan luas wilayah 7.112,25 km² dan jumlah penduduk sebesar 243.025 jiwa (2017) dengan sebaran penduduk 34 jiwa/km². Pada tahun 1999, melalui Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999, 8 kecamatan di bagian tenggara Poso membentuk kabupaten baru dengan nama Morowali. Pada tahun 2003, Kementerian Dalam Negeri mengesahkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang pelepasan 8 kecamatan untuk pembentukan kabupaten Tojo Una-Una.

Pada bulan Oktober 2004, kecamatan Poso Pesisir dimekarkan menjadi tiga kecamatan: Poso PesisirPoso Pesisir Utara, dan Poso Pesisir Selatan. Kecamatan Lore Barat dimekarkan dari Lore Selatan melalui Peraturan Daerah Nomor 3 pada bulan Februari 2006.

Setahun kemudian, bulan Agustus 2007, Pemerintah Daerah Kabupaten Poso kembali melakukan pemekaran di tingkat kecamatan. Kecamatan Lore Utara —yang saat itu terdiri dari 16 desa— dimekarkan menjadi kecamatan Lore Timur dan Lore Peore, masing-masing melalui Peraturan Daerah Nomor 3 dan 4 tahun 2007.

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Poso, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri

Kecamatan

Jumlah
Kelurahan

Jumlah Desa

Status

Daftar
Desa/Kelurahan

72.02.03

Lage


16

Desa

Bategencu

Labuadago

Labuan

Malei

Maliwuko

Pandiri

Ratoombu

Sepe

Silanca

Sintuwulemba

Tagolu

Tambaro

Tampemadoro

Tongko

Toyado

Watuawu

72.02.23

Lore Barat


6

Desa

Kageroa

Kolori

Lelio

Lengkeka

Tomehipi

Tuare

72.02.25

Lore Peore


5

Desa

Betue

Siliwanga

Talabosa

Wanga

Watutau

72.02.09

Lore Selatan


8

Desa

Badangkaia

Bakekau

Bewa

Bomba

Bulili

Gintu

Pada

Runde

72.02.08

Lore Tengah


8

Desa

Baliura

Bariri

Doda

Hanggira

Katu

Lempe

Rompo

Torire

72.02.24

Lore Timur


5

Desa

Kalemago

Maholo

Mekarsari

Tamadue

Winowanga

72.02.07

Lore Utara


7

Desa

Alitupu

Bumi Banyusari

Dodolo

Kaduwaa

Sedoa

Watumaeta

Wuasa

72.02.20

Pamona Barat


6

Desa

Meko

Owini

Salukaia

Taipa

Toinasa

Uranosari

72.02.04

Pamona Puselemba

3

8

Desa

Buyumpondoli

Dulumai

Leboni

Mayakeli

Peura

Soe

Tonusu

Wera

Kelurahan

Pamona

Sangele

Tentena

72.02.26

Pamona Tenggara


9

Desa

Amporiwo

Barati

Korobono

Salindu

Singkona

Tolambo

Tindoli

Tokilo

Wayura

72.02.05

Pamona Timur


13

Desa

Didiri

Kamba

Kancuu

Kelei

Magapu

Masewe

Matialemba

Olumokunde

Pancasila

Petiro

Poleganyara

Taripa

Tiu

72.02.06

Pamona Selatan


12

Desa

Bancea

Bangun Jaya

Boe

Maya Jaya

Mayasari

Mayoa

Panda Jaya

Pandayora

Panjo

Pasir Putih

Pendolo

Uelene

72.02.27

Pamona Utara

3

7

Desa

Kuku

Lena

Panjoka

Sangira

Saojo

Sulewana

Uelincu

Kelurahan

Petirodongi

Sawidago

Tendeadongi

72.02.01

Poso Kota

7

-

Kelurahan

Gebangrejo

Kayamanya

Moengko Baru

Moengko Lama

Gebangrejo Barat

Gebangrejo Timur

Kayamanya Sentral

72.02.21

Poso Kota Selatan

5

-

Kelurahan

Bukit Bambu

Kawua

Lembomawo

Ranononcu

Sayo

72.02.22

Poso Kota Utara

7

-

Kelurahan

Bonesompe

Kasintuwu

Lawanga

Lawanga Tawongan

Lombogia

Madale

Tegalrejo

72.02.02

Poso Pesisir

3

13

Desa

Bega

Betania

Lanto Jaya

Lape

Masamba

Masani

Pinedapa

Saatu

Tiwaa

Toini

Tokorondo

Towu

Weralulu

Kelurahan

Mapane

Kasiguncu

Tabalu

72.02.19

Poso Pesisir Selatan


9

Desa

Betalemba

Dewua

Malitu

Padalembara

Pantangolemba

Patiwunga

Sangginora

Tangkura

Taunca

72.02.18

Poso Pesisir Utara


10

Desa

Bakti Agung

Kalora

Kawende

Kilo

Maranda

Membuke

Tambarana

Trimulya

Tobe

Tumora


TOTAL

28

142



Demografi

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Poso 2020, penduduknya berjumlah 256.393 jiwa, dengan kepadatan 36,05 jiwa/km². Penduduk kabupaten Poso terdiri dari bermacam suku bangsa, sehingga termasuk sebagai kabupaten yang multikultural di Indonesia. Penduduknya juga cukup beragam dalam keagamaan. Data dari Kementerian Agama tahun 2020, sekitar 60,80% (151.261 jiwa) memeluk agama Kristen, dimana Protestan 59,45% (147.899 jiwa) dan Katolik 1,35% (3.362 jiwa). Kemudian Islam berjumlah 33,60% (83.597 jiwa), kemudian Hindu 5,60% (13.937 jiwa) dan sebagian kecil beragama Buddha tidak sampai 0,01% (4 jiwa).

Kesehatan

Rumah Sakit Umum Daerah Poso

Rumah Sakit Sinar Kasih Tentena

Pariwisata

Objek Wisata

1.        Danau Poso

2.        Air Terjun Sulewana

3.        Air Terjun Saluopa

4.        Goa Pamona

5.        Goa Tangkaboba

6.        Lembah Bada

7.        Taman Nasional Lore Lindu

8.        Pantai Imbo

9.        Pantai Madale

10.    Pantai Siuri

11.    Pantai Penghibur Poso

12.    Teluk Tomini

13.    Gua Latea

14.    Megalitik Stone di Napu

15.    Watu Mora'a

Taman Laut Kalamalea( Dusun Kalamalea,Madale, Poso Kota Utara, Poso )

1.    Taman Anggrek Bancea

2.    Taman Budaya Bada

3.    Air Panas Pantango Lemba

Makanan Khas

Tosu-TosuKatue

Tosu-TosuKatue adalah makanan khas berupa kerang yang dibuat menjadi sate. Dalam bahasa Indonesia, Tosu-TosuKatue berarti Sate Kerang.

Wayawo Masapi (Woku Sogili)

Masakan ini berbahan Sogili atau dalam bahasa Indonesia Moa / Sidat (Belut bertelinga) yang dimasak sedemikian rupa sehingga menghadirkan rasa yang istimewa.

Ituwu Manu

Ituwu Manu atau Ayam dimasak dalam bumbu, merupakan resep masakan warisan leluhur.Ayam dimasak sedemikian rupa di dalam campuran berbagai bumbu, setelah matang kemudian dituangkan kedalam wadah berupa mangkuk besar.

Winagoe

Makanan ini adalah nasi yang dibungkus dengan daun khusus (Winalu).Sayangnya saat ini daun tersebut telah sulit ditemukan.Winagoe sangat nikmat dimakan dengan Tosu-TosuKatue, WayawoMasapi, atau Ituwu Manu.

Inau Tarente Sulewana

Inau Tarente Sulewana adalah masakan dari berbagai jenis sayuran yang menggunakan rempah minimalis.Inau Terante berarti Urap Sayur sedangkan Sulewana adalah nama daerah asal masakan ini. Biasanya Inau Tarente Sulewana dimakan bersama Woku Sogili.

Kukisi Jongi

Kukisi Jongi berarti Pudding dari buah Jongi. Buah jongi merupakan buah yang rasanya masam, namun dengan teknik pengolahan tertentu maka terciptalah Kukisi jongi yang manis dan segar.

Transportasi

Kabupaten Poso memiliki bandara domestik,yaitu Bandara Kasiguncu yang mulai kembali beroperasi sejak 2005. Merpati membuka penerbangan Makassar – Poso dan sebaliknya dengan menggunakan pesawat MA60 berkapasitas 56 penumpang namun di tutup 2014 silam karena bangkrut. Kemudian di susul dengan beroperasinya Wings Air yang membuka penerbangan Makassar-Poso dan sebaliknya menggunakan pesawat ATR72 berkapasitas 72 penumpang. Pada tahun 2013 jumlah penumpang yang berangkat dari Poso 12.441 penumpang dari 238 penerbangan, meningkat dari tahun sebelumnya 10.351 dari 277 penerbangan. Kabupaten poso memiliki pelabuhan yaitu pelabuhan Poso.

Pendidikan

Pendidikan di kabupaten ini semakin meningkat pasca Kerusuhan yang terjadi beberapa tahun lalu. Kabupaten Poso memiliki 170 TK,231 SD,76 SMP,19 SMA,16 SMK. Dan beberapa universitas atau Sekolah Tinggi, seperti;

1.    Universitas Sintuwu Maroso

2.    Sekolah Tinggi Theologia Tentena

3.    Universitas Kristen Tentena

4.    Akademi Keperawatan Poso

5.    Sekolah Tinggi Agama Islam

6.    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Husada Mandiri Poso

Fasilitas

1.        Bandara Kasiguncu

2.        Pelabuhan Poso

3.        Stadion Kasintuwu

4.        Gedung Olahraga Pusalemba Poso

5.        Pasar Tentena

6.        Pasar Kasiguncu

7.        Museum Poso (perencanaan)

8.        Bandara Bada (konstruksi)

9.        Pasar Modern Kawua

10.    Poso City Mall

 

----- ooooo oOo ooooo -----

Sumber : Google Wikipedia

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA

  KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA Orientasi Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah sebuah kabupaten di Provinsi S...